Anda di halaman 1dari 63

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

LAB DASAR TEKNIK ELEKTRO LT. 6


Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat Duri Kosambi,
Cengkareng Jakarta Barat 11750
Telp. 021-5440342, 5440344 Fax. 021-5440343
Website : www.sttpln.ac.id

2015/2016

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

DAFTAR ISI
MODUL I. Hukum Ohm Dan Kirchoff Arus Dan Tegangan ..........................................
I. Tujuan Percobaan ..............................................................................................

1
1

II. Teori ..................................................................................................................

1. Tegangan ........................................................................................................

2. Arus ................................................................................................................

3. Resistansi dan Resistor ....................................................................................

4. Hubungan Antara Arus dan Tegangan .............................................................

5. Hukum Kirchoff ..............................................................................................

III. Percobaan ..........................................................................................................

Data Pengamatan ......................................................................................................

MODUL II. Rangkaian Pengganti .................................................................................


I. Tujuan Percobaan ..............................................................................................

11
11

II. Teori ..................................................................................................................

11

1. Rangkaian Delta () dan Rangkaian Wye (Y) ..................................................

11

2. Teori Superposisi ............................................................................................

12

3. Teorema Thevenin ..........................................................................................

14

III. Percobaan ..........................................................................................................

16

Data Pengamatan ......................................................................................................

21

MODUL III. Rangkaian Arus Bolak-balik .....................................................................


I. Tujuan Percobaan ..............................................................................................

25
25

II. Teori ..................................................................................................................

25

III. Percobaan ..........................................................................................................

29

Data Pengamatan ......................................................................................................

32

MODUL IV. Rangkaian Transient .................................................................................


I. Tujuan Percobaan ..............................................................................................

36
36

II. Teori ..................................................................................................................

36

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

1. Rangkaian RC .................................................................................................

36

2. Rangkaian RL ..................................................................................................

39

III. Percobaan ..........................................................................................................

41

Data Pengamatan ......................................................................................................

44

MODUL V. Rangkaian Resonansi .................................................................................


I. Tujuan Percobaan ..............................................................................................

47
47

II. Teori ..................................................................................................................

47

1. Pengaruh Sistem Bolak-balik ..........................................................................

47

2. Frekwensi Resonansi ......................................................................................

49

III. Percobaan ..........................................................................................................

52

Data Pengamatan ......................................................................................................

57

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

I. HUKUM OHM DAN KIRCHOFF ARUS DAN TEGANGAN

I.

Tujuan Percobaan
1. Memahami secara visual teori-teori dasar dalam rangkaian listrik arus searah,
khususnya yang berkaitan dengan hukum Ohm dan hukum Kirchoff.
2. Mengenal lebih jauh hubungan antara tegangan dan arus dalam rangkaian listrik
arus searah.

II.

Teori
1. Tegangan
Notasi

: V atau E

Satuan

: Volt

Tegangan antara 2 titik adalah energi yang diperlukan (kerja yang dilakukan)
untuk menggerakkan satu unit muatan positif dari titik yang berpotensial lebih
rendah (lebih negatif) ke titik yang berpotensial lebih tinggi (lebih positif), atau
sama dengan energi yang dilepaskan pada saat satu unit muatan bergerak
(menurun bukit) dari potensial yang lebih tinggi ke potensial lebih rendah.
Tegangan disebut juga beda potensial atau gaya gerak listrik (GGL,
electromotive force/EMF).

2. Arus
Notasi

: I atau i (untuk arus yang berubah terhadap waktu)

Satuan

: Ampere

Arus adalah besarnya aliran listrik yang melalui sebuah titik dalam satu satuan
waktu. Arus sebesar 1 ampere adalah sama dengan aliran satu coulomb muatan
per satu detik.
Dalam kenyataan fisiknya, aliran arus adalah partikel pembawa muatan
(elektron) yang bergerak dari potensial lebih rendah (lebih negatif) ke potensial
lebih tinggi (lebih positif). Dalam perjanjian/kesepakatan internasional, arus

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

didefinisikan/dianggap mengalir dari arah yang berlawanan (mengalir dari


potensial lebih positif ke potensial lebih negatif).
3. Resistansi dan Resistor
Bila suatu beda potensial diberikan kepada suatu material, maka terjadi usaha
untuk mengalirkan muatan melalui muatan tersebut. Setiap material
mempunyai sifat melawan/menghambat aliran muatan yang disebut sebagai
sifat resistansi.
Material dengan resistansi kecil disebut sebagai konduktor/penghantar arus,
sedangkan material dengan resistansi besar disebut sebagai isolator. Ada suatu
jenis material yang sifat resistansinya bisa diubah dengan cara tertentu, yang
disebut sebagai semi konduktor.
Suatu benda yang dibuat dari material dengan komposisi tertentu dapat
menghasilkan suatu nilai resistansi tertentu. Benda ini disebut sebagai
resistor/tahanan. Bahan yang digunakan biasanya dari jenis material yang
mempunyai sifat menghantar yang buruk.
Fungsi utama dari tahanan adalah sebagai pembatas tegangan atau arus, serta
fungsi-fungsi lain yang lebih spesifik yang dikembangkan dari sifat-sifat dasar
tahanan. Misalnya bila digabung dengan kapasitor menghasilkan suatu
konstanta waktu tertentu, untuk membagi tegangan, pengukuran teangan dan
arus dll.

4. Hubungan antara arus dan tegangan


Dengan rangkaian seperti gambar 1 di bawah ini, berlaku persamaan :

I
V

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

Gambar 1
V=I.R
Secara matematis, persamaan di atas adalah linier, artinya dengan nilai V dan R
yang tertentu akan didapatkan suatu nilai I yang tertentu juga. Dalam
prakteknya dijumpai tahanan yang bersifat linier dan non linier, tergantung dari
penggunaan dari masing-masing komponen tahanan.
Misalnya :
Theermistor : tahanan yang nilai resistansinya tergantung pada temperatur
NTC = Negatif Temperature Coefficient
PTC = Positif Temperature Coefficient
Photo resistor : tahanan yang nilai resistansinya tergantung pada cahaya
Gauge pressure resistor : tahanan yang nilai resistansinya tergantung pada
tekanan/regangan mekanis
Komponen semikonduktor dan gas-gas lampu tabung.

5. Hukum Kirchoff
Hukum kirchoff untuk arus (hukum kirchoff I) adalah :
Jumlah arus yang masuk ke dalam suatu titik pada suatu rangkaian adalah sama
dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut (berlaku hukum kekekalan
muatan).
Dari hukum ini terkandung suatu pengertian bahwa, pada suatu rangkaian
(tanpa pencabangan) besarnya arus adalah sama di mana-mana, jadi :

I2

I1 = I2 + I3

I1

Gambar 2
I1

I3
R1
I2

I3

V
R2

R3

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

I1 = I2 + I3

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

Gambar 3
Hukum kirchoff untuk tegangan (hukum II) adalah jumlah beda tegangan pada
suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan nol.

R1

V
R2

V = 0
V = VAB + VBC + VCD

R3

Gambar 4

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

III.

