Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu
Program Studi Teknik Kimia
Disusun oleh:
Deny Aditia N
5213413058
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih atas bimbingan,
bantuan
dukungan,
dan
dorongan
semangat
yang
diberikan
hingga
Dr. Megawati, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi Teknik Kimia UNNES.
2.
Ria Wulansarie, ST., M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktek di Teknik
Kimia Unnes.
3.
4.
5.
Orang tua kami yang memberikan dukungan material dan spiritual yang tidak
ada batasnya.
6.
Seluruh rekan Teknik Kimia UNNES yang telah banyak membantu kami.
7.
Serta semua pihak, dengan tidak mengurangi rasa terimakasih, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala masukan dan kritikan akan kami terima dengan
tangan terbuka. Semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi kepada pembaca
Penulis
ii
ABSTRAK
Deny Aditia Nugraha
Laporan Kerja Praktek
P.T. Tifico, Tbk.
Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia
Universitas Negeri Semarang
2016
PT. Teijen indonesia Fiber (PT. TIFICO, Tbk.) didirikan pada tanggal 25
Oktober 1973, perushaan ini merupakan hasil penanaman modal asing yang
berasal dari Jepang yaitu dari Teijin Limited. Teijen Limited sendiri bergerak
dibidang industri kimia, khususnya keperluan bahan baku industri tekstil.
Bahan baku utama dari pabrik ini adalah PTA (Purified Terephthelic Acid)
dan Ethylene Glycol, sedangkan katalis yang dipakai adalah Antimon Trioksida.
Selain itu juga ditambahkan beberapa bahan aiditif seperti Asam Phospat,
Titanium Dioksida dan DEG.
Produk utama PT. TIFICO, Tbk. pada plant CP (Continous Prosses)
berupa PET chip meliputi polymer PET type semi dull yang digunakan sebagai
bahan baku staple fiber (kapas sintetis).
Chip polymer sendiri diproduksi melalui proses polimerisasi dengan bahan
baku utama PTA dan EG serta bahan penunjang Sb2O3, TiO2, H3PO4, DEG.
Proses chip polymer terdiri dari proses pembuatan slurry, proses DE (Direct
Esterification), proses PA (Proses Polikondensasi) dan Proses pemotongan chip.
PT. TIFICO, Tbk. sendiri memproduksi enam jenis chip polymer yaitu
Semi Dull, Bright, Briliant Bright, Full Dull, Cationic Dye-Able, dan OMT.
Air yang digunakan oleh PT. TIFICO, Tbk. diperoleh dari sungan
Cisadane yang kemudian diolah lebih lanjut di unit pengolahan air. Sedangkan
pengadaan steam, listrik, gas tekan, dan nitrogen diolah di unit utilitas.
PT. TIFICO, Tbk. telah memperoleh sertifikat ISO 9001 untuk sistem
manajemen mutu, ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan, dan OHSAS
untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
Kata kunci: polyester, PET chip, pabrik polimer, serat.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
ii
ABSTRAK ...........................................................................................................
iii
iv
vi
vii
I-1
I-1
I-3
I-3
I-5
I-9
I-18
I-20
II-1
II-1
II-6
II-7
III-1
IIII-1
III-4
IV-1
IV-1
iv
IV-2
IV-2
IV-3
IV-3
V-1
V-1
V-2
V-3
V-5
VI-1
VI-1
VI-2
VII-1
VII-1
VII-1
VII-1
VII-3
VII-4
VII-15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pembagian Jadwal Shift .......................................................................
I-14
I-20
II-4
II-11
IV-2
V-2
V-3
V-5
VII-3
VII-4
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 struktur organisasi PT. TIFICO, Tbk ...............................................
I-11
I-13
Gambar 1.3 blok diagram proses pembuatan PET secara umum .........................
II-6
VII-2
vii
BAB I PENDAHULUAN
I-1
BAB 1
PENDAHULUAN
Polyester merupakan bahan baku yang digunakan pada industri tekstil di
Indonesia. Seiring dengan pertambahan penduduk maka permintaan kebutuhan
bahan sandang sebagai salah satu kebutuhan primer terus mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan penggunaan serat sintesis seperti polyester telah mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan menggeser serat alam yang semakin
lama mengalami penurunan yang diakibatkan terbatasnya lahan dan waktu dalam
pengambangan serat-serat alam sebagai bahan baku tekstil.
Industri tekstil serta produk tekstil merupakan faktor industri diluar
industri serat yang mempunyai andil besar dalam peningkatan pendapatan negara.
Industri ini telah banyak menerima tenaga kerja dan menghasilkan devisa dari
ekspor diluar sektor migas. Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor polyester
dari negara lain seperti Jepang, Arab Saudi, dan Singapura. Oleh sebab itu
pendirian pabrik polyester di Indonesia, seperti P.T. Teijin Indonesia Fiber (P.T.
TIFICO, Tbk) memiliki fungsi strategis bagi perekonomian Indonesia.
1.1.
penanaman modal asing di Indonesia yang berasal dari Jepang. Yaitu Teijin
Limited. Didirikan pada tanggal 25 oktober 1973, dan bergerak dibidang
pembuatan serat sintesis jenis polyester yang merupakan bahan baku pembuatan
tekstil (kain).
Awal produksi komersialnya dimulai pada bulan Juli 1976, dua tahun
setelah perancangan tiang pertama pembangunan pabrik. Lebih kurang setahun
kemudian, tepatnya pada tanggal 29 oktober 1977, pabrik ini secara resmi dibuka
oleh Presiden R.I. ke-dua, H.M. Soeharto. Sejak 26 Februari 1980, perusahaan ini
tercatat termasuk sebagai 5 (lima) perusahaan yang mempelopori untuk Go
Public. Hingga 2015, komposisi kepemilikan saham adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
33,07%
31,60%
17,39%
16,79%
5. Masyarakat Indonesia
21,15%
I-2
BAB I PENDAHULUAN
I-3
2001
Sertifikasi ISO 14001
2010
PT. TIFICO, Tbk. berganti kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN
I-4
2.
Kemudahan transportasi
Lokasi pabrik cukup strategis karena dekat dengan jalan tol merakTangerang-Jakarta, sehingga sangat mendukung kelancaran transportasi
untuk bahan-bahan yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi,
dan memudahkan pengiriman barang hasil produksi kepada para
konsumen.
3.
BAB I PENDAHULUAN
I-5
pembuatan slurry PTA dengan EG. Untuk sarana penunjang produksi seperti
unit penyediaan air, steam, listrik, dan udara tekan, dan gas Nitrogen masingmasing terdapat di areal tersendiri pada Unit Utilitas, sedangkan unit
pengolahan limbah terdapat di areal bagian belakang pabrik.
Selain itu, di dalam areal pabrik juga terdapat areal ibadah, sarana
olah raga yaitu lapangan sepak bola, dan juga terdapat kawasan perumahan
karyawan.
Chip Polyester
: padat
Berat Molekul
: 166,1
BAB I PENDAHULUAN
Bentuk
: serbuk
Kenampakan
: putih
Ukuran
: 80 200 mikron
Titik Leleh
Spesific Gravity
: 1.51 gr/cc
Komposisi
I-6
1.4.1.2. Spesifikasi EG
A. Satndart Kualitas Etilen Glikol
Ethylene Glikol merupakan senyawa kimia yang berasal dari oksidasi
ethylene yang kemudian dihidrasi menjadi etylene oxide yang kemudian dihidrasi
menjadi etilen glikol. Ethylene Glikol berupa cairan yang tidak berwarna, berbau,
bersifat higroskopis, dan larut dalam air.
Rumus kimia : HOCH2CH2OH
Adapun kualitas kualitas Ethylene Glikol yang digunakan untuk memproduksi
polyethylene terepthalat (PET) harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
Wujud
: Padat
Berat Molekul
: 62.07
Warna
: tidak berwarna
Titik didih
: 197.2 C
Spesific gravity
: 1.1135 gr/cc
Komposisi
Bahan baku Ethylene Glikol di P.T. TIFICO Tbk. diperoleh dari SHELL
Singapura, Mitsui, Marubeni, dan Mitsubishi Chemical Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN
I-7
Antimony Tri Oxide (kode C2), rumus kimia Sb2O3, fungsinya sebagi katalis.
