METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kasus kontrol dengan rancangan secara cross
sectionalyang
dilakukan
dengan
wawancara,
pemeriksaan
klinis,
dan
pemeriksaan laboratorium.
3.2
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Divisi IMS SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan PoliklinikIbu Hamil SMF Kebidanan dan Kandungan RSUP
H. Adam Malik Medan.Pemeriksaan laboratorium terhadap sampel dilakukan
di laboratorium Patologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan, bersama
laboran dan konsulen ahli Patologi Klinik.
3.2.2
Waktu Penelitian
3.3
Populasi Penelitian
3.3.1 Populasi Target
Wanita hamil
3.3.2 Populasi Terjangkau
Wanita hamil yang berobat ke Divisi IMS SMF Ilmu Kesehatan Kulitdan
Kelamin dan Poliklinik Ibu Hamil SMF Kebidanan dan Kandungan di RSUP
H.Adam Malik Medan sejak bulan November 2012.
3.4
Sampel Penelitian
Bagian dari populasi terjangkau yang memenuhikriteria inklusi dan kriteria
eksklusi.
24
Universitas Sumatera Utara
25
3.5
Besar Sampel 43
Rumus :
n1= n2 ={ z 2PQ + z P1Q1 +P2Q2 }
{P1 P2}
Dimana :
Z
: derivate baku alpha, untuk : 0,05 : 1,645
Z
: derivate baku beta, untuk : 0,20 : 0,842
P1
: proporsi kandidiasis pada wanita hamil : 0.667
P1-P2 : 0,2 P2 : 0,867
P
:P1 + P2 : 0,767
2
Q1
: (1-P1 ) : 0,34
Q2
: (1-P2) : 0,13
Q
: 1 P : 0,23
Jadi jumlah sampel minimal untuk masing-masing sampel dan kontrol
dalam penelitian ini sebanyak 53,9 54 orang
3.6
3.7
Identifikasi Variabel
3.7.1 Variabel Bebas
:wanita
hamil
yang
menderita
kandidiasis
vulvovaginalis
2. Kriteria eksklusi :
a) Wanita hamil yang menggunakan antibiotik
26
3.8.2
Kelompok Kontrol
1. Kriteria inklusi :
a) Wanita hamil yang tidak menderita kandidiasis vulvovaginalis
b) Pada pemeriksaan pulasan vagina ditemukan KOH negatif
c) Bersedia untuk ikut dalam penelitian dengan menandatangani
informed consent
2. Kriteria eksklusi :
a) Wanita hamil yang menggunakan antibiotik
b) Wanita hamil yang mengonsumsi obat-obatan kortikosteroid
dalam waktu 3 bulan sebelum datang berobat
c) Wanita hamil yang menggunakan pembersih vagina
d) Wanita hamil dengan obesitas
e) Wanita hamil disertai penyakit sistemik misalnya diabetes
mellitus
f) Wanita hamil dengan HIV
2.
3.
Status penelitian
4.
Baju/jas praktikum
27
5.
Masker
6.
Sarung tangan
7.
Kapas
8.
Larutan KOH 10 %
9.
pemeriksaan
fisik,
pengambilan
spesimen
serta
pemeriksaan laboratorium:
a) Anamnesis
Anamnesis dicatat pada status penelitian, pencatatannya meliputi :
-
Identitas subjek
28
b) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi status venereologis yang berkaitan
dengan gejala klinis penyakit.
5. Setiap pasien yang akan diperiksa ditandai dengan suatu kode
6. Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan duh tubuh vagina
7. Pada pasien kemudian dilakukan pengambilan darah untuk
pemeriksaan kadar hormon estrogen.
1. Pengambilan Spesimen
1) Pasien berbaring dalam posisi litotomi
2) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum melakukan
pemeriksaan
3) Melakukan pengambilan bahan pulasan (swab)
diambil
sekret vagina
29
30
menghasilkan
serum.
Kemudian
serum
yang
terpisah
cara
fully
automatic
dengan
menggunakan
metodeelectrochemiluminescence immuassayECLIA.
3.10
Definisi Operasional
1. Usia adalah usia subjek saat pengambilan sampel dihitung dari tanggal
lahir, bila lebih dari 6 bulan, usia dibulatkan ke atas; bila kurang dari 6
bulan, usia dibulatkan ke bawah.
2. Pendidikan adalah: pendidikan formal yang sedang dijalani atau yang
terakhir diselesaikan oleh pasien.
3. Pekerjaan adalah aktivitas rutin responden sehari-hari atau aktivitas
responden yang menghasilkan uang sebagai mata pencaharian, dengan
pengecualian pada ibu rumah tangga (bila tidak bekerja dan mengurus
pekerjaan rumah tangga sehari-hari dirumah).