Percobaan
1. Hubungan Arus dan Tegangan

Gambar 5
a. Buat rangkaian seperti pada gambar 5, dengan suatu R sembarang (sebut R1)
pada breadboard
b. Pada posisi tegangan sumber variabel = 0, hidupkan sumber tegangan
c. Naikkan teganan secara bertahap dari 0 s/d 10 volt (sepuluh tahap) dan
amati besarnya arus yang mengalir pada setiap tahap kenaikan tegangan
d. Turunkan kembali tegangan sumber dan matikan
e. Ulangi percobaan a s/d d di atas dengan tahanan yang berbeda (R2 dan
kemudian R 3)
f. Catat nilai tahanan yang saudara gunakan berdasarkan kode warna dari
masing-masing tahanan
g. Buat kurva I = f (V) untuk masing-masing tahanan dan hitung nilai tahanan
yang digunakan
h. Bandingkan hasil perhitungan tersebut dengan nilai tahanan yang didapat
dari kode warna.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

2. Hukum Kirchoff untuk Arus

R1

A1

A2

A3

R2

R3

Gambar 6
a. Buat rangkaian seperti pada gambar 6
b. Gunakan tegangan tetap 5V da tahanan R1, R2, R3 sembarang
c. Sebelum sumber tegangan dinyalakan periksa rangkaian percobaannya
sekali lagi dan pastikan selektor multimeter sudah berada pada posisi yang
benar (multimeter sebagai amperemeter)
d. Nyalakan sumber tegangan, amati dan catat arus yang mengalir pada semua
cabang (A1, A2 dan A3) serta tegangan sumber
e. Matikan sumber tegangan dan catat nilai tahanan yang digunakan (R 1, R2,
dan R3)
f. Ulangi percobaan a s/d e dengan konfigurasi nilai tahanan yang berbeda
(gunakan 5 konfigurasi).

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

10

3. Hukum Kirchoff untuk Tegangan


a. Buat rangkaian seperti gambar 7 di bawah ini

R1

R2

V1

V2

R3

V3

Gambar 7
b. Gunakan tegangan tetap 5V da tahanan R1, R2, R3 sembarang
c. Sebelum sumber tegangan dinyalakan periksa rangkaian percobaan sekali
lagi dan pastikan selector multimeter sudah berada pada posisi yang benar
(multimeter sebagai voltmeter)
d. Nyalakan sumber tegangan

dan catat arus yang mengalir pada semua

cabang (V1, V2 dan V3) serta tegangan sumber


e. Matikan sumber tegangan dan catat nilai tahanan yang digunakan (R 1, R2,
dan R3)
f. Ulangi percobaan a s/d e dengan konfigurasi nilai tahanan yang berbeda
(gunakan 5 konfigurasi)
g. Buatlah analisa dan kesimpulan dari hasil percobaan saudara

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

11

DATA PENGAMATAN
1. Hubungan Arus dan Tegangan
R ()

Volt
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

I (mA)

R ()

Volt
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

I (mA)

Volt
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

R ()

I (mA)

2. Hukum Kirchoff untuk Arus


V (volt)
5
5
5
5
5

R1 ()

R2 ()

R3 ()

I1 (mA)

I2 (mA)

I3 (mA)

3. Hukum Kirchoff untuk Tegangan


V (volt)
5
5
5
5

R1 ()

R2 ()

R3 ()

V1 (volt)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

V2 (volt)

V3 (volt)

I (mA)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

12

5
PENGOLAHAN DATA
1. Hubungan Arus dan Tegangan
Iperhitunga n

V
R

Kesalahan Relatif =

I perhitungan I percobaan
I perhitungan

Ipercobaan
(A)

V (volt)

R ()

100%

Iperhitungan
(A)

Kesalahan
Relatif (%)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2. Hukum Kirchoff untuk Arus

I1

V
RR
R1 2 3
R 2 R3

R1 ()

I2

R2 ()

Kesalahan Relatif =
Kes Rel I1 (%)

R3
I1
R2 R3

I1 perh
(mA)

R3 ()

I perhitungan I percobaan
I perhitungan
Kes Rel I2 (%)

I3

100%
Kes Rel I3 (%)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

R2
I1
R2 R3

I2 perh
(mA)

I3 perh
(mA)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

13

3. Hukum Kirchoff untuk Tegangan


I

V
R1 R 2 R3

V1 = R1 x I
V2 = R2 x I
V3 = R3 x I
Kesalahan Relatif =
Kes Rel V1 (%)

Vperhitunga n Vpercobaan
Vperhitungn

Kes Rel V2 (%)

100%

Kes Rel V3 (%)

4. Analisa
5. Kesimpulan

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

14

II. RANGKAIAN PENGGANTI

I.

Tujuan Percobaan
1. Memahami konsep rangkaian pengganti dari satu rangkaian yang terdiri dari
sekumpulan tahanan seri dan parallel
2. Memahami secara visual penerapan dari teori superposisi
3. Memahami

suatu

metode

analisa

rangkaian

yang

berfungsi

untuk

menyederhanakan rangkaian yang kompleks/rumit menjadi rangkaian ekivalen


yang sederhana, yaitu dengan menggunakan Teorema Thevenin

II.

Teori
1. Rangkaian Delta () dan Rangkaian Wye (Y) :

Ra

Rc

Gambar 1.a Rangkaian Delta

Rb
C

Gambar 1.b. Rangkaian Wye

Tahanan yang terangkai secara Delta dapat ditransformasikan ke rangkaian


Wye, begitu juga sebaliknya. Seringkali sistem transformasi ini sangat beguna
dalam menyelesaikan persoalan rangkaian listrik yang rumit.
Dengan rangkaian seperti pada gambar 1.a dan 1.b transformasi dari delta ke
wye diperoleh dari persamaan :

Ra

R1 . R2
R1 R 2 R3

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

(1.a)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

15

Rb

R 2 . R3
R1 R2 R3

(1.b)

Rc

R1 . R 3
R1 R 2 R 3

(1.c)

Sedangkan transformasi dari wye ke delta diperoleh dari persamaan :


R1

R a . R b R a . R c Rb . R c
Rb

(2.a)

R2

Ra . Rb Ra . Rc Rb . Rc
Rc

(2.b)

R3

Ra . Rb Ra . Rc Rb . Rc
Ra

(2.c)

2. Teori Superposisi
Prinsip dsar :
Pengaruh semua sumber tegangan/arus pada suatu titik/cabang dalam suatu
rangkaian listrik adalah sama dengan jumlah aljabar dari pengaruh masingmasing sumber tegangan/arus yang bekerja sendiri-sendiri/secara individu.
Perhatikan gambar di bawah ini :

R1

R3

R2

E1

E2

IR2

E3

Gambar 2
Nilai IR2 = IR21 + IR22 + IR23

(3)

IR21 adalah arus yang mengalir pada R 2 dan E1 bekerja sendiri (E2 dan E3
dihilangkan)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