2.
3.
Titanium dioxyde, rumus kimia TiO2, fungsinya sebagai delustan, yaitu untuk
mengurangi kilapan pada chip.
4.
Asam phospat (kode S3), rumus kimia H3PO4, fungsinya sebagai stabilisator.
Polymer PET type semi dull yang digunakan sebagi bahan baku Staple Fiber
(kapas sintetis).
2.
PET chip jenis semi dull. Chip jenis jenis ini digunakan sebagai bahan baku
pada industri tekstil.
Bermula dari produksi sebesar 30 ton/hari untuk jenis Filament Yarn dan
30 ton/hari untuk jenis Staple Fiber pada tahun 1976. Karena antisipasi
terhadap kebutuhan pasar, terutama kebutuhan bahan baku tekstil bermutu
tunggi yang dijadikan tekstil yang mampu bersaing dipasaran internasional
maka perseroan memutuskan untuk diadakan perluasa dan peningkatan
prosuk secara bertahap.
Sejak tahun 2010 produksi chip meningkat menjadi 580 ton/hari, dimana
proses CP (Countinous Prosses) sekarang mampu memproduksi 385 ton/hari
untuk kebuhan Staple Fiber, Filament Yarn dan chip PET.
Sedangkan pemasaran produk utama, masih dikosentrasikan untuk pasar
dalam negeri yang membutuhkan bahan baku tekstil dalam jumlah yang
cukup besar.
BAB I PENDAHULUAN
I-8
1.4.3.3.Jenis-jenis Produksi
Produk yang dihasilkan pada sub departemen polymer di P.T. TIFICO,
Tbk. adalah polyethylene terephtalat (PET) dalam bentuk padatan atau chip. Pada
saat ini P.T. TIFICO, Tbk. telah memproduksi enam jenis chip polymer dengan
kapasitas produksi 285 ton/hari. Proses dilakukan dengan sistem kontinyu (12
line), dimana setiap line dihasilkan sekitar 22.5 ton/hari. Proses prodksi dari
keenam jenis produk chip polymer yang dihasilkan secara keseluruhan hampir
sama, yang membedakan hanya pada penggunaan dan banyaknya bahan tambahan
atau katalis yang digunakan.
Jenis chip polymer yang dihasilkan P.T. TIFICO, Tbk. diantaranya adalah:
1.
2.
Bright (BR)
Proses pembuatannya sama dengan proses pembuatan jenis Semi Dull (SD)
hanya berbeda pada jumlah TiO2 yang ditambahkan.
3.
BAB I PENDAHULUAN
4.
I-9
5.
Full-Dull (FD)
Untuk jenis chip ini, bahan tambahan yang digunakan sama dengan chip jenis
semi dull dan bright, hanya berbeda pada jumlah penambahan TiO2 yang
dipakai.
6.
OMT
Untuk chip jenis ini, bahan tambahan yang digunakan untuk produksi chip ini
adalah C2 (Anitimon Trioksida), S3 (sodium phospat)
7.
BVS
Untuk chip BVS, bahan tambahan yang digunakan adalah C2, N1 (triethyl
amine), dan S3 (sodium phospat).
8.
SD-PK
Untuk SD-PK, bahan tambahan yang digunakan adalah C2, TiO2, dan S5.
1.5.
Organisasi Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN
I-10
Tugas staf ini berbeda pada setiap tingkatan, kecuali pada tingkat buruh
tidak ditempatkan suatu staff yang mempunyai wewenang untuk memerintahkan
suatu staf. Fungsi staf ini mempunyai wewenang untuk intrupsi itu disalurkan
melalui pimpinan, dan pimpinan itulah buruh mendapatkan tugas untuk
melaksanakan intrupsi. Jadi antara staf dan burh tidak ada garis komando.
P.T. TIFICO, Tbk. terdiri dari beberapa devisi yang membawahi beberapa
departemen. Devisi-devisi dalam struktur perusahaan P.T. TIFICO, Tbk. adalah :
BAB I PENDAHULUAN
DIRECTOR
I-11
GENERAL MANAGER
MANAGER
ACCOUNTING
PRESIDENT DIRECTOR
PURCHASINGG
ADMINISTRATION DIRECTOR
ADMINITRATION
IT
HRD
SF MARKETING
SALES & MARKETING
DIRECTOR
PRODUCTION DIRECTOR
POLYMER PRODUCTION
POLYMER & STAPLE FIBER
SF PRODUCTION
POLYMER SF MAINTENANCE
RECLAMING PRODUCTION
FILAMENT YARN
FY PRODUCTION
TECHNICAL PRODUCTION
UTILITY-1
UTILITY-2
ENGINEERING
BAB I PENDAHULUAN
I-12
2,41 %
2.
21,8 %
3.
71 %
4.
4,6 %
BAB I PENDAHULUAN
I-13
PSF-GM
AM
S2
S1
O2/O2/LS
GENERAL
MANAGER
DEPT.
MANAGER
ASST.
MANAGER
SUPERINTENDENT
SUPERVISOR
OPERATOR
PSF-GM
P-M
P-AM
ADVISOR
Cpo-C
CP Daily
Operation
CP Daily
Operation
GROUP-1
ReaksiGroup
TAUNLOADING
CAT/ADDGROUP
GROUP-2
ReaksiGroup
TAUNLOADING
CAT/ADDGROUP
GROUP-3
ReaksiGroup
TAUNLOADING
CAT/ADDGROUP
GROUP-4
ReaksiGroup
TAUNLOADING
CAT/ADDGROUP
PPIC &
OFFICE
PPIC &
OFFICE
Chip
Handling
BAB I PENDAHULUAN
1.
I-14
Daily
Karyawan daily adalah karyawan yang tidak kena shift, dengan jam kerja
sebagai berikut:
2.
: 08,00 16.30
: Libur mingguan
Shift
Hari kerja bagi karyawan PT.TIFICI,Tbk. Yang bertugas shift ditetapkan
sebagai berikut:
a. Sistem 4/1,3 shift
yaitu terdiri dari 4 regu dan bekerja secara bergilir dalam tiga shift yaitu:
-
Shift I (pagi)
Shift II (sore)
Pagi
1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4
Sore
3 4 4 4 4 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3
Malam
2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 1 1 1 1 2 2
Libur
4 3 2 2 1 4 3 3 2 1 4 4 3 2 1 1
BAB I PENDAHULUAN
I-15
1.5.3.2 Penghargaan
Setiap tahun PT. TIFICO, Tbk. Selalu memberikan penghargaanpenghargaan bagi karyawannya yeng telah membantu memenuhi standar kerja,
diantaranya:
1. Karyawan yang rajin dan berdisiplin tinggi.
2. Karyawan yang telah meningkatkan reputasi dan nama baik perusahaan.
3. Karyawan yang telah mencapai masa kerja lima tahun dan kelipatan lima
tahun berikutnya.
4. Karyawan
1.5.3.3 Pengupahan
PT. TIFICO, Tbk. Memiliki standar pengupahan yang besarnya
disesuaikan dengan kondisi perusahaan, prestasi kerja, keahlian dan kecakapan
dari setiap karyawan, jabatan dan lamanya masa kerja.sistem pengupahan dari PT.
TIFICO, Tbk. Dibagi dalam bulanan dan harian.
Secara garis besar, susunan pengupahan terbagi dalam :
a. Upah Dasar
Terdiri atas:
Upah pokok
Tunjangan tingkatan
Tunjangan golongan
Tunjangan ruang
b. Tungangan-tunjangan
Tunjangan shift
BAB I PENDAHULUAN
Tunjangan perumahan
Tunjangan istri/anak
Tunjangan khusus
I-16
Keluarga Pekerja
100 %
80 %
80 %
70 %
60 %
50 %
BAB I PENDAHULUAN
I-17
2.
