Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN

STRATEGIS
BUDAYA PERUSAHAAN DAN
KEPEMIMPINAN

Disusun oleh:
Kelompok 4 :

Amirullah

0083

Nurlatihfah Natsir

0085

142 2015
142 2015
Edi Sofyan Firdaus
142 2015

0087

Alfiana

0201

142

2015

PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Yang telah senantiasa


melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya serta kesempatan dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Budaya
Perusahaan dan Kepemimpinan. Shalawat beserta salam kita sampaikan
ke pangkuan Nabi besar Muhammad saw. Yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al quran dan Sunnah untuk keselamatan umat didunia sehingga
hidup kita menjadi terarah. Beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.
Adapun
perusahaan

makalah
dan

ini

membahas

kepemimpinan

dalam

tentang
sebuah

pentingnya

budaya

perusahaan.

Strategi

perusahaan tidak terlepas dari budaya yang dimiliki oleh perusahaan


tersebut dan gaya kepemimpinan yang dikembangkan untuk mensukseskan
eksekusi strategi sesuai dengan yang telah dirancang. Berbagai aspek yang
terdapat dalam budaya perusahaan menjadi indikator penting yang dapat
mendorong suksesnya pelaksanaan strategi serta dengan kepemimpinan
yang sesuai dengan budaya dalam perusahaan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari

sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan, ataupun penulisannya.


Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki kesalahan yang ada di masa yang akan
datang. Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak baik pembaca maupun penulis sediri.
Makassar,

Juli 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Budaya merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu kelompok

manusia atau organisasi. Kitapun hidup dalam suatu masyarakat yang


memiliki budaya yang berbeda dengan budaya masyarakat yang lain.
Misalnya saja kebudayaan umum orang Indonesia adalah ramah tamah dan
suka berbasa-basi, serta menjujung tinggi nilai kebersamaan atau kelompok,
lain halnya dengan orang barat yang tanpa basa-basi dan bersifat
individualis.

Kebudayaan yang kita miliki secara sadar atau tidak akan

mempengaruhi sikap dan perilaku kita dalam berbagai aspek kehidupan.

Tidak berbeda dengan budaya yang mempengaruhi masyarakatnya,


maka budaya organisasi juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku semua
anggota organisasi tersebut. Budaya yang kuat dalam organisasi dapat
memberikan paksaan atau dorongan kepada para anggotanya untuk
bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi.
Budaya organisasi ini perlu untuk diketahui oleh pemimpin atau manager
untuk memudahkan mereka dalam menentukan sikap, bagaimana mereka
harus bertindak agar para anggotanya bisa diarahkan menuju suatu sikap
dan perilaku yang akan berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat vital di dalam sebuah
organisasi maupun perusahaan. Seorang pemimpin terkecil pun sangat besar
peranannya bagi bawahannya dan yang bersangkutan kepadanya. Budaya
adalah

seluruh cara hidup dari sebuah masyarakat: nilai, praktik hidup,

simbol, lembaga,

dan hubungan antar manusia. Sebagai cara hidup,

budaya merupakan salah


terhadap aneka pertanyaan

satu kontributor, dipahami sebagai jawaban


tentang mengapa terjadi perbedaan tingkat

keterampilan, kemakmuran, kecakapan, dan upah di antara berbagai


bangsa.
Uraian di atas berisi bahwa seorang pemimpin harus mampu untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitar dimanapun mereka berada. Peran
budayalah yang mempengaruhi tingkah laku mereka sehingga apa yang
dilakukan mereka haruslah sesuai dengan budaya di mana tempat mereka

memijakkan kaki. Dan budaya membuat seorang pemimpin menjadi wajib


untuk menyesuaikan diri sesuai dengan peraturan yang berlaku karena
masyarakat adalah penilainya dan yang akan merasakan hasil dari
kepemimpinan itu.
Budaya di sini lebih khususnya pada adaptif istiadat dan norma agama
yang

berlaku

di

Negara

kita.

