Anda di halaman 1dari 86

Permenkes No.

267/SK/III/Menkes Tentang
Pedoman Struktur DINKES
ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
POLA I: MAKSIMAL
1. Bidang Pelayanan Kesehatan, mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan upaya kesehatan dasar
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar termasuk kesehatan komunitas.
b. Penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan meliputi kesehatan rujukan/
spesialistik, dan sistem rujukan.
c. Penyelenggaraan upaya kesehatan khusus
Dalam penyelenggraan upaya kesehatan khusus meliputi : kesehatan jiwa, kesehatan mata,
kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut.
2. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Dalam penyelenggaraan pengendalian dan pemberantasan peyakit meliputi surveilans
epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber
binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan matra.
b. Pengendalian Wabah dan Bencana
Dalam penyelenggaraan pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi
dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
c. Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan.
Dalam penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi : penyehatan air, pengawasan
kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan dan
bahan pangan serta pengamanan limbah.
3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Perencanaan dan Pendayagunaan.
b. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan.
c. Penyelenggaraan Registrasi dan Akreditasi
Dalam penyelenggaraan registrasi dan akreditasi meliputi registrasi, perizinan dan
akreditasi tenaga medis, tenaga para medis dan tenaga non medis/tradisional terlatih.
4. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, mempunyai fungsi :

a. Penyelenggarakan Jaminan Kesehatan


Dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan meliputi kepesertaan, pemeliharaan kesehatan
dan pembiayaan.
b. Pelayanan Sarana dan Peralatan Kesehatan
Dalam pelayanan sarana dan peralatan kesehatan meliputi : monitoring dan evaluasi,
registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana dan peralatan kesehatan.
c. Penyelenggaraan kefarmasian.
d. Dalam penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza,
kosmetika dan alat kesehatan.
5. Sekretariat, mempunyai fungsi:
a. Penyusunan Program
Dalam penyelenggaraan penyusunan program meliputi penyusunan program dan
anggaran.
b. Penyelenggaraan Ketatausahaan.
Dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan meliputi : urusan rumah tangga,
kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan masyarakat.
c. Penyelenggaraan Urusan Keuangan dan Perlengkapan
Dalam penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi urusan
perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP dan perlengkapan.
POLA II : POLA MINIMAL
1. Bidang Pelayanan Kesehatan, mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan upaya kesehatan dasar
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar termasuk kesehatan komunitas.
b. Penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan meliputi kesehatan rujukan/ spesialistik, dan
sistem rujukan.
c. Penyelenggaraan upaya kesehatan khusus
Dalam penyelenggraan upaya kesehatan khusus meliputi : kesehatan jiwa, kesehatan mata,
kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut.
23
2. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Dalam penyelenggaraan pengendalian dan pemberantasan peyakit meliputi surveilans
epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber

binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan matra.


b. Pengendalian Wabah dan Bencana
Dalam penyelenggaraan pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi
dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
c. Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan.
Dalam penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi : penyehatan air, pengawasan
kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan dan
bahan pangan serta pengamanan limbah.
3. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, mempunyai fungsi :
a. Penyelenggarakan Jaminan Kesehatan
Dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan meliputi kepesertaan, pemeliharaan kesehatan
dan pembiayaan.
b. Pengelolaan Ketenagaan
Dalam pengelolaan ketenagaan meliputi perencanaan, pendayagunaan, pendidikan dan
pelatihan; registrasi, perizinan dan akreditasi tenaga dan sarana kesehatan medis, tenaga
para medis dan tenaga non medis/tradisional terlatih.
c. Penyelenggaraan Kefarmasian dan Sarana Kesehatan
Dalam penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza,
kosmetika dan alat kesehatan; registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana dan peralatan
kesehatan.
4. Sekretariat
a. Penyusunan Program
Dalam penyelenggaraan penyusunan program meliputi penyusunan program dan
anggaran.
b. Penyelenggaraan Urusan Ketatausahaan.
Dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan meliputi : urusan rumah tangga,
kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan masyarakat.
c. Penyelenggaraan Urusan Keuangan dan Perlengkapan
Dalam penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi urusan
perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP, dan perlengkapan.
Untuk tugas tugas yang tidak dapat ditampung dalam organisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, seyogyanya dapat ditampung dalam organisasi Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas, seperti urusan data dan informasi, urusan promosi kesehatan dan lain lain

H. ORGANISASI DINAS KESEHATAN PROVINSI


POLA I: MAKSIMAL
1. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, mempunyai fungsi :
a. Bimbingan dan Pengendalian (Bimdal) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Dasar.
Dalam bimdal penyelenggaraan upaya kesehatan dasar termasuk kesehatan komunitas.
b. Bimdal Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Rujukan meliputi bimdal kesehatan
rujukan/ spesialistik, dan sistem rujukan.
c. Bimdal Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Khusus
Dalam bimdal penyelenggraan upaya kesehatan khusus meliputi : bimdal kesehatan jiwa,
kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut.
2. Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Bimdal Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Dalam bimdal penyelenggaraan pengendalian dan pemberantasan peyakit meliputi
surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit
bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan matra.
b. Bimdal Penyelenggaraan Pengendalian Wabah dan Bencana
Dalam bimdal penyelenggaraan pengendalian wabah dan bencana meliputi bimdal
kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
c. Bimdal Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan.
Dalam bimdal penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi : penyehatan air,
pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi
makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah.
3. Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Bimdal Perencanaan dan Pendayagunaan.
b. Bimdal Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan.
c. Bimdal Penyelenggaraan Registrasi dan Akreditasi
Dalam bimdal penyelenggaraan registrasi dan akreditasi meliputi registrasi, perizinan dan
akreditasi tenaga medis, tenaga para medis dan tenaga non medis/tradisional terlatih.
4. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan, mempunyai fungsi :
a. Bimdal Penyelenggarakan Jaminan Kesehatan
Dalam bimdal penyelenggaraan jaminan kesehatan meliputi bimdal kepesertaan,
pemeliharaan kesehatan dan pembiayaan.

b. Bimdal Pelayanan Sarana dan Peralatan Kesehatan


Dalam bimdal pelayanan sarana dan peralatan kesehatan meliputi : monitoring dan
evaluasi, registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana dan peralatan kesehatan.
c. Bimdal Penyelenggaraan kefarmasian.
Dalam bimdal penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza,
kosmetika dan alat kesehatan.
5. Sekretariat, mempunyai fungsi:
a. Penyusunan Program
Dalam penyelenggaraan penyusunan program meliputi penyusunan program dan
anggaran.
b. Penyelenggaraan Urusan Ketatausahaan.
Dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan meliputi: urusan rumah tangga,
kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan masyarakat.
c. Penyelenggaraan Urusan Keuangan dan Perlengkapan
Dalam penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi urusan
perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP dan perlengkapan.
POLA II : POLA MINIMAL
1. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, mempunyai fungsi :
a. Bimdal Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Dasar
Dalam bimdal penyelenggaraan upaya kesehatan dasar termasuk kesehatan komunitas.
b. Bimdal Penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan meliputi bimdal kesehatan rujukan/
spesialistik, dan sistem rujukan.
c. Bimdal Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Khusus
Dalam bimdal penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi : bimdal kesehatan jiwa,
kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut.
2. Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Bimdal Penyelenggaran Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Dalam bimdal penyelenggaraan pengendalian dan pemberantasan peyakit meliputi
surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit
bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan matra.
b. Bimdal Penyelenggaraan Pengendalian Wabah dan Bencana
Dalam bimdal penyelenggaraan pengendalian wabah dan bencana meliputi bimdal
kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.

c. Bimdal Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan.


Dalam bimdal penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi : penyehatan air,
pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi
makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah.
3. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan, mempunyai fungsi :
a. Bimdal Penyelenggarakan Jaminan Kesehatan
Dalam bimdal penyelenggaraan jaminan kesehatan meliputi bimdal kepesertaan,
pemeliharaan kesehatan dan pembiayaan.
b. Bimdal Pengelolaan Ketenagaan
Dalam bimdal pengelolaan ketenagaan meliputi perencanaan, pendayagunaan, pendidikan
dan pelatihan; registrasi, perizinan dan
akreditasi tenaga dan sarana kesehatan medis, tenaga para medis dan tenaga non
medis/tradisional terlatih.
c. Bimdal Penyelenggaraan Kefarmasian dan Sarana Kesehatan
Dalam bimdal penyelenggaraan kefarmasian dan sarana kesehatan meliputi obat, makanan
dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan; registrasi, akreditasi dan sertifikasi
sarana dan peralatan kesehatan.
4. Sekretariat
a. Penyusunan Program
Dalam penyelenggaraan penyusunan program meliputi penyusunan program dan
anggaran.
b. Penyelenggaraan Urusan Ketatausahaan.
Dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan meliputi: urusan rumah tangga,
kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan masyarakat.
c. Penyelenggaraan Urusan Keuangan dan Perlengkapan
Dalam penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi urusan
perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP, dan perlengkapan.
Untuk tugas tugas yang tidak dapat ditampung dalam organisasi Dinas
Kesehatan Provinsi, seyogyanya dapat ditampung dalam organisasi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas, seperti urusan data dan informasi, urusan promosi
kesehatan dan lain lain

V. PERSYARATAN JABATAN.

Berdasarkan Pasal 17 ayat (2) UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok Pokok
Kepegawaianditentukan bahwa pengangkatan dalam jabatan (fungsional dan struktural)
berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan jenjang
pangkat yang telah ditetapkan.
Dalam mengimplementasikan kompetensi jabatan bidang kesehatan perlu
mempertimbangkan hal-hal yang secara substansial terkait dengan sifat pembangunan
kesehatan antara lain :
1. Pelayanan kesehatan terkait dengan pelayanan publik yang sangat spesifik yang
bertujuan menyelamatkan jiwa manusia yang membutuhkan tingkat kompetensi yang
tinggi yang diikuti dengan pengawasan, bimbingan dan pengendalian teknis oleh tenaga
yang mumpuni.
2. Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang padat teknologi dan padat profesi,
yang hingga saat ini tidak kurang dari 24 jabatan fungsional kesehatan,seperti:
A. Jabatan Fungsional Kesehatan :
1. Jabatan fungsional Dokter.
2. Jabatan fungsional Dokter Gigi
3. Jabatan fungsional Perawat
4. Jabatan fungsional Bidan
5. Jabatan fungsional Apoteker
6. Jabatan fungsional Asisten Apoteker
7. Jabatan fungsional Pengawas Farmasi,Makanan dan Minuman
8. Jabatan fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan
9. Jabatan fungsional Entomolog Kesehatan
10. Jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan
11. Jabatan fungsional Sanitarian
12. Jabatan fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat
13. Jabatan fungsional Perawat Gigi
14. Jabatan fungsional Administrator Kesehatan
15. Jabatan fungsional Nutrisionis
16. Jabatan fungsional Fisioterapis
17. Jabatan fungsional Terapis Wicara
18. Jabatan fungsional Teknisi Elektromedis
19. Jabatan fungsional Refraksionis Optisien
20. Jabatan fungsional Okupasi Terapis
21. Jabatan fungsional Orthotik Prostetis

22. Jabatan fungsional Teknisi Gigi


23. Jabatan fungsional Transfusi Darah

B. Tenaga Jabatan Fungsional Nonkesehatan seperti :


1 Arsiparis;
2 Pranata Komputer;
3 Analis Kepegawaian;
4 Pranata Humas;
5 dll.
Sebagai penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat Strata kedua (Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota) dan Strata ketiga (Dinas Kesehatan Provinsi) dalam Sistem Kesehatan
Nasional maka organisasi kesehatan khususnya Dinas Kesehatan Daerah baik Dinas
Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota dituntut tidak hanya berciri manajerial,
melainkan juga harus berciri pelayanan.
Sejalan dengan ketentuan dimaksud guna menjamin keberhasilan pelaksanaan visi dan misi
pembangunan nasional kesehatan,dan merujuk pada Keputusan
Kepala BKN No. 46A Tahun 2003, seorang Kepala Dinas Kesehatan diharuskan
mempunyai kompetensi minimal sebagai berikut :
Kompetensi Dasar :
a. Integritas
Bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebojakan organisasi serta kode etik
profesi dengan mempertahankan norma-norma sosial, etika dan organisasi walaupun dalam
keadaan yang sulit untuk melakukannya, sehingga terdapat satu kesatuan antara kata dan
perbuatan.
b. Kepemimpinan
Kemampuan untuk menggerakkkan, memberdayakan, membimbing, mengarahkan,
mendidik serta mengambil keputusan yang positif bagi staf dan pegawainya menuju
ketujuan organisasi.
c. Perencanaan
Kemampuan untuk menggambarkan tujuan, memaparkan rencana, menganalisa untung
ruginya, manfaat dan dampaknya, mengevaluasinya sehingga membawa kemajuan
organisasi.
d. Penganggaran

Menguasai prinsip dan teknik penganggaran, mampu menelaah anggaran, merencanakan


dan menyusun anggaran, mengetahui pola pengelolaan keuangan.
e. Pengorganisasian
Kemampuan mengatur dan mengelola sumberdaya, membagi tugas dan menjabarkan
fungsi, menempatkan SDM sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya, membina
kelancaran organisasi berdasarkan alur tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab.
f. Kerjasama
Kemampuan membangun kerjasama baik dalam lingkungannnya maupun dengan
pemangku kepentingan, agar program dan kegiatan kerja yang dilaksanakan dapat
dirasakan semua pihak.
g. Fleksibilitas
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam situasi dan kondisi
yang berbeda dengan berbagai individu atau unit kerja lain, dapat menghargai pendapat
yang berbeda dan dapat menerima perubahan dalam organisasi.
Gambaran komponen dalam kompetensi dasar tersebut di atas, selama ini telah
dilaksanakan dan tertuang dalam penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3).