16

IR22 adalah arus yang mengalir pada R 2 dan E2 bekerja sendiri (E1 dan E3
dihilangkan)
IR23 adalah arus yang mengalir pada R 2 dan E3 bekerja sendiri (E1 dan E2
dihilangkan)
Jadi proses tersebut bisa digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.a
E2 dan E3 tidak
bekerja

Gambar 3.b
E1 dan E3 tidak
bekerja

Gambar 3.c
E1 dan E2 tidak
bekerja

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

17

3. Teorema Thevenin
Teorema ini menyatakan bahwa setiap rangkaian tahanan dan terminal dan
sumber-sumber tegangan dapat digantikan dengan suatu rangkaian sederhana
yang terdiri dari satu tahanan, disebut sebagai R Th (R Thevenin) dan satu sumber
tegangan, disebut sebagai VTh (V Thevenin).
Dengan teorema ini, arus beban R1, pada rangkaian ekivalen akan sama dengan
arus beban pada rangkaian aslinya.
Persyaratan yang harus dipenuhi :
Tegangan V Th adalah tegangan yang dilihat dari terminal-terminal rangkaian
semula dengan R L dihilangkan.
Tegangan RTh adalah tegangan yang dilihat dari terminal-terminal beban dengan
sumber tegangan dihilangkan.

Gambar 4.a
Rangkaian Semua

VTh

Gambar 4.b

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

R2
V
R1 R 2

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

18

R1

R Th
R2

RTh

Gambar 4.c

Gambar 4.d
Rangkaian Ekivalen VTh dan RTh

Peralatan dan Perlengkapan


1. Tahanan (resistor) dengan nilai yang ditentukan
2. DC Power Supply
3. Ampere Meter
4. Volt Meter
5. Kabel Penghubung

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

R1R 2
R1 R 2

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
III.

19

Percobaan
1. Transformasi Wye Delta

Gambar 5.a

5V
RP

Gambar 5.b

Rangkaian Pengganti
a. Buat rangkaian seperti gambar 5.a
Pilih sendiri R1 s/d R 6 dan catat nilai tahanannya masing-masing
b. Beri tegangan sebesar 5 V dan catat arus yang mengalir
c. Dengan metode transformasi Wye-Delta hitung tahapan pengganti
rangkaian tersebut dan pilih tahanan yang nilainya sama/mendekati hasil
perhitungan
d. Buat rangkaian seperti gambar 5.b

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

20

e. Beri tegangan 5 volt dan catat besar aus yang mengalir


f. Bandingkan hasil pengukuran arus pada b dan e
g. Ulangi percobaan a s/d f dengan konfigurasi R1 s/d R6 yang berbeda (total = 3
konfigurasi)

2. Rangkaian Superposisi

Gambar 6.a
Rangkaian semula

A
Gambar 6.b
Mencari arus IR21

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

21

A
Gambar 6.c
Mencari arus IR22

A
Gambar 6.d
Mencari arus IR23

a. Buat rangkaian seperti gambar 6.a. Tentukan sendiri R 1, R 2 dan R3


b. Ukur arus yang mengalir pada R2
c. Hitung secara matematis arus yang seharusnya mengalir pada R 2 dan
bandingkan dengan hasil b.
d. Buatlah rangkaian seperti gambar 6.b
e. Ukur arus yang mengalir pada R2
f. Ukur d dan e dengan rangkaian seperti gambar 6.c dan 6.d
g. Jumlahkan ketiga hasil pengukuran arus pada e tersebut dan bandingkan
dengan a dan c
h. Ulangi percobaan a s/d dengan konfigurasi R1, R2, dan R3 yang berbeda (total
konfigurasi = 3)
i.

Buatlah analisa dan kesimpulan atas percobaan di atas

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

22

3. Teorema Thevenin

A
Gambar 7.a
Rangkaian semula

RTh

A
Gambar 7.b
Rangkaian ekivalen

VTh

R3

a. Buatlah rangkaian seperti yang terlihat pada gambar 7.a. Tentukan sendiri
nilai R 1, R 2, dan R3 (R3 sebagai beban)
b. Berilah tegangan 9 volt dan catat arus yang mengalir pada R3.
c. Hitung VTh dan RTh untuk rangkaian 7.a. di atas, dan setelah itu buatlah
rangkaian seperti gambar 7.b. berdasarkan data dihitung yang diperoleh.
d. Catat arus yang mengalir pada R 3.
e. Bandingkan hasil pengukuran pada b dan d.
f. Ulangi percobaan a s/d e untuk nilai R1, R 2, dan R 3 yang berbeda (total variasi
konfigurasi = 3).

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

23

4. Tugas
1. Rapikan data pengaman saudara dan mintakan paraf persetujuan Asisten.
2. Buatlah laporan praktikum (1 laporan/praktikan) yang berisi a.1. :
-

Tujuan percobaan

Alat dan material praktikum, yang digunakan

Gambar-gambar percobaan

Data pengamatan (yang telah disetujui instruktur)

Perhitungan-perhitungan

Jawaban tugas yang diberikan oleh Asisten

Analisa dan kesimpulan

3. Berikan analisa apabila terjadi perbedaan antara :


-

Hasil percobaan 3.1. dan 3.1.e

Hasil 3.2.b, 3.2.e dan 3.2.g.

Hasil pengamatan pada 3.3.b dan 3.3.e.

Menurut saudara, apakah penyebab adanya perbedaan tersebut ?

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

24

DATA PENGAMATAN

1. Trasnformasi Wye Delta :


E (volt)
5
5
5

R1 ()

R 2 ()

E (volt)
5
5
5

RP ()

I (mA)

R3 ()

R4 ()

R5 ()

R6 ()

I (mA)

2. Rangkaian Superposisi
E1 (volt)
12
12

E2 (volt)
6

E3 (volt)
9

R1 ()

R2 ()

R3 ()

IR2 (mA)

R1 ()

R2 ()

R3 ()

IR2 (mA)

R1 ()

R2 ()

R3 ()

IR2 (mA)

6
9
E1 (volt)
12
12

E2 (volt)
6

E3 (volt)
9

6
9
E1 (volt)
12
12

E2 (volt)
6

E3 (volt)
9

6
9
3. Teorema Thevenin
E1 (volt)

R1 ()

R2 ()

R 3 ()

IR3 (mA)

9
9
9
Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

E1
(volt)
9
9
9

RTh
()

R3
()

IR3 (mA)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

25

PENGOLAHAN DATA

1. Transformasi Wye-Delta :

A
R1

Ra

R4
V

R3
R6
R2

Rb

Rc

R2

R5

R6

R5

Ra

Ra
V

R6

R6
RP

RS1

RS2

RS3

R6

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

Rt

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

Ra

R1 R4
R1 R4 R3

; Rb

R1 R3
R1 R4 R3

RS1 Rb R2

; RS 2 Rc R5

RS 3 RP Ra

; Rt

E (volt)
5
5
5

Ipercobaan
(mA)

; Rc

R3 R4
R1 R4 R3

; RP

RS1RS 2
RS1 RS 2

; I

V
Rt

I (mA)

R1 ()