Bangsa

kita

masyarakat

Indonesia

mengharapkan dan menginginkan seorang pemimpin yang tidah hanya bisa


beradaptasi namun juga harus bisa memberikan contoh pada masyarakatnya
dalam beragama. Budaya memang memberikan corak yang berbeda-beda
pada setiap individu. Jika masyarakat menganggap orang Jawa Barat kurang
tegas dalam memimpin dan orang Jawa tulen menginginkan seorang
pemimpin yang dapat memimpin dengan agama pula maka itulah yang
termasuk dalam bagian budaya di Negara kita.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka macam suku,
agama, dan ras. Karena banyaknya perbedaan budaya yang
seorang

beragam

pemimpin dituntut untuk mampu beradaptasi. Sondang P. Siagian

(2003:108) menyatakan bahwa:

Kepemimpinan

selalu

bersifat

situasional, kondisional, temporal dan spatial yang berarti bahwa gaya


kepemimpinan orang misalnya gaya demokratik
diterapkan secara sangat konsisten tanpa

tidak mungkin dapat

memperhitungkan situasi dan

kondisi yang dihadapi, factor waktu dan factor ruang.

Budaya menjadi faktor dominan dalam mendorong kemajuan dalam


memimpin. Maju berarti hidup yang lebih panjang, lebih sehat, tanpa banyak
belitan derita, dan lebih berbobot. Secara sosial, maju berarti terciptanya
hubungan yang saling menguntungkan di antara berbagai kelompok, tanpa
ada prasangka dan diskriminasi yang memicu kekerasan. Etos kerja keras,
berhemat, dan menabung merupakan nilai budaya yang menjadi pilar
kemajuan bangsa merupakan kekuatan ekonomi yang unggul.
Meskipun demikian, penolakan terhadap eksistensi budaya masih
kerap terjadi. Kadang budaya hanya menjadi suplemen dari teori pilihan
rasional. Budaya dilihat sebagai "adonan adat istiadat", sebentuk fosil tua
yang dikagumi, namun tidak digunakan. Budaya dianggap statis dan dangkal
sehingga

tidak

mampu

mengurai

benang

kusut

kehidupan

modern.

Terabaikannya budaya membuat negara gagal merumuskan kebijakan secara


tepat, investasi melayang, dan usaha produktif gulung tikar. Implikasi
lanjutannya adalah dehumanisasi: perbudakan manusia atas kemewahan
materi. Nilai kompetisi diruntuhkan oleh pendewaan politik sarat eksploitasi.
Kekayaan dan kemewahan diperoleh dengan kemampuan memelihara hati
dan kebaikan sang pemimpin, bukan oleh etos kerja keras dan sifat
berhemat.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi

untuk

memperbaiki

kelompok

dan

budayanya.

Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut


dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan
orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung
kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi
dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu
sendiri
1.2

Perumusan masalah:

1. Apa pengertian Budaya Perusahaan dan Kepemimpinan itu?


2. Bagaimana eksistensi Budaya perusahaan dan Kepemimpinan dalam
sebuah perusahaan?
3. Bagaimana bentuk kepemimpinan yang baik dalam proses eksekusi
strategi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui

apa

pengertian

budaya

perusahaan

dan

kepemimpinan dalam sebuah perusahaan untuk mengeksekusi strategi


secara baik.
2. Untuk mengetahui pengaruh budaya perusahaan dan kepemimpinan
yang konsisten untuk mensukseskan pelaksanaan strategi.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kepemimpinan yang ideal pada
sebuah

perusahaan

ditetapkan.

untuk

mengeksekusi

strategi

yang

tel;ah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budaya Perusahaan


Menanamkan Budaya Perusahaan yang Baik dalam Meningkatkan
Pelaksanaan Strategi
Budaya Perusahaan yaitu menghubungkan nilai-nilai bersama, keyakinan,
prinsip-prinsip

bisnis,

dan

tradisi

yang

baik

dalam

upaya

untuk

menumbuhkan gaya operasi perusahaan, norma-norma perilaku, sikap yang


melekat, dan suasana kerja . Sebuah budaya perusahaan penting karena
mempengaruhi tindakan perusahaan dan pendekatan untuk melakukan
bisnis. Budaya merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh sebuah
perusahaan karena dapat dikatakan budaya merupakan DNA bagi sebuah
perusahaan. DNA adalah blueprint yang mencetak hirarki yang terdiri dalam
sebuah perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki setiap budayanya sendiri. Karakter dari sbuah


