Oleh:
Listrik 2D
KELOMPOK 3 :
Hanif Khoirul Fahmy
(09)
(10)
Ikhwan Zuhri
(11)
Luqman Hakim
(12)
1.
Tujuan
Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa dapat :
a. Menentukan prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal
b. Menentukan rugi tembaga ( PCU ) dan konstanta Rek dan Xek
2. Pendahuluan
Prosentase tegangan primer pada saat terjadi hubung singkat terhadap tegangan
nominal dapat ditentukan sebagai berikut :
Vhs
X 100
Vnom
Dari prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal tersebut di atas
dapat diketahui besar arus hubung singkat yang terjadi bila trafo bekerja pada tegangan
nominal.
Pada percobaan trafo hubung singkat tegangan primer relatif kecil ( antara 0 hingga
15% dari tegangan nominal ), maka mutual fluks yang dihasilkan oleh inti trafo dapat
diabaikan, sehingga rangkaian pengganti trafo dalam keadaan hubung singkat dapat
digambarkan sebagai berikut :
Dari rangkaian pengganti tersebut dapat ditentukan besar rugi tembaga (Pcu) dan
konstanta trafo pada beban nominal, yaitu :
Pcu = Phs = daya hubung singkat
Xek= Z 2 ek R2 ek
Dari harga Rek dan Xek ini dapat ditentukan rugi tegangan pada trafo saat berbeban.
3. Peralatan
No
1.
Nama
ACPS 220 V
Jumlah
1
2.
Transformator 50VA
3.
Multimeter
4.
Tang Ampere
5.
Watt meter
6.
Kabel Jumper
20
4. Gambar Rangkaian
Langkah Kerja
a. Trafo 2 belitan hubung singkat
1)
Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak,
lalu merangkai peralatan seperti pada gambar rangkaian.
2)
3)
4)
Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak
rusak
2)
Mengetes pole auto trafo untuk menentukan kutub yang + dan yang -
pada keluaran trafo (TR) dengan cara sbb :
1) Tes Pole 1
V2
V3
Keterangan
100
25
125
V3 = V1 + V2
Tes Pole 2
V2
25
V3
75
Keterangan
V3 = V1 V2
Setelah melaksanakan tes pole, maka memilih posisi pole seperti tes pole
ke-2, jadi + berada di atas dan - di bawah, sehingga rangkaian trafo auto seperti
Lembar Kerja
Tabel 8.3. Trafo 2 belitan hubung singkat
No.
V in ( volt )
I1 ( mA )
I2 ( Ampere )
P ( watt )
25%
50 Hz
7,5
0,22
0,25
0,25
50%
50 Hz
16,7
0,26
0,5
0,5
75%
50 Hz
26
0,30
0,75
0,75
100%
50 Hz
34,5
0,34
No.
V in ( volt )
I1 ( A )
I2 ( A )
P ( watt )
25%
50 Hz
10
0,28
0,25
0,25
50%
50 Hz
20
0,35
0,5
0,5
75%
50 Hz
32
0,45
0,75
100%
50 Hz
43
0,55
Analisis Data
Berdasarkan tabel 8.3. Uji hubung singkat pada trafo satu fasa dilakukan di sisi
tegangan tinggi dengan sisi tegangan rendah dihubung-singkat. Sisi tegangan tinggi
menjadi sisi masukan yang dihubungkan dengan sumber tegangan. Tegangan masukan
harus cukup rendah agar arus di sisi tegangan rendah masih dalam batas nominalnya.
Tegangan masukan yang dibuat kecil mengakibatkan rugi-rugi inti menjadi kecil sehingga
kita dapat membuat pendekatan dengan mengabaikan rugi-rugi inti.
Sedangkan berdasarkan tabel 8.4. Uji hubung singkat pada autotrafo dapat disimpulkan
bahwa daya rugi tembaga yang dihasilkan pada trafo 2 belitan lebih besar daripada pada
auto trafo.
8.
JAWABAN
1)
Sebelum percobaan tegangan sumber harus nol volt agar arus di sisi tegangan
rendah masih dalam batas nominalnya sehingga tidak terjadi hubung singkat yang
sebenarnya.
Regulasiteg=
2)
3)
4)
nominalnya.
Tegangan masukan harus cukup rendah agar arus di sisi tegangan rendah
masih dalam batas nominalnya. Pengukuran di belitan tegangan tinggi dilakukan
seperti halnya pada uji beban nol, yaitu tegangan masukan Vt, arus masukan It, dan
daya (aktif) masukan Pt. Tegangan masukan yang dibuat kecil mengakibatkan rugirugi inti menjadi kecil sehingga kita dapat membuat pendekatan dengan mengabaikan
rugi-rugi inti.
Rek =
5)
Z ek =
P 0,25
=
=4 ohm
I 22 0,252
V 1 7,5
=
=30 ohm
I 2 0,25
9.
Kesimpulan
1) Daya yang terukur pada rangkaian trafo hubung singkat adalah rugi tembaga.
2) Uji polaritas digunakan untuk menentukan arah belitan sekunder terhadap primer.
3) Penentuan kutub polaritas diperoleh dengan percobaan praktek bila V3 = V1 + V2
maka aditif (V3 adalah negatif), jika V3 = V1 V2 maka substratif (V3 adalah positif).
4) Tegangan masukan yang dibuat kecil mengakibatkan rugi-rugi inti menjadi kecil
sehingga kita dapat membuat pendekatan dengan mengabaikan rugi-rugi inti.