MELITUS DAN
PENANGANANNYA
O
L
E
H
BAB I
PENDAHULUAN
3.
4.
5.
6.
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Diabetes Mellitus
2.2 Faktor pemicu terjadinya Diabetes Mellitus
2.3 Tanda-tanda dan gejala Diabetes Mellitus
2.4 Tipe-tipe penyakit Diabetes Mellitus
2.5 Terapi yang dapat dijalankan oleh penderita Diabetes Mellitus
2.6 Cara mencegah komplikasi penyakit akibat Diabetes Mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetes Melitus yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit
gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula
dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana
organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab
untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh
manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
5
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas dapat menyebabkan radang pankreas.
Radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa
menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes
tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya
normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor
pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal
sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic
ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas
dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui
pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada
tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus)
dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk
pemberian
masukan
insulin
melalui
"inhaled
powder".
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah
kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi
autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. Perawatan
diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi aktivitasaktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan
kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa ratarata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120
mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5
mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah. seperti
"frequent hypoglycemic events". Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali
diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga
7
menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya
membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat
glukosa darah yang rendah, yang disebut hypoglycemia, dapat menyebabkan kejang
atau seringnya kehilangan kesadaran.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 adalah keadaan dimana hormon insulin dalam tubuh
tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa
dibawa kemana-mana. Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:
a. Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya.
b. Keinginan penderita untuk memantau kedar gula darah dan menyesuaikan
dosisnya.
c. Aktivitas harian penderita.
d. Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya.
e. Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari.
Sediaan yang paling mudah adalah suntikan sehari sekali dari insulin kerja
sedang. Tetapi sediaan ini memberikan control gula darah yang paling minimal.
Kontrol yang lebih ketat biasa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu
insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat
makan malam atau ketika hendak tidur malam. Kontrol yang paling ketat diperoleh
dengan menyuntikan insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang pada pagi hari dan
malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang hari.
Selain pemberian insulin, pengaturan diet sangatlah penting. Biasanya penderita
tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal
yang teratur. Penderita diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi,
karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya.
Tetapi cara menurunkan kadar kolesterol yang paling baik adalah mengontrol kadar
gula darah dan berat badan. Semua penderita hendaknya memahami bagaimana
menjalani diet dan olahraga untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami
10
bagaimana cara menghindari terjadinya komplikasi. Penderita juga harus memberikan
perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya harus dipotong secara
teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan yang
terjadi pada pembuluh darah dimata.
kadar gula dalam darah) juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan
pada waktunya atau malakukan olahraga yang terlalu berat tanpa makan. Jika kadar gula
darah terlalu rendah, organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk
melindungi otak, tubuh segera membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan dihati.
Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa
lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan gemetaran.
Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala.
Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit dapat menjadi parah,
menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap. Jika terdapat tanda hipoglikemia
maka penderita harus segera makan gula. Oleh sebab itu, dianjurkan bagi para penderita
diabetes agar selalu membawa permen atau tablet glukosa untuk menghadapi serangan
hipoglikemia, atau penderita segera minum susu, jus buah-buahan atau makanan manis
lainnya.
Kadar gula darah harus dikembalikan secara bertahap untuk mencegah
perpindahan cairan ke dalam otak. Kadar gula darah cenderung lebih mudah dikontrol
dan keasaman darahnya tidak terlalu berat. Jika kadar gula darah tidak terkontrol,
sebagian besar komplikasi jangka panjang akan berkembang secara progresif.
Penelitian terakhir yang dilakukan para ahli menunjukan bahwa, komplikasi
diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah.
Mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan dengan mengikuti terapi dan patuh
meminum obat yang diberikan dokter.
11
ABSTRAK
Diabetes Mellitus yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula
darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam
darah. Gejala utamanya, yaitu jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau
cepat merasa haus (Polydipsia) dan lapar yang berlebihan atau makan lebih banyak (Polyphagia).
Penyebabnya kebanyakan dari faktor keturunan dan obesitas (kegemukan). Diabetes mellitus
dibagi atas 3, yaitu diabetes mellitus tipe 1, 2 dan gestational diabetes mellitus. Diabetes mellitus
juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit didalam tubuh dan yang terparah dapat
menimbulkan kematian. Untuk itu diperlukan penanganan seperti berolahraga, diet, pengendalian
berat badan, pemberian obat hipoglikemik per-oral serta terapi sulih insulin.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Penyakit Diabetes Mellitus dan
Penanganannya
Meskipun dapat selesai dengan baik, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah informasi bagi pembaca agar pembaca mengetahui bahaya
dari penyakit diabetes mellitus dan penangananya bagi yang telah menderita penyakit ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru yang telah memberikan tugas ini
sebagai tugas akhir semester, kepada teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini dan orang tua yang juga membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penulisan diatas adalah:
Diabetes Melitus yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit
gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar
gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,
dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan
tubuh. Gejala utamanya, yaitu:
1. Jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan lebih banyak (Polyphagia).
Penyebab utamanya yaitu faktor keturunan dan obesitas (kegemukan). Diabetes
mellitus dibagi atas 3, yaitu:
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Bagi orang orang yang belum menderita diabetes mellitus, tulisan ini dapat
dijadikan sumber informasi agar sedini mungkin mencegah terkena penyakit ini
misalnya dengan cara rajin berolahraga.
2. Bagi para penderita, tulisan ini juga dapat dijadikan sumber informasi agar dapat
segera menjalankan terapi-terapi dan pengobatan yang dianjurkan agar terjadinya
komplikasi dapat dicegah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dewanti, Sri. 2010. Buku Pintar Kesehatan Kolesterol, Diabetes Mellitus & Asam Urat.
Klaten-Jawa Tengah: Kawan Kita.
http://drahani.wordpress.com/2008/03/05/mengenal-diabetes-dan-antisipasi/
http://drahani.wordpress.com/2008/03/05/penyebab-diabetes-melitus/
http://kulinet.com/baca/faktor-penyebab-diabetes-mellitus/974/
http://mbahcyber.blogspot.com/2009/09/jenis-jenis-diabetes-mellitus.html
http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-diabetes-mellitus-dm.html
13