budaya perusahaan atau iklim kerja adalah sebuah produk dari nilai inti dan
prinsip bisnis yang mendukung eksekutif, standar dari etika apa yng bisa
diterima dan apa yang tidak, kebiasaan kerja dan norma dari perilaku untuk
mendefinisikan how we do thing around herependekatan untuk orang
dalam manajemen dan gaya operasional, chemistery dan personality
yang disebarkan dalam lingkungan kerja, dan bercerita dan memberikan
ilustrasi lebih banyak dan menguatkan nilai dalam perusahaan pelatihan
bisnis dan tradisi.Inti dari Budaya perusahaan adalah berkenaan dengan
karakter suasana internal perusahaan (suasana kerja), yang ditampilkan
dalam bentuk sebuah system dari pembagian nilai, kepercayaan, standar
etika dan tradisi dalam mendefinisikan norma perilaku, sikap yang sudah
melekat, menerima praktek kerja dan gaya dari operasional.
Fitur Kunci dari Budaya Perusahaan sebuah Organisasi

Nilai-nilai,

prinsip,

standar

etika

dalam

penggunaan

actual.

Ini

merupakan kunci bagi sebuah budaya perusahaan, tapitindakan yang

dilakukan lebih dari kata-kata ini


Praktek manajemen dan kebijakan organisasi. Pendekatan yang
dilakukan perusahan untuk orang yang ada dalam manajemen dan
kebijakan

official,

prosedur,

dan

praktek

operasional

dalam

menyediakan pedoman untuk berperilaku bagi anggota perusahaan.


Suasana dan semangat yang terkandung dalam iklim kerja
perusahaan. Apakah tempat kerja yang menberikan semngat dan

kesenangan? sesuai dengan metode dan semua bisnis? Tegang dan


menganggu? tingkat persaingan yang tinggi dan dipolitisi. Apakah
semua orang tertarik dengan perkerjaan mereka dan secara emosional
terhubung dengan bisnis dalam perusahaan atau mereka hanya
tertarik dengan pembayaran? Apakah tekanan dapat menguasai
kreativitas kinerja, atau mereka hanya memiliki sedikit keleluasaan

dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.


Bagaimana manajer dan karyawan berinteraksi antara satu sama lain.
Kepercayaan dalam kelompok kerja dan keterbukaan komunikasi,
penyampaian untuk persahabatan yang baik, apakah seseorang
memanggil

dengan

nama

depan

mereka,

apakh

para

pekerja

manghabuska sedikit atau sebagian waktu bersama diluar tempat

kerja.
Kekuatan akan tekanan dari sesama untuk menyesuaikan diri dan
memperhatikan

norma-norma.

Apakah

tindakan

dan

perilaku

mendorong dalam dasar pertemanan.


Tindakan dan perilaku dan penghargaan. Tindakan dan perilaku jelas
didorong dan dihargai dalam manajemen dalam bentuk kompensasi

dan promosi.
Tradisi dan cerita tentang bagaimana kita melakukan berbagai hal
Bagaimana
perusahaan
memperlakukan
stakeholder.
Apakah
perusahaan

memperlakukan

pemasok

sebagai

patnerbisnis

atau

bersikap lebih keras, rencana bisnis yang lebih luas dan kekuatan dan
kewajaran dari komitmen untuk anggota perusahaan dan lingkungan
secara keberlanjutan

Nilai kepercayann dan praktek dalam budaya perusahaan bisa datang


dimanapun dalam hirarki organisasi sebagian besar biasanya mewakili
filosofi bisnis dan biaya manajerial dari pengaruh eksekutif tapi juga hasilnya
berasal dari tindakan yang patut dicontoh dalam bagian dari anggota
perusahaan dan terbentuk berdasarkan persetujuan tentang norma yang
tepat dalam berperilaku.
Peran dan nilai inti dari etika
Fondasi dari budaya perusahaan sebuah perusahaan hampir selalu
didedikasikan

untuk nilai inti dan etika berperilaku dalam pekerjaan. Dua

peranan membangun budaya dari nilai inti perusahaan dan standar etika.