BAB I PENDAHULUAN
I-18
Serat poliester stable fiber yang terbentuk bal, diberi identitas pada setiap
balnya, sehingga jika ada complain dari konsumen dapat cepat diketahui, karena
setiap balnya sudah ada pada tiap label.
Contoh label :
TJO2R
SD 1.4 X 51
Keterangan :
T
: Teijin
: Jakarta
C/R
1.6.
1.4 ; 1.2
38 ; 51
BAB I PENDAHULUAN
I-19
1.7.
Penanganan Limbah
BAB I PENDAHULUAN
JENIS LIMBAH
BENTUK
I-20
SUMBER DAMPAK
KAPASITAS
FISIK
I.
PADAT
1. Limbah PTA slurry
Serbuk
Proses polimerisasi
600 kg/bln
Padatan
Sampel / drain
2~10 ton/bln
3. Abu Incenerator
Serbuk
1 m3/6bln
4. Serat
Potongan
Work shop
250 kg/bln
5. RG Residu
Padatan
6. Sampah umum
Potongan
600 m3/bln
1. Limbah polimerisasi
Cair
Proses polimerisasi
4500 m3/bln
Cair/sludge
120 ton/bln
3. Limbah laboratorium
Cair
Laboratorium polimer
10 L/bln
4. Oil bekas
Cair
Utility
2800 L/bln
5. Cairan alkaline
Cair
Pencucian filger
300 L/bln
Proses polimerisasi
1500
II. CAIR
6. Limbah
polimerisasi Cair
(perluasan pabrik)
7. Pencucian
COD/bln
autoclave Cair
6000 m3/bln
Filter cleaning
15 m3/bln
Boiler
3200 m3/bln
Gas
IV. DEBU
V. KEBISINGAN
Kebisingan
Material
Mesin diesel
VI. GETARAN
DAN -
LAINNYA
(Sumber : PT. TIFICO, Tbk)
1.7.2.
organik yang berasal dari air yang terbentuk dari reaksi antara EG dan PTA pada
Laporan kerja praktek PT. TIFICO Tbk.
TEKNIK KIMIA - UNNES
kg
BAB I PENDAHULUAN
I-21
reaktor DE dan EG yang menguap para reaktor PA. Data teknis pengolahan
limbah 150 m3/hari, kualitas limbah sebelum diolah 20.00 - 25000 ppm (COD),
kualitas limbah setelah diolah 90 - 150 ppm (COD), standar pembuangan limbah
150 ppm (COD)dan waktu pengolahan 24 jam.
Untuk memperluas proses penanganan limbah maka limbah dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Tujuan pengklasifikasikan ini karena
setiap jenis limbah memerlukan penanganan yang berbeda secara prioritas yang
berbeda pula. Ada beberapa jenis limbah yang masih dapat dipergunakan, seperti
limbah residu yang merupakan limbah padat pada proses polimerisasi, dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan karpet talang, begitu pula
dengan limbah-limbah padat sebelumnya oleh masyarakat, terlebih dahulu
dipisah-pisahkan menurut jenisnya dan disimpan pada lokasi penyimpanan
sementara.
Untuk sistem pengolahan limbah PT. TIFICCO, Tbk mengacu pada dasar
pemikiran serta ketetapan yang berlaku, antara lain :
1. Tidak membuang limbah ke tanah yang dapat mengakibatkan pencemaran.
2. Pembuangan limbah cair ke saluran air minum memenuhi ketentuan dari
Safety and Environmental Control Kementrial Lingkungan Hidup.
3. Mengklasifikasikan limbah menurut jenisnya, dan menampung pada tempat
penampungan sementara, kemudian diberikan pada pihak lain untuk diolah
lebih lanjut.
BAB I PENDAHULUAN
2.
I-22
Kolom Aerasi
Kolom ini bertujuan untuk mengurangi zat organik terlarut. Zat organik ini
diolah secara biologi menjadi CO2, air, material sel, dan padatan inert lain,
oleh mikroorganisme, dengan adanya O2. Di dalam sistem aerasi ini bagian
pengolahan limbah menggunakan dua tipe yaitu sistem aerasi agitator dan
dengan sistem aerasi blower dari bawah. Di dalam kolom ini juga diberikan
nutrisi dan zat kimia untuk perkembangan bakteri. Beberapa bahan kimia
tersebut antara lain :
1) Urea dan Ammoniium Phospate, sebagai nutrient untuk mikroba
2) Alkali, yang ditambahkan untuk pengaturan pH, agar mikroba bisa tetap
hidup.
3.
Kolom Sedimentasi
Setelah proses aerasi, air limbah dialirkan ke bak, sedimentasi untuk
mengendapkan lumpur-lumpur. Lumpur yang terbentuk sebagian didaur
ulang, dan sebagian diproses lebih lanjut. Adapun air limpahan dari kolam
sedomentasi ini ditampung di dalam bak keluaran (effluent tank). Air yang
telah mengalami proses pengolahan ini dialirkan ke sungai Cisadane.
4.
Pengolahan Sludge
Lumbah padat ini merupakan hasil samping dari proses pengolahan limbah
cair yang berupa lumpur (sludge), yang pengolahannya adalah sebagai
berikut:
Lumpur yang terendapkan tersebut dialirkan menuju sludge storage,
selanjutnya lumpur terebut dialirkan menuju dehydrator.. Pada dehydrator,
lumpur dipisahkan dari cairan, cake yang terbentuk ditampung, kemudian
cake ini akan dibakar dalam coal boiler. Cairan yang terpisahkan dari
dehydrator ini dialirkan kembaali menuju kolom aerasi.
Air limbah yang telah diolah (effluent) selalu dikontrol baku mutunya, setiap
bulan dilakukan pengontrolan baku mutu sebanyak 3 kali dengan analisa
laboratorium yang telah ditunjuk pemerintah yaitu sekali dalam sebulan.
II-1
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1. Konsep Proses
2.1.1. Dasar Reaksi
Dalam pembuatan polyester dari purified terefthalat acid dan ethylene
glycol mendasarkan pada reaksi esterifikasi dan polikondensasi yang bersifat
endotermis. Reaksinya adalah sebagai berikut :
1.
Reaksi Esterifikasi
HOOC --
-- COOH(s) + HOCH2CH2OH(l)
0,000 kg/cm2G
PTA
HOCH2CH2OOC -2.
279,5 oC
-- COOCH2CH2OH(l) + H2O(v)
Reaksi Polikondensasi
x[HOCH2CH2OOC --
-- COOCH2CH2OH](l)
286,5-293,3 oC
57,5 ~ 1,4 torr
DGT
HOCH2CH2----OOC-
H=7,65 kcal/mol
--COOCH2CH2----OH(l)+(X-1) HOCH2CH2OH(v)
EG
2.1.3.
Mekanisme Reaksi
2.1.3.1 Inisiasi
Pada tahap inisiasi didahului dengan proses aktivitas, dimana terjadi
penarikan H+ dari gugus carboxyl, sehingga terbentuk gugus aktif oleh katalis
pada salah satu pereaktan, mekanisme yang terjadi adalah sebagai berikut :
O
C
V
HOOC--
---C---O
II-2
Setelah terjadi pembentukan gugus aktif pada salah satu pereaktan, maka
terjadi transfer elektron.
O
=
HOOC--
---C---O+HOCH2CH2OH
C
V
HOOC--
C
V
--C-OC2H4OH+H2O
=
Sb2O3+HOOC--
C
V
2.1.3.2 PropagasiV
---C-OC2H4OH O---C--
C
V
V
--C---OC2H2OH+Sb2O3H
=
2HCO2H4OC-
C
V
V
--C--OC2H4 O-C--
--C---OC2H4 O---C-
=
HOC2H4---C--
- --C-OC2H4OH
x-2
C
V
V
(x-2) + HOCH2CH2OH
--C-OC2H4OH+HOC2H4O---C--
--C-OC2H4OH
C
C
C
x-2
V
V
V
V dilakukan penarikan Veltylene glicol yang Vterbentuk,
Selama propagasi
--C---OC2H4 O-C-C
O
x-2
(x-1) + HOCH2CHV2OH+
--C---OC2H4 O-C--
CC
V
V TIFICO Tbk.