Kesalahan Relatif

R S 3 R6
R S 3 R6

26

I perhitungn I percobaan
l perhitungan

Iperhitungan
(mA)

100%

Kesalahan
Relatif
(%)

2. Rangkaian Superposisi

IR 21

IR23

E1R3
R2R3

R1 R2 R3
R2 R3

IR 22

E2
R1R3
R2
R1 R3

E3 R1
R2 R1

R3 R2 R1
R2 R1

IR 2 IR 21 IR 22 IR 23
E1 (volt)
12
12

E2 (volt)
6

E3 (volt)
9

R1 ()

6
9

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

R2 ()

R3 ()

IR2 (mA)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

Kesalahan Relatif

IR2 perhitungn IR2 percobaan


IR2 perhitungan

IR 2percobaan IR2perhitungan
(mA)
(mA)

27

100%

Kesalahan
Relatif
(%)

3. Teorema Thevenin
VTh

R2
V
R1 R 2

VTh (volt)
5
5
5

RTh ()

Kesalahan Relatif

Ipercobaan
(mA)

RTh

R1R2
R1 R2

I (mA)

IR2 perhitungn IR2 percobaan

Iperhitungan
(mA)

IR2 perhitungan

100%

Kesalahan
Relatif
(%)

4. Analisa
5. Kesimpulan

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

VTh
R Th R3

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

28

III. RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK


I.

Tujuan
1. Mempelajari karakteritik tegangan dan arus pada sistem ABB.
2. Mengamati penerapan hukum Kirchoff pada sistem ABB.

II. Teori :
Sudut fase tegangan dan arus :
Pada sistem Arus Searah (AS) tidak dikenal adanya perbedaan sudut fase antara
arus dan tegangan. Tetapi pada sistem ABB, arus dan tegangan mempunyai sudut
fase (terhadap suatu referensi) serta perbedaan fase/sudut fase = 00 dan menjadi
referensi sudut fase. Namun demikian, dalam diagram vector ataupun
perhitungan, adakalanya perlu disebutkan faseor mana yang menjadi titik
referensi.
Bila sudut tegangan sumber dijadikan referensi, maka sudut fase arusnya
tergantung dari jenis beban yang dicatu. Beban sesistif murni membuat fase arus
sama dengan fase tegangannya. Beban induktif membuat fase arusnya tertinggal
sedangkan beban kapasitif membuat fase arusnya mendahului. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan ilustrasi pada gambar 1 dibawah ini.
Beban resistif murni :
I

Diagram fasor

Bentuk gelombang

Beban induktif :

Diagram fasor

Bentuk gelombang

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

29

Beban kapasitif:

Diagram fasor

Bentuk gelombang

Gambar 1

Dalam suatu rangkaian beban yang terdiri dari komponen R,L dan C, sudut fase
arus ditentukan oleh reaktansi yang lebi dominan. Bila reaktansi kapasitif lebih
dominan, maka fase arus akan mendahului tegangannya (beda sudut fase positif).
Pada kondisi ini dikatakan bahwa beban mempunyai factor kerja (cos ) leading
(mendahului/lead).
Selanjutnya apabila reaktansi induktifnya yang lebih dominan, maka arus beban
akan tertinggal/terbelakang terhadap tegangan sumbernya, dan beda sudut fase
adalah negatif. Faktor kerja beban induktif adalah lagging (terbelakang/lag).

Hukum Kirchoff pada system ABB :


Hukum Kirchoff tetap berlaku juga pada sistem ABB. Yang perlu diperhatikan
adalah

penjumlahan

dari

komponen-komponen

arus/tegangan

harus

memperhatikan sudut fase dari masing-masing komponen tersebut (jadi tidak bisa
dijumlahkan secara langsung). Perhatikan ilustrasi dibawah ini :
Seri Resistor Induktor Kapasitor
Komponen Resistor, Induktor dan kapasitor apabila dirangkai secara seri dan
dihubungkan dengan tegangan AC dapat digambarkan sebagai berikut :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

30

Besaran-besaran yang dapat dihitung pada rangkaian seri R-L-C adalah sebagai
berikut :
1. Tegangan pada rangkaian

Tegangan totalnya adalah

2. Hambatan pada rangkaian

3. Diagram fasor pada rangkaian R-L-C adalah

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

31

Resonansi rangkaian LC atau RLC


Untuk
maksimum

nilai

tagangan

maksimum Vm

tetap,

maka

nilai

mencapai nilai terbesar ketika impedansi z mencapai nilai

terkecil, yaitu z = R. Terjadinya nilai


terbesar (maksimum) disebut Resonansi .
Sehingga syarat resonansi dalam rangkaian R-L-C adalah:

Sehingga

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
III.

32

Percobaan :

1. Karakteristik Arus dan Tegangan ABB pada komponen R, L, dan C

Gambar 3.a

Gambar 3.b

VS
AC

C
C
Gambar 3.c

a. Buatlah rangkaian seperti gambar 3.a.


b. Atur tegangan sumber Vs sampai bernilai 2 Volt rms.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

33

c. Tampilkan bentuk gelombang tegangan Vs pada kanal 1, dengan menghubungkan


probe Oscilloscope pada titik A C.
d. Tampilkan bentuk gelombang arus pada kanal 2, dengan cara menghubungkan
probe pada titik A B, Kemudian bentuk gelombang tegangan Vr dengan
menghubungkan probe pada titik B C.
e. Catat penunjukan Ampermeter dan Voltmeter, serta gambar bentuk-bentuk
gelombang pada point c dan d diatas.
f. Hitung beda fase antara Vs dan Vr, Vs dengan I dan Vr dengan I secara grafis
(dengan melalui bentuk gelombang Oscilloscope), serta bandingkan dengan hasil
perhitungan secara matematis dengan menggunakan nilai komponen terpasang
sebagai beban.
g. Gambar diagram Vektornya
h. Ulangi point a s/d f dengan rangkaian gambar 3.b. dan kemudian 3.c. (tentukan
sendiri nilai komponen yang digunakan sebagai beban)

2. Karakteristik Arus dan Tegangan ABB pada beban / impedansi

Gambar 4. Rangkaian percobaan 2

a. Buatlah rangkaian seperti gambar 4 diatas. Tentukan sendiri nilai R, L, dan C yang
digunakan. Hitung nilai impedansinya.
b. Atur tegangan sumber Vs sampai bernilai 2 Volt rms, catat besar tegangan VR, VL,
dan VC.
c. Tampilkan bentuk gelombang tegangan Vs pada kanal 1, kemudian tampilkan
pada kanal 2 gelombang tegangan VR, VC kemudian V L.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

34

d. Dari masing-masing bentuk gelombang tersebut tentukan sudut fasenya, dan


gambarkan bentuk gelombangnya.
e. Gambar diagram vector tegangannya dan ambil kesimpulan apakah beban
tersebut lead atau lag.
f. Ulangi percobaan diatas dengan konfigurasi R, L, dan C yang berbeda (3
konfigurasi).

