Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TERMO 2 (20 November 2015)

KOMANG S.Y.A.SADIA
10/305381/TK/37491

1. Pada suatu unit di pabrik kimia, diperoleh hasil samping berupa campuran gas H 2 dan Uap A
dengan kadar A = 7 % mol, pada kondisi 1 atm, 320 K, sebanyal 50 mol/menit. Hidrogen
tersebut akan dimanfaatkan untuk proses hidrogenasi di unit lain, pada kondisi 10 atm, 600
K, dan kandungan A maximum 1 % mol. Untuk menyiapkannya diusulkan 2 proses yaitu :
Campuran gas didinginkan pada tekanan tetap sampai suhu tertentu, sehingga
sebagian besar uap A mengembun lalu dipisahkan. Selanjutnya gas sisa ditekan
dengan kompresor sampai 10 atm, kemudian dipanaskan pada tekanan tetap sampai
600 K
Campuran gas ditekan dengan kompressor sampai 10 atm, lalu didinginkan pada
tekanan tetap sehingga sebagian besar uap A mengembun dan selanjutnya dipisahkan.
Selanjutnya gas sisa dipanaskan pada tekanan tetap sampai 600 K.
Diketahui hubungan tekanan uap murni A ( PA , atm ) dan suhu (T, K) mengikuti persamaan:
Proses mana yang Anda pilih dan jelaskan pertimbangan Anda secara kuantitatif !
2. Cairan A dan B tidak saling melarutkan, sedangkan cairan C larut dalam A maupun B. Excess
gibbs free energy of mixing untuk campuran C dan A pada 25oC mengikuti persamaan:
gE = A xA xC (dengan A=konstanta)
sedangkan untuk campuran C dan B:
gE = B yB yC (dengan B=konstanta)
Tersedia dua data kesetimbangan cair-cair pada 25oC sebagai berikut:
Komposisi
xC
yC

Data 1
0,08
0,14

Data 2
0,12
0,19

Hitung fraksi mol C dalam fasa B yang setimbang dengan fasa A yang mempunyai fraksi mol
C, yC=0,5 pada 25oC.

Jawab:
1. Terdapat dua proses pilihan yaitu:

Campuran gas didinginkan pada tekanan tetap sampai suhu tertentu, sehingga sebagian
besar uap A mengembun lalu dipisahkan. Selanjutnya gas sisa ditekan dengan kompresor
sampai 10 atm, kemudian dipanaskan pada tekanan tetap sampai 600 K
Campuran gas ditekan dengan kompressor sampai 10 atm, lalu didinginkan pada tekanan
tetap sehingga sebagian besar uap A mengembun dan selanjutnya dipisahkan. Selanjutnya
gas sisa dipanaskan pada tekanan tetap sampai 600 K.
Ingin dipilih proses yang mana beserta pertimbangannya, maka perlu diperhitungkan kerja
kompresor dan beban condenser serta heater.

Case 1

Perhitungan suhu keluar kondensor


Umpan masuk = 50 mol/min
93
mol
mol
gas H 2=
x 50
=46,5
100
min
min
uap A=

7
mol
mol
x 50
=3,5
100
min
min

Diinginkan uap A yang tersisa 1 %


Karena gas H2 nonkompresibel maka mol awal = mol akhir, dimana persentasi gas H 2
di arus keluar condenser fase gas = 99%
mol
gas H 2=46, 5
=99
min
Maka mol uap A yang tersisa dalam fase uap:
1
mol
mol
uap A= x 46, 5
=0, 4697
99
min
min
Total mol gas sisa = (46,5 + 0,4697) mol/min = 46,9697 mol/min

Perhitungan suhu keluaran condenser dari tekanan parsial


x A P A= y A P

[ (

x A exp 6,55

)]

2790
=yA P
T

Karena fasa cair hanya terdiri dari 1 komponen (A), maka xA=1
2790
6,55ln ( y A . P ) =
T
2790
=6.55ln ( 0, 01 x 1 atm )
T
T = 250,1082 K

Perhitungan beban condenser


Q= panas sensible + panas laten
Q=m . cp . T +m .
Q=50

mol
J
mol
. 28,8
. ( 250,1082 K 320 K )+ ( 3,50, 4697 )
.
min
mol K
min

Q=3, 0303 153511,9266

Perhitungan kerja kompresor


Asumsi: kompresor bekerja adiabatic isentropic
P2 1

W s=
R T1
1
1
P1

[( ) ]

W s=

[( )

1,4
J
10
8,314
.250,1082 K
1,41
mol . K
1

Ws = 6.773,5236 J/mol x 50 mol/min


Ws = 338.676,1808 J/min

Perhitungan suhu keluar kompresor


R
P
T 2 =T 1 2 C
P1

( )

J
mol . K
J
28,8
mol K

8,314

T 2 =250,1082 K

( 101 )

T2 = 486,1927 K

Perhitungan beban heater


Q=m . cp . T

1,41
1,4

Q=46,9697

mol
J
. 28,8
. ( 486,1927600 ) K
min
mol K

Q=153950,1691

J
min

Case 2

Perhitungan kerja kompresor


Asumsi: kompresor bekerja adiabatic isentropic
P2 1

W s=
R T1
1
1
P1

[( ) ]