Laporan kerja praktek PT.
V
V
--C---OC2H4 O-C-C
x-2
HOC2H4O-C-
=
HOC2H4O-C-
--C-OC2H4OH
C
V
V
--C-OC2H4OH
C
V
V
Deny Aditia Nugraha 5213413058
V
V
II-3
PTA
-1903685,95 kkal
Hf
EG
-3218675,25 kkal
Hf
DRG =
-2550242,37 kkal
Hf
H2O
-1465681,46 kkal
-9122 kkal/mol
Sehingga H298
[]
[]
= k [COOH][OH][katalis]
Untuk reaksi poliesterifikasi dengan katalis maka reaksinya adalah reaksi ordo 2
[]
= k [COOH][OH]
Dimama :
k = kf (katalis), (COOH) = (OH) = c
k merupakan konstanta kecepatan dasar dan f katalis fungsi dari kosentrasi
katalis, k hanya dapat konstan jika bahan yang ditambah adalah katalis. Jika
jumlah gugus fungsi yang digunakan sama, persamaan kecepatan reaksi menjadi :
= kc2
c0
= 0
1
0
= kt
II-4
ktco = 1 1
Hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu dinyatakan dengan
persamaan archenius :
K = A exp [
= faktor tumbukan
= energi aktifasi
= konstanta gas
= suhu reaksi
Dimana data untuk nilai energi aktifasi (E) dan faktor tumbukan (A)
K1
K2
17,6
29,8
1,10 106
4,16 107
II-5
Temperatur
Untuk kondisi optimal, reaksi esterifikasi dilakukan pada suhu 280 oC maka
konversi akan mengalami penurunan sedangkan apabila suhu diatas 280 oC
maka konversi juga akan semakin turun karena terjadi sublimasi PTA.
b.
Tekanan
Tekanan operasi yang digunakan dalam proses ini adalah :
Esterifikasi : tekanan 0.000 kg/cm2G
Tekanan 0.000 kg/cm2G dimaksudkan untuk menjaga agar kondisi EG
(reaktan) tetap dalam keadaan cair, sehingga reaksi berjalan secara optimal
yang didasarkan pada pertimbangan bahwa reaksi PTA dan EG terjadi pada
fase cair.
Polimkondesasi : tekanan 57,5 torr pada PA-11
Tekanan 2,65 torr pada PA-12
Tekanan 1,25~1,39 torr pada PA-13
Tekanan 1,25 1,39 torr dimaksudkan untuk menghasilkan polimer dengan
derajat polimerisasi (DP) sekitar 106. Pada DP 100 polimer mempunyai berat
molekul 19.279,07. DP sangat menentukan kualitas dari polimer itu sendiri.
c.
d.
II-6
Tahap penyiapan
bahan baku
PTA Slurry
Preparation
Proses direct esterification
Proses
pencampuran
bahan aditif dan
katalis dengan EG
Proses polikondensasi
PET
Gambar : 2.1 Blok Diagram Proses Pembuatan PET Secara Umum
2.
3.
4.
II-7
II-8
2.
3.
II-9
2.3.1.3.2 Katalis
Kebutuhan katalis sangat berpengaruh pada proses terjadinya reaksi, katalis yang
digunakan Antimon Trioksida (Sb2O3) kode C2.
Tahap persiapan adalah :
Ethylene Glycol dicampur dengan Sb2O3 hingga homogen selama 1 jam. Lalu
larutan dipanaskan 150 160 C selama 3 jam. Setelah dipanaskan larutan
didinginkan sampai 30 C dengan mengontrol pH antara 4 5.
COOH
105MONOMER +210H2O
COOH
21OLYGOMER5
210HCOH2CH2OH
+
210H2O
84HOCH2CH2OH
Pembentukan olygomer ini merupakan reaksi esterifikasi yang bertujuan
untuk membuat polyester rantai pendek (dengan derajat polimerisasi / DP = 5)
yang siap untuk reaksi polikondensasi lebih lanjut membentuk rantai polimer yang
lebih panjang.
Slurry yang berasal dari TAT-11 dipompa menggunakan TAP-11B/C
supaya menuju ke reaktor DE, untuk dinaikkan suhunya di DEH sebelum
Laporan kerja praktek PT. TIFICO Tbk.
TEKNIK KIMIA - UNNES
kondisi
Temperatur reaktor, C
279,7
Volume reaktor, m3
60
80
Temperatur destilasi, C
Bagian atas
100
Bagian bawah
197
Lantai 5
Letak
21 Olygomer5
2 EG
105/26prepolymer26 +17EG
DEG + H2O
Kondisi dalam reaktor PA-12 dijaga agar temperatur 290,5 C dan tekanan
2,65 torr. Dari PA-12, polimer yang dihasilkan dipompa menggunakan PP-12
menuju ke PF-11A,B untuk screening dari partikel-partikel size yang dapat
menurunkan kualitas dari polimer, baru kemudian dialirkan ke PA-13. Untuk
reaksi polimerisasi yang terakhir sehingga menghasilkan PET (DP = 105). EG dan
H2O yang terbentuk di PA-12 disedot dengan menggunakan sistem vakum ke PC12.
poly105 + EG
Kondisi didalam PA-13 dijaga agar temperatur 293,3 C dan tekanan 1,39
torr. PET yang dihasilkan akan dikirim ke mesin pemotong chip untuk dibentuk.
Air yang terbentuk di PA-13 dipisahkan dari polymer menggunakan prinsip
vakum dari PJ-11 ke PC-13.
1.
2.
Polimer yang keluar dari valve PV-11 didinginkan menggunakan air khusus
(SW). Air ini didinginkan menggunakan chilled water dengan cara kontak
langsung sekaligus dengan media transportassi polimer.
3.
Aliran polimer ini setelah didinginkan akan menuju ke mesin pemotong untuk
dibentuk menjadi chip polimer dengan ukuran-ukuran yang diinginkan (3 x 3
x 2).
4.
5.
Dari Pre Dehydrator slurry chip masuk ke dalam chip dehydrator (dryer)
untuk mengurangi kadar airnya hingga batas maksimal. Pengeringannya
menggunakan udara kering yang dihembuskan untuk membawa titik-titik air
yang masih menempel pada chip.
6.
7.
8.
Dari BLK2 ini bila akan digunakan maka chip di pull out kemudian
dipacking dan disimpan di gudang, sedangkan bila ingin digunakan oleh
departemen SF dari BLK2 dikirim ke BK-3, baru kemudian dikirim ke SF
untuk dibuat kapas dan dikirimkan ke Filament Yarn untuk dibuat benang.
9.
III-1
BAB III
SPESIFIKASI ALAT
3.1 Alat Utama
3.1.1 Tangki Pembuatan PTA- Slurry (TAT-11)
Fungsi
Tipe
Bahan
: SUS 304
Dimenssi
: Diameter
: 1800 mm
Tinggi
: 3174 mm
Kapasitas
: 10 m3
Jumlah
: Satu buah
Kecepatan pengaduk
: 27 rpm
Daya
: 37 KW
Tipe
Bahan
Dimensi
: Diameter
: 3700 mm
Tinggi
: 4500 mm
Jumlah
: Satu buah
Volume
: 60 m3
Jenis pengaduk
: 80 rpm
pengaduk
Daya motor
Laporan kerja praktek PT. TIFICO Tbk.