Maksud nilai
inti dan
standar etika
dalam
perusahaan

Membantu menciptakan suasana kerja


dimana anggota perusahaan dapat
bersikap biasa dan betul-betul
menetapkan pendirian tentang
bagaimana bisnis dalam perusahaan
dapat dijalankan.
Menyajikan sesuatu sebagai ukuran
untuk menetapkan kepantasan dari aksi
yang khusus, keputusan dan perilaku,
dengan demikian akan membantu
anggota perusahaan dalam
menjalankan dua hal, yaitu melakukan
sesuatu yang benar dan melakukan

Transformasi nilai inti dan standar etika menjadi norma budaya.


Nilai dan standar etika diadopsi secara

formal, mereka

harus

menjadikan itu tradisi dalam kebijakan perusahaan, praktek , ditanamkan


dalam perusahaan itu. Filosofi

tradisi sebuah perusahaan dengan cerita

yang dipecayai lebih dari sekedar kata-kata yang didoktrin dna kekuatan dari
tradisi untuk menanamkan nilai dan menjalankan tingkah laku sesuai etika.

Tapi

banyak perusahaan menggunakan berbagai teknik, penarikan dalam

beberapa atau seluruhnya dalam mengikuti:

Merekrut dan mempekerjakan calon karyawan dengan nilai-nilai dan

etika yang harmonis untuk orang-orang perusahaan


Memasukkan pernyataan nilai-nilai dan kode etik dalam orientasi dan

program pelatihan
Eksekutif senior harus sering mengulangi dan menekankan nilai-nilai

perusahaan dan prinsip-prinsip etika


Menggunakan nilai pernyataan dan kode etik sebagai tolak ukur untuk

kebijakan dan praktek perusahaan


Menggunakan nilai-nilai inti dan

mengevaluasi kinerja masing-masing karyawan


Mendorong seluruh karyawan untuk membantu menegakkan ketaatan

nilai-nilai inti dan standar etika


Secara berkala mengadakan ceremonial untuk mengenali individu dan

prinsip-prinsip

etika

ketika

kelompok yang menampilkan nilai-nilai perusahaan dan prinsip-prinsip

etika
Lembaga penegakan prosedur etika yang ketat.

Mengabadikan Budaya

Menyaring dan menyeleksi karyawan baru yang dapat berhubungan

baik dengan budaya perusahaan.


Pengindoktrinasian kepada anggota baru secara sistematis
budaya yang fundamental

dalam

Dukungan vokal oleh manajer senior. Dukungan dari manajer senior


untuk mengulangi nilai inti

dalam percakapan sehari-hari dan

pengumuman-pengumuman
Mengadakan upacara menghormati karyawan. Ceremonial diadakan
untuk menghargai karyawan yang memperlihatkan perilaku yang

sesuai dari budaya perusahaan


Menghargai mereka yang menampilkan norma-norma budaya
Selalu menceritakan sejarah perusahaan

Kekuatan budaya
Kekuatan yang menjadi penyebab budaya perusahaan dapat berkembang.
Nilai dan norma dari perusahaan sangat melekat dalam perilaku yaitu
dengan membagi-bagikan secara luas dan mngatur tingkah laku dalam
bisnis perusahaan. Bagimanapun, budaya tidak tetap, seperti strategi dan
struktur organisasi,mereka berkembang. Tantangan baru dipasar, revolusi
teknologi dan perubahan kondisi internal khususnya pengikisan prospek
bisnis, krisis internal, atau pergantian top eksekutif.

Demikian pula

diversifikasi ke dalam bisnis baru, ekspansi ke luar negeri, laju pertumbuhan


yang membawa sebuah pemsukan karyawan baru dan dengan merger dan
akuisisi dengan perusahaan lain bisa dengan signifikan mengubah budaya.
Budaya Perusahaan Bisa Menjadi Kuat atau Lemah
Budaya perusahaan merubah kekuatan dan saling mempengaruhi.
Budaya yang kuat melekat dan memiliki pengaruh besar pada pelatihan
operasi perusahaan dan perilaku individu perusahaan. Budaya yang lemah

mendarah daging dan memiliki dampak yang kecil pada perilaku dan
bagaimana aktivitas perusahaan berlangsung.
Budaya perusahaan yang kuat

Telah melekat nilai-nilai secara luas, norma-norma perilaku, dan


pendekatan operasi.