Kompetensi Bidang :
a. Berorientasi pada Pelayanan (BpP)
Keinginan untuk membantu, melayani atau memberikan pelayanan kesehatan guna
memenuhi kebutuhan masyarakat artinya selalu berusaha untuk mengetahui dan
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang menggunakan hasil kerja organisasi yang
dipimpinnya baik internal maupun eksternal organisasi.
b. Berorientasi pada Kualitas (BpK)
Melaksanakan tugas-tugas dengan teliti berdasarkan standard an prosedur yang berlaku
dan mempertimbangkan semua aspek pekerjaan yang dilakukan.
c. Berpikir Analitis (BA)
Kemampuan untuk memahami situasi atau masalah kesehatan dengan menguraikan
masalah tersebut menjadi bagian bagian yang lebih rinci, dan mengidentifikasi penyebab
dari situasi atau masalah tersebut serta memprediksi akibatnya.
d. Berpikir Konseptual (BK)
Kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan kesehatan dalam pelaksanaan tugas,

mengolah data beragam dan tidak lengkap menjadi informasi yang jelas, mengidentifikasi
pokok permasalahan serta menciptakan konsep-konsep baru.
e. Keahlian Teknikal/Profesional/ Manajerial (KTPM).
Penguasaan pengetahuan bidang kesehatan berupa teknik, manajerial maupun profesional;
serta memiliki motivasi untuk menggunakan dan mengembangkan serta memberikan
advokasi kepada pihak-pihak yang terkait
Untuk memenuhi persyaratan jabatan, kompetensi dan perilaku secara obyektif dapat
diukur dari: pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, etika, keterampilan kerja dan syarat
psikologi.
Gambaran penjelasan uraian kompetensi Jabatan sebagaimana pada Lampiran 1.
VI. PERSYARATAN JABATAN STRUKTURAL DINAS KESEHATAN DAERAH
Yang dimaksud dengan jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas tercantum
dalam struktur organisasi yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku. Jabatan struktural Dinas Kesehatan Daerah
meliputi jabatan dalam organisasi Dinas Kesehatan Daerah.
Sesuai dengan uraian di atas dan merujuk Persyaratan Jabatan yang diatur dalam Pedoman
Formasi Dan Persyaratan Jabatan Dinas Kesehatan Daerah, disamping telah memenuhi
jenjang kepangkatan dan standar kompetensi umum yang telah ditetapkan, pejabat
perangkat daerah bidang kesehatan mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan substansi
kesehatan yang merupakan tugas pokok dan fungsinya harus mempunyai penguasaan
bidang pengetahuan yang terkait dengan bidang kesehatan berupa penguasaan
teknis,managerial maupun profesionalisme,serta memiliki motivasi untuk menggunakan
dan mengembangkannya.
Jabatan-jabatan struktural Dinas Kesehatan Daerah yang menjadi cakupan dalam bahasan
ini meliputi : (1) Jabatan Kepala Dinas, Sekretariat, Kepala Bidang, Kepala Subbagian dan
Kepala Seksi pada Dinas Kesehatan Daerah. (2) Jabatan Kepala UPTD.
Untuk dapat diangkat dalam suatu jabatan struktural dalam lingkup Dinas
Kesehatan Daerah harus memenuhi syarat minimal sebagai berikut :

1. Pendidikan
Pendidikan yang diakui adalah berdasarkan ijazah yang dimiliki oleh calon pemangku
jabatan. Pendidikan tersebut dari berbagai disipilin ilmu yang dibutuhkan di lingkungan

kesehatan dari Universitas/Perguruan Tinggi, Politeknik/AkademiKesehatan baik negeri


maupun swasta dari dalam maupun luar negeri yang sudah mendapat akreditasi dari
Departemen Pendidikan Nasional.
Pada prinsipnya setiap eselon jabatan mempunyai persyaratan sebagai berkut :
Kepala Dinas Kesehatan :
Eselon II A dan II B dipersyaratkan minimum Magister/SP1 Kesehatan atau yang disetarakan
(Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Psikolog, Sarjana Kesehatan Masyarakat dan Sarjana
Kesehatan lainnya).
Bidang/Seksi di lingkungan Dinkes :
a. Eselon IV A dan IV B yang merupakan jabatan teknis kesehatan dengan tingkat
pendidikan minimum Diploma III Kesehatan atau yang disetarakan.
b. Eselon III, dipersyaratkan minimum Sarjana / Diploma IV Kesehatan atau yang
disetarakan (Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Psikolog, Sarjana Kesehatan Masyarakat dan
Sarjana Kesehatan lainnya)
Sekretariat/Subaggian di lingkungan Dinkes :
a. Eselon IV yang merupakan jabatan teknis umum dengan tingkat pendidikan minimum
Diploma III atau yang disetarakan sesuai kompetensinya.
b. Eselon III, dipersyaratkan minimum Sarjana/ Diploma IV atau yang disetarakan sesuai
kompetensinya.
Untuk menjamin profesionalitas, pejabat kesehatan daerah yang diangkat yaitu
berpendidikanDokter, Dokter Gigi, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Apoteker dan
Sarjana Kesehatanlainnya.
2. Pelatihan
Persyaratan pelatihan dibedakan antara persyaratan umum dan persyaratan khusus
a. Persyaratan umum
Sebagai persyaratan untuk menduduki jabatan struktural tertentu yaitu pelatihan struktural
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah bagi Pegawai Negeri Sipil adalah
sebagai berikut :
1) Diklatpim Tk. II : Untuk pejabat eselon II
2) Diklatpim Tk. III : Untuk pejabat eselon III
3) Diklatpim Tk IV : Untuk pejabat eselon IV

b. Persyaratan khusus
Disamping persyaratan umum,ditetapkan persyaratan lain secara khusus berlaku untuk
pengangkatan pada jabatan kesehatan yaitu Diklat teknis antara lain :
1) Administrasi kesehatan/Manajemen kesehatan, harus diikuti oleh semua pejabat
dari eselon III sampai ke eselon II agar memiliki wawasan pengadministrasian/pengelolaan
pelayanan kesehatan dengan baik
2) Spesifik untuk jabatan yang harus diikuti oleh calon pejabat tertentu agar mempunyai
kompetensi yang dituntut bagi pemangku jabatan tertentu.
3. Kepangkatan
Untuk menduduki suatu pada eselon tertentu,seorang PNS minimal harus mempunyai
golongan kepangkatan tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundangan yang
berlaku, yaitu sebagai berikut :
a. Eselon II sudah menduduki golongan pangkat IV/b untuk eselon IIA dan golongan IV/a
untuk eselon IIB.
b. Eselon III sudah menduduki golongan pangkat III/d untuk eselon IIIA dan golongan III/c
untuk eselon IIIB
c. Eselon IV sudah menduduki golongan pangkat III/b untuk eselon IVA dan golongan
pangkat III/a untuk eselon IVB
4. Pengalaman Kerja
Pengalaman memangku jabatan struktural kesehatan dan jabatan fungsional kesehatan
merupakan persyaratan untuk menduduki suatu jabatan struktural kesehatan. Persyaratan
untuk setiap eselon adalah sebagai berikut :
a. Untuk eselon II A sudah pernah menduduki jabatan eselon II B atau jabatan fungsional
kesehatan yang disetarakan dengan golongan pangkatnya.
b. Untuk eselon II B sudah pernah menduduki jabatan eselon III A dalam dua jenis jabatan
yang berbeda (tour of duty area) atau jabatan fungsional kesehatan yang disetarakan
dengan golongan pangkatnya.
c. Untuk eselon III A dan III B sudah pernah menduduki jabatan kesehatan eselon IV A atau
IV B atau jabatan fungsional kesehatan yang disetarakan dengan golongan pangkatnya.
d. Untuk eselon IV A dan eselon IV B sudah pernah menduduki jabatan fungsional
kesehatan yang disetarakan dengan golongan pangkatnya atau jabatan non struktural
dengan pendidikan bidang kesehatan.

PENUTUP
Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehatan Daerah ini disusun dengan harapan
dapat memberikan kesamaan pemahamam bobot substansi urusan kesehatan di Daerah,
jaringan pelayanan kesehatan dan sumberdaya kesehatan, untuk dapat memberikan dasar
pemikiran bagi pengorganisasian kesehatan di Daerah guna memberikan referensi dalam
pembuatan kebijakan yang mengatur pengorganisasian kesehatan di Daerah.
Penetapan persyaratan jabatan bagi perangkat daerah bidang kesehatan merupakan
instrumen penataan jabatan yang mendasar untuk menjamin profesionalisme. Tentu saja
penetapan persyaratan jabatan merupakan hal yang dinamis, yang perlu terus disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan dan
perkembangan organisasi. Namun yang terpenting adalah komitmen yang tinggi dari
berbagai pihak berwenang dalam penerapan pelaksanaannya yang transparan, jujur dan
berkeadilan.

Berdasarkan surat edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor


JP/Menkes/092/11/2012 tanggal 22 Februari 2012 tentang Pembiayaan kasus
KIPI maka pembiayaan KIPI mulai tahun 2012 dijamin oleh Pemerintah
melalui program Jamkesmas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penerima manfaat pembiayaan KIPI meliputi peserta Jamkesmas dan nonJamkesmas.
2. Bagi penderita KIPI yang merupakan peserta Jamkesmas dapat memperoleh
pelayanan kesehatan dengan memperlihatkan kartu Jamkesmas.
3. Bagi penderita KIPI yang bukan peserta Jamkesmas dapat memperoleh
pelayanan kesehatan dengan memperlihatkan kartu identitas (KTP, Kartu
Keluarga dan lain-lain).
4. Penderita KIPI yang berobat ke PPK Lanjutan berhak mendapatkan surak
keabsahan peserta (SKP) yang diterbitkan oleh PT Askes.
5. Prosedur pelayanan dan mekanisme pembayaran pelayanan KIPI mengacu
kepada ketentuan dalam Jamkesmas.
6. Bagi penderita KIPI yang bukan peserta Jamkesmas hanya mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kasus KIPI tersebut. Untuk kasus
atau penyakit lainnya tidak menjadi beban pembiayaan Jamkesmas.
Sumber:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201626%20ttg%20Pedoman
%20Pemantauan%20Dan%20Penanggulangan%20Kejadian%20Ikutan%20Pasca%20Imunisasi
%20(KIPI).pdf

http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=340:surat-edaran-menteri-kesehatan-tentang-

Seni
Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya|Secara Umum
qpembiayaan-kasus-kipiq&catid=55:berita-pusat&Itemid= 101Pengertian

Pengertian Seni Kriyaadalah sebuah karya seni yang dibuat dengan


menggunakan keterampilan tangan (hand skill) dan memperhatikan segi
fungsional (kebutuhan fisik) dan keindahan (kebutuhan emosional). Karya
seni kriya dikategorikan sebagai karya seni rupa terapan nusantara.
Dalam perkembangannya, karya seni kriya identik dengan seni kerajinan
karena terlihat dari cara pembuatan Karya Seni Kriya dengan
menggunakan
tangan
(hand
made).
Seni Kriya telah ada sejak zaman Prasejarah dilihat dari benda-benda
temuan sejak zaman Batu Muda (Neolitikum) yang mana manusia sudah
mula tinggal menetap. Benda karya seni kriya tersebut adalah tembikar
dimana tembikar terbuat dari tanah liat dan digunakan sebagai wadah.
Tembikar di zaman Neolitikum menjadi sebuah hiasan sebagai lambang
atua simbol kehidupan spritual. Di periode selanjutnya, seni kriya
berkembang baik dalam aspek fungsi, peningkatan kualitas bahan,
bentuk dan corak hiasannya. Awalnya benda tersebut berbentuk
sederhana, dalam perkembangannya menjadi bentuk macam-macam dan
rumit yang disertai hiasan yang membuat banyak variasi dan detailnya.
Istilah Seni Kriya berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Krya yang
berarti mengerjakan. Krya terus berkembang menjadi karya, kriya dan
kerja. Dalam arti khusus kriya adalah mengerjakan suatu hal untuk
menghasilkan sebuah benda atau objek. Namun, semakin berkembang
disebutlah seni kriya.
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia Kriya diartikan sebagai
pekerjaan (kerajinan tangan). Dalam bahasa Inggris disebut Craft yang
berarti energi atau kekuatan, maksudnya adalah suatu keterampilan
dalam mengerjakan atau membuat sesuatu.

