PENDAHULUAN
putusan mereka tersebut berhubungan juga dengan masyarakat, sebab individu itu
baru berarti kalau ia telah berada dalam masyarakat.
Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknikteknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instrukstur. Pengertian lain ialah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut
dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam
kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru
untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan
cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan,
keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar
mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode
yang diguanakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan
pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.
Kita mengenal bermacam-macam teknik penyajian dari yang tradisional,
yang digunakan sejak dahulu kala, tetapi juga yang modern, yang digunakan baru
akhir-akhir ini saja.
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk
mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud)
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar,
melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang
lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu mengerjakannya, yakni menggambarkan
sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba
mempraktekkan
keterampilan,
dan
mengerjakan
tugas
yang
menuntut
C. Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar
Pendidikan Agama Islam, khususnya di SDN ABC Kec. Kota Jakarta, salah
satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tuntas. Dengan
menerapkan model pembelajaran ini diharapkan prestasi serta motivasi belajar
Pendidikan Agama Islam dapat meningkat.
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota
Jakarta tahun pelajaran 2009/2010.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun palajaran
2009/2010.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kisah-kisah Nabi.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam setelah diterapkannya model pembelajaran tuntas pada siswa
Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta.
2. Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan
prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama
Islam setelah diterapkan model pembelajaran tuntas pada siswa Kelas IV SDN
ABC Kec. Kota Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan
proses belajar-mengajar Pendidikan Agama Islam.
2. Meningkatkan pestasi prestasi dan motivasi pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam
3. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar
Pendidikan Agama Islam
4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
G. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Model Pengajaran Tuntas adalah:
Merupakan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas,
dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan
mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal
terhadap seluruh bahan yang dipelajari (Ramayulis, 193:2005).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C. Movitasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang tekandung dalam
stimulasi tindakaan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada
gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongandorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu atau hadiah.
Sebagai
suatu
masalah
di
dalam
kelas,
motivasi
adalah
proses
4. Pemberian pujian
Teknik lain untuk memberikan motivasi adalah pujian. Namun, harus
diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada siapa yang memberi pujian dan
siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang sangat membutuhkan
6. Pemberian harapan
Harapan selalu mengacu ke depan. Artinya, jika seseorang berhasil
melaksanakan tugasnya atau berhasil dalam kegitan belajarnya, dia dapat
memperoleh dan mencapai harapan-harapan yang telah diberikan kepadanya
sebelumnya. Itu sebabnya pemberian harapan kepada siswa dapat menggugah
minat dan motivasi belajar asalkan siswa yakin bahwa harapannya bakal
terpenuhi kelak. Harapan itu dapat merupakan hadiah, kedudukan, nama baik,
atau sejenisnya. Sebaliknya, cara ini tidak menghasilkan apa-apa jika tidak
memenuhi harapan yang pernah diberikan kepada para siswa.
F. Model Pembelajaran Tuntas
1. Pengertian
Belajar
tuntas
merupakan
model
pembelajaran
yang
dapat
proses
pembelajaran
dimungkinkan
bagi
guru
untuk
tuntas, prestasi belajar siswa akan meningkat, begitu juga motivasi belajar
mereka".
BAB III
METODE PENELITIAN
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian
ini
mengacu
pada
perbaikan
pembelajaran
yang
Putaran 1
Refleksi
Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Putaran 2
Rencana yang
direvisi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Putaran 3
Rencana yang
direvisi
Tindakan/
Observasi
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
semester genap 2009/2010.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN ABC Kec. Kota
Jakarta tahun pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan kisah-kisah Nabi.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu, (1) tahap perencanaan,
(2) tahap persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap pengolahan data, dan (5)
penyusunan Laporan. Tahap-tahap tersebut dapat dirinci seperti sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi, (1) observasi di
sekolah dan diskusi dengan mitra guru, (2) penyusunan proposal penelitian.
2. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini meliputi, (1) pembuatan RP (rencana
pembelajaran), (2) pembuatan LO (lembar observsi), (3) pembuatan soal tes
formatif, (4) pembuatan angket untuk mengamati motivasi belajar, (5)
pembuatan rambu-rambu penilaian, (5) uji coba instrumen, dan (6) seleksi dan
revisi instrumen.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan yang banyak berhubungan
dengan lapangan dan pengolahan hasil penelitian. Tahap pelaksanaan
meliputi, (1) tahap pengumpulan data dan (2) tahap pengolahan data.
4. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini meliputi, (1) penyusunan laporan penelitian dan (2)
penggandaan laporan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pengumpul data seperti, tes, kuesioner, observasi,
skala sikap, sosiometri, wawancara dan lain-lain.
Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes adalah
alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban
yang diharapkan baik secara tertulis atau lisan atau secara perbuatan (Sudjana dan
Ibrahim, 1996:100).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
tentang
kegiatan
b.
Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Pendidikan
Agama Islam transaksi keuangan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir
putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).
Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah diujicoba, kemudian
penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan
reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang
baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkahlangkah analisis butir soal adalah sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur secara tepat. Validitas butir soal atau validitas
item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir
soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima.
Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
rxy
N XY X Y
N X
Dengan: rxy
N Y
X2
2r1 / 21 / 2
(Arikunto, 2002:93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Dengan: r11
r1/21/2
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar
dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf
kesukaran adalah:
P
B
Js
(Arikunto, 2002:208)
Dengan: P
: Indeks kesukaran
Js
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
B A BB
PA PB
JA JB
(Arikunto, 2002:211)
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
PA
BA
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
PB
BB
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis
tes yang dilakukan meliputi:
a. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes
sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Dari
perhitungan 46 soal diperoleh 10 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 26,
27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46
b. Reliabilitas
Soal-soal
yang
telah
memenuhi
syarat
validitas
diuji
22 soal mudah
14 soal sedang
10 soal sukar
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria
jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal, berkriteria baik 9 soal.
Uraian secara lengkap analisis daya pembeda soal tes dapat dilihat pada
lampiran.
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi
syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
F. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
X
N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
P1 P2
2
X
x100% dengan
X
jumlah. pengamat
2
Dimana:
%
X
= Persentase pengamatan
= Rata-rata
X = Jumlah rata-rata
P1
= Pengamat 1
P2
= Pengamat 2
BAB IV
No
II
III
Penilaian
P1
P2
Keterangan
Nilai
1
2
3
4
Rata
-rata
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
32
2
3
32
2
3
32
: Kriteria
: Tidak Baik
: Kurang Baik
: Cukup Baik
: Sangat Baik
baik
adalah
memotivasi
siswa,
menyampaikan
tujuan
Persentase
7,81
7,81
7,81
9,38
12,50
20,31
9,38
17,19
7,81
Persentase
21,09
10,74
17,58
13,48
5,86
7,81
8,40
6,64
8,40
menemukan
konsep
yaitu
20,31%. Aktivitas
lain
yang
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I
68,22
30
66,67
dimaksudkan
dan
digunakan
guru
dengan
menerapkan
model
pembelajaran tuntas.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas dan lembar observasi
guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan
bersama siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
I
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
II
Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas
III
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
Jumlah
Keterangan
: Nilai
: Kriteria
1
: Tidak Baik
2
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Sangat Baik
Penilaian
P1
P2
Rata
-rata
3
3
3
4
3
3,5
3
4
4
4
3,5
4
3
4
3
4
4
3
3,5
4
3
4
4
41
3
4
43
3,5
4
42
Persentase
71,81
6,25
6,25
9,18
14,06
23,34
10,93
15,63
6,25
Persentase
12,11
13,67
19,53
14,06
7,42
9,38
8,20
9,38
6,25
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II
74,67
34
75,56
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus II antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih
termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas dan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa.
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
III
II
III
Keterangan
Nilai
1
2
3
4
Penilaian
P1 P2
Rata
-rata
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3,5
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
45
4
4
44
4
4
44,5
: Kriteria
: Tidak Baik
: Kurang Baik
: Cukup Baik
: Sangat Baik
Persentase
7,81
6,25
10,94
17,19
10,94
20,31
6,25
14,06
6,25
Persentase
12,50
19,53
13,87
19,14
7,24
5,86
7,03
7,81
6,84
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran tuntas sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan
pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami
materi yang telah diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
menerapan model pembelajaran tuntas. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan
pada
siklus-siklus
sebelumnya
sudah
mengalami
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan model pembelajaran tuntas
dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
mengajar selanjutnya penerapan model pembelajaran tuntas dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
tuntas memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II,
dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 75,56%, dan 86,67%. Pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tuntas dalam setiap
siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi
untuk
aktivitas
guru
selama
pembelajaran
telah
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan dari tujuan penelitian tindakan kelas (action research) untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi di kelas, serta berdasarkan hasil
penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan
serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, hal ini terlihat dengan ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II
(75,56%), siklus III (86,67%).
2. Model pembelajaran tuntas dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat
perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan
pertanyaan, siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok dan
mampu mempertangungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok,
serta penerapan model pembelajaran tuntas mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineksa Cipta.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 1994. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hamalik,Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria
Dearcin University Press.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Poerwodarminto. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.
Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1
: .
: .
: .
Nama Guru
Hari/tanggal
Pukul
:
:
:
Petunjuk
Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai.
No
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam
kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyelidikan.