TEKNIK KIMIA - UNNES
: 5,5 KW
Deny Aditia Nugraha 5213413058
III-2
Tipe
Bahan
Jumlah
: satu buah
: 820 m2
Bahan pemanas
: Dowterm
Tipe
Bahan
: SUS 316
Dimensi
: Diamter
: 1300 mm
Tinggi : 14150 mm
Jumlah
: Satu buah
Tipe
Bahan
Dimensi
: Diamter
: 3800 mm
Tunggi
: 2800 mm
Volume
: 47 m3
Jumlah
: Satu buah
Kecepatan agitator
: 136 rpm
Daya motor
: 30 KW
: 96 m3
III-3
Tipe
Bahan
Dimensi
: Diamter
: 2400 mm
Tunggi
: 6500 mm
Jumlah
: Satu buah
Tipe pengaduk
Tipe
Bahan
Dimensi
: Diamter
: 2400 mm
Tinggi
: 6500 mm
Jumlah
Laporan kerja praktek PT. TIFICO Tbk.
TEKNIK KIMIA - UNNES
: Satu buah
Deny Aditia Nugraha 5213413058
III-4
Daya motor
: 110 KW
Tipe pengaaduk
: Unloading PTA
Tipe
: Vertikal Hopper
Bahan
: SUS 304
Volume
: 1,1 m3
Jumlah
: Satu buah
: Penyimpanan PTA
Tipe
Bahan
: SUS 304
Volume
: 1000 m3
Jumlah
: dua buah
Tipe
: Snake pump
Kapasitas
: 288 kg/min
Jumlah
: Tiga buah
Daya motor
: 7,5 KW
III-5
Tipe
Bahan
Jumlah
: Satu buah
: 140 m3
Bahan pendingin
: Pemanasan di ED-11
menguapkan Etylene Glikol
Tipe
Jumlah
Luas
: Satu buah
Perpindahan panas
: 120 m3
untuk
Tipe
: Vertikal pot
Bahan
: SUS 304
Dimensi
: Diameter
: 800 mm
Tinggi
: 1200 mm
Jumlah
: Satu buah
III-6
Tipe
: Pompa sentrifugal
Bahan
Kapasitas
: 36,3 kg/menit
Jumlah
: Dua buah
Daya motor
: 5,5 KW
: Filtrasi glikol
Tipe
Bahan
Dimensi
: Diameter
Tinggi
Jumlah
: 450/500 mm
: 1010 mm
: Dua buah
Tipe
: Gear pump
Bahan
: CSC 13
Kapasitas
: 13200 kg/jam
Daya motor
: 15 KW
Tipe
: Plunger pump
Bahan
: Stainless Steel
Jumlah
: Satu buah
Daya pompa
: 3,7 KW
III-7
Tipe
: Cartridge
Bahan
Dimensi
: Diameter
: 700 mm
Tinggi
: 1050 mm
Jumlah
: Dua buah
Jumlah cartridge
: 852 buah
: 38 m2
Tipe
Bahan
: SCS 13
Kapasitas
: 12500 kg/jam
Jumlah
: satu buah
Daya motor
: 55 KW
Media pemanas
: Pemanas Dowterm
BAB IV
UTILITAS
Clearation
Proses ini merupakan tahap penjernihan, penghilangan lumpur atau partikelpartikel yang dapat merusak peralatan.
2.
Filtrasi
Proses ini adalah tahap pemisahan air dari lumpur dengan filter pasir, batu,
dan koral. Hasil dari proses ini digunakan untuk air murni dengan
menambahkan desinfektan. Kapasitas dari filter water ini adalah 250 m3/jam.
3.
Chlorinasi
Pada proses ini dilakukan sterilisasi terhadap kuman dengan menambahkan
desinfektan berupa senyawa klorin (HOCl). Senyawa tersebut dapat
membunuh kuman, sehingga air tersebut dapat digunakan sebagai air rumah
tangga.
4.
C. Selanjutnya air umpan dengan kadar O2 0,7 ppm ini dipompa ke steam
Pressure
Penggunaan
(kgf/cm2)
High Pressure Steam
56
16
Pada
laboratorium
inspeksi
memenuhi
kebutuhan
energi
listriknya,
PT.
TIFICO,
Tbk.
menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara sebagai sumber energi
yang utama, 2 x 30 MW. Selain itu juga digunakan sumber energi listrik dari PLN
dengan kapasitas, yaitu sebesar 6400 kWh.
dan
BAB V LABORATORIUM
V-1
BAB V
LABORATORIUM
Suatu barang yang dihasilkan harus dengan standar mutu yang ditentukan
maka dari itu diperlukan pengawasan mutu. Pengawasan mutu sangat diperlukan
oleh perusahaan, walaupun sudah ada rencana produk dengan ketentuan proses
produksi yang secara teknis dapat mencapai mutu yang ditentukan, namun masih
ada kemungkinan penyimpanan mutu yang dihasilkan.
Pengendalian mutu berfungsi untuk mengetahui apakah mutu dari produk
yang dihasilkan sudah sesuai standar. Jadi tujuan pengawasan mutu adalah untuk
mendapatkan gambaran mutu hasil produksi, apakah sesuai dengan standar atau
perlu diadakan diperbaikan dan pemeriksaan terhadap kesalahan-kesalahan yang
terjadi sehingga menyebabkan turunnya mutu produk.
5.1 Program Kerja Laboratorium
Dalam pengendalian mutunya, PT. TIFICO Tbk mengoptimalkan aktivitas
laboratoriumnya untuk pengujian mutu dari :
1.
2.
3.
Produk akhir.
Aktivitas laboratorium secara umum diuraikan pada tabel berikut ini:
BAB V LABORATORIUM
V-2
OBJEK ANALISA
Bahan baku
Proses polimer
Utility
BAB V LABORATORIUM
V-3
ALAT
FUNGSI
Colour machine
Viscometer ostwald
Gas chromatograph
Kompor listrik
Spektrofotometer 1100 nm
Mikroskop
AAS
HPLC
Differential Scanning
Calorymeter
polimer
5.3.1 Colour
Colour yang dianalisa adalah colour L (lightness/kebeningan) dan colour B
(brightness/keburaman)
yang
dilakukan
oleh
colour
machine.
Dengan
BAB V LABORATORIUM
V-4
5.3.5 TiO2
Kadar TiO2 dalam chip dianalisa dengan mengggunakan spektrofotometer
dengan indikator H2O2 sebesar 3%. Chip dilarutkan dalam amonium sulfat,
kemudian ditambahkan dengan asam sulfat lalu dipanaskan. Setelah larutan
diencerkan hingga volume tertentu (tergantung jenis chip), kemudian ditambah
H2O2 hingga berwarna kuning. Kemudian kadar TiO2 ditentukan dengan
spektrofotometer 1100 nm.
5.3.6 TG
Tujuan analisa ini adalah untuk mengetahui jumlah titan yang menggumpal
(menyebar tak sempurna) dalam chip. Jumlah titan yang menggumpal dapat
diketahui dengan menggunakan mikroskop yaitu menghitung beberapa
banyaknya gumpalan tiap gram chip.
BAB V LABORATORIUM
V-5
JENIS CHIP
Grade 1A
Col-L
Col-B
IV
D-EG
Ash
TiO2
Moisture
TG
COOH CHIP
Grade 2A
Col-L
Col-B
IV
D-EG
Ash
TiO2
Moisture
TG
COOH CHIP
Grade 3A
Col-L
Col-B
IV
D-EG
Ash
TiO2
Moisture
TG
COOH CHIP
STANDAR MUTU
UNIT
del/gr
Weight %
Weight %
Weight %
Weight %
Pcs/gr
Eq/T
Weight %
Weight %
Weight %
Weight %
Pcs/gr
Eq / T
Weight %
Weight %
Weight %
Weight %
Pcs/gr
Eq / T
75,0 2,5
5,2 1,0
0,630 0,005
1,22 0,1
0,315 0,02
0,295 0,02
<0,15
<5
35,0 10,0
75,0 4,0
5,2 2,5
0,630 0,015
1,22 0,50
0,315 0,045
0,295 0,05
<0,2
<5
35,0 12,0
75,0 5,0
5,2 3,5
0,63 0,03
1,22 1,0
0,315 0,06
0,295 0,06
<0,4
<10
35,0 15,0
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan kerja praktek di PT. TIFICO, Tbk Tangerang di
departemen polimer CP (Continous Plant) maka dapat diambil kesimpulan:
1. Departemen polimer di PT. TIFICO, Tbk memproduksi chip PET
(Polyethylene Terephtalat)
2. Tahapan proses produksi chip PET adalah:
Proses pembuatan slurry bahan baku
proses direct esterifikasi
proses reaksi polikondensasi
proses chip cutting
3. Jenis chip yang diproduksi oleh departemen polimer CP PT. TIFICO,
Tbk adalah :
Staple Fiber (SF) digunakan pada proses pembuatan benang.