Fungsi Seni Kriya


Secara garis besar, fungsi seni kriya adalah sebagai berikut...
1. Hiasan (Dekorasi). Banyak hasil produk dari seni kriya digunakan
untuk benda pajangan. Seni kriya tersebut lebih mengutamakan
keindahan dari pada fungsinya sehingga seni kriya jenis ini mengalami
berbagai pengembangan. Contohnya hiasan dinding, karya seni ukir,
patung, cinderamata dan lain sebagainya..
2. Benda Terapan (Siap Pakai). Seni kriya ini lebih mengutamakan
fungsinya sebagai benda yang siap pakai, nyaman, namun tidak
menghilangkan unsur keindahannya. Contohnya senjata, furnitur,
keramik dan lain sebagainya.
3. Benda Mainan. Mungkin kita sering menjumpai seni kriya sebagai alat
permainan yang biasanya dengan bentuk sederhana dan bahan yang
mudah didapatkan dan dikerjakan, dengan harga yang relatif murah.
Contohnya adalah boneka, kipas kertas, congklak dll.
Jenis-Jenis Seni Kriya atau Macam-Macam Seni Kriya
Bentuk karya seni kriya nusantara sangat beragam dan juga bahan alam
yang digunakan. Dari berbagai karya tersebut ada yang masih
mempertahankan keanekaragaman hiasan tradisional dan ada juga yang
telah mengembangkannya karena tuntutan pasar.
1. Macam-Macam Seni Kriya Berdasarkan Bahan Yang Digunakan
a. Seni Kriya Kayu
Kriya kayu merupakan suatu jenis seni kriya dalam pekerjaannya
membuat benda selalu menggabungkan antara nilai fungsi sekaligus hias
dengan menggunakan bahan kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat
pekerjaan dengan tingkat dasar atau tingkat permulaan. Kayu sangat
banyak dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai benda kerajinan seperti
patung, wayang golek, topeng, furnitur, dan hiasan ukir-ukiran.

b. Seni Kriya Tekstil


Seni kriya tekstil adalah kriya dengan bahan dasar kain. Istilah tekstil
memiliki lingkup yang luas dan mencakup dengan macam aneka jenis
kain yang cara pembuatannya baik dengan cara diikat, ditenun dipres dan
masih banyak cara teknik pembuatan kain. Umumnya kain terbuat dari
serat yang dipintar atau dipin untuk menghasilkan benang yang panjang
dan selanjutnya ditenun atau dirajut agar menghasilkan kain berupa
barang jadi. Jenis seni kriya tektil nusantara dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu karya batik dan karya tenun.

c. Seni Kriya Keramik


Seni kriya keramik adalah benda yang terbuat dari tanah liat yang
dibakar. Pembuatan seni kriya keramik adalah dengan teknik
slab/lempeng, putar/throwing, pilin/pinching, dan cetak tuang. Daerahdaerah penghasil seni kriya keramik adalah bandung, jepara, cirebon,
banjarnegara, malang, purwerejo, jogyakarta, banjar negara, dan sulawesi
selatan.

d.Seni Kriya Logam


Seni kriya logam adalah seni kriya yang mengolah logam menjadi berbagai
macam benda kerajinan. Tekhnik pembuatan seni kriya logam terdiri dari
dua macam teknik yaitu a cire perdue/cetak lilin, dan teknik bivalve.

e. Seni Kriya Kulit


Seni kriya kulit adalah karya seni yang menggunakan kulit sebagai bahan
bakunya. Kulit yang umumnya digunakan dalam seni kriya kulit adalah

kulit kambing, sapi, buaya, kerbau dan ular. Kulit tersebut menjalani
serangkaian proses pengolahan yang panjang, dimana dimulai dari
pemisahan dari daging hewan, pencucian menggunakan cairan tertentu,
pembersihan, perendaman dengan menggunakan zat kimia tertentu
(penyamakan), perwarnaan, perentangan kulit agar tidak mengkerut,
pengeringan dan penghalusan. Setelah itu barulah dipotong-potong agar
sesuai dengan ukuran dari benda yang akan dibuat. Contoh hasil dari
seni kriya kulit adalah tas, sepatu, ikat pinggang, wayang kulit, dompet,
pakaian (jaket), alat musik rebana, dan tempat HP. Daerah-daerah
penghasil seni kriya kulit adalah yogyakarta, garut, dan bali.

f. Seni Kriya Batu


Seni kriya batu merupakan seni kriya dengan bahan dasar batu yang
dibentuk sedemikian rupa agar terlihat indah. Batu dengan tektur keras,
dan kaku ternyata dapat diolah. Contoh di daerah sukami dan sukaraja.
Daerah tersebut sering ditemukan hiasan-hiasan dan dekorasi rumah dari
batu. Contohnya batu akik, fosil, jesper, dan batu permata seta masih
banyak lagi.

2. Macam-Macam Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya

a. Seni Kriya Pahat atau Seni Kriya Ukir


Jenis, bahan, bentuk dan teknik dalam seni pahat sangatlah beragam,
mulai dari jenis patung, ukiran dan aneka kerajinan lainnya. Selain
menggunakan kayu, seni pahat juga menggunakan aneka logam, batu,
serta tulang dan kulit hewan sebagai bahan dasarnya. Bali merupakan
salah satu daerah yang paling banyak menghasilkan seni pahat yang
berupa patung, ukiran hingga berbagai macam barang kerajinan lainnya,
salah sat hasil pahat dari bali adalah patung arca dengan bahan baku

b. Seni Kriya Batik


Proses pembuatan kain batik bisa dilakukan dengan berbagai macam
tekhnik diantaranya adalah teknik cap, tulis dan teknik lukis. Teknik
batik tulis adalah salah satu teknik membantik yang paling banyak
digunakan di Indonesia. Selain di pulau jawa, batik juga terdapat di pulau
Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Bali. Corak kain batik dari setiap
daerah juga beraneka ragam. Corak batik jawa umumnya bergaya
naturalis dengan sentuhan warna yang beragam.

c. Seni Kriya Tenun


Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kain tenun terbesar di
dunia terutama dalam hal keragaman corak hiasannya. Tenun terdiri dari
dua jenis yaitu tenun songket, dan tenun ikat. Perbedaannya ada pada
teknik pembuatan dan bahan yang digunakan. Tenun songket berupa
benang perak, emas atau benang sutra. Daerah-daerah di Indonesia
terkenal dengan penghasil tenun ikat adalah aceh, sulawesi tengah, bali,
sumatra utara, toraja (sulawesi selatan), NTT, kalimantan timur, flores,
dan kalimantan bvarat. Sedangkan daerah penghasil tenun songket
adalah sumatra barat, aceh, riau, sumatra utara, lombok, palembang,
sumatra barat, nusa tenggara dan maluku.

d. Seni Kriya Anyaman


Seni kriya anyaman adalah tekhnik membuat dengan mengatur bahanbahan dasarnya dalam bentuk yang tindih- menindih, silang-menyilang,
dan lipat-melipat pakat dan lungsen dengan pola tertentu. Bahan-bahan
yang digunakan dalam seni kriya anyaman adalah rotan, bambu, pandan,
lontar, mendong, enceng gondok, kertas, plastik, dan tali. Pusat kerajinan
anyaman yaitu di bali, sulawesi, tasikmala, kalimantan dan papua.

e. Seni Kriya Bordir


Seni kriya bordir/sulam adalah kriya yang menempatkan hiasan dari
benang yang dijaitkan pada kain yang berfungsi untuk menghias dan
mempercantik tampilan kain. Aplikasi kriya bordir digunakan pada baju,
tas, kerudung, taplak, dan mukena. Daerah penghasil bordir/sulan
adalah di jawab barat tepatnya di tasikmalaya.

Seni Desain (Design)


Desain dapat dilihat atau diserap oleh mata. Hal ini berarti setiap benda
buatan dibuat melalui proses perancangan dan pola rancang tertentu.
Benda-benda yang sederhana, misalnya gerabah sampai benda-benda
yang berteknologi canggih seperti pesawat televisi dan tidak satupun yang
dibuat asal jadi. Kesemuanya dibuat dengan pola rancangan tertentu atau
disebut juga dengan desain. Proses desain dapat sederhana, tetapi dapat
pula rumit. Sederhana apabila menyangkut perumusan pola rancangan
pembuatan benda tersebut, tetapi akan semakin rumit jika harus
menyangkut pula faktor-faktor lain seperti unsur-unsur tradisional,
kultural, dan perlambangan (simbolisme). Namun, proses manapun akan
memberikan keasyikan dan nilai tambah bagi perancangnya.
Dalam mendesain terdapat beberapa prinsip dasar yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
Kesederhanaan, yaitu pertimbangan-pertimbangan yang mengutamakan
pengertian dan bentuk yang inti (prinsipal).

Keselarasan, yang berarti kesesuaian antara bagian yang satu dengan


bagian
yang lainnya dalam suatu benda atau rancangan.
Irama, yaitu adanya kesan gerak yang ditimbulkan oleh keselarasan
(harmoni) dan
ketidakselarasan (kontras).
Kesatuan yang terpadu (unity).
Keseimbangan (balance).
Perkembangan dan tuntutan zaman membuat para desainer untuk lebih
berpikir kreatif dan inovatif dalam merancang hasil karyanya. Adanya
perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan desain menunjang
hadirnya para desainer atau perancang handal yang siap menjawab
tantangan dan kebutuhan pasar. Seni desain dapat dikelompokkan ke
dalam 4 cabang, yaitu desain komunikasi
visual (DKV), desain produk, desain interior, dan desain tekstil.
1) Desain Komunikasi Visual (DKV)
Desain komunikasi visual (DKV) atau desain grafis adalah cabang seni
rupa yang berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan komunikasi
rupa yang akan dicetak seperti brosur, pamflet, poster, undangan,
majalah, surat kabar, logo, kemasan, komik, karikatur, dan buku. Dalam
perkembangannya, desain komunikasi visual (DKV) berkembang sejalan
dengan perubahan dan perkembangan teknologi. Pemanfaatan alat-alat
teknologi tinggi seperti fotografi, percetakan laser,
komputer, animasi, dan internet sudah menjadi barang lazim dan
penunjang bagi para desainer.

2) Desain Produk
Desain produk adalah cabang seni rupa yang berupaya memecahkan
masalah kebutuhan masyarakat akan benda dan peralatan untuk
menunjang kegiatan sehari-hari. Desain ini merancang berbagai produk
yang sesuai dengan kehidupan dan kegiatan manusia seperti sepatu olah
raga, sepatu kantor, tas, perangkat militer, alat transportasi, dan alat
kedokteran. Kesesuaian bentuk dan kenyaman sangat diperlukan dalam
membuat sebuah produk. Selain itu juga perlu dipertimbangkan faktor
keamanan dan kesesuaian. Tahap akhir dari suatu desain produk adalah
keindahan bagi konsumen

3) Desain Interior
Desain interior adalah cabang seni rupa yang berupaya memenuhi
kebutuhan akan segala bentuk dan permasalahan seputar ruangan.
Desain ini berhubungan dengan penciptaan dan penataan ruang dalam
(interior). Penciptaan ruang dalam disesuaikan dengan unsur
pelengkapnya, mulai dari bentuk dan ukuran ruangan, warna ruangan,
perabot yang sesuai, pencahayaan, proporsi, kesesuaian antara pengguna
dengan ruangan, serta ketepatan ruang bagi pengguna dan aktivitasnya.

4) Desain Tekstil
Desain tekstil adalah cabang seni rupa yang berkaitan dengan hal yang
menyangkut pertekstilan. Desainer tekstil biasanya berhubungan dengan
masalah kain, baik dilihat dari teknik pembuatan
kain, pewarnaan, pembuatan dan penerapan motif yang sesuai pada kain,
sampai pada
pembuatan mesin alternatif pembuat kain. Desain tekstil juga
berhubungan dengan perancangan pakaian. Perkembangan dan
perubahan mode harus ditanggapi dengan kreasi dan inovasi para
desainer.