Menegaskan bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang tercermin


dalam keputusan dan tindakan yang diambil oleh semua personil
perusahaan.

Dalam budaya perusahaan yang kuat, nilai dan budaya sangat


tertanam

dalam tingkah laku yang dibagikan secara luas dan

mengatur tingkah laku dalam bisnis perusahaan.


Dalam mengembangkan budaya perusahaan yang kuat diperlukan dua
factor yang memberkan kontribusi kepada perusahaan, yaitu :

Budaya perusahaan erat kaitannya dalam pelaksanaan strategi yang baik


serta dengan perhatian penuh dari eksekutif senior.

Budaya perusahaan yang lemah


Tidak memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang konsisten di beritakan
secara luas.
Memiliki sedikit atau tidak ada tradisi, keyakinan, nilai-nilai, atau
norma-norma perilaku.

Mengapa Budaya Perusahaan Berarti bagi Proses Pelaksanaan


Strategi
Sebuah budaya sudah tertanam didalam tindakan, tingkah laku dan praktek
kerja yang londusif untuk membantu implementasi strategi yang baik yang
mendukung eksekusi strategi dalam tiga cara yaitu
Sebuah budaya yang baik akan cocok dengan persyaratan dari upaya
eksekusif strategi memfokuskan perhatian karyawan pada apa yang
paling penting untuk upaya ini
Culture-induced peer pressure induces personnel to do things in a
manner that aids good strategy execution.
Sebuah budaya yang konsisten dengan persyaratan untuk pelaksanaan
strategi

yang

baik

bisa

menguatkan

karyawan,memperdalam

komitmen mereka untuk melaksanakan strategi,dan meningkatkan


produktivitas karyawan

Jenis-jenis budaya
Budaya yang sehat mmbantu eksekusi strategi yang baik
Sebuah Budaya yang kuat, memberikan rangkulan terhadap eksekusi
strategi secara sportif, tingkah laku dan praktek kerja dapat didefinisikan
senbagai budaya yang sehat. Dua tipe budaya yang sehat dan sebagian
besar mendukung pelaksanaan strategi dengan baik yaitu:

High performance culture


Dalam budaya yang memiliki kinerja yang tinggi, pengertian kekuatan
bersangkutan dengan bagian dari anggota perusahaan dan tekanan
dari inisiatif dan usaha atau dukungan. Kinerja yang diharapkan adalah
menggambarkan fengan jelas perusahaan secara keseluruhan unuk
tiap unit organisasional dan untuk tiap individu, tantangan dalam
menciptakan budaya yang memiliki kinerja yang tinggi adalah
membangkitkan kesetiaan yang tinggi dan dedikasi dari setiap bagian
karyawan seperti mereka bekerja dengan giat untuk upaya terbaik
mereka

seterusnya

untuk

melakukan

mengahsilkan sesuatuyang tidak biasa


Adaptive Culture

sesuatu

yang

benar

dan

Secara resmi budaya perusahaan yang dapat menyesuaikan diri


adalah kesediaan dalam bagian dari anggota

organisasi untuk

menerima perubahan dan menerima tantangan dari pengenalan dri


eksekusi strategi baru. Penyusunan strategi perusahaan sebagai
adaptasi budaya adalah pasti berhubungan dalam implementasi
strategi, proses eksekusi strategi sebagai bandingan untuk budaya
yang melawan perubahan

Performance

Pelaksanaan Budaya
yang Baik

High-Performance
Cultures

Komitmen untuk
mencapai tujuan
akuntabilitas

Budaya tidak sehat

Adaptive
Cultures

Kesediaan untuk menerima


perubahan dan
menghadapi tantangan

Budaya tidak sehat dapat menghambat eksekusi startegi dengan baik.


Berbagai hal yang menyebabkan budaya perusahaan menjadi idak sehat,
yaitu:

Menentang perubahan budaya .


Tindakan menentang perubahan budaya , disaat budaya ingin berubah
merupakan salah satu factor yang membuat budaya tidak sehat,

tindakan seperti ini menyebabkan eksekusi strategi menjadi gagal.


Insular, Terlalu berfokus pada budaya yang ada.
Bersifat picik dalam perusahaan dapat menjadi factor yang
mengganggu eksekusi strategi. perusahaan yang memiliki kekuasaan
sebagai pemimpin industry kadang kala bersikap terlalu focus pada
strategi yang merek miliki.