3. Hukum Kirchoff untuk Arus :

A
AL

AR

AC

VS
AC

Gambar 5. Rangkaian percobaan 3.4


a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5 diatas.
b. Atur tegangan sumber sampai bernilai 2 volt, dan amati besar arus pada masingmasing cabang.
c. Tampilkan bentuk gelombang Vs pada kanal 1, bentuk-bentuk gelombang arus dan
kemudian bentuk-bentuk gelombang tegangan pada masing-masing cabang pada
kanal 2 secara bergantian dan gambarkan dalam satu koordinat.
d. Tentukan sudut fase dari gelombang arus diatas dan gambarkan diagram
vektornya (vektori Vs sebagai referensi).
e. Apa yang bisa saudara simpulkan dari fase dan besar tegangan pada cabang ?

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

35

DATA PENGAMATAN
1. Karakteristik arus dan tegangan ABB pada komponen R, L & C
Gambar 3.a.
V (volt)
2

R ()

L (mH)

I (mA)

C (F)

I (mA)

Beda Fasa
VS - VR

VS - VL

Gambar bentuk gelombangnya

Gambar 3.b.
V (volt)
2

R ()

Beda Fasa
VS - VR

VS - VC

Gambar bentuk gelombangnya

Gambar 3.c.
V (volt)
2

R ()

L (mH)

C (F)

I (mA)

Beda Fasa
VS - VR

VS - VL

VS - VC

Gambar bentuk gelombangnya

2. Karakteristik arus dan tegangan ABB pada beban/impedansi


V (volt)

R ()

L
(mH)

C
(F)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

I
(mA)

VR
(volt)

VL
(volt)

VC
(volt)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

36

Beda Fasa
VS - VR

VS - VL

VS - VC

Gambar bentuk gelombangnya

3. Hukum Kirchoff untuk Arus


V (volt)

R ()

L
(mH)

C
(F)

2
Beda Fasa
VS - VR

VS - VL

VS - VC

Gambar bentuk gelombangnya

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

I
(mA)

IR
(volt)

IL
(volt)

IC
(volt)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

37

PENGOLAHAN DATA
1. Karakteristik Arus dan Tegangan ABB pada komponen R, L & C
Rangkaian R dan L
XL 2f L

Z R 2 XL
I

V
Z

Kesalahan Relatif

I perhitungn I percobaan
l perhitungan

100%

XL = I XL
Hitung beda fase antara VS dan VL, gambarkan diagram fasornya

Rangkaian R dan C
XC

1
2f L

Z R 2 XC
I

V
Z

Kesalahan Relatif

I perhitungn I percobaan
l perhitungan

100%

XL = I XL
Hitung beda fase antara VS dan VC, gambarkan diagram fasornya

Rangkaian R, L, dan C
2

Z R2 XL XC
I

V
Z

Kesalahan Relatif

I perhitungn I percobaan
l perhitungan

100%

VL = I XL ; VC =I XC
Hitung beda fase antara VS dan VL , VS dan VC gambarkan diagram fasornya

2. Karakteristik Arus dan Tegangan ABB pada beban/impedansi


Kesalahan Relatif

VRperhitungan VR percobaan
VRperhitungan

100%

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

Kesalahan Relatif

Kesalahan Relatif

VLperhitungan VL percobaan
VLperhitungan
VCperhitungan VC percobaan
VCperhitungan

100%

100%

3. Hukum Kirchoff untuk Arus


2

1
1
Z C

L
R

I1

V
Z

Z
I
XL

; I2

Z
I
R

; I3

Z
I
XC

Hitung beda fase antara I dan I1, I2 dan I3, gambarkan diagram fasornya

4. Analisa
5. Kesimpulan

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

38

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

39

IV. RANGKAIAN TRANSIENT

i.

Tujuan Percobaan :
1. Memahami pengertian konstanta waktu secara visual
2. Mencari konstanta waktu dari rangkaian RC dan RL yang dicatu dengan sumber
daya arus searah.

ii.

Teori :
1. Rangkaian RC :
Secara umum, kondisi peralihan transient adalah kondisi pada saat suatu sistem
sedang beralih dari kondisi mantap yang satu ke keadaan mantap lainnya
(misalnya dari kondisi tanpa tegangan menjadi bertegangan). Kondisi peralihan
pada rangkaian RC terjadi pada saat pengisian ataupun pelepasan muatan
pada/dari kapasitor. Kecepatan pengisian/pelepasan muatan tersebut tegantung
dari nilai kapasitansi dari kapasitor, besar perlawanan/tahanan rangkaian serta
tegangan pengisi/tegangan kapasitor. Beberapa kondisi yang bisa terjadi pada
rangkaian RC adalah sebagai berikut :
S

R
E

Gambar 1.a
Sklar S sudah lama terbuka

VC

Gambar 1.b
Saklas S baru saja ditutup
t 0
i

E
, VC 0
R

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

40

Gambar 1.c
Saklar S sudah lama tertutup
t >>
VC = E
i=0
Kondisi peralihannya sebagai berikut :
Pada saat t = (, saklar ditutup dan arus mulai mengalir. Besar aliran arus
merupakan fungsi dari waktu, nilai tahanan R dan kapasitansi C.
Besar tegangan pada kapasitor C terhadap waktu mengikuti/persamaan :
VC = E (1-e-L/RC)

(3.1)

Bentuk Gelombangnya :

VCK

besar tegangan kapasitor


pada konstanta waktu = +/0,8 E

tk

konstanta waktu

Gambar 2
Sedangkan besar arus pengisian yang mengalir adalah :
I

E t / RC
e
R

(3.2)

Bila besar E diketahui, konstanta waktu yang diperlukan dapat dihitung dan nilai
RC dapat ditentukan. Adakalanya kondisi suatu rangkaian RC adalah sebagai
berikut :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

41

Gambar 3.a.
Saklar S sudah lama pada posisi 1
VC = E
i=0

Gambar 3.b.
Saklar S baru sesaat dipindahkan dari
posisi 1 ke posisi 2

Gambar 3.c.
Saklar S sudah lama pada posisi 2
VC = E
i=0

Kondisi peralihan yang terjadi adalah sebagai berikut :


Sesaat setelah saklar dipindahkan dari posisi 1 ke posisi 2, terjadi aliran
arus/pelepasan muatan kapasitor melalui rangkaian tertutup dengan melewati
pelawan/tahanan R. Tegangan kapasitor turun secara eksponensial dengan
kecepatan penurunan yang merupakan fungsi dari waktu, nilai R dan C.
Besar tegangan kapasitor mengikuti persamaan :
VC VC e t / RC

(3.3)

Sedangkan arus pelepasan muatan kapasitor +/- sama dengan arus pengisiannya.
Bentuk gelombang tegangan kepasitor pada persamaan (3.3) tersebut adalah :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