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
Pengelolaan waktu
Antusiasme kelas
1. Siswa antusias
2. Guru Antusias.
II
III
Keterangan
1. Kurang baik
2. Cukup baik
3. Baik
4. Sangat baik
Penilaian
2
3
Jakarta, .2009
Pengamat
(..)
Lampiran 2
Nama Murid:
Nama Murid:
Nama Murid:
Nama Murid:
Nama Murid:
Nama Murid:
Nama Murid:
Nama Murid:
Jakarta,
2009
Pengamat
(.)
Lampiran 3
Data Pengamatan Pengelolaan KBM Pada Siklus I
Penilaian
No.
P1
1
II
III
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
Pengelolaan waktu
Antusiasme kelas
1. Siswa antusias
2. Guru Antusias.
Keterangan:
P1 P2
2
Dimana:
P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
P2
3
Lampiran 4
Data Pengamatan Pengelolaan KBM Pada Siklus II
Penilaian
No.
P1
1
II
III
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyeledikan
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
Pengelolaan waktu
Antusiasme kelas
1. Siswa antusias
2. Guru Antusias
Keterangan:
P1 P2
2
Dimana:
P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
P2
3
Lampiran 5
Data Pengamatan Pengelolaan KBM Pada Siklus III
Penilaian
No.
P1
1
II
III
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
Pengelolaan waktu
Antusiasme kelas
3. Siswa antusias
4. Guru Antusias.
Keterangan:
P1 P2
2
Dimana:
P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
P2
3
Lampiran 6
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I
No.
Nama (GuruSiswa)
Nama Guru
Rata-rata
Prosentase
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Jumlah
Rata-rata
Prosentase rata-rata
RP I (80 menit)
P
P1
P2
X
%
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
X
%
1
2
3
2.5
7.81
4
8
6
8
5
10
4
10
6
8
6
8
5
5
6
9
42
66
54
21.09
2
3
2
2.5
7.81
4
2
4
2
3
4
4
4
2
3
4
4
4
4
3
4
28
27
27.5
10.74
3
3
2
2.5
7.81
6
5
6
7
7
4
7
4
8
4
6
3
6
4
8
5
54
36
45
17.58
4
3
3
3
9.38
4
5
4
5
5
4
5
3
4
5
4
5
3
5
4
4
33
36
34.5
13.48
5
4
4
4
12.50
2
2
2
1
1
1
2
1
3
3
1
1
3
3
3
1
17
13
15
5.86
6
6
7
6.5
20.31
3
2
3
2
3
2
3
2
1
3
3
3
4
3
1
2
21
19
20
7.81
Keterangan:
Rata-rata (x)
rata
Jumlah
7
3
3
3
9.38
3
4
2
3
2
3
2
4
2
2
2
4
2
3
2
3
17
26
21.5
8.40
8
5
6
5.5
17.19
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
17
17
17
6.64
9
3
2
2.5
7.81
4
2
3
2
4
2
2
2
4
2
4
2
3
2
3
2
27
16
21.5
8.40
32
32
32
100
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
256
256
256
100
Lampiran 7
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II
No.
Nama (GuruSiswa)
Nama Guru
Rata-rata
Prosentase
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Jumlah
Rata-rata
Prosentase rata-rata
RP I (90 menit)
P
P1
P2
X
%
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
X
%
1
2
3
2.5
7.81
2
3
3
2
4
4
4
3
5
5
5
3
6
4
4
5
33
29
31
12.11
2
2
2
2
6.25
5
5
4
6
4
4
6
5
4
5
2
4
4
3
3
6
32
38
35
13.67
3
2
2
2
6.25
6
6
7
5
6
7
6
6
6
5
7
7
6
9
6
5
50
50
50
19.53
4
3
3
3
9.38
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
6
6
2
4
5
4
36
36
36
14.06
5
5
4
4.5
14.06
2
2
2
3
3
2
1
3
3
4
1
1
3
2
3
3
18
20
19
7.42
6
7
8
7.5
23.44
5
4
4
3
3
3
5
4
3
1
2
2
3
1
3
2
28
20
24
9.38
Keterangan:
Rata-rata (x)
rata
Jumlah
7
4
3
3.5
10.93
2
2
2
3
2
3
2
3
2
4
3
3
2
4
3
2
18
24
21
8.20
8
5
5
5
15.63
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
4
4
4
3
3
3
25
23
24
9.38
9
2
2
2
6.25
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
16
16
16
6.25
32
32
32
100
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
256
256
256
100
Lampiran 8
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III
No.