Budaya yang tidak pantas dan dijalankan dengan keserakahan.


Eksekutif manajemen dalam sebuah perusahaan jika jika mempunyai
budaya yang tidak sepantasnya dan memiliki keserakahan maka dapat

menghambat eksekusi strategi


Subbudaya yang bertentangan.
Perusahaan harus menjalan kan subbudaya yang seharusnya ntuk
mensukseskan pelaksanaan strategi, jika menjalankan subbudaya
yang tidak sesuai maka perusaahn akan malakukan kesalahan dalam

eksekusi startegi
Budaya dipolitisi .
Jika budaya dalam perusahaan hanya boleh diputuskan oleh satu pihak
yang tidak meneriam pendapat dari pihak lain dalam perusahaan maka
budaya tersebut tidak akan bisa mensukseskan eksekusi strategi

2.2 Kepemimpinan
2.2.1 Peran Kepemimpinan dalam Masalah Mengubah Budaya
Sebuah kekuatan yang tidak seimbang, atau budaya yang tidak sehat
harus di ubah dalam rangka menyukseskan pelaksanaan strategi . Pemimpin
tingkat atas yang kompeten di perlukan dalam upaya perubahan budaya
yang lebih baik.
Making a Compelling Case for Culture Change
Menjelaskan mengapa dan bagaimana norma-norma perilaku tertentu
dan praktek

kerja merupakan hambatan bagi pelaksanaan yang baik dari

inisiatif strategis. Menjelaskan bagaimana perilaku baru dan praktek kerja


akan menghasilkan hasil yang baik. Mengutip alasan mengapa strategi saat
ini harus diubah, jika kebutuhan akan perubahan budaya adalah karena
perubahan strategi.
Langkah-langkah yang diambil dalam perubahan masalah budaya
Langkah 1 :

Mengidentifikasi

budaya

sebagai

yang

mengakibatkan

pelaksanaan strategi itu baik atau tidak.


Langkah 2 : Menetapkan apakah tindakan baru, perilaku, dan praktek kerja
yang jelas secara jelas dalam budaya yang baru.

Langkah 3 : Mengemukakan secara terbuka tentang masalah pada budaya


sekarang dan bagaimana perilaku baru akan memperbaiki
kinerja perusahaan.
Langkah 4 : Mengikuti dengan jelas, aksi yang kuat, keduanya nyata dan
simbolik untuk melekatkan budaya baru pada perilaku, praktek,
dan norma.
Substantif budaya - mengubah tindakan

Mengganti eksekutif kunci yang tidak melakukan perubahan dan


budaya yang dibutuhkan

Mempromosikan individu yang melakukan advokasi untuk perubahan


budaya dab dapat berfungsi sebagai model peran bagi perilaku budaya

Menunjukkan kepada pihak luar segala atribut budaya untuk mencapai


posisi profil yang tinggi

Menyaring

kandidat

untuk

setiap

posisi

dengan

hati-

hati,mempekerjakan hanya yang tampaknya cocok dengan budaya


baru

Menamanatkan bahwa semua personel mengikuti budaya-pelatihan

Desain insentif kompensasi yang meningkatkan gaji tim dan individu

Simbol Budaya dalam Mengubah Tindakan

Ada berbagai simbol yang harus diperhatikan dalam upaya untuk


mengubah tindakan dalam budaya perusahaan, yaitu:

Perilaku top eksekutif dan manajemen atas


Top Level Manajemen harus memiliki sikap yang sesuai dengan budaya
yang baru yang di akan di jalankan ddalam perusahaan. Sikap dan
gaya kepemimpinan yang tepat dapat mensukseskan tindakan untuk
mengubah budaya dalam menghasilkan peningkatan kinerja yang lebih

baik.
Acara untuk menghargai karyawan teladan
Perusahaan dapat menghargai semua karyawan yang memberikan
kontribusi yang baik kepada perusahaan dalam berbagai hal, seperti

dalam bentuk kompensasi dan promosi.


