Anda di halaman 1dari 7

Perancangan Antena Mikrostrip Sirkular Susunan Linier S-Band

Untuk Radar Kapal


Noor Adi Nugraha1, M. Martadinata2
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi, STT Telematika Telkom Purwokerto
Jl. D.I. Pandjaitan No.128, Purwokerto, Jawa Tengah

15101119@st3telkom.ac.id1
Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang begitu kaya yang membuat negara-negara asing
dengan kapal - kapalnya mencoba memasuki wilayah perairan Indonesia untuk melakukan penjarahan. Oleh
karena itu diperlukan suatu teknologi untuk mendeteksi keberadaan kapal - kapal asing tersebut. Teknologi ini
dinamakan RADAR (Radio Detection and Ranging) yang dapat mendeteksi keberadaan suatu objek yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik pada jarak tertentu. Radar ini bekerja pada S-Band yang bagus untuk
cuaca hujan dan berkabut. Salah satu komponen penting pada RADAR yaitu antena. Antena berfungsi untuk
mengirim dan menerima sinyal. Dalam perancangan dibantu dengan simulator CST 2012 untuk simulasi antena
mikrostrip dengan bentuk patch sirkular menggunakan teknik pencatuan mikrostrip line yang memiliki 8 elemen
yang dibuat secara bersusun. Hasil simulasi parameter-parameter antena menunjukkan bahwa antena bekerja
pada frekuensi 3.3335 3.375 GHz, memiliki VSWR sebesar 1.05 dengan return loss -32 dB, gain 5.886 dB,
direktivitas 12.11 dBi, dan bandwidth 41.5 MHz pada perpotongan VSWR 1,5.
Kata kunci Radar, Mikrostrip, Sirkular, Tersusun, CST 2012, Bandwidth, Gain, Return Loss
Indonesia has a very rich fishery resources that makes foreign vessels freely enter the territorial waters
of Indonesia. Therefore, its necessary to have technology to detect the presence of foreign ships. This
technology is called RADAR (Radio Detection and Ranging) which can detect the presence of an object that
utilizes electromagnetic waves at a certain distance. Radar works on the S-Band, great for rainy and foggy
weather. One important component in RADAR is an antenna. Antenna is used to send and receive signals. To
simplify the design process simulation software CST 2012 is used to simulate microstrip antenna with circular
shape patch using microstrip line rationing technique which has arrayed-8 elements. The result of the simulation
of antenna parameters indicates that it operates at frequency of 3.3335 3.375 GHz, has a VSWR 1.05, -32 dB
return loss,12.11 dBi of directivity, 5.886 dB of gain, and 41.5 MHz of Bandwidth at the intersection of VSWR
1.5.
Keywords Radar, Microstrip, Circular, Array, CST 2012, Bandwidth, Gain, Return Loss

I.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang


memiliki beribu pulau dan perairan yang sangat luas.
Bahkan luas perairannya dua kali lipat dari luas
kepulauannya. Luasnya laut Indonesia membuat
kapal-kapal asing yang berada disekitar perbatasan
Indonesia dengan leluasa memasuki wilayah perairan
Indonesia dan melakukan ilegal fishing, ilegal
logging, penyelundupan dan lain-lain di Indonesia.
Menurut Koordinator Pendidikan dan Penguatan
Jaringan Kiara, Selamet Daroyni, para pencuri ikan
asing berani masuk ke perairan teritorial dan
kepulauan Indonesia alih-alih hanya di wilayah Zona
Ekonomi Eksklusif. Volume ikan yang dicuri hingga
Agustus 2014 dari laut Indonesia mencapai 1,6 juta
ton. Untuk itu diperlukan pengawasan maksimal di
area tersebut, khususnya di sekitar perbatasan. Karena
keterbatasan indera penglihatan manusia, diperlukan

teknologi untuk mendeteksi keberadaan kapal-kapal


asing tersebut yaitu dengan memanfaatkan teknologi
RADAR (Radio Detection and Ranging). Alat ini
dapat mendeteksi keberadaan suatu objek yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik pada jarak
tertentu melebihi indra penglihatan manusia. Salah
satu komponen penting RADAR yaitu antena yang
tranceiver. Karena mahalnya harga set Radar import,
Indonesia dituntut untuk bisa mengembangkan Radar
sendiri.
II.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode simulasi perancangan antena dengan
menggunakan software CST Microwave Studio 2012.