42

Gambar 4

2. Rangkaian RL :
Baik kapasitor maupun induktor, kedua-duanya mempunyai kemampuan untuk
menyimpan energi. Pada kapasitor, energi disimpan dalam bentuk akumulasi
muatan listrik. Sedangkan ada induktor, energi disimpan dalam bentuk medan
magnet.
Pada saat suatu rangkaian RL beralih dari kondisi mantap yang satu ke kodisi
lainnya, terjadi proses peralihan.
Kondisi peralihan yang terjadi akan mirip dengan peralihan pada rangkaian RC
(gambar 1, a, b, c dan gambar 3.a, b, c,), hanya saja kalau pada rangkaian RC yang
menjadi titik perhatian adalah perubahan tegangan pada kapasitor C, sedangkan
pada rangkaian RL adalah aliran arusnya.
Kondisi peralihan pada rangkaian RL mengikuti persamaan :
I

E
1 e R / L t
R

(3.4)

Yang berlaku untuk gambar 5.a, dan


I

E R / L t
e
R

(3.5)

Yang berlaku untuk gambar 5.b


1

Gambar 5.a
R

E
VL

Pada saat t = 0, saklar S ditutup ke posisi


1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

43

Gambar 5.b.
R

E
VL

Pada saat t = 0, saklar S dipindah


posisinya (dari 1 ke 2)

Pada gambar 3.5.a, arus tidak bisa secara langsung mengikuti hukum Ohm karena
adanya perlawanan dari inductor (berupa tegangan induksi sebesar L di/dt).
Pada gambar 3.5.b, energi elektromagnit yang tersimpan pada inductor dapat
diubah kembali menjadi energi listrik, sehingga terjadi aliran arus.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
iii.

44

Percobaan :

3.1 Rangkaian RC :
S

A
R
E

VC

Gambar 6.a
S

A
R
E

VC

Gambar 6.b

3.1.1 Mengukur Total waktu pengisian :


1. Buat rangkaian seperti pada gambar 3.6.a.
2. Pilih nilai R dan C yang besar misalkan R = 100 K, C = 100 F)
3. Pastikan besar tegangan sumber (ukur dengan volmeter), kemudian siapkan
alat ukur waktu (stopwatch).
4. Pada t = 0, masukkan saklar S dan catat waktu yang diperlukan sampai VC
bernilai sama dengan tegangan sumber.

3.1.2

Membuat Kurva pengisian muatan :


a) Ulangi prosedur 3.1 1.a, dan c.
b) Pada saat t = 0, masukkan saklar S dan perhatikan jalannya jarum stopwatch.
c) Pada nilai t1 (misalkan 0,5 detik) matikan saklar.
d) Ukur tegangan V c kemudian buang muatan C.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

45

e) Ulangi prosedur 3.1.2.b. c dan d untuk waktu yang berbeda (1, 1.5, 2 dst.)
sampai t = total waktu pengisian yang didapatkan dari 3.1.1.
Ulangi prosedur 3.1.1. dan 3.1.2. untuk nilai RC yang berbeda (total 3 nilai)
3.1.3 Mengukur waktu pelepasan muatan :
a) Buatlah rangkaian seperti gambar 3.6.b.
b) Masukkan saklar S pada 1 posisi 1 dan tunggu beberapa saat sampai VC = V
c) Pada t = 0 pindah ke posisi 2 dan amati waktu yang diperlukan sampai VC
benar-benar bernilai = 0 volt
d) Ulangi 3.1.3.a dan b. Untuk nilai RC yang berbeda (total 3 nilai)

3.2 Rangkaian RL :
S

A
R
6V
L

Gambar 7.a

S
A

R
6V
L

Gambar 7.b

3.2.1 Mengukur waktu kondisi mantap penginjeksian tegangan :


a) Buat rangkaian seperti gambar 3.7.a.
b) Pilih nilai R yang kecil (sekitar 100)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

46

c) Pada t = 0, masukkan S dan amati waktu yang diperlukan sampai arus menjadi
stabil (tidak mengalami kenaikan lagi).
d) Ulangi percobaan 3.2.1.a, b dan untuk nilai R yang berbeda (3 nilai)
3.2.2 Mengukur waktu kondisi mantap pelepasan tegangan :
a) Buat rangkaian seperti gambar 3.7.b.
b) Pilih nilai R yang kecil (sekitar 100)
c) Masukkan saklar S pada posisi 1 dan tunggu beberapa saat sampai arus tidak
mengalami kenaikkan lagi.
d) Pada t = 0, pindah S ke posisi 2 dan amati waktu yang diperlukan sampai arus
benar-benar menjadi 0.
e) Ulangi prosedur 3.2.2.a, c dan d untuk nilai R yang berbeda (3 nilai).

iv.

Tugas :
1. Turunkan persamaan-persamaan kondisi transient, baik untuk tegangan dan
arusnya (untuk rangkaian RC dan RL)
2. Dari data pengamatan waktu dan tegangan yang saudara peroleah dari percobaan
3.1, buatlah gelombang tegangan pengisian dan pelepasan muatan kapasitor.
Secara grafis tentukan konstant waktu masing-masing rangkaian.
3. Hitung konstanta waktu dari masing-masing rangkaian di atas secara matematis
dan bandingkan dengan hasil IV.2.
4. Secara matematis hitung waktu kondisi stabil yang diperlukan oleh rangkaian RL
pada percobaan 3.2.
5. Bandingkan hasil no IV.4. dengan hasil percobaannya.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

47

DATA PENGAMATAN
1. Rangkaian RC
a. Total Waktu Pengisian
R ()

C (F)

t (detik)

VC

b. Kurva Pengisian dan Pelepasan Muatan


R ()

C (F)

Pengisian
t (detik)

Pelepasan

VC

t (detik)

VC

2. Rangkaian RL
Total Waktu Pengisian Tegangan
R ()

L (mH)

Pengisian
t (detik)

Pelepasan
I

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

t (detik)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

48

PENGOLAHAN DATA
1. Rangkaian RC
Pengisian

VC E 1 e t / RC

E t / RC
e
R

Kesalahan relatif VC
R
()

C
(F)

VCperhitunga n VCpercobaan
VC perhitunga n

t
(detik)

100%

VC (Volt)
Perhitungan

VC (Volt)
Percobaan

Kes Rel
(%)

Pengisian
VC VC ( 0) e t / RC

E t / RC
e
R

Kesalahan relatif VC
R
()

C
(F)

VCperhitunga n VCpercobaan

t
(detik)

VC perhitunga n

100%

VC (Volt)
Perhitungan

VC (Volt)
Percobaan

2. Rangkaian RL
Pengisian
I

E
1 e R / L t
R

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

Kes Rel
(%)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

Kesalahan relatif I

Iperhitungan Ipercobaan
Iperhitungan

100%

Pelepasan

E R / L t
e
R

Kesalahan relatif I

Iperhitunga n Ipercobaan
Iperhitunga n

100%

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

49

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

50

V. RANGKAIAN RESONANSI

I.

Tujuan
-

Mengamati pengaruh frekwensi

sumber daya arus bolak-balik terhadap nilai

resistansi dan reaktansi (induktif dan kapasitif) rangkaian R, L dan C


-

II.

