Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui
sistem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan
(konsumen). Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang
harus diperhatikan antara lain adalah:
Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani
Daerah layanan ini meliputi wilayah IKK (Ibukota Kecamatan) atau wilayah
kabupaten/ Kotamadya. Jumlah penduduk yang akan dilayani tergantung pada
kebutuhan, kemauan (minat), dan kemampuan atau tingkat sosial ekonomi masyarakat.
Sehingga dalam suatu daerah belum tentu semua penduduk terlayani.
Kebutuhan air
Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan untuk distribusi daerah
pelayanan.
Letak topografi daerah layanan
Letak topografi daerah layanan akan menentukan sistem jaringan dan pola aliran
yang sesuai.
Jenis sambungan sistem
Jenis sambungan dalam sistem distribusi air bersih dibedakan menjadi:
1. Sambungan halaman yaitu pipa distribusi dari pipa induk/ pipa utama ke tiap-
3. Hidran umum merupakan pelayanan air bersih yang digunakan secara komunal
pada suatu daerah tertentu unuk melayani 100 orang dalam setiap hidran umum.
4. Terminal air adalah distribusi air melalui pengiriman tangki-tangki air yang
diberikan pada daerah-daerah kumuh, daerah terpencil atau daerah yang rawan
air bersih.
5. Kran umum merupakan pelayanan air bersih yang digunakan secara komunal
konsumen.
2. Pipa cabang yaitu pipa cabang dari pipa induk.
3. Pipa dinas yaitu pipa pembawa air yang langsung melayani konsumen.
Tipe Pengaliran
Tipe pengaliran sistem distribusi air bersih meliputi aliran gravitasi dan aliran
secara pemompaan. Tipe pengaliran secara gravitasi diterapkan bila tekanan air pada
titik terjauh yang diterima konsumen masih mencukupi. Jika kondisi ini tidak terpenuhi
maka pengaliran harus menggunakan sistem pemompaan.
Pola Jaringan
Macam pola jaringan sistem distribusi air bersih:
1. Sistem cabang --- Sistem cabang adalah sistem pendistribusian air bersih yang
1. Reservoir --- Fungsi reservoir adalah untuk menampung air bersih yang telah
diolah dan memberi tekanan. Jenis reservoir meliputi: (a) Ground reservoir yaitu
bangunan penampung air bersih di bawah permukaan tanah, (b) Elevatad
reservoir adalah bangunan penampung air yang terletak di atas permukaan
tanah dengan ketinggian tertentu sehingga tekanan air pada titik terjauh masih
tercapai.
2. Bahan Pipa --- Bahan pipa yang biasa dipakai untuk pipa induk adalah pipa
galvanis, bahan pipa cabang adalah PVC, sedangkan untuk pipa dinas dapat
digunakan pipa dari jenis PVC atau galvanis. Keuntungan jika memakai pipa
galvanis adalah pipa tidak mudah pecah bila tekanan air yang mengalir cukup
besar atau mendapat tekanan dari luar yang cukup berat meskipun harganya
relatif mahal. Sedangkan untuk pipa PVC akan lebih mudah pecah walaupun dari
segi harga lebih murah.
3. Valve (Katup) --- Valve berfungsi untuk mengatur arah aliran air dalam pipa dan
pipa.
5. Flow Restrictor (Pembatas arus) --- Flow restrictor berfungsi untuk pembatas air
Deteksi Kebocoran
Dalam perencanaan sistem distribusi air besih tidak menutup kemungkinan terjadi
kebocoran atau kehilangan air.
Kehilangan air didefinisikan sebagai jumlah air yang hilang akibat:
1. Pemasangan sambungan yang tidak tetap.
2. Terkena tekanan dari luar sehingga menyebabkan pipa retak atau pecah
3. Penyambungan liar --- Untuk mengetahui jika terjadi kebocoran yang tidak tepat
misalnya air rembesan dari keretakan pipa, dapat diatasi dengan alat pendeteksi
kebocoran yang disebut Leak detector. Sedangkan upaya untuk mengurangi
terjadinya kehilangan air yang lebih besar dalam perencanaan sistem distribusi
air dilakukan pembagian wilayah atau zoning untuk memudahkan pengontrolan
kebocoran pipa, serta pemasangan meteran air
Untuk supaya lebih jelas di dalam pemahaman sistem distribusi air maka dapat dilihat di dalam skema
gambar pendistribusian air tersebut di bawah ini.
Perencanaan sistem distribusi air bersih
Pipa transmisi : pipa yang berfungsi mengalirkan air dari sumber ke tempat pengolahan, reservoir atau
ke pipa distribusi.
Pada pipa transmisi tidak ada pengambilan atau penyadapan air
Pipa distribusi : pipa yang berfungsi mengalirkan air dari reservoir ke konsumen
Sistem distribusi : sistem yang berkaitan dengan fasilitas menyeluruh untuk mensuplai air dari
sumber/reservoir ke konsumen
Fasilitas yg dimaksud : pipa, asesoris pipa, pompa, reservoir
Pipa induk distribusi : pipa utama untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir distribusi ke daerah
pelayanan melalui titik-titik penyadapan (tapping) sambungan sekunder.
Pipa primer : pipa distribusi air utama pada daerah tertentu sampai ke pipa sekunder.
Pipa sekunder : pipa distribusi yang dipergunakan untuk membagi air dari suatu wilayah pipa primer
sampai ke pipa tersier.
Pipa tersier : pipa distribusi yang langsung ke rumah-rumah konsumen
System dan waktu pengaliran
SISTEM
Gravitasi : ekonomis
Pemompaan : O/M pompa
Kombinasi
WAKTU
Continuos
Intermitten
Keuntungan dan kelebihan ???
Sistem distribusi
Sistem Cabang (Branch System)
Cocok digunakan di daerah :
a. Perkembangan kota ke arah memanjang
b. Jaringan jalan tidak saling berhubungan
c. Topografi : kemiringan ke satu arah
Sistem Grid
Cocok digunakan di daerah :
a. Perkembangan kota ke segala arah
b. Jaringan jalan ke segala arah
c. Topografi : relatif datar
Komponen system distribusi
Pipa : a. Pipa primer/induk/supply main pipe
b. Pipa sekunder (arterial main pipe)
c. Pipa tersier
d. Pipa servis/pemberi air/service
connection
Jenis CIP, DIP, GIP, ACP, PVC
Diperhatikan : bahan pipa, kedalaman dan peletakan pipa
Pemasangan pipa air bersih dalam tanah:
Jalur pipa dalam tanah harus ditanam dengan kedalaman 75 cm dengan lebar yang cukup untuk
bekerja.
Dasar galian harus dipadatkan sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
Jika jalur pipa melewati batuan/karang, karang harus digali 15 cm lebih dalam dari elevasi dasar pipa
yang akan ditanam kemudian diisi dengan tanah.
Jika jalur pipa melewati jalan kendaraan, area parkir kendaraan, pipa harus diindungi dengan beton
dengan perbandingan 1 : 2 : 4 setebal 15 cm di sekeliling pipa.
Setiap belokan jalur pipa harus diberi alas beton (thrust block) minimum 90 cm sebelum dan 90 cm
sesudah belokan.
Setiap sambungan pipa harus dibiarkan terbuka selama tes tekanan.
Tambahan
Gate valve : untuk mengontrol aliran pipa (menutup atau membagi aliran).
Dipasang di titik persilangan, di sistem pengurasan, di pipa tekan setelah pompa dan check valve
Air release valve
Untuk melepaskan udara dari dalam aliran air.
Dipasang di jalur pipa tertinggi dan mempunyai tekanan lebih dari 1 atm (karena udara cenderung
terakumulasi satu tempat)
Blow off pipe
Untuk mengeluarkan kotoran2 mengendap dan air jika ada perbaikan
Dipasang di tiap titik mati atau titik terendah dari suatu jalur pipa
Check valve
Untuk menghindari pukulan akibat arus balik (water hammer) saat pompa mati.
Dipasang bila pengaliran air menuju satu arah. Biasanya di pipa tekan di antara pompa dan gate valve.
Sambungan
Bell spigot
Bend
Flange joint
Increaser dan reducer
Tee
Tapping band
Sambungan perpipaan
Dengan pengelasan.
Dengan ulir (threaded).
Dengan flange.
Selain itu ada pula sambungan dengan solder, sambungan dengan lem, sambungan yang mudah
dibuka.Konstruksi sambungan :
Sambungan langsung (stub in).
Sambungan dengan penguatan misal dengan pelana kuda (saddle).
Sambungan dengan alat penyambung misal mengubah arah aliran (elbow, dsb) dan memperkecil pipa
(reducer).
Sambungan dengan menggunakan olet. Sambungan ini lebih kuat dan lebih baik daripada pelana
namun dari segi ekonomi lebih mahal.
Reservoir
Untuk :
Menyeimbangkan aliran air
Menjaga tekanan
Untuk kondisi darurat
Dekat dengan konsumen.
Muka air di reservoir diatur untuk pengaliran gravitasi dengan tekanan yang mencukupi.
Dua macam reservoir yakni reservoir bawah tanah (ground reservoir) umumnya dari beton dan reservoir
atas (elevated reservoir) umumnya dari baja, plastik. Reservoir atas biasanya dibuat dengan alasan untuk
menjaga head dalam sistem distribusi
Pompa
Untuk mengalirkan air dari sumur/reservoir bawah, mengalirkan ke reservoir atas dan untuk
meningkatkan tekanan di sistem distribusi.
Jenis pompa :
Pompa sentrifugal
Pompa non dogging.
Pompa submersible
Pompa turbin.
Desain sistem distribusi secara garis besar :
1. Peta dengan kontur, lokasi jalan, tanah, kapling saat ini dan yad
2. Lokasi reservoir
3. Kebutuhan air
4. Ukuran pipa (tertentu yang tersedia di pasaran)
5. Lay out
6. Debit dan tekanan
7. Penyesuaian ukuran pipa
8. Menghitung ulang tekanan
9. Komponen-komponen distribusi
10. Gambar desain akhir
Perencanaan loop
1. Wilayah pelayanan : peta, jln, kontur dan kebutuhan airnya
2. Jalur pipa utama (mengikuti jalan raya dan tidak banyak asesoris)
3. Loop
4. No Node dan ketinggian
5. Arah aliran dan titik tapping ( penyadapan)
6. No pipa dan panjang pipa
7. Asumsi diameter pipa
8. Kecepatan dan head loss
9. Ketinggian reservoir
Parameter desain
Kehilangan tekanan (head loss) : mayor losses dan minor losses.
Kecepatan aliran
Sisa tinggi tekanan
Ketinggian reservoir
Kehilangan tekanan
Kehilangan tekanan dalam pipa terjadi akibat adanya friction antara fluida dengan fluida dan antara
fluida dengan permukaan dalam pipa yang dilalui fluida. Kehilangan tekanan maksimum 10 m/1000 m
kolom air
Head loss
Mayor losses
Merupakan kehilangan tekanan yang terjadi di sepanjang pipa lurus
Merupakan kehilangan tekanan yang terjadi di tempat yang memungkinkan adanya perubahan
karakteristik aliran misalnya valve, belokan, sambungan dan asesoris lainnya.
Kecepatan aliran
Nilai yang diijinkan V = 0,3 3 atau 6 m/det (tergantung jenis pipa).
Apabila V < 0,3 m/det maka akan timbul endapan dan dalam perencanaan bila kecepatan rendah maka
diameter pipa akan besar sehingga biaya akan boros. Apabila V > 3 atau 6 m/det maka pipa akan aus
dan menyebabkan headlossnya
Kecepatan
Dalam program akan terjadi trial error dimana bila terjadi :
Kecepatan <0,3 m/det maka solusi yang bisa dipakai antara lain diameter pipa asumsi harus diperkecil.
Kecepatan >3 m/det maka solusi yang bisa dipakai antara lain diameter pipa asumsi harus diperbesar.
Sisa tinggi tekanan
Sisa tinggi tekanan minimal pada setiap titik dalam jaringan distribusi 10 m. Apabila kurang dari 10 m
maka aliran tidak akan lancar. Cara untuk mengatasi apabila sisa tinggi tekanan < 10 m :
Menaikkan elevated reservoir
Pemasangan pompa
Mengatur kecepatan aliran air dan headloss total
Dalam program dapat dicek dengan perhitungan
Tinggi (HGL) Elevasi node (elevation)= Tinggi tekan (head pressure)
Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum, mandi, cuci, masak, dan lainnya.
Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan
mendapatkan air bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat.
Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air
bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM Perusahaan Dagang Air Minum.
Kadang ada yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena terkadang air yang didistribusikan
tidak memenuhi kriteria air minum, hehehe..
Anyway, secara teknis, tulisan ini sebenarnya akan membahas mengenai jenis-jenis pengolahan air bersih. Secara
umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan
secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah
pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia,
seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam
air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.
PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih. Secara
umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat
3 bagian penting dalam sistem pengolahannya.
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk
dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
Unit Filtrasi
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa
penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu
reservoir.
3. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara
grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di
tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak
diatas bukit, atau gunung.
2.
3.
4.
2.
Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik dengan
cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan.
3.
Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang
mendeteksi muka dalam tangki atap.
4.
tekan
Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompapompa lainnya.
3.
Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas
menara.
Kekurangannya adalah pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada
saklar lebih cepat.
2.
3.
Perubahan tekanan yang terjadi tidak begitu berarti, hanya akibat perubahan muka
air dalam tangki.
Menghemat kerja pompa