Pengertian Deain. Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata
benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan
menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari
sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam
aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari
desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai
produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari
perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia. (Sumber : Wikipedia)
Pengertian Awal Desain
Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik arsitektur (gambar potong
untuk bangunan) serta di awal perkembangan, istilah desain awalnya masih berbaur dengan seni
dan kriya. Dimana, pada dasarnya seni adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni
yang cenderung fokus pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki
pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitikberatkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang
memang pada realitanya pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja,
namun juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dll. (Wikipedia)
Pengertian dan Definisi Desain Dari carapedia.com
Pada dasarnya desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda.
Desain merupakan langkah awal sebelum memulai membuat suatu benda, seperti baju, furniture,
bangunan, dll. Pada saat pembuatan desain biasanya mulai memasukkan unsur berbagai
pertimbangan, perhitungan, cita rasa, dll. Sehingga bisa dibilang bahwa sebuah desain merupakan
bentuk perumusan dari berbagai unsur termasuk berbagai macam pertimbangan di dalamnya
(Sumber : carapedia.com | http://carapedia.com/pengertian_definisi_desain_info2196.html)

Sukabumi topic berita

Kantor Cabang BPJS Kesehatan Sukabumi mencatat peserta Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan
Iuran (KIS-PBI) tahun 2015 terdapat 89,4 juta jiwa. Tahun ini jumlahnya mengalami penurunan
sebanyak 1,7 juta jiwa yang tidak berhak mendapatkan bantuan iuran.
Hal tersebut di ungkapkan Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Sukabumi, dr. Atmiroseva, AAK,
pada acara pembentukan Posko Pemantauan dan Penanganan Pengaduan Distribusi Kartu Indonesia
Sehat Penerima Bantuan Iuran (KIS-PBI), Rabu (3/2). Penghentian bantuan ini berdasarkan SK
Menteri Sosial Nomor 170/HUK/2015 karena berbagai sebab.
Diantaranya peserta sudah meninggal dunia atau sudah tidak termasuk kategori miskin, ungkapnya.
Atmiroseva menghimbau bagi masyarakat yang namanya sudah dinon-aktifkan sebagai penerima KISPBI agar menjadi peserta JKN Mandiri dengan mendaftarkan diri di kantor BPJS setempat dan
membayar iuran rutin setiap bulannya.
Sejak Bulan Januari 2016 BPJS Kesehatan membentuk Posko Pemantauan dan Penanganan Pengaduan
Distribusi Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (KIS-PBI), mulai dari kantor pusat, kantor
divisi regional, kantor cabang dan kantor layanan operasional kabupaten kota. Posko Pemantauan dan
Penanganan Pengaduan Distribusi KIS-PBI ini berfungsi untuk memantau distribusi KIS-PBI yang
sudah seratus persen diserahkan BPJS Kesehatan kepada mitra BPJS Kesehatan untuk memastikan
Kartu ini sampai ke peserta JKN yang dahulu adalah peserta Jamkesmas sesuai dengan data
masterfile.
Posko ini, lanjut Atmiroseva, juga menampung pengaduan berbagai potensi masalah distribusi KISPBI seperti peserta pindah domisili, peserta identitas ganda, peserta meninggal dunia. Termasuk juga
pengaduan dari masyarakat bila ditemukan dalam distribusi KIS-PBI ada oknum yang memungu
bayaran dengan alasan biaya pendistribusian.
Peserta yang berhak menerima KIS-PBI tidak dipungut biaya sepeser pun, ujarnya
Ditegaskannya, jika ditemukan kasus oknum yang memungut bayaran biaya distribusi KIS-PBI,
masyarakat dapat mengadukan hal tersebut langsung ke Posko Pemantauan dan Penanganan
Pengaduan Distribusi KIS-PBI terdekat. Untuk wilayah Kantor Cabang Sukabumi masyarakat dapat
mengadukan ke Posko Pemantauan dan Pengaduan di BPJS Kantor Cabang Sukabumi atau melalui
hotline telepon (0266) 218650 atau 0815 6303 0937, dapat juga melalui alamat email : kcsukabumi@bpjs-kesehatan.go.id (Ardy)

JAKARTA Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat pada 2016
terdapat 1,7 juta jiwa peserta Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (KIS-PBI)
dinonaktifkan dari seluruh peserta tahun 2015 berjumlah 86,4 juta jiwa.
"Berdasarkan SK Menteri Sosial Nomor 170/HUK/2015, terdapat peserta yang dinonaktifkan
berjumlah 1,7 juta jiwa untuk seluruh Indonesia karena sudah meninggal dunia, memiliki kartu
ganda, dan dianggap tidak mampu," kata Kepala Divisi Regional IV BPJS Kesehatan,
Kisworowati, pada konferensi pers di Gedung Dinas Kesehatan Jakarta, Rabu 3 Februari 2016.
Kisworowati mengungkapkan, masyarakat yang dinyatakan nonaktif sebagai peserta KIS-PBI
diimbau untuk menjadi peserta JKN-KIS non-PBI dengan mendaftarkan diri ke Kantor BPJS
Kesehatan setempat dan membayar iuran rutin per bulan.
Khusus untuk DKI Jakarta, sebanyak 6.520 peserta dinyatakan tidak aktif dengan rincian 2.414
orang di antaranya dihapus sebagai peserta KIS-PBI karena dianggap sudah mampu.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Kusmedi mengatakan, pihaknya belum memantau
langsung ke lapangan untuk memastikan peserta yang dinonaktifkan tersebut benar-benar
mampu atau tidak untuk membayar iuran rutin per bulan.
"Kami belum lihat di lapangan. Kalau peserta sebanyak 2.414 tersebut kenyataannya tidak
mampu dan masih harus dibiayai pemerintah, mereka akan dipindahkan dan dibiayai Jamkesda,
yakni Kartu Jakarta Sehat dengan anggaran APBD," tutur Kusmedi.
Ia mengemukakan, masyarakat yang telah mampu pun bisa mengikuti kepesertaan KJS dengan
syarat memiliki kartu keluarga (KK) dan KTP DKI Jakarta serta bersedia menerima fasilitas
kesehatan kelas III.
Sebagai informasi, Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) untuk memperoleh pelayanan kesehatan melalui mekanisme sistem rujukan
berjenjang.
KIS yang diterbitkan BPJS Kesehatan ini terbagi menjadi dua jenis kepesertaan, yakni jenis
mandiri atau peserta yang wajib membayar sendiri ataupun yang bekerjasama dengan pemberi
kerja.
Jenis kedua adalah KIS-PBI bersegmen penerima bantuan iuran yang diperuntukkan kelompok
masyarakat miskin dan tidak mampu yang didaftarkan pemerintah dan iurannya dibayari oleh
pemerintah melalui APBN.
Kartu lainnya, seperti kartu eks Askes, eks Jamkesmas, KJS, Kartu JKN BPJS Kesehatan masih
dapat tetap berlaku sesuai ketentuan sepanjang belum diganti dengan KIS.

TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN


DENGAN BLUD RSD DR. SOEMARMO SOSROATMODJO
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT
MISKIN YANG TIDAK/ KURANG MAMPU
KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN

JL. Sengkawit No. 03 Tanjung Selor, 77212

TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN


DENGAN RSUD. ABDUL WAHAB SYAHRANIE
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT
MISKIN YANG TIDAK/ KURANG MAMPU
KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN

JL. Sengkawit No. 03 Tanjung Selor, 77212

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN


DENGAN
RSKD. ATMA HUSADA SAMARINDA

TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT
MISKIN YANG TIDAK/ KURANG MAMPU
KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN
JL. Sengkawit No. 03 Tanjung Selor, 77212

TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN


DENGAN UNIT DNOR DARAH PMI
CAB. KOTA SAMARINDA

TENTANG
PELAYANAN DARAH BAGI MASYARAKAT MISKIN
KURANG/ TIDAK MAMPU KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN
JL. Sengkawit No. 03 Tanjung Selor, 77212

Membuat Tidur Menjadi Lebih Nyenyak


Anda sering memiliki gangguan sulit tidur? Mungkin Anda bisa mengatasi gangguan tersebut
dengan menggunakan kaos kaki saat tidur. Gangguan tidur sering muncul karena aliran darah pada
pembuluh darah tidak lancar, akibatnya tidur menjadi tidak berkualitas. Berdasarkan penelitian,
pemakaian kaos kaki ternyata dapat membantu peredaran darah menjadi lebih lancar. Perlu
diketahui bahwa aliran darah di bagian kaki relatif sedikit. Jika aliran darah di kaki tidak lancar, kaki
akan lebih cepat sakit atau tidak nyaman sehingga mempengaruhi tidur Anda menjadi tidak
nyenyak. Jadi pakailah koas kaki saat tidur agar aliran darah di kaki lebih lancar.
Cara agar tidur nyenyak lainnya
2. Menghangatkan Kaki
sponsored links

Dingin merupakan salah satu situasi yang sering menganggu orang-orang ketika mereka hendak
tidur. Banyak orang mengeluhkan sulit tidur karena cuaca dingin. Untuk Anda yang sudah memakai
selimut namun tetap merasa dingin, maka Anda dapat memakai kaos kaki untuk menghangatkan
kaki Anda. Tidur akan menjadi lebih nyenyak dengan menggunakan kaos kaki. Saat cuaca dingin,
kondisi hangat pada tubuh, termasuk pada kaki, akan memberikan sensasi nyaman dan
menenangkan.
3. Mengatasi Keringat Berlebih pada Kaki
Gangguan tidur salah satunya adalah munculnya keringat yang berlebih pada kaki. Keluarnya
keringat secara berlebih tersebut sering disebut dengan hiperhidrosis. Keringat tersebut akan
memberikan rasa lengket pada kaki dan memberikan perasaan tidak nyaman ketika tidur. Keringat
berlebih pada kaki juga akan menimbulkan bau kaki karena keringat tersebut akan menjadi media
bekembangnya bakteri dan kuman. Jika Anda memiliki permasalahan keringat berlebih pada kaki
saat tidur, maka Anda bisa mulai menggunakan kaos kaki saat tidur. Kaos kaki akan menyerap
keringat berlebih pada kaki sehingga kaki menjadi lebih kering dan masalah bau kaki dapat
dihindari.

4. Mencegah Infeksi Jamur dan Bakteri pada Kaki


Untuk Anda yang memiliki kebiasaan tidur tanpa menggunakan selimut harus waspada terhadap
paparan debu yang hinggap pada kaki Anda saat tidur. Debu yang mengandung banyak bakteri dan
jamur dapat menimbulkan infeksi pada kaki Anda. Berbagai infeksi yang mungkin timbul seperti
kadas, kurap, dan gatal-gatal. Jika Anda jarang menggunakan selimut saat tidur, maka pakailah
kaos kaki untuk menutupi kulit kaki Anda. Memakai kaos kaki dapat mengurangi resiko terpaparnya
kaki Anda dari bakteri dan jamur yang berasal dari debu.
5. Mencegah Tumit Pecah-pecah
Tumit pecah-pecah bisa jadi menjadi salah satu halangan dalam penampilan yang menarik. Banyak
yang mempersalahkan tumit pecah-pecah sebagai sebuah kondisi yang memperburuk penampilan
terutama saat memakai sepatu hak tinggi. Pada kondisi tertentu, tumit pecah-pecah yang sangat
parah akan menimbulkan rasa sakit dan perih karena tumit menjadi luka. Tumit pecah-pecah
tersebut bisa disebabkan salah satunya oleh cuaca dingin atau bisa jadi Anda tidur pada ruangan
ber-AC. Kondisi dingin pada ruangan dapat membuat kulit menjadi kering dan berakibat pada tumit
yang pecah-pecah. Untuk mencegah hal tersebut, Anda dapat memakai kaos kaki saat tidur.
Dampak negatif dari cuaca dingin dapat ditanggulangi dengan memakai kaos kaki sehingga kaki
tetap terasa hangat, lembut, dan lembab.
6. Menghaluskan dan Melenturkan Kulit Kaki
Untuk Anda yang memiliki permasalahan kulit kaki yang kering dan kasar, Anda dapat memakai
kaos kaki saat tidur. Pemakaian kaos kaki saat tidur juga dapat ditunjang dengan pemakaian
pelembab kaki sebelum tidur. Sesudah memakai pelembab kaki, Anda bisa memakai kaos kaki.
Metode tersebut dapat menjaga kesehatan kulit kaki sehingga menjadi halus dan lentur. Pemakaian
pelembab dan kaos kaki juga dapat mengatasi masalah bau pada kaki.