Nama (Guru-Siswa)
Nama Guru
Rata-rata
Prosentase
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Jumlah
Rata-rata
Prosentase rata-rata
P
P1
P2
X
%
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
X
%
1
3
3
2.5
7.81
2
3
5
5
4
3
4
5
4
5
4
3
5
3
5
4
33
31
32
12.50
2
2
2
2
6.25
5
6
6
6
5
5
6
8
7
9
6
8
4
7
5
7
44
56
50
19.53
3
4
3
3.5
10.94
5
5
4
7
2
6
5
6
4
4
4
4
3
6
2
4
29
42
35.5
13.87
RP I (90 menit)
4
5
6
5
2
7
6
5
6
5.5
3.5
6.5
17.19 10.94 20.31
7
2
3
6
3
2
6
2
3
4
2
2
2
9
1
6
1
2
6
2
2
4
1
1
7
2
2
7
0
1
8
2
2
7
3
1
7
2
3
6
3
1
7
2
2
8
2
2
50
23
18
48
15
12
49
19
15
19.14
7.42
5.86
Keterangan:
Rata-rata (x)
rata
Lampiran 9
7
2
2
2
6.25
3
2
2
1
4
4
3
3
1
2
2
1
3
1
3
1
21
15
18
7.03
8
5
4
4.5
14.06
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
3
2
4
2
22
18
20
7.81
9
2
2
2
6.25
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
16
19
17.5
6.84
Jumlah
32
33
32
100
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
256
256
256
100
Nama
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Jumlah
Keterangan:
Nilai
100
60
80
60
70
80
70
50
70
40
90
60
70
70
70
50
90
50
70
70
40
80
70
80
50
70
70
80
70
50
60
100
70
70
80
60
50
80
70
70
70
60
80
70
50
3070
Keterangan
T
TT
30
15
T
TT
Jumlah Siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang tidak tuntas
Skor Maksimal Ideal
Skor Tercapai
Rata-rata Skor Tercapai
Prosentase Ketuntasan
Lampiran 10
: Tuntas
: Tidak tuntas
: 30
: 15
: 4500
: 3070
: 68,22
: 66,67%
Nama
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Jumlah
Keterangan:
Nilai
100
60
90
70
70
90
70
50
80
50
100
60
80
70
80
60
90
60
70
70
50
80
80
90
60
80
80
90
80
60
70
100
80
80
80
70
50
80
90
80
70
70
80
80
60
3360
Keterangan
T
TT
34
11
T
TT
Jumlah Siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang tidak tuntas
Skor Maksimal Ideal
Skor Tercapai
Rata-rata Skor Tercapai
Prosentase Ketuntasan
Lampiran 11
: Tuntas
: Tidak tuntas
: 34
: 11
: 4500
: 3360
: 74,67
: 75,56%
Nama
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Jumlah
Keterangan:
Nilai
100
70
90
80
80
90
90
60
90
60
100
70
80
80
80
70
90
60
80
80
60
90
80
90
70
90
90
90
80
60
80
100
80
80
80
70
50
90
80
80
90
80
80
80
70
3590
Keterangan
T
TT
39
T
TT
Jumlah Siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang tidak tuntas
Skor Maksimal Ideal
Skor Tercapai
Rata-rata Skor Tercapai
Prosentase Ketuntasan
: Tuntas
: Tidak tuntas
: 39
:6
: 4500
: 3590
: 79,78
: 86,67%
Oleh
NAMA GURU S.Ag
NIP: 130 000 000
DINAS PENDIDIKAN
SDN ABC KEC. KOTA JAKARTA
2009
ABSTRAK
Nama Guru, 2008. Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan
Menerapkan Model Pengajaran Tuntas Pada Siswa Kelas IV SDN ABC Kec.
Kota Jakarta Tahun Pelajaran 2009/2010
Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, model pembelajaran tuntas
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Sebab dalam kegiaatan belajar mengajar,
mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi
otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak
akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar
yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah
penerapan model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap
materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (b) Bagaimanakah pengaruh model
pembelajaran tuntas dalam meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam?
Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan
Agama Islam, khususnya di SDN ABC Kec. Kota Jakarta, salah satunya yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran tuntas. Dengan menerapkan metode pembelajaran
ini diharapkan prestasi serta motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dapat
meningkat.
Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui bagaimanakah
peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya model
pembelajaran tuntas. (b) Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas
dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN
ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil
tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (75,56%),
siklus III (86,67%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran tuntas dapat
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN ABC Kec. Kota Jakarta
tahun pelajaran 2009/2010, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan .........................................................................................
ii
iii
Abstrak .............................................................................................................
iv
vi
BAB
BAB
II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ......................................
10
11
11
15
18
BAB
BAB
III
IV
21
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .........................................................
24
27
C. Subyek Penelitian...............................................................
28
28
29
35
38
B. Pembahasan .......................................................................
55
57
B. Saran ..................................................................................
57
59