PET jenis semi dull digunakan sebagai bahan baku pada indusri
tekstil.
4. Proses chip PET menggunakan metode direct esterification dan
polycondensation autoclav dengan bahan baku PTA dan EG.
Menggunakan 4 reaktor, yaitu satu reaktor direct esterification dan tiga
reaktor polycondensation. Keempat reaktor tersebut adalah reaktor
berpengaduk dengan pemanas bertekanan.
5. PT. TIFICO, Tbk memproduksi chip PET dengan 2 macam proses, yaitu
proses batch dengan kapasitas 230 ton per hari, sedangkan proses
kontinyu memproduksi 385 ton per hari.
6. Pengolahan limbah pabrik PT. TIFICO, Tbk secara serius ditangani oleh
management
pabrik.
Sehingga
bisa
memenuhi
syarat
untuk
6.2. Saran
Sarana dan prasarana perlu ditingkatkan terutama literatur-literatur yang
berhubungan dengan pabrik seperti proses industri perlu diupdate, hal ini
sangat menunjang dalam peningkatan sumber daya manusia.
VII-1
BAB VII
TUGAS KHUSUS
Menghitung Evaluasi Kinerja dan Analisa Kelayakan Pompa Sentrifugal
(RWP-11A/B/D) pada Unit Continous Process
VII-2
Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller,
maka fluida yang ada didalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar.
Karena timbul gaya sentrifugal maka fluida mengalir dari tengah impeller ke luar
melalui saluran di antara sudu-sudu. Dengan demikian head tekanan fluida
meningkat. Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena fluida ikut
mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran
berbentuk volut (spiral) di sekililing impeller an disalurkan ke luar pompa melalui
nosel. Di dalam nosel ini sebaian head kecepatan aliran diubah menjadi head
tekanan. Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja kepada fluida sehingga
energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar.
VII-3
Dari uraian di atas jelas bahwa pompa sentrifugal dpat mengubah energi
mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi. Energi inilah yang
mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head potensial
pada fluida yang mengalir secara kontinyu.
Ukuran
Satuan
Diameter
300
mm
Material
FC250
Tipe pompa
Pompa sentrifugal
Kapasitas
12,5
m3/min
Speed
1450
Rpm
Power
170
KW
Total head
55
Effisiensi pomp
55
NPSH
9,1
VII-4
Ukuran
Satuan
39
30
0,5
26,5
26
53
0,04054859
atm
atm
Laju alir
40000
m3/hari
C
C
7.5 Perhitungan
Metode yang digunakan sebagai acuan adalah buku GG. Brown Unit
Operation dan buku C.J. Geankoplis Transport Process and Unit Operation.
Metode Perhitungan
1. Menghitung daya pompa (BHP)
2. Menghitung effisiensi motor (EM)
3. Menghitung head total pipa (H)
4. Menghitung Net Positive Suction Head (NPSH)
Langkah-langkah perhitungan :
1.
Densitas ()
Vsikositas ()
VII-5
Cara Perhitungan:
1. Menghitung luas penampang bagian dalam pipa
2. Menentukan factor friksi (f)
Daya popa
VII-6
POMPA RWP-11A
Fungsi : Memompakan air pendingin
Jenis : Pompa sentrifugal
Data :
Densitas () =
Viskositas () =
Laju massa (m) setiap pompa =
995,0900
kg/m3
62,1214
lb/ft3
0,7650
cp
0,0005
lb/ftdet
0,5583
kg/jam =
1,2308
lb/jam
1666,6667
=
16,3494
7338,1138
555,5556
=
5,4498
2446,0379
m3/jam
ft3/det
gal/menit
m3/jam
9,259259259
m3/min
ft /det
gal/menit
20,0000
in
ID =
19,2500
in
20,0000
OD =
Schedul Number =
in
1,6042
ft
0,488949752
1,6667
ft
4,7808
in2
40,0000
2,0201
ft2
v = qf /A =
2,6978
ft/det
0,8223
m/s
522126,8646
> 2100
0,00009
0,0280
Diperkirakan :
Panjang pipa lurus, L =
40,0000
131,2336
ft
Ketinggian elavasi, Z =
24,5000
VII-7
80,3806
ft
102,1792
Direncanakan :
long sweeep elbow =
6,0000
unit
34,0000
ft
335,2336
gc =
32,1740
ft
ft-lbm/lbf
det2
F=
2,6473
ft-lbf/lbm
P1 =
5,4199
atm
11469,7061
lbf/ft2
P2 =
1,1800
atm
2497,1361
lbf/ft2
P =
4,2399
atm
8972,5700
lbf/ft2
P/ = (P1 - P2)/ =
144,4362
ft.lbf/lbm
0,1131
ft-lbf/lbm
w=
g=
227,5771
ft-lbf/lbm
Daya pompa =
140,0835
Dengan qf =
2446,0379
Daya pompa =
32,1740
ft/det
w x x Qf x 1Hp
550 ft-lbf/det
hp
gpm
85%
164,8041
hp
90,8%
Daya motor =
181,5024
170
hp
KW
228,0000
VII-8
hp
1
10332,22745
atm
kg/m2
Za =
0,5
Pv =
0,041895917
kg/cm2
418,9591672
kg/m2
Zb =
25
86,94225722
ft
24,5
Hs = (Pa/) + Za
10,88320901
Hd = (Pa/) + Zb
35,38320901
H = Hd -Hs
24,5
15748,2571
N/m2
1605,875307
32,84838354
9,1
NPSH avaliable
32,84838354
NPSH required
9,1
24,5
55
181,5024
hp
228,0000
hp
9,259259259
m3/min
12,5
m3/min
90,8%
88,7%
kg/m2
VII-9
POMPA RWP-11B
Fungsi : memompakan air pendingin
Jenis : Pompa sentrifugal
Data :
Densitas () =
Viskositas () =
Laju massa (m) setiap pompa =
995,0900
kg/m3
62,1214
lb/ft3
0,7650
cp
0,0005
lb/ftdet
0,5583
kg/jam =
1,2308
lb/jam
1666,6667
m3/jam
ft3/det
16,3494
7338,1138
gal/menit
555,5556
m3/jam =
5,4498
2446,0379
ft /det =
9,259259259
m3/menit
326,9876862
ft3/menit
gal/menit
20,0000
in
ID =
19,2500
in
OD =
Schedul Number =
11,5000
in
1,6042
ft
0,488949752
0,9583
ft
4,7808
in2
40,0000
2,0201
ft2
v = qf /A =
2,6978
ft/det
0,8223
m/s
522126,8646
> 2100
40,0000
131,2336
ft
Ketinggian elavasi, Z =
24,5000
80,3806
ft
102,1792
Direncanakan :
long sweeep elbow =
6,0000
unit
34,0000
ft
335,2336
gc =
32,1740
ft
ft-lbm/lbf
det2
F=
2,6473
ft-lbf/lbm
P1 =
6,5813
atm
13927,5002
lbf/ft2
P2 =
1,1800
atm
2497,1361
lbf/ft2
P =
5,4013
atm
11430,3642
lbf/ft2
P/ = (P1 - P2)/ =
184,0005
ft.lbf/lbm
0,1131
ft-lbf/lbm
w=
g=
267,1415
ft-lbf/lbm
Daya pompa =
164,4371
Dengan qf =
5,4498
Daya pompa =
32,1740
ft/det
w x x Qf x 1Hp
550 ft-lbf/det
hp
gpm
85%
193,4554
hp
92,0%
Daya motor =
210,2776
hp
170
228,0000
KW
hp
1
10332,22745
atm
kg/m2
Za =
0,5
Pv =
0,041895917
kg/cm2
0,04054859
418,9591672
kg/m2
85,80961548
lbf/ft2
1605,875307
kg/m2
Zb =
25
86,94225722
ft
24,5
Hs = (Pa/) + Za
10,88320901
Hd = (Pa/) + Zb
35,38320901
H = Hd -Hs
24,5
atm
15748,2571
N/m2
32,84838354
9,1
NPSH avaliable
32,84838354