Dalam ilmu kimia, garam merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.
Garam terdiri dari kation yang merupakan ion positif dan anion yang merupakan ion negatif. Garam
dihasilkan dari tambang garam atau dengan penguapan air laut maupun mata air dangkal yang
mengandung banyak mineral.

Jenis-jenis garam :
1.
2.

3.

Garam Basa, yaitu garam yang membentuk hidroksida saat terlarut dalam air

air

Garam asam, yaitu garam yang terhidrolisa dan membentuk hidrolium saat terlarut dalam

Garam netral, yaitu garam yang bukan dari kedua jenis diatas.
Garam merupakan senyawa penting yang sangat diperlukan dalam berbagai bidang, seperti :
Bidang Kesehatan
Manfaat garam juga cukup banyak untuk bidang kesehatan, tanpa garam tentu kita tidak akan bisa
bertahan hidup karena dapat menunjang kesehatan.

1.

Memperkuat sistem kekebalan tubuh. Garam laut secara alami dapat membantu
membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat dalam melawan virus, demam, flu, alergi serta
gangguan autoimun lainnya.

2.

Menurunkan berat badan. Garam dapat membantu tubuh untuk menghasilkan cairan
pencernaan, sehingga makanan dapat dicerna lebih cepat. Garam juga bisa membantu mencegah
penumpukan sisa makanan dalam saluran pencernaan, yang akhirnya dapat menyebabkan
sembelit dan berat badan.

3.

Asma. Garam laut ternyata sangat efektif sebagai antihistamin alami dalam membantu
mengurangi peradangan dalam sistem pernapasan. Yaitu dengan menghambat produksi dahak,
sehingga memudahkan sistem pernafasan. Beberapa orang mengatakan bahwa percikan garam di
lidah setelah minum segelas air sama efektifnya dengan menggunakan inhaler.

4.

Kesehatan jantung. Minum air yang mengandung garam dapat membantu menurunkan
kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, serta dapat membantu mengatur detak jantung agar
lebih teratur. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa garam dapat membantu
mencegah penyakit aterosklerosis, serangan jantung dan stroke. Manfaat kulit manggis juga dapat
anda gunakan untuk menjaga kesehatan jantung.

5.

Diabetes. Garam dapat membantu mengontrol gula darah dan meningkatkan sensitivitas
insulin yang membantu mempertahankan kadar gula yang tepat dalam tubuh. Jadi bagi penderita
diabetes maupun yang beresiko penyakit ini dapat memanfaatkan garam sebagai bagian penting
dari diet. Manfaat daun mangga juga dipercaya sangat ampuh untuk mengatasi diabetes.

6.

Osteoporosis. Tulang menyimpan bagian dari kandungan garam yang diserap oleh
tubuh. Hal inilah yang membantu menjaga kekuatan tulang. Osteoporosis terjadi pada saat tubuh

kekurangan garam sehingga tubuh mengambil natrium dari tulang, banyak air dan mengkonsumsi
garam dalam jumlah sedang dapat mencegah osteoporosis. Manfaat madu juga baik untuk
osteoporosis.
7.

Otot. Kalium sangat penting untuk membantu otot untuk berfungsi dengan baik. Kandungan
kalium dalam Garam dapat membantu tubuh menyerap makanan. Hal ini akan membantu
mencegah nyeri otot, kejang dan kram. Sehingga garam sangat penting untuk membantu fungsi
otot agar bekerja dengan baik.

8.

Depresi. Garam dapat membantu melestarikan dua hormon penting dalam tubuh yaitu
serotonin dan melatonin, sehingga dapat membantu tubuh untuk menangani stres, membantu
tubuh untuk merasa lebih baik, rileks dan mendapatkan tidur yang lebih baik di malam hari.

9.

Menetralkan asam lambung. Asam lambung terdiri dari asam klorida dan natrium klorida.
Garam dapat membantu mempertahankan pH lambung yang tepat. Sehingga dapat membantu
menciptakan proses pencernaaan tubuh yang baik. Asam lambung juga dapat diobati
dengan manfaat kunyit putih.

10.

Mengobati gangguan pada mata. Membasuh mata dengan air garam dapat meringankan
gejala infeksi pada mata. Misalnya katarak, konjungtivitis (peradangan atau infeksi pada jaringan
yang melapisi interior kelopak mata), dan styes (jerawat/ kutil di daerah sekitar mata). Mengompres
mata dengan larutan kombinasi garam dengan secangkir air panas yang telah didinginkan dapat
membantu memberikan rasa nyaman pada mata.

11.

Sebagai obat kumur. Larutan garam dapat difungsikan sebagai obat kumur yang efektif, hal
ini bisa mengurangi resiko terjadinya radang tenggorokan. Selain itu garam juga bisa
mengembalikan kondisi gigi yang kusam menjadi kembali cemerlang. Untuk itulah garam digunakan
sebagai bahan baku pembuatan produk pasta gigi maupun obat kumur.
Bidang Kecantikan

1.

Untuk terapi penyembuhan berbagai jenis gangguan pada kulit. Mandi dengan air garam
dapat membantu untuk meringankan kulit kering dan gatal. Selain itu garam juga dapat digunakan
sebagai obat pada kondisi serius seperti eksim dan psoriasis. Garam dapat mempercepat
membuka pori-pori, meningkatkan sirkulasi dan hydrating jaringan. Selain itu, garam juga dapat
membuat kulit menjadi lebih lembut, kenyal, mengurangi munculnya garis-garis halus, keriput dan
selulit. Selain itu garam juga berfungsi sebagai pelembab untuk kulit pecah-pecah dan kering dan
mengurangi kulit berminyak.

2.

Pengobatan jerawat. Garam sering digunakan sebagai bahan dalam pembuatan sabun,
masker, toner dan pembersih jerawat. Kandungan sulfur membantu untuk mensintesis oksigen
sedangkan kalium menjaga keseimbangan air untuk metabolisme sel, sehingga memungkinkan
penyerapan nutrisi untuk menyingkirkan kotoran. Kandungan kalsium dalam garam dapat

membersihkan pori-pori, dan membuat sel membran lebih kuat. Kandungan magnesium dapat
menghilangkan kotoran dan racun dari kulit.
3.

Mengurangi pengelupasan kulit. Memijat kulit dan wajah dengan campuran 1 sendok teh
garam dan 1 sendok teh minyak zaitun dapat membantu mengurangi terjadinya pengelupasan pada
kulit.

4.

Sebagai scub. Garam dapat digunakan untuk menggosok lengan dan kaki untuk
mengangkat sel mati dan meningkatkan sirkulasinya. Caranya adalah dengan mengosokkan
taburan garam pada kulit lengan dan kaki setelah selesai mandi saat kulit masih basah.

5.

Melembutkan rambut. Mineral penting yang ada pada garam dapat membuat rambut
menjadi lebih berkilau. Kandungan mineral dalam garam juga bisa melembabkan, memperbaiki
rambut rusak, serta melindungi rambut. Sehingga menjadikan rambut lebih lembut dan sehat

6.

Mengatasi ketombe. Penggunaan garam pada kulit kepala sebelum membasahi rambut
dapat menyingkirkan serpihan ketombe pada kepala. Garam dapat menyerap minyak berlebih di
kepala sehingga dapat mencegah rambut berminyak dan ketombe tidak akan menempel pada kulit
kepala. Garam memberikan kelembaban pada kulit kepala yang membantu menghambat
pertumbuhan jamur penyebab ketombe.

7.

Melebatkan rambut. Garam ternyata bisa membantu menumbuhkan rambut. Caranya


adalah dengan mencampur garam dengan kondisioner, lalu gunakan untuk mengolesi akar rambut
dan diamkan selama 20 menit lalu bilas. Kandungan dalam garam juga dapat mengurangi produksi
minyak dalam rambut.
Bidang Industri
sponsored links

Sekitar 40% hasil olahan garam di dunia digunakan pada proses industri. Garam merupakan bahan
baku kimia yang nantinya akan diubah menjadi klorin dan soda abu, serta dasar-dasar kimia
anorganik. Garam dijadikan sebagai bahan baku dalam berbagai industri seperti
1.

industri kimia chlor-alkali, seperti minyak untuk industri petrokimia.

2.

Kimia klorin digunakan untuk menghasilkan air bersih,

3.

sabun dan deterjen,

4.

obat,

5.

pipa PVC untuk rumah kita,

6.

ponsel,

7.

kosmetik,

8.

baju pelindung bagi para penyelam SCUBA dan astronot,

9.

kamera digital,

10.

TV panel datar,

11.

mikroskop elektron,

12.

panel surya untuk produksi energi,

13.

Tekstil manufaktur,

14.

kaca,

15.

karet,

16.

kulit,

17.

bahkan pengeboran sumur minyak.


Dalam industri makanan, garam berfungsi sebagai penambah cita rasa, penguat aroma, serta
sebagai bagan pengawet pada makanan.
Bidang Keamanan

1.

Di negara-negara yang memiliki 4 musim, garam digunakan untuk pemeliharaan jalan


dengan tujuan untuk menjaga mobil, truk, dan bus sekolah sehingga aman di jalan ketika musim
dingin bersalju.
Bidang Perternakan
Garam digunakan untuk menjaga kesehatan dan menunjang kebutuhan hewan-hewan ternak.
Hewan memiliki nafsu makan pada sumber makanan yang memiliki kandungan natrium klorida
daripada senyawa lain yang ada di alam kecuali air. Selain itu, garam merupakan suplemen penting
dari diet bergizi seimbang untuk hewan. Jadi manfaat garam dalam bidang perternakan adalah

1.

Meningkatkan nafsu makan hewan

2.

Menjaga keseimbangan gizi hewan

Bidang Pertanian
Menurut sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa garam (khususnya garam inggris) dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk. Karena kandungan garam dapat menambah
unsur hara pada tanaman. Kandungan magnesium yang terdapat pada garam merupakan salah
satu unsur penyusun klorofil (zat hijau daun). Jika tanaman kekurangan magnesium, daun akan
berwarna kekuningan sehingga mengurangi aktivitas fotosintesis tanaman. Selain itu, magnesium
dalam garam juga berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim transfosforilare, dehidrogenase,
karboksilase, dan memegang peranan utama dalam proses transformasi fosfat dalam tanaman.
1.

Intinya adalah garam dalam bidang pertanian juga dapat digunakan sebagai pupuk
Demikianlah penjabaran beberapa manfaat dari garam, semoga bermanfaat.
Baca juga : Manfaat asam jawa

Alkohol tinta bercampur dengan cepat dengan beberapa perlengkapan rumah tangga

Bahan-bahan :

2-ons botol meremas plastik

Fabric pewarna

Spiritus

6-inci persegi wadah plastik

Aluminium foil

Felt kotak

Stampel

INSTRUKSI

1.
o

Tambahkan sekitar 2 sendok teh bubuk pewarna kain untuk salah satu dari 2 botol
Anda ons. Pewarna kain tersedia di toko-toko kerajinan. Botol Anda harus jenis
dengan ujung meruncing aplikasi.

Isi botol masing-masing menjadi sekitar inci di bawah bagian atas dengan
alkohol. Konsentrasi harus 90% atau lebih tinggi. Konsentrasi pewarna lainnya
akan membuat Anda berair dan menyebabkan mereka untuk menjalankan.

Kocok botol untuk mencampur ringan. Warna-warna pewarna akan terlihat gelap
dan sangat terkonsentrasi. Jika warna tidak cukup gelap, tambahkan sendok teh
atau lebih zat warna dan kocok lagi.

Membuat pad stamping buatan sendiri dari wadah plastik. Jalur wadah dengan
aluminium foil sehingga pewarna tidak noda kontainer Anda. Tempatkan dua
kuadrat terasa di bagian bawah wadah. Putih merasa yang terbaik karena Anda
dapat melihat pewarna Anda lebih baik.

Peras genangan pewarna ke merasa cukup besar untuk melapisi prangko yang
ingin Anda gunakan. Anda dapat menggunakan satu warna, membuat genangan
air yang terpisah warna yang berbeda, atau menggambar garis-garis warna pada
pad untuk efek pelangi.

PETUNJUK:

Cobalah kanvas stamping, jeans tua, T-shirt dan kain polos lainnya untuk
repurpose mereka.

Mengukir perangko sendiri dari kentang untuk membuat kerajinan ini bahkan lebih
murah.

Tinta Alkohol

Bahan-bahan :

Powered RIT pewarna

Spiritus

Isopropil alkohol

Cair RIT kain pewarna

Bayi wadah makanan

Kapas bola untuk aplikasi tinta

INSTRUKSI
1.