B. Pengumpulan Data
Pada jurnal ini pengumpulan data dilakukan
sebanyak dua kali, yakni berupa data persiapan
perancangan antena dan data hasil perancangan.
a.

Data Persiapan Perancangan.


Data persiapan perancangan merupakan data
yang dibutuhkan sebelum melakukan suatu
perancangan antena mikrostrip yaitu dimensi
antena, dan jenis material yang akan
digunakan untuk merancang antena.

b.

Data Hasil Perancangan


Data hasil perancangan merupakan data terkait
hasil dari rancangan berupa hasil simulasi
pada software CST 2012.

III.

DASAR TEORI

[1]

C. Pengertian Antena
Menurut The IEEE Standard Definitions of
Terms for Antennas (IEEE Std 145-1983), antena
dapat didefinisikansebagai bagian dari sistem
telekomunikasi nirkabel yang digunakan untuk
memancarkan atau menerima gelombang radio.
Antena dapat berfungsi sebagai penerima maupun
pemancar yang merupakan medium perantara antara
gelombang terpandu dengan gelombang bebas atau
dapat dikatakan bahwa antena adalah daerah transisi
antara gelombang terpandu dan gelombang ruang
hampa. Gelombang terpandu adalah gelombang
dengan sedikit rugi-rugi dalam saluran transmisi,
sedangkan gelombang ruang hampa adalah gelombang
yang dipancarkan ke ruang bebas sehingga
membentuk lapisan-lapisan. Gelombang terpandu
yang mengalir sepanjang saluran transmisi,
diradiasikan menjadi gelombang ruang hampa.
D. Teknologi RADAR
RADAR (Radio Detection and Ranging) adalah
suatu alat yang berguna untuk mendeteksi, mengukur
jarak, ketinggian dan memetakan suatu objek. Bisa di
gunakan untuk mendeteksi pesawat, kapal, spacecraft,
misil, kendaraan bermotor, cuaca dan lain-lain. Pada
dasarnya RADAR menggunakan pancaran gelombang
elektronik yang dipancarkan alat pemancar yang
memancarkan pulsa gelombang radio pendek dalam
alur sembit (narrow beam) oleh antena directional agar
dapat mendeteksi objek pada jarak jauh. Gelombang
yang dikirimkan mengenai sasaran seperti kapal,
pantai sebuah pulau atau obyek lain, gelombang radio
akan dipantulkan lagi dan diterima kembali oleh unit
penerima dikapal pemancar. Keuntungan memakai
frekuensi S-Band yaitu bagus untuk keadaan hujan dan
debu.

E. Antena Mikrostrip
Dalam bentuknya yang paling dasar, sebuah
antena mikrostrip yang terdiri dari sebuah bidang
(patch) memancar di salah satu sisi lapisan (substrate)
dielektrik yang memiliki bidang dasar (ground plane)
di sisi lain. Antena mikrostrip memiliki kelebihan
yakni ukuran yang kecil dan ringan, mudah
difabrikasi, dapat berdiri dengan kuat ketika
diletakkan pada benda yang rigid, polarisasi linier dan
sirkular mudah didapat dengan feeding yang
sederhana, dapat digunakan untuk aplikasi dual
polarisasi, dual band frekuensi, maupun triple band
frekuensi. feed line dan matching network dapat
difabrikasi langsung dengan struktur antena [2]. Namun
antena mikrostrip memiliki kekurangan seperti
efisiensi dan gain antena yang rendah, bandwidth
sempit, pada bagian feed line dapat terjadi radiasi
yang tidak diinginkan, timbulnya surface wave.
Namun dari kelemahan dari antena mikrostrip
tersebut dapat diatasi seperti untuk mengatasi
bandwidth yang sempit antara lain dengan
menggunakan
substrat
yang tebal, dengan
menambahkan element parasitic agar mendapat
tanggapan resonansi ganda. Kemudian dengan
menggunakan saluran mikrostrip yang dicouple
secara proximity pada patch yang terletak pada lapisan
di atas saluran, lalu untuk mengatasi Gain yang
rendah antara lain melakukan array pada antena dan
menggunakan parasitik radiator, dan untuk meng atasi
timbulnya surface wave dapat dilakukan dengan
defected Ground Structure (DGS) adalah suatu cara
menekan gelombang permukaan dengan cara
menghilangkan (etch) sebagian bidang ground.
Parameter Antena Mikrostrip[3]
Performansi dari suatu antena mikrostrip dapat
diamati dari parameternya. Berikut adalah penjelasan
dari parameter utama dari antena mikrostrip.
F.