Mencari frekwensi resonansi pada peristiwa resonansi arus dan tegangan

Teori

2.1 Pengaruh Sistem Arus Blok-Balik


2.1.1 Terhadap Resistor
Nilai resistansi dari suatu resistor/tahanan sangat terpengaruh oleh temperatur.
Di samping itu, nilai resistansi juga dipengaruhi oleh frekwensi sumber. Semakin
tinggi frekwensi arus yang mengalir pada suatu media tidak tersebar di seluruh
penampang melainkan semakin dekat dengan permukaan/kulit media penghantar,
kerapatan arus akan semakin besar. Dengan demikian luas penampang yang
dilintasi arus akan semakin sempit.

Gambar 1
Kerapatan arus pada suatu penampang

Sebagai akibatnya, sesuai persamaan :


R

l
0

R = nilai resistansi
= tahanan jenis
I = janjang penghantar
0 = luas penampang
Maka nilai resistansi akan naik sesuai dengan frekwensi

sumber (karena

mengecilnya nilai 0). Effek ini terkenal dengan sebutan effek kulit (skin effect).

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

51

2.1.2 Terhadap Induktor


Pada sistem arus searah (kondisi mantap), induktor tidak memberikan pengaruh
apapun selain adanya resistansi dari lilitan kawatnya (yang karang-kadang sering
diabaikan karena nilainya yang kecil). Namun pada sistem arus bolak-balik,
terdapat perlawanan lain yang disebut dengan induktif (XL).
XL = 2 f L Ohm

(2)

XL = reaktansi induktif (Ohm)


F = frekwensi (Hertx)
L = induktansi (Henry)
Nilai reaktansi berubah-ubadah tergantung dari frekwensi sumber. Bila ZL adalah
impedansi, maka pada sistem a.b.b. induktor akan memberikan impedansi sebesar
:
ZL = RL + j XL Ohm

(3)

XL = reaktansi induktif murni (selanjutnya disebut reaktansi saja)


R L = nilai resistansi murni dari induktor
Selanjutnya :
2

(4)

ZL RL ZL

Pada gb.2.a di bawah ini terlihat bahwa rangkaian induktor yang sesungguhnya,
bisa digantikan dengan rangkaian yang mengandung resistor dan induktor murni
(gb.2.b)

RL

Lmurni

VR

VL

AC

VS

Gambar 2a. Rangkaian semula

AC

VS

Gambar 2b. Rangkaian ideal

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

52

Dari gambar 2.b di atas dapat dituliskan persamaan tegangannya :


VR = IRL , VL = IKL , VS = IZ

(5)

Diagram vektornya :

Gambar 3
Diagram vektor rangkaian induktif

2.1.3 Terhadap Kapasitansi


Pada sistem arus searah (kondisi mantap), aliran arus ditahan oleh kapasitor,
sedangkan pada sistem a.b.b. arus dihantarkan dengan suatu perlawanan (disebut
dengan reaktansi kapasitif/XC)
XC

I
2fC

(6)

Dari persamaan 6 di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi frekwensi sumber,
nilai XC akan semakin kecil. Dengan demikian, pada rangkaian listrik yang bekerja
dengan frekwensi

tinggi harus memperhatikan masalah kapasitansi liar yang

mungkin muncul akibat dari jalur konduktor yang sejajar dan berdekatan.
Rendahnya reaktansi kapasitif mengakibatkan seolah-olah rangkaian menjadi
terhubung singkat.

2.2 Frekwensi Resonansi :


Kita sudah mengetahui bahwa nilai reaktansi berubah terhadap perubahan frekwensi
. Pada rangkaian yang mengandung induktor dan kapasitor (baik seri maupun paralel)
dapat terjadi suatu kondisi di mana nilai XC = XL yang disebut dengan resonansi.

2.2.1 Resonansi Tegangan (resonansi seri)


Pada rangkaian seri RLC dapat terjadi resonansi yang disebut resonansi tegangan.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

VS

AC

AC

53

RL

VR

VL
VC

VS

Gambar 4. Rangkaian seri LC


Diagram vektornya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5.a

Gambar 5.b

Gambar 5.c

Gambar 5.c menunjukkan diagram vector tegangan pada saat terjadi resonansi.
Dari persamaan impedansi :
Z R 2 X L X C

(7)

Maka dengan XL = XC, nilai impedansi pada saat resonansi hanya ditentukan oleh
nilai perlawanan/resistansi induktor saja. Nilai absolut tegangan jatuh pada XL dan
XC masing-masing akan melebihi nilai tegangan sumber dan arus akan mencapai
maksimum.
Secara matematis, frekwensi resonansi ditentukan oleh persamaan :

l
2 LC

2.2.2 Resonansi Arus (Resonansi Paralel)


Resonansi arus dapat terjadi pada rangkaian LC paralel.
Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

(8)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

54

VR
VC
AC

VS

AC

VS

RL

C
VL

Gambar 6
Kondisi yang berlaku pada resonansi arus sama dengan resonansi tegangan, yaitu :
XL = XC dan f

l
2 LC

Yang berbeda adalah akibatnya. Pada resonansi arus impedansi rangkaian menjadi
besar sekali sehingga arus rangkaian mencapai nilai minimum, walaupun
demikian, arus pada cabang bernilai besar dengan IL = IC namun berlawanan fase.
Diagram vektornya :

Gambar 7.a

Gambar 7.b

Gambar 7.c

Diagram tegangan induktor

Diagram arus

Kondisi resonansi ideal

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
III.

55

Percobaan

3.1 Pengaruh Frekwensi


3.1.1 Terhadap Resistansi

AC

VS

Gambar 8

a. Buatlah rangkaian seperti gambar 8.


Pilih sendiri tahanan yang akan saudara gunakan, ukur terlebih dahulu nilai
resistansinya dengan multimeter serta catat kode warnanya.
b. Atur sumber tegangan ABB sampai mencapai 3 volt dan selama percobaan ini
berlangsung harus selalu dipertahankan tetap
c. Atur frekwensi sumber besar 50 Hz, 100 Hz, 2 KHz kemudian 4 KHz. Amati dan
catat besar arus dan tegangan pada setiap kedudukan frekwensi tersebut.
d. Ulangi percobaan a s/d c dengan nilai R yang berbeda (R2, R3 dan R 4)
e. Hitung nilai R dari percobaan a s/d d (dengan menggunakan hukum Ohm) dan
bandingkan hasilnya dengan nilai yang diperoleh dari pengukuran langsung
ataupun dari kode warnanya.
f. Beri analisa dan kesimpulan dari percobaan ini.

3.1.2 Terhadap reaktansi induktif


a. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 8, komponen R diganti dengan L (1
mH)
b. Ukur tahanan induktor tersebut dengan multimeter dan catat hasilnya

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

56

c. Atur frekeunsi sumber pada nilai 50 Hz dan naikkan sumber tegangan


perlahan-lahan sampai arus mencapai 25 mH. Catat nilai tegangan pada
kondisi ini
d. Naikkan frekwensi

menjadi 500 Hz, kemudian 5 KHz dan 10 KHz. Selama

perubahan frekwensi

tersebut berlangsung, besar tegangan sumber

dipertahankan tetap. Catat besar arus yang mengalir (perhatikan batas skala
arus dan kemampuan arus maksimum induktor)
e. Hitung besar reaktansi induktif pada masing-masing frekwensi
f. Ulangi percobaan a s/d e dengan nilai induktansi yang berbeda (paralelkan
induktor yang sudah terpasang dengan 1 buah induktor yang sejenis)
g. Buatlah kurva reaktansi sebagai fungsi dari frekwensi

serta buatlah analisa

dan kesimpulan dari hasil percobaan saudara.