METODE SATU

Kosongkan paket pewarna bertenaga RIT dalam warna yang Anda pilih ke
dalam botol kosong kecil makanan bayi.

Isi sisa tabung makanan bayi dengan alkohol gosok biasa, segel tabung
dan kocok dengan baik. Sambil campuran dengan baik adalah penting
karena hasilnya dapat sedikit kasar jika Anda belum benar-benar
menggabungkan RIT pewarna bubuk dengan alkohol gosok.

Jika Anda tidak memiliki stoples makanan bayi di tangan, Anda dapat
menggunakan tabung film hitam bukan. Untuk resep ini, Anda akan
mengisi tabung itu seperempat penuh dengan pewarna bubuk dan sisa
perjalanan penuh dengan alkohol, sekali lagi memastikan mengguncang
campuran dengan baik.

METODE DUA

Untuk campuran sedikit kurang kasar dari metode di atas, mulailah dengan
kain pewarna RIT cair dan isopropil alkohol sebagai gantinya, mencampur
cangkir isopropil alkohol untuk setiap dua sendok teh RIT pewarna. Anda
mungkin ingin menambahkan lebih pewarna yang diperlukan untuk
membuat warna yang lebih dalam, namun perlu diingat bahwa sedikit pasti
pergi jauh.

Campur isopropil alkohol dan pewarna kain RIT cair bersama dan kocok
dengan baik, pastikan bahwa kedua cairan bercampur sepenuhnya
sebelum digunakan.

Setelah Anda selesai mengocok salah satu resep yang tercantum di atas,
Anda dapat menerapkan tinta alkohol untuk stempel karet Anda
menggunakan aplikator alkohol tinta atau biasa bola kapas putih,
menggosok tinta langsung ke cap sebelum stamping dengan itu.

PETUNJUK:

Akan bijaksana untuk menguji stempel dan tinta di atas kertas awal untuk
memastikan bahwa Anda mendapatkan merasakan berapa banyak tinta
alkohol yang Anda butuhkan sebelum stamping pada proyek akhir Anda.

Perlu diketahui bahwa sedikit benar-benar tidak pergi jauh ketika datang ke
tinta alkohol, dan Anda harus selalu menerapkan tinta untuk cap ringan
untuk menjaga dari lebih menjenuhkan cap atau kertas yang Anda
stamping pada.

Diposkan oleh Osmila Primajaya di 04:24

Foto di bawah ini adalah contoh membuat aplikasi berbentuk lingkaran. Jadi kita
gambar dulu lingkarannya di bagian kertas yang tidak licin, kemudian kita setrika
agar frezeer paper menempel di kain. Setrikanya jangan sampai kepanasan karena
nanti akan susah dilepas kertasnya. Setelah disterika lalu kita jelujur mengikuti
bentuknya.

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN
Jalan Sengkawit Telepon no Telp: (0552) 21021 Tanjung Selor

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN BULUNGAN


NOMOR : 56 TAHUN 2013
TENTANG
PANITIA RAKOR/SOASIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
MENYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN


Menimbang

: a. bahwa setiap orang berhak atas jaminan social untuk memenuhi


kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya
menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera,adil,dan
makmur
b. bahwa untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh,Negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh
rakyat Indonesia.
c. bahwa untuk menyiapkan pengalihan program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan kepada BPJS perlu dilakukan sosialisasi dan penguatan
pelayanan kesehatan primermenyongsong implementasi BPJS
2014.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a sampai dengan c, maka perlu membentuk Panitia
Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional dalam menyongsong
implementasi BPJS 2014 di Kabupaten Bulungan sekaligus tim

Nara Sumber untuk kegiatan ini dengan Keputusan Kepala Dinas


Kesehatan Kabupaten Bulungan;
e. bahwa mereka yang nama atau jabatannya tersebut dalam lampiran
Keputusan ini, dipandang mampu untuk melaksanakan tugas-tugas
dan layak untuk ditetapkan dalam tim di maksud.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 349
2 Undang-Undang RI Nomor 40 tentang Sistim Jaminan Sosial
Nasional Tahun 2004;
3. Undang-Undang RI Nomor 24 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Tahun 2011
4. Peraturan Pemerintah RI nomor 101 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan Tahun 2012
5. Peraturan Presiden Ri Nomor 12 tentang Jaminan Kesehatan Tahun
2013
6. Peraturan Bupati Bulungan Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Jaminan
Kesehatan Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan
( Berita Daerah Kabupaten Bulungan Tahun Anggaran 2009 Nomor
41 );

MEMUTUSKAN
Menetapkan

PERTAMA

: Membentuk Panitia Pertemuan Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan


Nasional (JKN) Menyongsong Implementasi BPJS 2014 di Kabupaten
Bulungan dengan susunan personalia sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini;

KEDUA

: Tugas Panitia sebagaimana dimaksud Diktum Pertama sbb :


1. Memfasilitasi Pertemuan Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam menyongsong Implementasi BPJS 2014.

2. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait yaitu dengan Direktur


Pelayanan PT Askes, PJK Kementrian Kesehatan,dan Kabid SDK
dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
3. Menyusun dan menyampaikan laporan atas semua pelaksanaan
kegian pertemuan kepada Kapala Dinas Kesehatan Kabupaten
Bulungan sebagai salah satu kelengkapan pertanggung jawaban
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah kegiatan.
KETIGA

: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam diktum


kedua Tim Koordinasi Jamkesmas Kabupaten Bulungan senantiasa
berpedoman pada ketentuan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bulungan.

KEEMPAT

: Panitia dalam kegitan ini melekat pada tupoksi/jabatan sehingga tidak


menimbulkan biaya.

KELIMA

: Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan


Ditetapkan di : Tanjung Selor.

Pada Tanggal : 02 Desember 2013

Kepala Dinas Kesehatan

dr.H. Idewan Budi Santoso,M.Si


NIP.195907241987091001

LAMPIRAN
: KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BULUNGAN
NOMOR
: 56 TAHUN 2013
TANGGAL
: 04 Desember 2013

SUSUNAN PANITIA RAKOR/SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL


MENYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014
Penanggung Jawab
Ketua I
Ketua II

:Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan


: Chas Darmawan,SE
: Arik Nuning Prihantari,AMS

Sekretaris
Bendahara

: Hasniati,SKM
: Hj. Masturah, SE

Anggota

: 1 Azis Jaelani,S.Si,Apt
2. Purwaningsih,Amd.Keb
3. Siti Dahniar, SE
4. Suryani Marpaung,S.Kep.NS
5. David.SE,M.Ph
6. Margaretha Tombang,Amd.Keb
7. Awing Lidiya, SKM
8. Siti Mariah, SE
9. Jomeidawathy,S.Si,Apt
10. Putri Miharti, SKM
11. Yusuf Sello

Tanjung Selor, Desember 2013


Kepala Dinas Kesehatan

dr. H. Idewan Budi Santoso,M.Si


NIP.196590724 198709 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN
Jl.Sengkawit Telp. (0552)21021 Fax. (0552)22553 Tanjung Selor
=================================================================
Tanjung Selor, November 2013
Nomor
: 440/
/DKK-Bul/VIII/2013
Lampiran
:
Perihal : Undangan Rakor/Sosialisasi Implementasi BPJS 2014
Kepada
Yth. Bpk/ Ibu Kepala
1.
2.

Puskesmas Tanjung Selor


Puskesmas Tanjung Palas
1.
Puskesmas Bumi Rahayu
2.
Puskesmas Pimping
3.
Puskesmas Long Beluah
4.
Puskesmas Long Bia
5.
Puskesmas Long Bang
6.
Puskesmas Antutan
7.
Puskesmas Salimbatu
8.
Puskesmas Sekatak Buji
9.
Puskesmas Tanah Kuning
10. Puskesmas Bunyu

di -Tempat
Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan
Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam
rangka menyongsong Implementasi BPJS 2014di Kabupaten
Bulungan , maka mohon untuk menugaskan petugas yang
namanya
tersebut dalam lampiran untuk mengikuti
kegiatan tersebut yang akan dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal
Tempat
Pukul

: Rabu,03 Desember 2013


: Ruang Serbaguna Eks.Kantor Bupati,
Jl.Agathis Tanjung Selor
: 08.00 wite selesai

Dengan membawa :
1. Surat Tugas

Demikian disampaikan atas kehadirannya diucapkan


terima kasih.

Kepala Dinas Kesehatan

Dr.H. Idewan Budi Santoso,M.Si


NIP.195907241987091001

Lampiran

Daftar nama-nama Peserta Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


No

Puskesmas

Tanjung Selor

Tanjung Palas

Bunyu

Salimbatu

Pimping

Antutan

Long Beluah

Sekatak Buji

Bumi Rahayu

10

Long Bang

11

Tanah Kuning

12

Long Bia

Nama
dr.
Mulyati
Rustam Iwandy, SKM,MPH
Ilin Sunaryati
Isnaniah
drg. Sukma
Diah setyowati
drg. Adil Yuni Imamullah
Yunianti Ali Layang
Yulianita
Rustam Effendy, SKM, MPH
Mutfaati
Sanusi
Eva Syukra Landya, SKM
Rahayu
Yekti Mubarani
Yudi Haryoko
Yuliana pambaa
Farid Mawardi
Jukili
Micha Cery Bunga
Novel Whang
Nurul Rachmadianti
Tirza Julia
Margaretha Tombang
Juliana Matondang
dr. Yuni Sartika Dewi
Ahmad Basuki
Roynald Daud Mangesa
M. Lasim

Ket

KERANGKA ACUAAN
RAKOR/SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(JKN)
MEYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014

I.

PENDAHULUAN

Hak

derajat

hidup

yang

memadai

untuk

kesehatan

dan

kesejahteraandiri dan keluarga merupakan hak asasi manusia dan diakui


olehsegenap bangsa-bangsadi dunia, termasuk Indonesia.Pengakuan
itutercantum
1948tentang

dalam
Hak

Deklarasi

Azasi

PerserikatanBangsa-Bangsa

Manusia.

Pasal

25

Ayat

(1)

tahun

Deklarasi

menyatakan,setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai


untuk kesehatankesejahteraandirinya dan keluarganya termasuk hak
atas pangan,pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta
pelayanan social yang diperlukandan berhak atas jaminan pada saat
menganggur,menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia
lanjut ataukeadaan lainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah,
yang berada diluar kekuasaannya.

Berdasarkan

Deklarasi

tersebut,

pasca

Perang

Dunia

II

beberapanegara mengambil inisiatif untuk mengembangkan jaminan


sosial,antara

lain

jaminan

kesehatan

bagi

semua

penduduk

(UniversalHealthCoverage). Pencapaian Universal Health Coverage (UHC)


melalui mekanisme asuransisosial agar pembiayaan kesehatan dapat dikendalikan
sehingga keterjaminanpembiayaan kesehatan menjadi pasti dan terus menerus
tersedia yang padagilirannya Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sesuai
Sila ke 5Panca Sila) dapat terwujud.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas,
pemerintahbertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakatmelalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan
perorangan.
Guna

mendukung

pelaksanaan

tersebut,

KementerianKesehatanmemberikan prioritas kepada jaminan kesehatan


dalam

reformasikesehatan.

Kementerian

Kesehatan

tengah

mengupayakan PenyiapanPelaksanaan JKN yang meliputi penyiapan


infrastruktur

pelayanantransformasi

kelembagaan,

program

penghitungan iuran regulasi berupaPeraturan Menteri, yang akan


menjadi

payung

hukum

untuk

mengaturantara

lain

pelayanan

kesehatan, pelayanan kesehatantingkat pertama,


Agar informasi penyelenggaraan jaminan kesehatan diketahui oleh semua
pihak,

perlu

dilakukan

sosialisasi,

menjelang

beroperasinya

BPJS

Kesehatan.Sosialisasi ini dilakukan ke berbagai segmen masyarakat seperti


perguruantinggi dan mahasiswa, Ormas dan LSM, para pengusaha dan nantinya
akanbanyak sosialisasi dilingkungan pekerja dan masyarakat umum. Sosialisasiini
dilakukan melalui berbagai media dan pertemuan/dialog.

II. TUJUAN:

A.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti pertemuan, peserta diharapkan memahami


kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional
B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pertemuan, peserta mampu:


Memahami
Pengalihan
Jamkesmas/Jampersal

ke

BPJS

Kesehatandan menyepakati pelaporan klaim Jamkesmas/Jampersal


dasar harus segera selesai sebelum 01 Januari 2014.