NPSH required
9,1
24,5
55
210,2776
hp
228,0000
hp
9,259259259
m3/min
12,5
m3/min
92,0%
83,3%
POMPA RWP-11D
Fungsi : Memompakan air pendingin
Jenis : Pompa sentrifugal
Data :
Densitas () =
Viskositas () =
Laju massa (m) setiap pompa =
995,0900
kg/m3
62,1214
lb/ft3
0,7650
cp
0,0005
lb/ftdet
0,5583
kg/jam =
1,2308
lb/jam
1666,6667
=
16,3494
7338,1138
555,5556
=
5,4498
2446,0379
m3/jam
ft3/det
gal/menit
m3/jam
9,259259259
m3/min
ft /det
gal/menit
20,0000
in
ID =
19,2500
in
OD =
Schedul Number =
20,0000
in
1,6042
ft
0,488949752
1,6667
ft
4,7808
in2
40,0000
2,0201
ft2
v = qf /A =
2,6978
ft/det
0,8223
m/s
522126,8646
> 2100
0,00009
0,0280
Diperkirakan :
Panjang pipa lurus, L =
40,0000
131,2336
ft
Ketinggian elavasi, Z =
24,5000
80,3806
ft
Direncanakan :
long sweeep elbow =
6,0000
unit
34,0000
ft
335,2336
gc =
32,1740
ft
ft-lbm/lbf
det2
102,1792
F=
2,6473
ft-lbf/lbm
P1 =
5,8070
atm
12288,9708
lbf/ft2
P2 =
1,1800
atm
2497,1361
lbf/ft2
P =
4,6270
atm
9791,8347
lbf/ft2
P/ = (P1 - P2)/ =
157,6243
ft.lbf/lbm
0,1131
ft-lbf/lbm
w=
g=
240,7653
ft-lbf/lbm
Daya pompa =
148,2014
Dengan qf =
2446,0379
Daya pompa =
32,1740
ft/det
w x x Qf x 1Hp
550 ft-lbf/det
hp
gpm
85%
174,3546
hp
91,0%
Daya motor =
191,5984
170
228,0000
hp
KW
hp
1
10332,22745
atm
kg/m2
Za =
0,5
Pv =
0,041895917
kg/cm2
418,9591672
kg/m2
Zb =
25
86,94225722
ft
24,5
Hs = (Pa/) + Za
10,88320901
Hd = (Pa/) + Zb
35,38320901
H = Hd -Hs
24,5
15748,2571
N/m2
1605,875307
32,84838354
9,1
NPSH avaliable
32,84838354
NPSH required
9,1
24,5
55
191,5984
hp
228,0000
hp
9,259259259
m3/min
12,5
m3/min
91,0%
83,7%
kg/m2
7.6 Pembahasan
Pemompaan air pendingin dari CWT-11/19 menuju EC-11 menggunakan
pompa sentrifugal pada RWP-11A/B/D. Dimana pompa memanfaatkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan oleh perputaran impeller (baling-baling) untuk
melempar cairan yang ada kedinding pompa, sehingga cairan mempunyai tenaga
kinetis. Tenaga kinetis ini dirubah menjadi tenaga tekan dalam nozzle volut
sewaktu cairan meninggalkan impeller, sehingga zat cair terangkat dari CWT
menuju EC-11 dimana proses ini berjalan secara sirkulasi.
Dari hasil perhitungan neraca tenaga (persamaan bernouli) secara actual
diperoleh
daya
pompa
untuk
RWP
11A/B/D
secara
berturut-turut
TUGAS KHUSUS
VII-1
BAB VII
TUGAS KHUSUS
Evaluasi Kondensor EC-11 pada Unit Pembuatan Chip Polimer di Continous
process (P-CP) PT. TIFICO FIBER INDONESIA, Tbk.
7.1.1
Pendahuluan
TUGAS KHUSUS
VII-2
TUGAS KHUSUS
VII-3
sebagai sentral, yang dibungkus oleh pipa yang lebih besar). Dimana satu fluida
mengalir lewat pipa dalam sedangkan fluida yang lain mengalir lewat anulus,
diantara dinding pipa dalam dan dinding pipa luar. Alat ini digunakan dalam
industri skala kecil dan umumnyadigunakan dalam skala laboratorium.
2.
luar tube), pipa-pipa tube didesain berada didalam sebuah ruang berbentuk
silinder atau shell. Salah satu fluida mengalir didalam tube, sedangkan fluida
lainnya mengalir di luar tube.
7.2.3
untuk mengubah uap menjadi air. Proses perubahannya dilakukan dengan cara
mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tube). Uap
mengalir di luar pipa-pipa (shell) sedangkan air sebagai pendingin mengalir
didalam pipa-pipa (tube), juga dapat sebaliknya.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan
pipa-pipa dan perbedaan terperatur antara uap dan air pendingn.
Proses
perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh. Karena
temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka temperatur air
kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju
perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan
temperatur.
TUGAS KHUSUS
1.
VII-4
Jenis-jenis kondensor
a. Kondensor horisontal
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk
ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas. Sedangkan arus
panas masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat
pada bagian bawah kondensor.
b. Kodensor vertikal
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk
kedalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas. Sedangkan arus
panas masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat
pada bagian bawah kondensor.
c. Direct-contact condenser
Direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencapurnya
langsung dengan air pendingin.
d. Spray condenser
Pada spray condenser, pencampuran steam dengan air pendingin
dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam secara langsung.
Sehingga steam yang masuk dari bagian bawah bercampur dengan air
pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat yang mendekati
fase saturated.
dan masih dalam keadaan bersih. Besarnya ditentukan oleh besarnya tahanan
konveksi ho dan hio, sedangkan tahan konduksi diabaikan karena sangat kecil bila
dibandingkan dengan tahanan konveksi.
TUGAS KHUSUS
Uc =
b.
VII-5
c.
Fouling factor
Setelah dipakai beberapa lama, permukaan panas suatau alat penukar panas
mungkin dilapisi oleh berbagai endapan yang biasanya terdapat sistem cairan atau
permukaan tersebut mengalami korosi sebagai akibat interaksi antara fluida
dengan bahan yang digunakan dalam kontruksi penukar panas.
Pengaruh menyeluruh daripada hal tersebut biasa dinyatakan dengan faktor
pengotoran (fouling factor) yang harus diperhitungkan bersama tahanan thermal
lainnya dalam menghitung koefisien perpindahan panas menyeluruh. Faktor
pengotoran didapatkan dari perhitungan :
Rd =
d.
Pressure drop
Naiknya tekanan baik di shell maupun di tube tidak boleh melebihi batas
pressure drop yang diijinkan. Naiknya tekanan didalam tube dapat dihitung
dengan teliti, sedangkan kenaikan tekanan didalam shell dapat menyimpang
sangat besar dari nilai teoritis, tergantung dari clearance alat penukar panas
tersebut.