a.

Bandwidth[3]
Bandwidth antena dapat didefinisikan
sebagai rentang frekuensi dimana kinerja antena
yang
berhubungan
dengan
beberapa
karakteristik seperti impedansi masukan, pola,
beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR,
return loss, axial ratio untuk dapat memenuhi
spesifikasi standar antena. Bandwidth dapat
dicari dengan rumus:

BW =

f 2f 1
100
fc

Dengan: f1 = frekuensi tertinggi


f2 = frekuensi rendah
fc = frekuensi tengah
b.

VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)[2]


VSWR merupakan kemampuan suatu antena
untuk bekerja pada frekuensi yang dinginkan.
Ketika suatu saluran transmisi diakhiri dengan
impedansi yang tidak sesuai dengan karakteristik

saluran transmisi, maka tidak semua daya


diserap di ujung. Sebagian daya direfleksikan
kembali ke saluran transmisi. Sinyal yang masuk
bercampur dengan sinyal yang dipantulkan yang
menyebabkan suatu gelombang tegak tegangan
mempola di saluran transmisi. Perbandingan
tegangan
maksimum
terhadap
tegangan
minimum disebut Voltage Standing Wave Ratio
(VSWR)
c.

d.

e.

Return Loss
Return Loss adalah perbandingan antara
amplitudo dari gelombang yang direfleksikan
terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan.
Return loss digambarkan sebagai peningkatan
amplitudo dari gelombang yang direfleksikan
dibanding dengan gelombang yang dikirim.
Return loss terjadi karena adanya diskontinuitas
diantara saluran transmisi dengan impedansi
masukan beban. Pada rangkaian gelombang
mikro
yang
memiliki
diskontinuitas
(mismatched) besarnya return loss bervariasi
tergantung
pada
frekuensi.
Dengan
menggunakan nilai VSWR 1,5 maka diperoleh
nilai return loss yang dibutuhkan dibawah
-14dB. Dengan nilai ini, dapat dikatakan bahwa
nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu
besar dibandingkan dengan gelombang yang
dikirimkan atau dengan kata lain, saluran
transmisi sudah dapat dianggap matching. Nilai
parameter ini dapat menjadi salah satu acuan
untuk melihat apakah antena sudah mampu
bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau
tidak.
Gain
Gain
antena
didefinisikan
sebagai
perbandingan intensitas radiasi maksimum suatu
antena yang diukur terhadap intensitas radiasi
maksimum antena isotropik sebagai referensi
jika kedua antena tersebut diberi daya yang
sama. Gain antena berhubungan erat dengan
directivity dan faktor efisiensi. Untuk
menghitung besarnya gain suatu antena (Gt)
yang dibandingkan dengan antena standar (G),
dapat dinyatakan secara numerik yaitu berupa
perbandingan daya antena yang diukur (Ps)
dengan daya antena isotropik (Pst). Gain dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu Absolute Gain
dan Relative Gain. Absolute Gain merupakan
perbandingan antara intensitas pada arah tertentu
dengan intensitas pada arah terentu dengan
intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang
diterima oleh antena teradiasi secara isotropik.
Sementara itu relative gain merupakan
perbandingan antara perolehan daya pada sebuah
arah dengan perolehan daya pada antena
referensi pada arah yang direferensikan juga.
Directivity

