Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA ANC BAGI IBU HAMIL

Kehamilan adalah sesuatu yang sangat istimewa dan merupakan suatu anugrah bagi
pasangan suami istri. Sebelum merencanakan kehamilan, hendaknya pasangan suami istri
disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dengan tujuan agar bayi yang dilahirkan
kelak berasal dari orang tua yang sehat dan siap memiliki anak.
Angka kematian ibu dan bayi adalah masalah besar bagi Negara berkembang. Pada saat
ini Angka Kematian Ibu ( AKI ) di indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demogravi
dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2012 menyebutkan, Angka Kematian Ibu ( AKI ) melonjak
drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 390 per 100.000
kelahiran hidup ( 1991 ) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup ( SDKI ) 2007. Selain AKI,
Angka Kematian Bayi ( AKB ) juga masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya
turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran hidup. Komplikasi penyebab
kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan, eklmapsia, infeksi, partus lama dan komplikasi
keguguran.
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan
suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat
dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga tujuan dapat tercapai. Oleh karena
itu pelayanan ANC (Antenatal Care) merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal
care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinggi sebagai salah satu penyebab
kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu
Apa itu ANC?
ANC (Antenatal Care) atau Pelayanan antenatal merupakan perawatan atau asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sebelum proses bersalin berlangsung yang berguna untuk
memfasilitasi hasil yang baik bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menciptakan
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal penting

unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat baik kepada ibu maupun
bayi yang akan dilahirkan.
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan,
pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang
diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir
serta ibu nifas. Saat ini pelayanan antenatal yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah
Pelayanan antenatal terpadu yaitu suatu pelayanan antenatal yang komprehensif dan berkualitas
yang diberikan kepada semua ibu hamil. Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan
harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah
dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil
siap untuk menjalani persalinan normal
Apa tujuan ANC?
Tujuan pengawasan wanita hamil adalah menyiapkan ibu sebaik-baiknya fisik dan mental, serta
menyelamatkan ibu dan bayi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka setelah melahirkan dalam keadaan sehat dan normal. Ini berarti dalam ANC harus
diusahakan agar wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama sehatnya
dan adanya kelainan fisik maupun psikologi harus ditemukan dan diobati sedini mungkin.
Tujuan pelayanan ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal dasar yang berkualitas
tinggi (aman, sederhana, pelayanan antenatal yang efektif) harus diterima oleh semua ibu hamil
dalam mempertahankan kehamilannya, mencegah komplikasi dan melakukan deteksi dini serta
pengobatan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi. Tujuan utama dari pelayanan antenatal
adalah untuk membantu ibu hamil memelihara kehamilannya secara normal melalui:
1. Penilaian ibu hamil untuk memastikan kehamilannya berjalan normal. Keadaaan pasca
persalinan juga berlangsung baik dan melakukan deteksi dini dan terhadap komplikasi serta
masalah lain yang dapat berpotensi terhadap ibu dan bayi baru lahir.
2. Perawatan individu untuk membantu mempertahankan kemajuan kehamilan, termasuk
tindakan pencegahan, perawatan suportif, konseling dan edukasi serta kesiapannya
menghadapi persalinan dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.

Manfaat ANC
Banyak manfaat yang bisa diperoleh ibu hamil melalui pelaksanaan ANC. Manfaat tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Memastikan kehamilan melalui alat konvensional atau yang modern seperti Ultra Sonografi
(USG).
2. Memastikan kehamilan berada di dalam rahim atau luar rahim. Posisi kehamilan perlu
diketahui sedini mungkin dengan USG, agar bila terjadi sesuatu dapat dilakukan tindakan
sedini mungkin.
3. Mengetahui usia kehamilan, yang berguna untuk memperkirakan kapan prediksi melahirkan.
4. Mengetahui perkembangan janin karena perkembangan janin dalam kandungan merupakan
salah satu faktor penentu perkembangan intelektual selanjutnya.
5. Mengetahui posisi bayi, dalam hal ini dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin
terutama pada trimester III (umur kehamilan 6-9 bulan). Jika ditemukan posisi sungsang atau
melintang, sebaiknya jangan dipijat dan segera konsultasikan ke dokter atau bidan.
6. Mengetahui penyakit-penyakit yang bisa dialami oleh ibu selama kehamilan. Seiring
bertambahnya usia kehamilan, beban organ tubuh itu akan semakin bertambah. Beberapa
gangguan yang mungkin muncul selama kehamilan antara lain anemia pada kehamilan,
diabetes gestasional dan preeklamsia/eklamsia. Selain itu ada tanda-tanda bahaya yang lain
yang biasanya muncul pada kehamilan seperti perdarahan pervagina, bengkak pada muka
atau kaki, nyeri kepala berat, penglihatan kabur, muntah terus-terusan, demam, nyeri waktu
kencing, keluar cairan banyak dari vagina, gerak anak bertambah bahkan menghilang.
7. Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan
premature, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya
manusia.
Dimana bisa mendapatkan pelayanan ANC?
Untuk mendapatkan pelayanan ANC yang terpadu dapat dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, Rumah sakit maupun

