Pendahuluan
klinis berat yang merupakan keadaan darurat yang dikenal dengan Dengue
Haemorragic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). Manifestasi klinis
infeksi virus dengue termasuk di dalamnya demam berdarah dengue sangat
bervariasi, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik demam
berdarah dengue hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS).
Dalam praktek sehari-hari, pada saat pertama kali penderita masuk rumah sakit
tidaklah mudah untuk memprediksikan apakah penderita Demam Dengue tersebut
akan bermanifestasi ringan atau berat. Infeksi sekunder dengan serotype virus
Dengue yang berbeda dari sebelumnya merupakan faktor resiko terjadinya
manifestasi Demam Berdarah Dengue yang berat atau dengue Shock Syndrome
(DSS). Namun sampai saat ini mekanisme respon imun pada infeksi oleh virus
Dengue masih belum jelas, banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit
DBD antara lain factor host, lingkungan (environment) dan faktor virusnya sendiri.
Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan
laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim) kondisi demografi (kepadatan,
mobilitas, perilaku, adapt istiadat, sosial ekonomi penduduk). Jenis nyamuk sebagai
vektor penular penyakit juga ikut berpengaruh. Penelitian terhadap epidemik Dengue
di Nicaragua tahun 1998. Menyimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda
tergantung pada daerah geografi dan serotype virusnya. Untuk menegakkan diagnosa
infeksi virus Dengue diperlukan dua kriteria yaitu kriteria klinik dan kriteria
laboratorium
(WHO,1997).
Pengembangan
tekhnologi
laboratorium
untuk
BAB II
ISI
1. Pengertian DHF
DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan
oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty )
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak
dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi
yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo
virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegepty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
2. Struktur Virus
Virus dengue termasuk genus Flavivirus dari keluarga Flavivirida. Virus yang
berukuran kecil(50nm) ini mengandung RNA berantai tunggal. Virionnya
mengandung nukleokapsid berbentuk kubus yang terbungkus selubung lipoprotein.
Genom virus dengue berukuran panjang sekitar 11.000 pasangan basa dan terdiri dari
tiga gen protein struktural yang mengodekan nukleokapsid atau protein inti(core, C),
satu protein terikat membran (membrane, M), satu, protein menyelubung (envelope,
E), dan tujuan gen protein nonstruktural (nonstructural, NS). Selubung glikoprotein
berhubungan dengan hemaglutinasi virus dan aktivitas netralisasi.
Virus dengue membentuk kompleks yang khas di dalam genus Flavivirus
berdasarkan karakteristik antigenik dan biologisnya. Ada empat serotipe virus yang
kemudian dinyatakan sebagai DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi yang
terjadi dengan serotipe manapun akan memicu imunitas seumur hidup terhadap
serotipe tersebut. Walaupun secara antigenic serupa, keempat serotipe tersebut cukup
berbeda di dalam menghasilkan perlindungan silang selama beberapa bulan setelah
terinfeksi salah satunya.
5. Patofisiologi DHF
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertamatama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam,
sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik
merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virusantibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3
dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma
ke ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan
renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan
atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai
hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya
perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan
ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum,
pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan
melalui infus.
10
11
Suara serak
Batuk
Epistaksis
Disuria
Muntah
Ptekie
Ekimosis
Perdarahan gusi
Muntah darah
Hematuria masif
Melena
7. Diagnosa DHF
Diagnosa yang ditemukan pada pasien DHF (Christiante Effendy, 1995) yaitu :
12
13
2) Manifestasi perdarahan :
1) Uji tourniquet positif
2) Petekia,purpura,ekimosis
3) Epistaksis, perdarahan gusi
4) Hematemesis,melena.
3) Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus.
4) Dengan atau tanpa renjatan.
Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke-3 dan hari ke-7
sakit ). Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai
prognosis buruk.
5) Kenaikan nilai Hematokrit / Hemokonsentrasi
8. Klasifikasi DHF menurut WHO
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet
positif )
Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
14
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmHg,
kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
Pemeriksaan Diagnostik
-
9. Pathways
15
16
Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, netropenia, aneosinofilia, peningkatan
limfosit, monosit, dan basofil
1) SGOT/SGPT mungkin meningkat.
2) Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
3) Waktu perdarahan memanjang.
4) Asidosis metabolik.
5) Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.
Laboratoris
Trombositopenia (trombosit < 100.000 / ml darah)
Hemokonsentrasi (Ht > 20 %)
11. Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
-
17
Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal
4 hari sekali
-
BAB III
Kesimpulan Dan Saran
18
1. Kesimpulan
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorragic Fever
(DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili
Flaviviridae, dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat
serotype yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama
ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung
dari serotype virus dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negaranegara tropis dan subtropis. Di setiap negara penyakit DBD mempunyai
manifestasi klinik yang berbeda.
Penyakit ini ditunjukan melalui munculnya demam secara tiba-tiba,
disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthragia)
dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai cirri-ciri merah terang, petekia
dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia
menyebar hingga menyelimuti hamper seluruh tubuh. Selain itu, radang perut
bias juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntahmuntahatau diare.
2. Saran
Supaya mata kuliah Virologi lebih menarik lagi bagi mahasiswa dalam
mempelajarinya mahasiswa lebih diutamakan mengembangkan daya kreativitas
dan mencari wawasan yang luas mengenai virologi dalam kehidupan dengan
19
Daftar Pustaka
20
http://nursingbegin.com/askep-dhf/
http://www.dokterku.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=30&Itemid=1
21