Directivity dapat didefinisikan sebagai


perbandingan intensitas radiasi sebuah antena
pada arah tertentu dengan intensitas radiasi ratarata
pada
semua
arah.
Direktivitas
menggambarkan seberapa banyak suatu antena
memusatkan energinya pada suatu arah
dibanding ke arah lain. Jika efisiensi antena
100%, maka direktivitasnya akan sepadan
dengan gain dan antena akan menjadi isotropic
radiator.
G. Teknik Pencatuan Microstrip Line Dan Teknik
Inset Feed
Pencatuan Microstrip Line dilakukan dengan
menghubungkan
patch
dengan
menggunakan
microstrip line, dimana patch dan line pencatuan
menggunakan bahan yang sama. Dalam peneliatian ini
menggunakan transformator Untuk delapan elemen,
untuk menghubungkan antar elemen diberi jarak agar
impedansi saluran yang menghubungkan antar elemen
Zin=ZL dan nilai impedansi di setiap titik percabangan
yaitu ZL.
Dengan menggunakan teknik inset feed, menurut
penelitian yang dilakukan oleh S. Satthamsakul, N.
Anantrasirichai, C. Benjangkaprasert dan T.
Wakabayashi menunjukkan bahwa pemberian inset
feed dapat memperbaiki return loss dan memperlebar
bandwidth [4]. Dalam perancangan ini teknik inset
feed dilakukan dengan menggeser patch lingkaran
kearah bawah (sumbu y) dan diberi suatu jarak antara
patch dan stripline sehingga dapat mengurangi
dimensi antenna. Menurut penelitian Mazlina Esa,
Suhaila Subahir, Norul Husna Ahmad dan Sharifah
Kamilah Yusof dengan inset feed dihasilkan antena
yang matched tanpa menambah feedline [5].

IV.

HASIL PENELITIAN

Antena mikrostrip patch sirkular dengan bahan


patch adalah copper (annalead) dan bahan substrat
adalah FR-4 (epoxy) memiliki dimensi antena sebesar:

Tabel 4.1 Dimensi antena


Unit

Dimensi (mm)

Jari-Jari Patch

12,83

Jarak Antar Patch (x)

14,02

Panjang Stripline a

40,68

Panjang Stripline b

119,04

Panjang Stripline c

277,76

Panjang Stripline d

11,65

Panjang Stripline e

Panjang Stripline f

1,3

Panjang Stripline g

3,4

Panjang Antena

467.7675

Lebar Antena

78,83

Gambar 4.3 Nilai VSWR


Pada bagian VSWR tampak nilai dari VSWR dari
antena yang kita desain bernilai 1.05 pada frekuensi
kerja sebesar 3.35 GHz. Selain itu, didapatkan
bandwidth sebesar 3.375 GHz - 3.3335 GHz = 0.0415
GHz = 41.5 MHz yang diambil pada nilai VSWR
1.5.

C. Gain

Gambar 4.1 Gambar antena


Dari hasil di atas, dibuat gambaran awal dengan
spesifikasi yang diinginkan berupa return loss -10
dB, VSWR 1.5.

Gambar 4.4 Nilai gain


Pada tampilan gain, didapatkan nilai 5.886 dB
D. Directivity

A. S-Parameter

Gambar 4.2 S-Parameter


Pada bagian S-Parameter, kita dapat melihat nilai
return loss dari suatu antena yang kita desain. Tampak
pada gambar nilai dari return loss pada frekuensi kerja
di titik 2.5 yaitu senilai -32.

Gambar 4.5 Nilai directivity


Pada tampilan directivity, didapatkan nilai 12.11
dBi dengan arah pancaran ke depan dengan lebar
berkas 3 dB sebesar 106.5o.

B. VSWR
V.

PEMBAHASAN

Pada hasil yang di dapat dari simulasi kita


mendapatkan nilai return loss dari antena tersebut
sebesar -32, VSWR sebesar 1.5008, dengan
bandwidth 41.5 MHz.
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan perancangan
yang dilakukan sudah cukup baik dikarenakan nilai
return loss yang jauh dari dari -10 dan nilai VSWR
yang mendekati 1 , dan juga antena bekerja pada
frekuensi yang dikehendaki yaitu frekuensi S-Band.
Pada gambar 4.2 menunjukan nilai dari return
loss. Nilai return loss yang baik adalah jika nilai