Memahami

dan

menyepakati

pelaporan

klaim

Jamkesmas/Jampersal Dasarpengalihan Jamkesmas/Jampersal ke


BPJS Kesehatan

Metode yang digunakan dalam

Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan

Nasional Menyongsong Implementasi Program BPJS 2014 adalah :


I. Sosialisasi
II. Konsolidasi
IV.

Materi
Materi pertemuan terdiri dari :
a. Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
b. Kesiapan

BPJS Kesehatan dalam Penyiapan Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama
c. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Tingkat Pertama)
d. Dukungan Pelayanan Obat pada Fasilitas Kesehatan Primer
e. Evaluasi Pelaporan Data Klaim Jamkesmas/Jampersal Dasar
f. Penguatan Perencanaan & Pengganggaran Dana Kapitasi Program JKN
g. Diskusi Tanya Jawab

h. RTL
i. Rangkuman

V. NARA SUMBER

Dalam acara Pertemuan ini, Pembicara terdiri dari : Kepala Pusat PJK,
Direktur Pelayanan PT. Askes (Persero) Tarakan,Kepala Dinas Kesehatan,
Pejabat Struktural UPT JAMKESDA dan

Bidang SDK Dinas Kesehatan

Kabupaten Bulungan.

VI. TEMPAT DAN WAKTU

Kegiatan ini dilaksanakanan di Gedung Wanita Jln. Cendrawati


Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.
Waktu Pelaksanaan selama 1 (satu) hari efektif yaitu tanggal 10 Desember
2013.
VII. PESERTA

Peserta Rapat Koordinasi terdiri dari :


1. Dinas Pertambangan dan Energi
2. Dinas Kehutanan
3. Dinas Kebersihan,pertamanan,pemakaman dan PMK
4. Dinas Sosial
5. Dinas Perhubungan
6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Dinas Pendidikan Nasional
8. Dinas Perikanan dan Kelautan
9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
10. Dinas Perindustrian,Perdagangan,Koperasi dan UKM
11. Dinas Pertanian
12. Dinas Pekerjaan Umum
13. Dinas pengelolaan Keuangan Daerah

14. Inspektorat
15. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
16. Badan Koordinasi keluarga Berencana Keluarga Sejahtera
17. Direktur Rumah Sakit,Bagian Pelayanan dan Jamkes RSUD
Dr.H.Soemarnisostroatmodjo
18. Badan Pusat Statistik
19. Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah
20. Asisten Bidang Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan
Rakyat.
21. Kepala Dinas KesehatanProvinsi Kaltara
22. Pemberdayaan Perempuan Prov.Kaltara
23. Kabid Sumber daya Kesehatan Prov. Kaltara
24. Organisasi IBI
25. Organisasi IDI
26. PPNI
27. GOW
28. PKK Kab.Bulungan
29. Persit
30. Bhayangkari
31. Kesehatan TNI
32. Kesehatan Polri
33. Bidan Praktek Swasta
34. Klinik Santa Monica
35. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Bulungan
36. Kabid PMK Dinkes Kab. Bulungan
37. Kabid Yankes Dinkes Kab. Bulungan
38. Kabid Program Perencanaan dan Keuangan Dinkes Kab. Bulungan
39. Camat Tanjung Selor
40. Camat Tanjung Palas
41. Lurah Tanjung Selor Hulu
42. Lurah Tanjung Selor Ilir
43. Lurah Tanjung Selor Timur
44. Kepala Puskesmas se Kab. Bulungan
45. Petugas Puskesmas .Pustu, dan Poskesdes (100 org)

VIII. BIAYA

Biaya

yang

diperlukan

untuk

terlaksananya

penyelenggaraan

Pertemuan Evaluasi dan Monitoring Program Jamkesda


Bulungan
(APBD)

Kabupaten

dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah


Satker

Dinkes

Program

Kemitraan

Peningkatan

Pelayanan

Kesehatan Tahun Anggaran 2013 Kode Rekening 1.02.01.28.01 5.2.2

IX. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan.

Tanjung Selor, 04Desember 2013


Mengetahui :
Kepala Dinas Kesehatan,

Ka. UPT Jamkesda,

dr. H. Idewan Budi. S, M.SiArik Nuning Prihantari


NIP.195907241987091001
NIP. 197003161993122001

LAPORAN KETUA PANITIA


DALAM ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
MENYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014
Tanjung Selor,10 Desember 2013
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ,
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi Kita sekalian
Yang terhormat :
- Bapak Bupati Bulungan
- Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan
- Bapak/ Ibu Kepala Dinas/ Badan
- Bapak/ Ibu Narasumber
- Panitia Penyelanggara
- Peserta Pertemuan
I. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 349
2. Undang-Undang RI Nomor 40 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional
Tahun 2004;
3. Undang-Undang RI Nomor 24 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Tahun 2011
4. Peraturan Pemerintah RI nomor 101 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan Tahun 2012
5. Peraturan Presiden Ri Nomor 12 tentang Jaminan Kesehatan Tahun 2013

Umum

6. Peraturan Bupati Bulungan Nomor 30 Tahun 2009 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Jaminan Kesehatan Daerah pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Bulungan.
7. Keputusan Bupati Kabupaten Bulungan Nomor : 455/K-VII/440/2013
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Pada Kegiatan Kemitraan Asuransi Kesehatan masyarakat
Kabupaten Bulungan Tahun 2013.
II. Gambaran Umum
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 2014
telah ditetapkan salah satu dalam 7 (tujuh) prioritas reformasi kesehatan adalah
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang selaras dengan tujuan akhir dari MDG
2015 dengan visi Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan maka
dipandang perlu untuk mengadakan atau memfasilitasi sosialisasi JKN kepada
stake holder

dalam hal ini lintas sektor terkait serta petugas pelaksana

kesehatan pada ujung tombak pelayanan.Selaian itu

tahun 2013 ini juga

penyelenggaraan Jamkesmas telah memasuki tahun terakhir. Oleh karena itu


perlu adanya penyiapan terhadap pelaporan klaim Jamkesmas dan Jampersal
sebelum diberlakukannya JKN.
Pengelola

Jamkesmas

dan

Dengan pertemuan ini diharapkan Tim


Jampersal

di

tingkat

layanan

pertama

( Pustu,Poskesdes dan Puskesmas) maupun ditingkat kabupaten dapat


mengetahui kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional kedepan dan mengetahui
sistim pelaporan dan pertanggungjawaban proses klaim di pelayanan.

Pada kesempatan ini selaku ketua panitia ada beberapa hal yang akan kami
laporkan kepada Bapak kepala Bapak Bupati Bulungan berkaitan dengan
kegitan kita hari iniyaitu :

I. TUJUAN:

Setelah mengikuti acara rakor / sosialisasi, peserta diharapkan


bertambah wawasannya karena telah mendapatkan informasi
tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
B Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pertemuan, peserta mampu:


Memahami Pengalihan Jamkesmas/Jampersal ke BPJS Kesehatan

Metode yang digunakan dalam

Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan

Nasional Menyongsong Implementasi Program BPJS 2014 adalah :


I. Sosialisasi
III.

Materi
Materi pertemuan terdiri dari :
a. Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
b. Kesiapan BPJS Kesehatan dalam Penyiapan Fasilitas Kesehatan
c.
d.
e.
f.

Tingkat Pertama
Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Tingkat Pertama)
Dukungan Pelayanan Obat pada Fasilitas Kesehatan Primer
Evaluasi Pelaporan Data Klaim Jamkesmas/Jampersal Dasar
Penguatan Perencanaan & Pengganggaran Dana Kapitasi Program
JKN

j. Diskusi Tanya Jawab


IV. NARA SUMBER

Dalam acara Pertemuan ini, Pembicara terdiri dari : Kepala Pusat PJK,
Direktur Pelayanan PT. Askes (Persero) Tarakan,Kepala Dinas Kesehatan,
Pejabat Struktural UPT JAMKESDA dan
Kabupaten Bulungan.
V.

TEMPAT DAN WAKTU

Bidang SDK Dinas Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakanan di Gedung Wanita Jln. Cendrawati


Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.
Waktu Pelaksanaan selama 1 (satu) hari efektif yaitu tanggal 10 Desember
2013.
VI. PESERTA

Peserta Rapat Koordinasi terdiri dari :


1. Dinas Pertambangan dan Energi
2. Dinas Kehutanan
3. Dinas Kebersihan,pertamanan,pemakaman dan PMK
4. Dinas Sosial
5. Dinas Perhubungan
6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Dinas Pendidikan Nasional
8. Dinas Perikanan dan Kelautan
9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
10. Dinas Perindustrian,Perdagangan,Koperasi dan UKM
11. Dinas Pertanian
12. Dinas Pekerjaan Umum
13. Dinas pengelolaan Keuangan Daerah
14. Inspektorat
15. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
16. Badan Koordinasi keluarga Berencana Keluarga Sejahtera
17. Direktur Rumah Sakit,Bagian Pelayanan dan Jamkes RSUD
Dr.H.Soemarno Sostroatmodjo
18. Badan Pusat Statistik
19. Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah
20. Asisten Bidang Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan
Rakyat.
21. Kepala Dinas KesehatanProvinsi Kaltara
22. Pemberdayaan Perempuan Prov.Kaltara
23. Kabid Sumber daya Kesehatan Prov. Kaltara
24. Organisasi IBI
25. Organisasi IDI
26. PPNI
27. GOW
28. PKK Kab.Bulungan
29. Persit
30. Bhayangkari
31. Kesehatan TNI

32. Kesehatan Polri


33. Bidan Praktek Swasta
34. Klinik Santa Monica
35. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Bulungan
36. Kabid PMK Dinkes Kab. Bulungan
37. Kabid Yankes Dinkes Kab. Bulungan
38. Kabid Program Perencanaan dan Keuangan Dinkes Kab. Bulungan
39. Camat Tanjung Selor
40. Camat Tanjung Palas
41. Lurah Tanjung Selor Hulu
42. Lurah Tanjung Selor Ilir
43. Lurah Tanjung Selor Timur
44. Kepala Puskesmas se Kab. Bulungan
45. Petugas Puskesmas ,Pustu, dan Poskesdes (100 org)
VII. BIAYA

Biaya

yang

diperlukan

untuk

terlaksananya

penyelenggaraan

Pertemuan Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional menyongsong


Implementasi BPJS Tahun 2014 Kabupaten Bulungan dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Satker Dinkes Program
Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2013 Kode
Rekening 1.02.01.28.01 5.2.2
Demikianlah beberapa hal yang perlu saya laporkan
Jaminan

Kesehatan

Nasional

(JKN)

menyongsong

pada Rakor/Sosialisasi
Implementasi

BPJS

2014,semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membimbing kita dalam


mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya dan
khususnya masyarakat Bulungan yang kita cintai.

Sekian dan Terima Kasih


Wabillahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamualauikum Warahmatullahi Wabarakatu

Tanjung Selor, 10 Desember 2013


Ketua Panitia

Arik Nuning Prihantari,AMS


NIP. 19700316 1993122 002

DRAFT
SAMBUTAN BUPATI KABUPATEN BULUNGAN
DALAM ACARA PEMBUKAAN RAKOR/
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
MENYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014
Tanjung Selor,11 Desember 2013
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ,
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi Kita sekalian

Peserta Pertemuan, yang kami cintai dan kami banggakan,


Pertama-tama marilah kita memanjatkan

puji syukur ke hadirat Allah

SWTTuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat kesehatan, rahmat, dan karuniaNya sehingga kita dapat hadir dan melaksanakan Rapat Koordinasi/Sosialisasi
Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) menyongsong Implementasi BPJS 2014 di
ruang pertemuan Kantor Bupatijalan JelaraiTanjung Selor.
Peserta Pertemuan yang berbahagia
Hak

derajat

hidup

yang

memadai

untuk

kesehatan

dan

kesejahteraan diri dan keluarga merupakan hak asasi manusia dan


diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia.
Pengakuan itutercantum dalam Deklarasi PerserikatanBangsa-Bangsa
tahun 1948tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi
menyatakan,setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
untuk

kesehatankesejahteraandirinya

dan

keluarganya.termasukperawatan kesehatan serta pelayanan social yang


diperlukandan berhak atas jaminan pada saat menganggur,menderita
sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut ataukeadaan
lainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada diluar
kekuasaannya.
Berdasarkan

Deklarasi

tersebut,

pasca

Perang

Dunia

II

beberapanegara mengambil inisiatif untuk mengembangkan jaminan


sosial,antara

lain

jaminan

kesehatan

bagi

semua

penduduk

(UniversalHealthCoverage). Pencapaian Universal Health Coverage (UHC)


melalui mekanisme asuransisosial agar pembiayaan kesehatan dapat dikendalikan
sehingga keterjaminanpembiayaan kesehatan menjadi pasti dan terus menerus

tersedia yang padagilirannya Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sesuai
Sila ke 5Panca Sila) dapat terwujud.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas,
pemerintahbertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakatmelalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan
perorangan.Guna

mendukung

pelaksanaan

tersebut,

KementerianKesehatanmemberikan prioritas kepada jaminan kesehatan


dalam

reformasikesehatan.