W s=

1,4
J
8,314
320 K
1,41
mol . K

[( )
10
1

1,41
1,4

Ws = 8.666,3594 J/mol x 50 mol/min


Ws = 433.317,9714 J/min

Perhitungan suhu outlet kompresor


P2 CR
T 2 =T 1
P1

( )

J
mol. K
J
28,8
mol K

8,314

T 2 =320 K

( 101 )

T2 = 622,0575 K

Perhitungan suhu keluaran condenser


Perhitungan suhu keluaran condenser dari tekanan parsial
x A P A= y A P

x A exp 6.55

)]

2790
=yAP
T

Karena fasa cair hanya terdiri dari 1 komponen (A), maka xA=1
2790
6.55ln ( y A . P ) =
T
2790
=6.55ln ( 0.01 x 10 atm )
T
T3 = 315,1621 K

Perhitungan beban condenser


Q= panas sensible + panas laten
Q=m . cp . T +m .
Q=50

mol
J
mol
.28,8
. ( 315,1621 K 622,0575 K ) + ( 3,50, 4697 )
.
min
mol K
min

Q=3, 0303 441929,376

Perhitungan beban heater


Q=m . cp . T
Q=46,9697

mol
J
.28,8
. ( 600315,1621 ) K
min
mol K

Q=385308,0205

J
min

Resume :
Kasus
A
B

Kerja kompresor (J/min)


338.676,1808
433.317,9714
A<B

Beban condenser (J/mol)


3,0303 153.511,9266
3,0303 441.929,376
A<B

Beban heater (J/min)


153.950,1691
385.308,0205
A<B

Kesimpulan : dipilih proses A karena dari beban kerja nilainya lebih kecil dari proses B.
2.
Excess Gibbs Free Energy untuk
Fase I :
gE = A. xA . xC
Fase I :
gE = B . yB . yC

Ingin dicari fraksi mol C dalam fasa B yang setimbang dengan fasa A yang mempunyai fraksi
mol C = 0,5 pada kondisi tersebut.

Tinjau Fase I
Penjabaran GE
I
I
( G E ) =ntotal . ( g E )
I

( G E ) =( n A +nCI ) . A . X A X C
E I

I
C

( G ) =( n A +n ) . A .

( n A +n IC ) (n A +nCI )

n A nIC

E I

( G ) =A .

nIC

nA

( n A +nCI )

Penjabaran C
ln IC =

n n

A A CI
nC
( n A + nC )

nC

ln = A n A
nC ( n A +nCI )
I
C

I
C

ln = A n A

ln IC = A n A

I
C

ln = A

nIC +n A nCI

((

n A +n IC )

nA

( n A +nCI )

n A2
2

(n A +nCI )

ln IC = A x A2
IC =exp [ A x A2 ]

Tinjau Fase II
Analog dengan fase I, maka dapat disimpulkan :
IIC =exp [ B y B2 ]

Setimbang

Keadaan setimbang berarti fugasitas di fase I sama dengan fugasitas di fase II


f C I =f C II
x C C I = y C C II
x C exp [ A x A2 ] = y C exp [ B y B2 ]
exp [ A ( 1x C )2 ]
exp [ B ( 1 y C )

yC
(1)
xC
yC

{[ A ( 1x ) ] [ B ( 1 y ) ] }=ln ( x
2

(2)

Dengan menggunakan persamaan 2 dan data yang diketahui, dapat dihitung nilai
konstanta A dan B.
Data 1
y
[ A ( 1x C )2 ] [ B ( 1 y C )2 ] =ln x C
C

( )

{[ A ( 10,08 )2 ][ B ( 10,14 )2 ] }=ln ( 0,14


0,08 )
0,8464 A0,7396 B=0,5596
Data 2
yC

{[ A ( 1x ) ] [ B ( 1 y ) ] }=ln ( x
2

{[ A ( 10,12 )2 ][ B ( 10,19 )2 ] }=ln ( 0,19


0,12 )
0,7744 A0,6561 B=0,4595

Dengan metode eliminasi dan substitusi didapat nilai :


A = 2,8889
B = 2,5494
Maka persamaan (1) menjadi :
exp [ 2,8889 ( 1x C )2 ] y C
= . (1b)
2
exp [ 2,5494 ( 1 y C ) ] x C

Menghitung fraksi mol C dalam fasa B yang setimbang dengan fasa A yang mempunyai
fraksi mol C = 0,5
Dengan persamaan 1b :
exp [ 2,8889 ( 1x C )2 ] y C
=
2
exp [ 2,5494 ( 1 y C ) ] x C
y C exp [ 2,5494 ( 1 y C ) 2 ]=x C exp [ 2,8889 ( 1x C )2 ]
y C exp [ 2,5494 ( 1 y C ) 2 ]=0,5 exp [ 2,8889 ( 10,5 )2 ]
Menggunakan metode trial dan error:
yc
0.3
0.2
0.21
0.208
0.2081
0.20815

Ruas kanan
1.029496
1.029496
1.029496
1.029496
1.029496
1.029496

Ruas kiri
1.0463
1.0224
1.030886
1.029337
1.029416
1.029456

Eror (%)
1.628407
0.688188
0.135031
0.015381
0.007696
0.00386

Didapat nilai fraksi mol C dalam fasa B yang setimbang dengan fasa A yang mempunyai
fraksi mol C = 0,5 ; yaitu sebesar = 0.20815

Anda mungkin juga menyukai