diklinik dokter praktek swasta atau bidan.

Pelayanan ANC biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, dokter umum, perawat dan bidan (Depkes RI, 2010)
Jadwal pemeriksaan ANC

Menurut World Health Organization (WHO) merekomendasikan empat kunjungan


perawatan antenatal bagi wanita yang sedang hamil berjalan dengan normal, dengan kunjungan
pertama pada trimester pertama (Idealnya sebelum 12 minggu tetapi tidak lebih dari 16 minggu),
dan pada 24-28 minggu, 32 minggu dan 36 minggu. Setiap kunjungan harus mencakup
perawatan yang sesuai dengan kondisi keseluruhan tahapan kehamilan, dan membantunya
mempersiapkan kelahiran dan perawatan bayi baru lahir. Jika masalah atau potensi masalah yang
akan mempengaruhi kehamilan dan bayi baru lahir terdeteksi maka frekuensi pelayanan
antenatal harus ditingkatkan. Kunjungan dari pelayanan antenatal terfokus umumnya mencakup
empat kebutuhan dasar ibu hamil (four basic needs) Namun dalam penerapannya di Bali
khususnya maka penerapan pelayanan antenatal ini mengalami modifikasi menjadi 5 kali
kunjungan berdasarkan usia kehamilannya, hal ini dilakukan karena menyesuaikan dengan
sumber daya dan kultur yang ada dan mempermudah teknis pelaksanaannya di lapangan.
Berdasarkan penelitian WHO yang dilakukan di negara berkembang didapatkan 70% ibu
hamil di negara berkembang melakukan kunjungan antenatal (K1) dan kebanyakan dari mereka
melakukan kunjungan antenatal sebanyak 4 kali. Pada semua kelompok umur juga menunjukkan
kunjungan antenatal sebanyak 4 kali atau lebih. Wanita di desa dan berpendidikan rendah juga
rutin melakukan kunjungan antenatal. Wanita hamil yang melakukan kunjungan antenatal
sebanyak 4 kali atau rata-rata 3,3 kali cenderung persalinannya dilakukan oleh tenaga bersalin
yang terlatih. Adapun jadwal pemeriksaannya sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haid satu bulan.
2. Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu
sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9
bulan sampai melahirkan.
3. Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil
seperti perdarahan pervagina, bengkak pada muka atau kaki, nyeri kepala berat, penglihatan
kabur, muntah terus-terusan, demam, nyeri waktu kencing, keluar cairan banyak dari vagina,
gerak anak bertambah bahkan menghilang.
Pelayanan ANC sesuai dengan kebiijakan program pelayanan antenatal harus sesuai
standar yaitu 14 T. Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T yang meliputi :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.

3.
4.
5.
6.
7.

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap.


Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Ukur tinggi fundus uteri.
Tes terhadap penyakit menular seksual.
Temu wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan.
Mengklasifikasikan ibu hamil dalam status resiko ringan, sedang dan berat tidak bisa

dijadikan patokan lagi, karena semua ibu hamil berisiko tinggi, walaupun dalam kehamilan
berjalan normal, namun dalam persalinan bisa terjadi komplikasi tanpa diprrediksi sebelumnya
(Suandi, 2000). Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya ANC harus selalu ditanamkan pada
ibu hamil supaya dapat menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas dengan aman dan sehat.

Sumber : Buku catatan kesehatan ibu hamil

Nama : dr. I Gusti Ngurah Warsita

Anda mungkin juga menyukai