Kementerian

Kesehatan

tengah

mengupayakan PenyiapanPelaksanaan JKN yang meliputi penyiapan


infrastruktur

pelayanan,transformasi

kelembagaan,

program

penghitungan iuran regulasi berupa


Peraturan Menteri yang akan menjadi payung hukum.
Saudara-saudara Sekalian
Pada umumnya masyarakat

Indonesia masih berpikir praktis danjangka

pendek sehingga belum ada budaya menabung untuk dapatmenanggulangi


apabila ada musibah sakitMasyarakat kita umumnya belum insurance minded
terutamadalam asuransi kesehatan. Hal ini mungkin premi asuransi yang
ada(komersial) mahal atau memang belum paham manfaat asuransi.Dengan
demikian untuk menjamin agar semua risiko tersebut dapatteratasi tanpa adanya
hambatan financial maka Jaminan KesehatanNasional yang diselenggarakan
melalui mekanisme asuransi kesehatansosial yang bersifat nasional, wajib, nirlaba,
gotong royong, ekuitas, dan lain-lainmerupakan jalan keluar untuk mengatasi risiko
yang mungkin terjadidalam kehidupan kita.
Agar informasi penting tentang program Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN
) yaitu adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang

yang telah membayar iuran/ iurannyadibayar oleh pemerintahdimana badan


pelaksananya

adalah BPJS bidang kesehatan. Penyelenggaraan jaminan

kesehatan nasional harus diketahui oleh semuapihak, untuk itu perlu dilakukan
sosialisasisecara berkesinambungan menjelang beroperasinya BPJS Kesehatan
dengan target seluruh lapisan masyarakat.
Peran atau Dukungan Pemerintah Kabupaten sangat penting dalam proses
integrasi ke BPJSkhususnya dalam penyediaan infrasruktur baik PPK dasar
maupun PPK lanjutan dan sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan. Sampai
dengan saat ini komitmen Pemerintah Kabupaten Bulungan masih tinggi dalam
memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin, kurang/
tidak mampu dimana pelaksanaannya dikelola oleh UPT Jamkesda, sesuai
dengan roat map ( perjalanan ) JKN sebelum tahun 2019 diharapkan seluruh
warga negara Indonesia sudah termasuk dalam kepesertaan JKN.

Pada tahun 2013 inijuga penyelenggaraan Jamkesmas telah memasuki tahun


terakhir. Oleh karena itu perlu adanya penyiapan terhadap pelaporan klaim
Jamkesmas dan Jampersal sebelum diberlakukannya JKN. Dengan kompleksitas
peran Tim Pengelola Jamkesmas dalam mengelola dana Jamkesmas dan
Jampersal di pelayanan kesehatan dasar tersebut maka diperlukan pemahaman
dan keterampilan untuk mengelola dana Jamkesmas dan Jampersal agar

pengelolaan dananya berjalan dengan baik, transparan, serta akuntabel.


Berkenaan dengan itu pada pertemuan ini diharapkan ada Konsolidasi dengan
instansi terkait dalam Penataan Data Klaim Jamkesmas sehingga pertanggung
jawaban klaim tahun 2013 dapat segera diselesaikan.

Selain itu dengan

pertemuan ini diharapkan Tim Pengelola Jamkesmas dan Jampersal di tingkat


layanan pertama ( Pustu,Poskesdes dan Puskesmas) maupun ditingkat kabupaten
dapat mengetahui kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional kedepan dan
mengetahui sistim pelaporan dan pertanggungjawaban proses klaim di pelayanan.

Pada kesempatan ini selaku ketua panitia ada beberapa hal yang akan kami
laporkan kepada Bapak kepala Bapak Bupati Bulungan berkaitan dengan kegitan
kita hari iniyaitu :
I. TUJUAN:

Umum

Setelah mengikuti pertemuan, peserta diharapkan memahami


kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional
B Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pertemuan, peserta mampu:


Memahami Pengalihan Jamkesmas/Jampersal ke BPJS Kesehatan

Memahami

dan

Menyepakati

pelaporan

klaim

Jamkesmas/Jampersal Dasar harus segera selesai sebelum 01


Januari 2014pengalihan Jamkesmas/Jampersal ke BPJS Kesehatan

Metode yang digunakan dalam

Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan

Nasional Menyongsong Implementasi Program BPJS 2014 adalah :


I. Sosialisasi
II. Konsolidasi

III.

Materi
Materi pertemuan terdiri dari :
k. Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
l. Kesiapan

BPJS Kesehatan dalam Penyiapan Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama
m. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Tingkat Pertama)
n. Dukungan Pelayanan Obat pada Fasilitas Kesehatan Primer
o. Evaluasi Pelaporan Data Klaim Jamkesmas/Jampersal Dasar
p. Penguatan Perencanaan & Pengganggaran Dana Kapitasi Program JKN
q. Diskusi Tanya Jawab
r. RTL
s. Rangkuman

IV. NARA SUMBER

Dalam acara Pertemuan ini, Pembicara terdiri dari : Kepala Pusat PJK,
Direktur Pelayanan PT. Askes (Persero) Tarakan,Kepala Dinas Kesehatan,

Pejabat Struktural UPT JAMKESDA dan

Bidang SDK Dinas Kesehatan

Kabupaten Bulungan.
V.

TEMPAT DAN WAKTU

Kegiatan ini dilaksanakanan di Gedung Wanita Jln. Cendrawati


Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.
Waktu Pelaksanaan selama 1 (satu) hari efektif yaitu tanggal 10 Desember
2013.
VI. PESERTA

Peserta Rapat Koordinasi terdiri dari :


46. Dinas Pertambangan dan Energi
47. Dinas Kehutanan
48. Dinas Kebersihan,pertamanan,pemakaman dan PMK
49. Dinas Sosial
50. Dinas Perhubungan
51. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
52. Dinas Pendidikan Nasional
53. Dinas Perikanan dan Kelautan
54. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
55. Dinas Perindustrian,Perdagangan,Koperasi dan UKM
56. Dinas Pertanian
57. Dinas Pekerjaan Umum
58. Dinas pengelolaan Keuangan Daerah
59. Inspektorat
60. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
61. Badan Koordinasi keluarga Berencana Keluarga Sejahtera
62. Direktur Rumah Sakit,Bagian Pelayanan dan Jamkes RSUD
Dr.H.Soemarno Sostroatmodjo
63. Badan Pusat Statistik
64. Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah
65. Asisten Bidang Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan
Rakyat.
66. Kepala Dinas KesehatanProvinsi Kaltara
67. Pemberdayaan Perempuan Prov.Kaltara
68. Kabid Sumber daya Kesehatan Prov. Kaltara
69. Organisasi IBI

70. Organisasi IDI


71. PPNI
72. GOW
73. PKK Kab.Bulungan
74. Persit
75. Bhayangkari
76. Kesehatan TNI
77. Kesehatan Polri
78. Bidan Praktek Swasta
79. Klinik Santa Monica
80. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Bulungan
81. Kabid PMK Dinkes Kab. Bulungan
82. Kabid Yankes Dinkes Kab. Bulungan
83. Kabid Program Perencanaan dan Keuangan Dinkes Kab. Bulungan
84. Camat Tanjung Selor
85. Camat Tanjung Palas
86. Lurah Tanjung Selor Hulu
87. Lurah Tanjung Selor Ilir
88. Lurah Tanjung Selor Timur
89. Kepala Puskesmas se Kab. Bulungan
90. Petugas Puskesmas ,Pustu, dan Poskesdes (100 org)
VII. BIAYA

Biaya

yang

diperlukan

untuk

terlaksananya

penyelenggaraan

Pertemuan Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional menyongsong


Implementasi BPJS Tahun 2014 Kabupaten Bulungan dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Satker Dinkes Program
Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2013 Kode
Rekening 1.02.01.28.01 5.2.2
Demikianlah beberapa hal yang perlu saya laporkan
Jaminan

Kesehatan

Nasional

(JKN)

menyongsong

pada Rakor/Sosialisasi
Implementasi

BPJS

2014,semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membimbing kita dalam


mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya dan
khususnya masyarakat Bulungan yang kita cintai.
Sekian dan Terima Kasih
Wabillahitaufiq Wal Hidayah

Wassalamualauikum Warahmatullahi Wabarakatu


Tanjung Selor, 10 Desember 2013
Ketua Panitia
Arik Nuning Prihantari,AMS
NIP. 19700316 1993122 002

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN
Jalan Sengkawit Telepon no Telp: (0552) 21021 Tanjung Selor

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN BULUNGAN


NOMOR : 57 TAHUN 2013
TENTANG
NARASUMBER DAN MODERATOR PADA RAKOR/SOASIALISASI
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
MENYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN


Menimbang

: a. bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk memenuhi


kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya
menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera,adil,dan
makmur
b. bahwa untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh,Negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh
rakyat Indonesia.
c. bahwa untuk menyiapkan pengalihan program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan kepada BPJS perlu dilakukan sosialisasi
dan penguatan pelayanan kesehatan primer menyongsong
implementasi BPJS 2014.

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a sampai dengan c, maka perlu membentuk tim narasumber
dan moderator pada Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
dalam menyongsong implementasi BPJS 2014 di Kabupaten
Bulungan dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Bulungan;
e. bahwa mereka yang nama atau jabatannya tersebut dalam lampiran
Keputusan ini, dipandang mampu untuk melaksanakan tugas-tugas
dan layak untuk ditetapkan dalam tim di maksud.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 349
2. Undang-Undang RI Nomor 40 tentang Sistim Jaminan Sosial
Nasional Tahun 2004;
3. Undang-Undang RI Nomor 24 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Tahun 2011
4. Peraturan Pemerintah RI nomor 101 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan Tahun 2012
5. Peraturan Presiden Ri Nomor 12 tentang Jaminan Kesehatan Tahun
2013
6. Peraturan Bupati Bulungan Nomor 30 Tahun 2009 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Jaminan Kesehatan Daerah
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan ( Berita Daerah
Kabupaten Bulungan Tahun Anggaran 2009 Nomor 41 );
MEMUTUSKAN
Menetapkan

PERTAMA

: Membentuk
Tim
Narasumber
dan
Moderator
Pertemuan
Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Menyongsong
Implementasi BPJS 2014 di Kabupaten Bulungan dengan susunan
personalia sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini;

KEDUA

: Tugas Narasumber dan Moderator sebagaimana dimaksud Diktum


Pertama sbb :
1. Mempersiapkan materi dan mempresentasikan materi tersebut
pada Pertemuan Rakor/Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam menyongsong Implementasi BPJS 2014.
2. Mengawal dan memandu jalannya presentasi/diskusi yang
menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan yang
diinginkan.

KETIGA

: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam diktum


kedua,Narasumber dan Moderator senantiasa berpedoman pada
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Bulungan.

KEEMPAT

: Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini,


dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran
2013 Kode Rekening 1.02.01.28.01.5.2.2

KELIMA

: Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.


Ditetapkan di : Tanjung Selor.
Pada Tanggal : 02 Desember 2013
Kepala Dinas Kesehatan

dr.H. Idewan Budi Santoso,M.Si


NIP.195907241987091001

LAMPIRAN
NOMOR
TANGGAL

: KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN BULUNGAN
: 56 TAHUN 2013
: 04 Desember 2013

NARA SUMBER RAKOR/SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


MENYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014
1.
2.
3.
4.
5.

Kepala Pusat PJK


Kepala Dinas kesehatan Provinsi Kaltara
Kepala Dinas Kesehatan Bulungan
Kabid SDK
Ka. UPT Jamkesda

:
:
: dr. H. Idewan Budi Santoso,Msi
: Cas Darmawan ,SE
: Arik Nuning Prihantari,AMS

MODERATOR RAKOR/SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


MENYONGSONG IMPLEMENTASI BPJS 2014
1.Purwaningsih,Amd.Keb
2.Siti Dahniar,SE
3. Azis Jaelani,S.Si,Apt
4. Hasniwati,SKM
5. Suryani Marpaung,S.Kep.Ns
6.Margaretha Tombang,Amds.Keb

Tanjung Selor, Desember 2013


Kepala Dinas Kesehatan

dr. H. Idewan Budi Santoso,M.Si


NIP.196590724 198709 1 001

N
o
1
2

Nama
Hasniwati, SKM
Arik Nuning
Prihantari

Jabatan
Kasubag. TU
Ka. UPT Jamkesda

Paraf

Anda mungkin juga menyukai