3.1.3 Terhadap reaktansi kapasitif


a. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 8, komponen R diganti dengan
kapasitor non polar (tentukan sendiri nilainya)
b. Atur frekwensi

sumber pada nilai 50 Hz dan naikkan sumber tegangan

perlahan-lahan sampai arus mencapai nilai 25 mA. Catat nilai tegangan pada
kondisi ini.
c. Naikkan frekwensi
frekwensi

menjadi 500 Hz, kemudian 5 KHz. Selama perubahan

tersebut berlangsung, besar tegangan sumber dipertahankan

tetap. Catat besar arus yang mengalir (perhatikan skala maksimum


amperemeter)
d. Hitung besar reaktansi kapasitif pada masing-masing frekwensi
e. Ulangi percobaan a s/d e dengan kapasitor yang berbeda (total 3 kapasitor)
f. Buatlah kurva reaktansi sebagai fungsi dari frekwensi

serta buatlah analisa

dan kesimpulan dari hasil percobaan saudara

3.2 Rangkaian Resonansi Tegangan


a. Buatlah rangkaian seperti gambar 9. Tentukan sendiri nilai kapasitornya,
sedangkan induktornya adalah 1 mH/100 mA.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

57

b. Atur tegangan sumber sebesar 3 volt, kemudian carilah frekwensi resonansi dari
rangkaian tersebut dengan cara merubah frekwensi

sumber. Catat frekwensi

resonansinya, arus yang mengalir, serta tegangan pada L & C. Perhatikan arus
maks L.

AC

VR

VL

VS

VC

A
Gambar 9
c. Rubah kedudukan frekwensi

beberapa nilai di atas dan di bawah frekwensi

resonansi (masing-masing 10 nilai) secara bertahap. Pada setiap kedudukan


frekwensi catatlah besar arus yang mengalir, serta tegangan pada kapasitor dan
induktor. Ingat, selama perubahan frekwensi dilakukan tegangan sumber harus
dijaga tetap.
d. Hitung frekwensi resonansi rangkaian secara matematis dan bandingkan dengan
hasil b.
e. Dari hasil pengamatan b dan c hitung impedansi rangkaian pada masing-masing
frekwensi (dengan menggunakan hukum Ohm). Buatlah kurva impedansi vs arus
f. Hitung himpedansi rangkaian secara matematis berdasarkan nilai-nilai kapasitor,
induktor dan frekwensi . Buatlah kurva impedansi vs arus.
g. Bandingkan hasil e dan f
h. Buatlah analisa dan kesimpulan dari hasil a s/d g

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

58

3.3 Rangkaian Resonansi Arus

R
A
A
AC

VS
C

Gambar 10
a. Buatlah rangkaian seperti gambar 10. Gunakan kapasitor dan induktor yang sama
dengan yang digunakan pada percobaan 3.2.
b. Atur tegangan sumber sebesar 3 volt, kemudian carilah frekwensi resonansi dari
rangkaian tersebut dengan cara merubah frekwensi

sumber. Catat frekwensi

resonansinya, arus total dan arus cabang yang mengalir pada saat resonansi
terjadi. Perhatikan kapasitas arus maksimum induktor.
c. Rubah kedudukan frekwensi

beberapa nilai di atas dan di bawah frekwensi

resonansi (masing-masing 10 nilai) secara bertahap. Pada setiap kedudukan


frekwensi catatlah besar arus yang mengalir, serta tegangan pada kapasitor dan
induktor. Ingat, selama perubahan frekwensi dilakukan tegangan sumber harus
dijaga tetap.
d. Hitung frekwensi resonansi rangkaian secara matematis dan bandingkan dengan
hasil b.
e. Dari hasil pengamatan b dan c hitung impedansi rangkaian pada masing-masing
frekwensi (dengan menggunakan hukum Ohm). Buatlah kurva impedansi vs arus
f. Hitung himpedansi rangkaian secara matematis berdasarkan nilai-nilai kapasitor,
induktor dan frekwensi . Buatlah kurva impedansi vs arus.
g. Bandingkan hasil e dan f
h. Buatlah analisa dan kesimpulan dari hasil a s/d g

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
IV.

59

Tugas
a. Catat semua alat yang saudara gunakan
b. Turunkan rumus frekwensi resonansi (f0)
c. Mengapa pada sistem arus searah tidak dikenal adanya resonansi?
d. Hitung lebar kanal (band width) dari rangkaian LC dalam percobaan di atas (baik
rangkaian seri maupun paralel)
e. Bagaimana sifat impedansi rangkaian LC seri di barah frekwensi resonansinya?
Dan bagaimana sfatnya bila di atas frekwensi resonansi?

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

60

DATA PENGAMATAN

1. Pengaruh Frekuensi
Terhadap R
VS

f (Hz)

R = 470
I (mA)

R = 1 K
V

I (mA)

R = 2.2 K
V

I (mA)

50
3

100
2K
4K

Terhadap L
VS

f (Hz)

L = 2.5 mH
I (mA)

L = 1.25 mH
I (mA)

50
3

100
2K
4K

Catatan :
Induktor diparalel

Terhadap C
VS

f (Hz)

C = 8 F
I (mA)

C = 10 F
V

I (mA)

50
3

100
2K
4K

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

C = 47 F
V

I (mA)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

61

2. Resonansi Tegangan
VL = V C
VS

R ()

L(mH)

C (F)

470

2,5

f (Hz)

I (mA)

VR

VL

VC

f (Hz)

I (mA)

IR

IL

IC

3. Resonansi Arus
IL = IC
VS

R ()

L(mH)

C (F)

470

2,5

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

62

PENGOLAHAN DATA

1. Pengaruh Frekwensi
Terhadap R
R

V
I

f (Hz)

V (volt)

I (mA)

R ()

50
100
2K

4K

Terhadap L
XL = 2 f L
L (mH)

f (Hz)

XL ()

XL

50
2,5

100
2K
4K

Terhadap C
XC =

I
2 f C

C (F)

f (Hz)

XC ()

XC

50
2,5

100
2K
4K
f

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

63

2. Resonansi Tegangan
f0

I
2 LC

Kesalahan Relatif f0

f0 hitungan f0 percobaan
f0perhitunga n

100%

Z R 2 XL XC
I

V
Z

XL = 2 f L
C (F)

L (mH)

10

2,5

f (Hz)

XL ()

XC ()

I
3. Resonansi Arus
f0

I
2 LC

Kesalahan Relatif f0

f0 hitungan f0 percobaan

Petunjuk Praktikum Rangkaian Listrik

f0perhitunga n

100%

Anda mungkin juga menyukai