It Turun Tak Selalu Demam Berdarah
It Turun Tak Selalu Demam Berdarah
com/2008/09/12/trombos
it-turun-tak-selalu-demam-berdarah/
Trombosit Turun Tak Selalu Demam Berdarah
Selain demam berdarah, ada beberapa penyakit lain yang ditandai oleh
penurunan kadar trombosit. Apa sajakah itu? Pada mulanya, Desi (empat tahun)
memang menderita demam. Ketika diperiksa lebih jauh, kadar trombositnya
ternyata turun sampai 30 ribu/mm3. Dokter pun mendiagnosis Desi mengidap
demam berdarah. Setelah delapan hari, suhu tubuh yang tadinya mencapai 39
derajat Celsius berangsur turun. Heni (30 tahun), sang ibu, tentu saja lega.
Tapi ia mendeteksi keanehan. Pasalnya, pemeriksaan ulang menunjukkan, trombosit Desi
anjlok, hingga tinggal 9.000/mm3. Saya sampai kaget, karena tidak demam lagi, saya pikir
dia sudah sembuh dari demam berdarah (DB), kata Heni. Ternyata rendahnya
kadar trombosit dalam darah Desi memang bukan karena DB. Tapi karena tubuh
menghasilkan antibodi yang menyerang trombosit. Ternyata anak saya
menderita ITP (Immunologic Thrombocytopenia Purpura), bukan DB. Syukur
Alhamdulillah, setelah diberi obat oleh dokter, si kecil kini sudah sehat,
jelas Heni lega.
Penurunan trombosit hingga di bawah batas normal memang kerap diidentikkan
dengan demam berdarah, khususnya di kalangan awam. Padahal tidak selamanya
demikian. Dalam keadaan normal, trombosit dalam darah mencapai 150 ribu-450
ribu/mm3. Dalam keadaan tidak normal, trombosit yang berperan dalam
pembekuan darah ini bisa turun. Keadaan ini disebut dengan trombositopenia,
yakni trombosit berada dalam keadaan rendah. Demam berdarah hanyalah salah
satu penyakit yang ditandai oleh turunnya kadar trombosit.
Menurut Prof dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM, ahli hematologi dari Fakultas
pada pasien dengan penyakit berat. Seperti pasien dengan sirosis hati,
shock, infeksi kuman apapun dalam darah yang berat sekali, serta penyakit
lupus, lanjutnya. Trombosit yang rendah bisa juga dikarenakan produksi
yang kurang.
Penyakitnya bisa berupa anemia aplastik. Anemia aplastik terjadi jika sel
yang memproduksi butir darah merah yang terletak di sumsum tulang, tidak
dapat menjalankan tugasnya. Pada anemia aplastik, trombosit yang rendah
juga disertai leukosit yang rendah sehingga sumsum tulangnya kosong, jelas
Zubairi. Selain anemia aplastik, trombosit yang rendah juga kerap ditemui
pada penderita penyakit leukemia. Sering juga ditemui pada penderita
penyakit mielofibrosis. Menurut Zubairi, pada penyakit ini keadaan limfa dan
liver membesar.
Sebenarnya, sewaktu kita lahir, trombosit diproduksi oleh limfa dan liver.
Seiring pertambahan usia, fungsi ini kemudian dijalankan oleh sumsum tulang.
Karena muncul penyakit mielofibrosis, sumsum tulang tidak berfungsi sehingga
limfa dan liver kembali bekerja dan membesar. Untuk mengetahui penyakit mana
yang diderita, perlu dilakukan tes. Tidak bisa karena trombosit rendah
langsung dikatakan ITP, ujar Zubairi. Menurutnya, dalam prinsip kedokteran
semakin sedikit data maka akan semakin banyak kemungkinan.
Pengobatan
Pengobatan setiap penyakit berbeda. Pada penderita ITP, karena ada zat yang
menyerang trombosit, tidak dilakukan transfusi trombosit. Pada ITP,
transfusi trombosit justru akan merangsang zat anti untuk berproduksi. Jadi,
pengobatan utamanya adalah dengan menghilangkan mekanisme auto-imun tadi.
Produksi antibodi ditekan dengan obat yang bersifat kortikosteroid seperti