Simbol fisik yang mewakili budaya baru
Jika budaya dalam suatu perusahaan berubah, maka secara otomatis
simbol fisik yang merepresentasikan/ mewakili budaya perusahaan
yang baru juga harus diubah sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam budaya baru perusahaan tersebut.

Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Mengatasi Permasalah Budaya


Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan
budaya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada berbagai hal yang
menjadi indicator penting dalam mengatasi permasalahan budaya, yaitu:

Mengatasi permasalahan budaya tidak dapat dilakukan dalam latihan


jangka pendek

Sebuah

upaya

yang

berkelanjutan

dan

terus

menerus

untuk

memperkuat budaya disetiap kesempatan melalui kata-kata dan

perbuatan sangat diperlukan


Butuh waktu untuk sebuah budaya yang baru muncul dapat diterima

dan dibutuhkan lebih lama untuk menjadi tertanam


Memperbaiki masalah budaya dan menanamkan satu set baru sikap

dan perilaku dapat mengambilahun dua samapi lima tahun


2.2.1 Strategi Kepemimpinan dalam Melaksanakan Strategi
Pelaksanaan strategi kepemimpinan menbutuhkan:

Tetap di atas dan memantau setiap kejadian yang terjadi .


Menempatkan
tekanan
konstruktif
pada
organisasi

untuk

mengeksekusi strateegi dengan baik dan mencapai keunggulan

operasional .
Melalui tindakan perbaikan untuk meningkatkan pelaksanaan strategi
dan mencapai hasil kinerja yang ditargetkan .

Management by Walking Around (MBWA)

Digunakan oleh para pemimpin untuk tetap mendapatkan


informasi tentang seberapa baik proses eksekusi strategi itu maju .

Termasuk
perusahaan,

menghabiskan

dengan

waktu

mengajukan

dengan

pertanyaan,

para

karyawan

mendengarkan

pendapat dan keprihatinan mereka, dan mengumpulkan informasi


langsung tentang seberapa baik aspek proses eksekusi strategi
berjalan .

Menekankan unit strategi untuk menjalankan strategi yang baik dan


mencapai keunggulan operasional

Perlakukan karyawan seperti mitra yang dihargai

Menumbuhkan esprit de corps yang memberikan energi kepada


kryawan

Menggunakan pemberdayaan untuk menciptakan tenaga kerja yang


optimal

Membuat kompetisi kepada kryawan untuk melapori ide-ide baru atau


memenangkan kompetisi

Tetapkan tujuan yang objektif yang membutuhkan personil untuk


memberikan yang terbaik dalam mencapai target kinerja

Mengunakan

benchmarking,rekayasa

ulang,tqm,six

sikma

untuk

memusatkan perhatian pada perbaikan secara terus menerus

Menggunakan

teknik

motivasi

dan

insentif

kompensasi

untuk

menginspirasi,memelihara iklim kerja yang berorientasi pada hasil dan


menegakkan standar yang tinggi

Merayakan
perusahaan

keberhasilan

individu

kelompok

dan

keberhasilan

Proses Kepemimpinan dalam membuat penilaian kolektif


Dalam membuat tindakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
keberhasilan mengeksekusi strategi dibutuhkan berbagai hal, yaitu:
Sebuah analisis mendalam tentang situasi.
Pertimbangan bisnis yang baik dalam memutuskan tindakan apa yang

harus dilakukan.
Implementasi yang baik dalam perbaikan tindakan .
BAB III
SIMPULAN

3.1 Simpulan
Ada beberapa poin yang dapat dijadikan kesimpulan dalam pembahasan
ini, yaitu:

Sulit untuk memisahkan kepemimpinan dari proses eksekusi strategi


dan proses strategi.

Membuat, menerapkan, dan melaksanakan strategi merupakan proses


yang berkesinambungan yang membutuhkan banyak penyesuaian dan
pengaturan dari strategi agar sesuai dengan perubahan keadaan.

Uji

kepemimpinan strategis

adalah tentang apakah perusahaan

memiliki strategi yang baik dan model bisnis, apakah strategi yang
kompeten dijalankan, dan apakah perusahaan tersebut mencapai
target kinerjanya

Jika ketiga kondisi ini ada, maka perusahaan memiliki kepemimpinan


strategis yang baik dan merupakan perusahaan yang dikelola dengan
baik

Anda mungkin juga menyukai