4. Kandidiasis vulvovaginalis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh
spesies Candida pada vagina dengan keluhan berupa keluarnya cairan
atau gumpalan putih dari liang vagina yang dapat disertai rasa gatal atau
rasa panas terbakar. Pada pemeriksaan tampak mukosa vagina kemerahan,
vulva tampak eritem, edem, basah dan kadang tampak papul, veskel, erosi
dan eksoriasi. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan adanya
pseudohifa atau budding yeast .1,3
5. Kadar Estrogen
Nilai estrogen dalam darah yang diambil dari vena mediana cubiti pada
lipat siku. Nilai estrogen (estradiol) mengalami peningkatan pada
trimester pertama berkisar 1,000-5,000 pg/ml, pada trimester kedua
31
Pembagian
waktu
diambil
dari
ketentuan
yang
pembersih
dan
pengharum
vagina
adalah
pasien
32
3.11
Kerangka Operasional
Wanita hamil
diPIH SMF Kebidanan dan Kandungan
dan Divisi IMS SMF IKKK di RSUD
H. Adam Malik Medan yang memenuhi
ktiteria inklusidan eksklusi
Pemeriksaan mikroskopis
dengan larutan KOH 10%
KVV (+)
KVV (-)
Pemeriksaan kadar
estrogen
Analisis
33
3.12
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram. Analisis statistik
yang digunakan untuk menilai hubungan kadar estrogen dengan KVV dilakukan
dengan membandingkan kadar estrogen dengan KVV dan non KVV dengan
menggunakan uji statistik uji t-independent. Batas uji kemaknaan (p) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05dengan interval kepercayaan 95%.
Dikatakan bermakna jika nilai p 0,05 dan tidak bermakna bila nilai p - value>
0,05.
3.13
Ethical Clearance
Penelitian ini dilakukan setelah memperoleh ethical clearance dari
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di Divisi IMS SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin dan Poliklinik Ibu Hamil SMF Kebidanan dan Kandungan RSUP H.
Adam Malik Medan yang dimulai dari bulan November2012 - Februari 2014.
Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan kadar hormon estrogen terhadap
54 orang wanita hamil dengan KVV dan 54 orang wanita hamil tanpa KVV
sebagai kontrol.
4.1
4.1.1
Distribusi subjek penelitian berdasarkan frekuensi umur dapat dilihat pada tabel
4.1 dan gambar 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Umur
Umur
20 tahun
21 25 tahun
26 30 tahun
31 35 tahun
36 40 tahun
>40 tahun
Total
Kasus
n
%
Kontrol
n
%
23,7
10 18,5
16 29,6
1527,8
916,7
23,7
0
14 25,9
21 38,9
13 24,1
6 11,1
0
54
100
54
100
34
Universitas Sumatera Utara
35
25
Frekuensi
20
15
10
5
0
20
tahun
21 25
tahun
26 30
tahun
31 35
tahun
36 40
tahun
> 40
tahun
Gambar 4.1
Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Umur
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah kasus
KVV terbanyak pada kelompok usia
sebanyak 16 orang (29,6%) pada kelompok ibu hamil dengan KVV dan sebanyak
21orang (38,9%) pada kelompok tanpa KVV. Data lain menyebutkan dari hasil
penelitian Andrini dkk pada penelitian yang dilakukan di RSU Dr Soetomo
Surabaya pada tahun 2005 dengan subjek yang sama bahwa kelompok usia
terbanyak adalah kelompok usia 25-44 tahun.Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Paramitha (2012) pada penderitaKVVR ditemukan bahwa subjek
terbanyak adalah pada kelompok usia 21 sampai dengan 30 tahun,yaitu 43,3%
dengan usia rerata29,6 tahun.Menurut literatur diketahui bahwa KVV memang
paling sering dijumpai pada wanita usia seksual aktif, yaitu usia reproduksi yang
berkisar pada masa dewasa muda sampai umur pertengahan. KVV ini mulai
banyak dijumpai pada dekade kedua dan mencapai puncaknya pada dekade
keempat. Hal ini disebabkan pada usia prepubertas dan pascamenopause vagina
dalam keadaan estrogen yang rendah sehingga jarang menderita KVV.24,32,46,47
36
4.1.2
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
10
8
20
16
18,5
14,8
37
29,6
Kontrol
n
%
12
8
21
13
22,2
14,8
38,9
24,1
Total
54
100
54
100
Keterangan :SD= Sekolah Dasar (dan yang sederajat), SMP = Sekolah
Menengah tingkat Pertama (dan yang sederajat), SMA= Sekolah Menengah
tingkat Atas (dan yang sederajat), PT= Perguruan tinggi (dan yang sederajat,
termasuk Sekolah Tinggi dan Akademi)
25
Frekuensi
20
15
Ibu Hamil dengan
Kandidiasis Vaginalis
10
5
0
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
Pendidikan
Gambar 4.2
Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pendidikan responden pada kedua
kelompok terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 20 orang (37%) pada kelompok
37
ibu hamil dengan KVV dan 21 orang (38,9%) pada kelompok ibu hamil tanpa
KVV. Hal ini sama dengan penelitian oleh Minarni pada tahun 2003 yang
mendapati pendidikan penderita KKV yang simtomatis dan asimtomatis adalah
SMA, baru kemudian diikuti dengan perguruan tinggi dan yang sederajat.
Tingkat pendidikan berhubungan dengan persepsi penderita akan penyakitnya,
sehingga penderita lebih paham dan mengerti untuk segera memeriksakan diri
ketika keluhan KVV timbul. Penderita dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi akan memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit
KVV itu sendiri.48
4.2
Kasus
Kontrol
Rerata
Simpangan Baku (SB)
Minimum
Maximum
95% Interval Kepercayaan
9687,85
3196,34
1.030
15.030
8815,42-10560,28
8581,15
2652,35
1.020
13.080
7857,2-9305,1
Rerata kadar estrogen pada kelompok ibu hamil dengan KVV adalah 9687,85
(SB=3196,34), sedangkan pada kelompok ibu hamil tanpa KVV adalah 8581,15
(SB=2652,35). Hal ini menunjukkan bahwa kadar estrogen pada wanita hamil
dengan KVV tampak lebih tinggi dibanding dengan wanita hamil tanpa KVV.
9687,85 (3196,34)
8581,15 (2652,35)
0,053
38
Dari hasil analisis yang menggunakan uji t independent diperoleh bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara kadar estrogen pada wanita hamil dengan
kandidiasis vulvovaginalis (p=0,053, p>0,05)
4.4
Usia Kehamilan
Trimester I
Trimester II
Trimester III
a
Kasus
Kontrol
6591,4 (2695,72)
7856,17 (2273,91)
12146,88 (1728,42)
4620,5 (949,83)
7562,78 (1856,76)
10468,6 (1887,02)
P
0,368a
0,312a
0,002b
Berdasarkan tabel diatas tampak kadar estrogen lebih tinggi pada wanita
hamil trimester pertama (p=0,368) dengan KVV dibandingkan kontrol, namun
secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, begitu juga pada
wanita hamil trimester kedua (p=0,312). Namun, ditemukan perbedaan yang
signifikan kadar estrogen antara kelompok wanita hamil yang menderita KVV
dengan kontrol pada usia kehamilan trimester ketiga (p=0,002). Berdasarkan
kepustakaan kadar estrogen pada wanita hamil trimester pertama berkisar 1,0005000 pg/ml, pada trimester kedua 5,000-15,000 pg/ml, dan pada trimester ketiga
10,000-40,000 pg/ml.11,12 Dari penelitian ini didapati kadar estrogen pada
trimester pertama sedikit lebih tinggi dari nilai normal. Namun,kadar estrogen
pada trimester kedua dan ketiga pada penelitian ini masih berkisar dalam batas
normal.
39
14000
Kadar Estrogen
12000
10000
8000
6000
Kandidiasis Vulvogianalis
4000
Kontrol
2000
0
Trimester I
Gambar 4.3
Kadar Estrogen pada Penderita KVV dan Kontrol Berdasarkan Usia Kehamilan
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Telah dilakukan penelitian mengenai Hubungan kadar estrogen pada
wanita hamil dengan kandidiasis vulvovaginalis dengan kontrol wanita hamil
tanpa kandidiasis vulvovaginalis dari bulan November 2012 - Februari 2014 di
Divisi IMS SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Poliklinik Ibu Hamil
SMF Kebidanan dan Kandungan RSUP Haji Adam Malik Medan.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kadar estrogen darah secara keseluruhan pada wanita hamil penderita
KVV ( rerata9687,85pg/dl) lebih tinggi dari kontrol sehat (rerata 8581,15
pg/dl). Namun, secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara
kadar estrogen pada wanita hamil dengan kejadian kandidiasis
vulvovaginalis (p=0,053, p>0,05). Sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara kadar estrogen pada wanita
hamil dengan kandidiasis vulvovaginalis ditolak.
2. Dari hasil penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan kadar
estrogen antara kelompok wanita hamil yang menderita KVV dengan
kontrol pada usia kehamilan trimester ketiga (p=0,002). Namun
perbedaan ini tidak signifikan pada trimester pertama (p=0,368) dan
trimester kedua kehamilan (p=0,312).
3. Nilai rerata kadarestrogen darah pada wanita hamil penderita KVV dan
kontrol sehat pada trimester kedua dan ketiga masih berada dalam batas
normal berdasarkan usia kehamilan. Namun pada trimester pertama
ditemukan sedikit peningkatan dari nilai normal.
40
Universitas Sumatera Utara
41
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut dari faktor predisposisi
lainyang berperan pada kejadian KVV.
2. Penelitian dapat dilanjutkan
mengenai
faktor-faktor yang