Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KESTABILAN GERAK LONGITUDINAL PESAWAT TERBANG

[Muhammad Fauzi], [Dr. Yusuf Fuad, M.App.Sc.]


[muhammadfauzi51@yahoo.co.id]
[unesayfuad2013@yahoo.com]

Abstrak
Salah satu gangguan yang dialami oleh pesawat terbang pada fase terbang jelajah adalah
permasalahan cuaca. Gangguan tersebut dapat berupa turbulensi udara yang disebabkan
oleh perubahan cuaca dan perubahan kecepatan angin sehingga dapat mengganggu
gaya-gaya aerodinamika pesawat terbang pada kondisi terbang tunak. Artikel ini akan
membahas gerak longitudinal pesawat terbang dan linierisasi model, serta analisis
kestabilan dengan menggunakan kriteria kestabilan Routh-Hurwitz. Uji kestabilan
model dianalisis dengan memasukkan beberapa data parameter dari pesawat terbang
tipe Charlie T-34C pada kecepatan dan ketinggian pesawat yang berbeda. Hasil dari
pengujian kestabilan gerak longitudinal pada pesawat Charlie diketahui bahwa sistem
stabil pada kecepatan mach 0,198, sedangkan untuk kecepatan mach 0,5 dan mach 0,8
sistem dikategorikan tidak stabil.
Kata kunci: Persamaan gerak longitudinal pesawat, linearisasi, kestabilan, dan Pesawat
Charlie.
1. Modus gerak dan Gaya-gaya yang bekerja pada pesasawat terbang
Pada dasarnya pesawat terbang memiliki dua modus gerak pesawat yaitu modus gerak
longitudinal dan modus lateral direksional. Untuk modus longitudinal memiliki 2 gerak
translasi (gerak pada sumbu x dan z ) dan 1 gerak rotasi pada sumbu . Sedangkan
untuk modus gerak lateral-direksional memiliki 1 gerak translasi pada sumbu y dan 2 gerak
rotasi (gerak pada sumbu

dan ).

Berikut adalah gaya-gaya yang bekerja pada pesawat terbang yang dibutuhkan untuk
merekonstruksi model :
a). Gerak Translasi Pada Pesawat Terbang
Hukum II Newton : F=ma(1)
b). Gaya Dorong Mesin Pesawat
F=m dtd {V T }=m dtd V T +( V T ) ( 2)

c). Gerak Rotasi Pada Pesawat Terbang

M = dt ( H )= dt ( I )=I

d
(3)
dt

d). Gaya Karena Gravitasi Bumi

( F x )gravity =mg sin


( F y )gravity =mg cos sin ( 4)
( F z ) gravity =mg cos cos
2. Model Persamaan Gerak Longitudinal Pesawat Terbang

d
X u u+ g cos ( 0 ) X w w=X e + X T
dt
d
Z u u+ ( 1Z w ) Z w w+ [ u0 + Z q ] q+ g sin ( 0 ) Z e + Z T (5)
dt
d
d
M u u M w +M w w+ M q =M e + M T
dt
dt

] [

dengan :
u,v ,w

= kecepatan ke arah depan, ke samping dan ke bawah

L,M ,N

= momen roll, pitch dan yaw

p,q,r

= kecepatan angular roll, pitch dan yaw

, ,

= sudut roll, sudut Pitch dan sudut yaw.

X ,Y ,Z

= gaya aerodynamic pada sumbu

= gaya gravitasi bumi

= perubahan sudut pada sumbu

e , T

x , y , dan

pada gerak pitch.

= Sudut defleksi elevator dan sudut defleksi throttle

3. Model linier Persamaan Gerak Longitudinal Pesawat Terbang


u =X u u+ X w wg cos ( 0 ) + X e + X T
w
( 1Z w )=Z u u +Z w w+ ( u0 +Z q ) qg sin ( 0 ) + Z e + Z T
e

q (M w ) =M u u+ M w w + M q q+ M e + M T

=q
e

dengan luaran

z .

y=u

(6)

Referensi
Caughey, David A. 2011. Introduction to Aircraft Stability and Control Course Notes for M&AE
507. New York : Sibley School of Mechanical & Aerospace Engineering Cornell Ithaca
University
McLean, Donald. 1990. Automatic Flight Control System. Southampton: Prentice Hall
International Series (UK) Ltd
Nelson, Robert C. 1989. Flight Stability and Automatic Control. Cambridge : McGraw Hill, Inc.
Sukandi, Agus. 2010.Pengendalian Gerak Longitudinal Pesawat Terbang dengan Metode
Decoupling. Jurnal Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta. Vol. 9 (3): hal 9-1

Anda mungkin juga menyukai