tersebut di bawah -10 dB. Pada desain antena yang


dibuat menunjukan nilai -32 dB. Hasil tersebut
dikatakan baik karena memenuhi standar minimal dari
return loss yang dikehendaki yaitu -10 dB, dan
nilainya relatif cukup baik karena jauh lebih rendah
dari -10 dB.
Pada gambar 4.3 menunjukan nilai dari VSWR.
Pada desain antena yang dibuat menunjukan nilai 1.05
yang merupakan di bawah 1.5 yang merupakan target
VSWR yang dikehendaki. Nilai tersebut relatif baik
karena idealnya, suatu antena memiliki nilai VSWR
yang mendekati 1. Jika nilai VSWR suatu antena
berada kisaran 1, maka antena tersebut sudah layak
untuk digunakan.
Pada gambar 4.4 dan 4.5 merupakan nilai dan pola
pancar dari parameter gain dan directivity. Terlihat
bahwa pola pancar dari antena tersebut mengarah ke
depan dengan pola pancaran masuk kedalam sudut
pancar antena dengan nilai 5.886 dB untuk gain dan
12.11 dBi untuk directivity. Pola tersebut menunjukan
bahwa arah pancaran dari antena tersebut akan
terpusat ke arah depan dengan lebar berkas 3 dB
sebesar 106.5o.

VI.

PENUTUP

H. Kesimpulan
- Antena yang dirancang memiliki frekuensi
kerja antara 3.3335 3.375 GHz, yang
termasuk dalam range frekuensi S-Band. Dan
dari perpotongan grafik VSWR 1,5 diketahui
antenna memiliki bandwidth sebesar 41,5
MHz.
- Pada grafik Parameter S, terlihat bahwa
Return Loss terbaik ada pada nilai -32 dB dan
dari grafik VSWR diketahui bahwa VSWR
terbaik ada pada nilai 1.05, keduanya pada
frekuensi 3,35 GHz.
- Dari grafik Far-Field, terlihat bahwa Antena
memiliki pola radiasi unidirectional, serta
memiliki direktivitas sebesar 12,11 dBi, gain
sebesar 5,886 dB, dan lebar berkas 3 dB
selebar 106.5o.
- Pola radiasi antena ialah unidirectional
- Dari parameter parameter yang diperoleh
dari simulasi hasil perancangan antena,
seperti frekuensi kerja, bandwidth, pola
radiasi, direktivitas, serta gain yang dimiliki,
dapat dikatakan bahwa antena sudah cukup
efektif untuk diaplikasikan sebagai antenna
pada system radar kapal.
I.

Saran
- Gunakan bahan lain untuk mengetahui nilai
VSWR yang timbul akibat perbedaan bahan
patch dan substrat.

Jika performansi dari antena ingin


dioptimalkan lagi, dapat dilakukan optimasi
antena.
Dimensi dan panjang inset dapat diubah
dimensinya untuk mendapatkan nilai yang
lebih optimal lagi
DAFTAR PUSTAKA

[1] Azizah, A., Baharuddin, M., & Palanter, E. (n.d.).


Retrieved
Juni
1,
2016,
from
Pasca.Unhas.ac.id:
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/707d181
e88983ddd274dafd060e4fb1b.pdf
[2] Anonymous. (n.d.). Retrieved Juni 1, 2016, from
elib.unikom:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/543/jbptu
nikompp-gdl-rudisusilo-27123-5-babii.pdf
[3] Rambe, A. H. (2008). Retrieved Juno 1, 2016,
from
lib.ui.ac.id:
http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/119467-D%2000936%20Studi
%20tentang--Literatur.pdf
[4] Satthamsakul, S; Anantrasirichai, N;
Benjangkaprasert, C; Wakabayashi, T. 2008.
Rectangular Patch Antenna with Inset Feed
and Modified Ground-Plane for Wideband
Antenna. IEEE.
[5] Esa, Mazlina. Subahir, Suhaila. Husna Ahmad,
Norul. Kamilah Yusof, Sharifah. Inset Feed
for Antenna Miniaturisation. Jurnal dari
Universiti Teknologi Malaysia, 81310 UIM
Skudai, Johor DT, Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai