Anda di halaman 1dari 4

26/07/2016

Afifah Bintang U. A. Arsitektur UGM 2016-

Keselarasan Iman dan Ketaqwa'an dalam Proses Menuntut Ilmu


Manusia diciptakaan oleh Allah SWT dengan begitu sempurna, salah satu anugerah terbesar yang
diberikan Allah kepada manusia adalah akal. Dengan akal manusia dapat membedakan hal yang baik dan hal
yang buruk. Tentunya sebagai seorang muslimin yang berakal dihimbau untuknya mengasah akal dengan
belajar dan menuntut ilmu. Ganjaran bagi orang-orang yang menuntut ilmu terdapat dalam alquran Qs. Al
Mujadalah : 11

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan
beberapa derajat

Keutamaan menuntut ilmu salah satunya adalah dinaikkan derajatnya ketaqwaannya dihadapan Allah
SWT. Semakin banyak ilmu yang kita dapatkan maka semakin tinggi pula derajat kita dihadapan Allah. Selain
itu ilmu juga merupakan benteng diri dari fitnah zaman dan hawa nafsu. Manusia yang menggunakan akalnya
tidak akan terseret derasnya arus hawa nafsu yang berujung celaka bagi dirinya. Allah berfirman dalam Qs. Az
Zumar : 9

Artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Dari ayat-ayat diatas tergambar sangat jelas mengenai keselarasan ketaqwaan dan ilmu. Menuntut ilmu
tidak harus berada di bangku sekolah formal dengan berpakaian seragam. Menuntut ilmu bisa dilakukan
dimanapun, bukan berarti setelah tamat sekolah kita dapat berhenti menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak ada
batasan waktu selama kita bernafas kita semua sebagai makhluk Allah SWT yang berakal dituntut untuk selalu
memperdalam ilmu. Sebagai seorang mahasiswa belajar merupakan kegiatan rutin yang tiap hari dilakukan,
namun belajar bukan hanya dari kampus tapi juga dari lingkungan sekitar, organisasi-organisasi, pertemanan.
Karena ilmu yang kita pelajari bukan hanya ilmu formal melainkan juga ilmu informal untuk memperdalam
ilmu etika dalam bermasyarakat.
Ilmu yang sudah kita dapatkan hendaknya tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk orang
lain, karena dengan semakin sering kita membagikan ilmu semakin dalam kita memahami tentang ilmu
tersebut. Ilmu yang dibagikan juga merupakan salah satu amal jariyah yang tidak terputus pahalanya walaupun
sudah meninggal dunia, selama ilmu itu terus diamalkan maka pahalanya pun terus mengalir. Oleh karena itu
ilmu yang dibagikan haruslah ilmu yang baik dan bermanfaat, bukan ilmu yang mengajarkan keburukan.
Karena sama halnya dengan amal jariyah, ketika seseorang mengajarkan hal buruk dan orang yang menerima
ilmu tersebut menerapkan ajarannya maka pemberi pengajaran akan mendapatkan dosa jariyah yang tidak
terputus-putus. Janganlah menjadi orang yang pelit akan ilmu, disebutkam dalam suatu hadis Barangsiapa
ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya, maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di
mulutnya) dari api neraka. (HR Abu Dawud). Ada beberapa adab dalam menuntut ilmu yang telah ditetapkan
Allah SWT. Pertama, tentu diawali dengan niat yang ikhlas untuk belajar karena Allah SWT. Dalam Qs. AlBayyinah Allah berfirman

26/07/2016

Afifah Bintang U. A. Arsitektur UGM 2016-

Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan
ketaatan hanya kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Kedua, bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu dan merasa haus akan ilmu. Karena dengan
bersungguh-sungguh ilmu yang kita dapatkan tidak akan sia-sia dan selalu tertanam dalam memori.
Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu maksudnya dapat memanfaatkan kesempatan belajar dengan baik
dan efektif. Ketiga, tidak berperilaku sombong dengan ilmu yang telah dimiliki. Masyarakat indonesia umunya
memiliki kebanggaan yang berlebih dengan sebuah gelar, semakin banyak gelar dibelakang namanya tertulis
semakin tinggi derajat sosialnya. Dalam hal ini sesungguhnya ilmu yang diberikan Allah kepada umat manusia
bandingannya tidak lebih dari satu tetes air laut dengan hamparan samudera laut dimuka bumi. Allah
mengetahui segala hal ilmu pengetahuan yang sudah terjadi dimasa lampau maupun yang akan terjadi dimasa
yang akan datang. Dengan mudahnya Allah dapat mengambil segala ilmu yang telah diberikan. Keempat,
dalam menuntut ilmu jangan pernah ragu untuk bertanya. Dalam sebuah hadis dikatakan Dua orang yang
tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong (HR. Bukhari secara
muallaq). Kelima, mengikat ilmu pelajaran dengan tulisan. Dalam belajar penting bagi
kita untuk membuat catatan poin-poin penting agar ilmu yang dipelajari dapat dibaca
kembali dan diingat-ingat. Keenam, mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Tujuan
seseorang menuntut ilmu tentunya untuk dapat menerapkan atau mengamalkan ilmu
tersebut. Menuntut ilmu tanpa mengamalkannya dapat menghilangkan keberkahan yang
berasal dari ilmu tersebut serta diumpamakan seperti lilin yang menerangi manusia
namun membakar dirinya sendiri (sia-sia). Terakhir, berusaha mentransfer ilmu, dengan
hal ini selain membantu orang lain mentransfer ilmu memberikan kita investasi amal
jariyah selama ilmu yang diberikan bermanfaat. Orang yang menyebarkan ilmu akan
memperoleh pahala yang besar, karena setiap kali ada orang yang mengambil faedah
dari ilmu yang disebarkan akan dicatat baginya pahala sebagaimana pahala orang yang
mengamalkan ajarannya tersebut.
Oleh karena itu sebagai muslim sudah sepatutnya kita terus menuntut ilmu, selain
ilmu dunia tentunya kita diwajibkan menuntut ilmu syari. Dengan ganjaran Allah yang
begitu mewah, tidak ada kata untuk bermalas-malasan dalam menuntut ilmu.
Sesungguhnya semakin banyak hal yang dipelajari semakin kalian mengetahui bahwa
masih banyak hal yang kalian tidak ketahui, karena hakekatnya ilmu itu tidak terbatas.
Manfaatkan segala kesempatan sebaik mungkin khususnya sebagai mahasiswa yang
berkewajiban menuntut ilmu, merugilah mereka yang tidak dapat menggunakan waktu
sebaik-baiknya.

26/07/2016

Afifah Bintang U. A. Arsitektur UGM 2016-

26/07/2016

Afifah Bintang U. A. Arsitektur UGM 2016-

Referensi
Zulfa, Sinta Filavati. Muslimah.or.id. 13 April 2015. https://muslimah.or.id/7216-adab-menuntutilmu.html (diakses Juli 26, 2016).

Anda mungkin juga menyukai