TUGAS KHUSUS
VII-6
Ukuran
Satuan
Nt
905
OD
1,04
Inchi
ID
1,018
Inchi
6,5
ft
Pass
Pt
1,25
inchi
0,546
In2
Ao
0,2618
Ft2
Spesifikasi
Ukuran
Satuan
ID
45,27
Inchi
Bafle space
16
Inchi
Pass
Shell side
Kondisi operasi
Kondisi operasi
Tube side
Shell side
Satuan
6700,77
lb/h
Tin (uap)
104
Tout (uap)
73
Tin pendingin
30
Tout pendingin
39
TUGAS KHUSUS
VII-7
PERHITUNGAN :
Konversi
Tv in
= 104 C
= 219,2 F
Tv out
= 73 C
= 90,4 F
Mvap
= 3039,42 kg/jam
= 6700,77 lb/h
Tw in
= 30 C
= 56 F
Tw out
= 39 C
= 63,2 F
= m cp T
= 6700,77 0,45 (219,2 212)
= 21710,4948 Btu/hr
Qlaten
=m
= 6700,77 949 btu/lb
= 6359030,73 Btu/hr
Qc
= 6380741,225 Btu/hr
= m cp T
= 6700,77 lb/hr 0,04 (212-90,4)
= 374814,2707
= 6755555,496 btu/hr
= Qw
= m cp T
mwater
mwater
= 938271,5966 lb/hr
Qwater
= 6755555,496 btu/hr
6755555,496
1 (63,256)
TUGAS KHUSUS
VII-8
t weight
Fluida panas
Fluida dingin
Selisih
219,2 F
Suhu tinggi
63,2 F
156 F
212 F
Suhu rendah
56,389 F
155,6 F
Fluida dingin
Selisih
Fluida panas
212 F
Suhu tinggi
56,39 F
155,6 F
90,4 F
Suhu rendah
56 F
34,4 F
Subcooling (t)s
= 4667,33
45621,97756
t
= Q/(q/t)
= 6755555,496/45621,97756
= 148,07 F
= 0,546 ft2
at
Gt
Hi
Hio
144
=
=
3600
9240,546
1441
= 3,5035 ft2
955555,1379
3,5035
272742,2
360062,5
= 272742,2 lb/hr.ft2
= 1,212 fps
1,01
TUGAS KHUSUS
VII-9
= 0,0625 ft
955555,1379
3,149240,0625
= 5269,54 lb/hr
Asumsi h = ho = 350
Tv
= 215,6 F
Ta
= 59,6 F
Tw
= +
( )
350
= 125,41 F
Tf
= 170,5 F
Kf
= 0,398
(tabel 4, Kern)
Sg
=1
(tabel 6, Kern)
= 0,3
= 1200
479,61200
479,6+1200
= 342,67 btu/hr.ft2.oF
()
6521457,395
342,67155,8
= 122,14 ft2
Subcooling
As
Gs
Ta
= 59,6 F
= 1,1 x 2,42
De
= 0,0608 ft
144
=
=
45,270,2516
1441,25
955555,1379
1,006
= 1,006 ft2
= 949853,02 lb/hr.ft2
= 2,67 (fig.15)
0,0608
Res
Jh
(c/k)^1/3
Ho
= 21706,508
2,67
= 0,811
= (c/k)^1/3
0,356
= 711,96
479,63711,96
479,63+711,96
= 286,57 btu/hr.ft2.oF
()
358517,99
286,5780,31
= 15,57ft2
(342,67122,14)+(286,5715,57)
122,14+15,57
= 366,32
6879975,393
1572,37148,53
= 29,45
Dirt factor:
Rd
336,3229,45
336,3229,45
= 0,0309 hr.ft2.oF/btu
Pressure Drop
shell
Tv
= 59,6 F
= 1,1 x 2,42
Res
sg
=1
N+1
= 5,76
Ds
= 3,77
Ps
= 0,5
= 0,5
= 2,662 lb/ft.hr
0,0608949853,02
2,662
= 21706,51
^2(+1)
5.2210^10
0,0016949853,02^23,775,76
5,2210^100,06081
= 4,94 psi
= 6,6 kg/cm2
Tube
For Re = 659314,71
f
Pt
5.2210^10
0,001272742,26,51
5,2210^100,084
= 0,0102 psi
Pr
= (4n/s) x (V2/2g)
= 0,101 psi
PT
= Pt + Pr
= 0,1116 psi
= 0,109 + 0,097
= 0,78 kg/cm2
Summary
1200/711,9
h inside
Uc
366,32
Ud
29,45
Rd calculated
0,0309
Rd recuired
0,003
479,63
4,94
Calculated P
10
0,112
Allowable P
7.4. Pembahasan
Dari data perhitungan didapat nilai dirt factor sebesar 0,0302 ft2.F/btu,
sedangkan nilai dirt factor yang diizinkan adalah 0,003. Nilai ini menunjukan
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1959, Unit Operation, John Willey and Sons, Inc., New York.
Geankoplis, C.J. 1983. Transport Process and Unit Operation. Third Edition. New
Delhi: Prentice-Hall of India.
Kern, D.Q., 1950, Process Heat Transfer, McGraw-Hill Book Company, Inc.,
New York.
Peters, H.S. and Timmerhaus, K.D., 2003, Plant Design and Economic for
Chemical Engineering, McGraw-Hill Book Company, New York.
MEG ,SHEET
TABK-1
TABK-2
EC
PJT
ET
ED
M
ECP
DE-11
EDR
HOMOGENIZER
HOMOGENIZER
DEH-11
TX-11
TAH
TX-12
TG-11
TG-12
PA-11
EDF-11
TCD-11
TCD-12 P
M
M
TAFH-11
TAV-12
PCT-11
TT-11
TAF-11
BP-11
MGT-11
TT-12
EDP-11
TAT-11
SS
DGS
TS-11
TiO2
PCS-11
CGS
M
TAP-11A/B/C
to TAT
TDH-11
MGT-11
M
AFP-11
NEG
MGF-11
NOTE:
* MGF-12 MODIFICATION SIZE 100 MESH 200 MESH; L/T: 1 ~ 4 DAYS
Gofar-1X/FlowSheet
MGP-11
Gofar-1X/FlowSheet
VP
to HBD
HFT-11
O
R
I
F
I
C
E
HP-12
PC-11
ED
DE-11
M
PC-13
PC-12
EDR
DEH-11
PA-11
SM-2, 3, 4
PLC-1
EDF-11
PA-13
HLV-2
HLV-1
PP-15
BP-11
PA-12
SM - 5
PLC-2
PF-11
PP-12
EDP-11
PP-13
PP-16
SM - 6
PLC-3
PP-17
PV-11A / 11B
HB-11
HB-12
HOP-11
Gofar-1X/FlowSheet
HLT-11
HOP-12
HLT-12
HP-11
HP-12
PJ-11A
EC-11
PJ-11B
EJT-11
PJT-11
65 T/D
ET-11
ED-11
M
ECP-11
PJ-11A
PC-11
PJ-11A
PJ-11B
PJ-11B
TABK-1/2
EDR
PC-13
DE-11
DEH-11
PC-12
MGT
TAH-11
67 T/D
PA-11
SM-2,3,4
PLC-1
99 T/D
EDF-11
PP-14
TAV-12
TAF-11
EDP-11
TAFH-11
PA-12
PA-13
SM - 5
PLC-2
195 T/D
BP-11A
BP-11B
122 T/D
PF-11
MGT-11
M
PP-12
327 T/D
PP-13
PP-15
SM - 6
123T/D
382T/D
PLC-3
TAT-11
CGC-11
CGC-13
CGC-12
PP-16
MGT-11
M
CGF-11
TAP-11
CGF-12
CGF-13
5.35 T/D
CGS-11
10 T/D
0.28 T/D
AFP-11
MGT-11
CHIP BUNKER
NEG
FROM NGT-2
TANK YARD
Gofar-1X/FlowSheet
to TAT-11
TiO2
C2
DEG
S3
CGS-13
CGS-12
( SEE PAGE 3 )
CGP-11
CGP-12
CGP-13