Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


January 6th, 2010
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah
digunakan di
berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada
awalnya
komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran
pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan
access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
kurikulum baru,
maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK
mempunyai
posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran.
Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar
siswa dapat dan
terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi
secara tepat
dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam
kegiatan belajar,
bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi,
mengembangkan
sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan
mudah
beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya
Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
diharapkan siswa dapat
terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami
penambahan dan
perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan
komunikasi.

Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi


untuk mencari,
mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien
dan efektif.
Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan
dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan.
Penambahan
kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi akan
mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri,
sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana
penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk
apa
implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi
segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan
informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang
satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi
Komunikasi adalah
suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas
tentang
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi
dan
komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk

mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi


sebagai
dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan
mengantisipasi
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa
melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari
secara mandiri dan
lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi
Informasi
dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan
berbagai
aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi
dan
Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik,
dan
mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil
mengorganisasi
informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif, dan
bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
3
Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan
TIK dalam
proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran
teknologi dan
informasi saja.
Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang,
kita harus
mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam
mengimplementasikan TIK di madrasah. Jika kita tidak memulainya
sekarang maka
madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan selain sekolah yang
berada dibawah
Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita

akan semakin
berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di satu sisi,
kita sedang
berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya
MIPA dan Bahasa
Inggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh.
Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas
Untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di sekolah dari negara
lain, saat ini
Depdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besarbesaran.
Ada tiga
posisi penting di Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK.
Pengembangan TIK
secara teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum
pendidikan.
Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan
sekolahsekolah
di sekitar ICT center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV
pendidikan interaktif, Elearning
dan ESMA.
Program ini bertujuan untuk
mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar
dengan
daerah.
3. Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk
mengintegrasikan
kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang
menghubungkan
semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua
sekolah
di Indonesia akan terkoneksi dengan internet.
Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan
fasilitas tersebut
karena bersifat terbuka.
4
Pengembangan TIK di Madrasah secara Mandiri
Kita belum terlambat untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan TIK
sebagai media

pembelajaran di madrasah. Mulai saat ini pihak madrasah dan Majlis


Madrasah harus
membuat sebuah program pengembangan TIK secara menyeluruh.
Ada beberapa poin untuk membuat suatu perencanaan pengembangan
TIK, diantaranya:
1. Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai
antara Kepala
sekolah, guru dan majlis madrasah.
2. Pembentukan Komite Teknologi (Organisasi Labkom) yang mandiri
3. Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software
maupun sistem
dan jaringan yang sudah dimiliki
4. Penentuan hardware dan software yang akan digunakan atau
dikembangkan.
5. Mengidentifikasi SDM yang dimiliki
6. Menentukan bentuk pelatihan penguasaan TIK baik untuk guru dan
staf lainnya.
7. Adanya Time schedule yang jelas untuk pencapaian program
8. Penentuan Investasi yang diperlukan secara berkala tiap tahun
9. Mengidentifikasi perkembangan software dan kurikulum baru
10. Mengadakan revisi perencanaan disesuaikan dengan perkembangan
yang terjadi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa mengembangkan TIK secara
bertahap di
madrasah agar tidak tertinggal dari sekolah lain. Program yang dibuat
haru dilaksanakan
secara berkelanjutan meskipun terjadi pergantian kepala dan majilis
madrasah.
Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran
TIK bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
kombinasi dari
hardware dan software.Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam
memanfaatkan
TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software yang
tersedia dan jenis
metode pembelajaran yang akan digunakan.
Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya:
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan
menggunakan

OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya


menggunakan
5
sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan
jika kita
memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film,
sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa
untuk
menangkap materi yang kita sampaikan. Software yang paling banyak
digunakan
untuk presentasi adalah Microsoft Powerpoint.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan
presentasi,
diantaranya:
a. Jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan.
b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c. Perbanyak memasukkan gambar dan animasi
d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di
depan
kelas, misalnya eksperimen.
Kita bisa membuat suatu film caracara
melakukan suatu kegiatan misalnya cara
melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil
sebagian
kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan
untuk
melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari
kegiatan
tersebut.
Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan
animasi
yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak
semuanya
tersedia). Sebagai contoh untuk menampilkan arah vektor dari perkalian
silang
kita bisa mengakses internet dengan alamat
http://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/Flash/ClassMec
hanics/

RightHandRule/RightHandRule.html
Seperti tampak pada gambar di bawah ini
6
Animasi arah vektor
3. Virtual Experiment
Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan
laboratorium yang
dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa
eksperimen
dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile
Clips.
Software ini bisa didownload di http://www.crocodileclips.
com/s3_1.jsp , tetapi
kita harus register dulu untuk mendapatkan active code yang berlaku
untuk satu
bulan. Tampilan crocodile clips seperti tampak pada gambar di bawah ini.
membuat rangkaian listrik
7
Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA
yang
lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang
sesungguhnya.
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang
berbasiskan web,
misalnya menggunakan moodle. Saya berikan contoh bentuk kelas maya
yang
sedang kami kembangkan di MAN 2 Ciamis.
Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test
secara online.
Kita sebagai guru memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan
menilai
hasil ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis.
materi online
8
Bentuk tugas yang diberikan
Bentuk test
9
hasil test yang didapat siswa
Sebenarnya banyak bentuk pemanfaatan TIK lainnya yang dapat

digunakan untuk
membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Tetapi semua itu
tergantung
kepada kita bagaimana cara memanfaatkannya.

Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan


January 6th, 2010
Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan
Oleh :
Ikhwan Arif *
Makalah Seminar dan Workshop Sehari Membangun Jaringan
Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat
Berbasis Pengetahuan UMM 4 Oktober 2003
Pendahuluan
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di
semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagai
institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan
teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari
penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis
perpustakaan yang selalu berkaitan dengan dengan teknologi informasi,
diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi,
perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis
perpustakaan banyak diukur dari penerapan teknologi informasi yang
digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti besar gedung yang
digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya.
Kebutuhan akan TI sangat berhubungan dengan peran dari
perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran
informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang seiring

dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan


informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya untuk
umum.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam
berbagai bentuk, antara lain:
1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem
Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat
diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah
pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka,
pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini
sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan,
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan
dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini
sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun
terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung dari kemampuan
software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur
peralatan teknologi informasi yang mendukung keduanya. Dalam
makalah ini selanjutnya akan membahas tentang automasi perpustakaan.
Faktor Penggerak

Kemudahan mendapatkan produk TI


Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk TI
Kemampuan dari teknologi informasi
Tuntutan layanan masyarakat serba klick

Alasan lain

Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam


perpustakaan
Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna
perpustakaan
Meningkatkan citra perpustakaan
Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

Peranan Katalog dalam Automasi Perpustakaan


Katalog adalah keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen.
Katalog perpustakaan elektronik adalah jantung dari sebuah sistem
perpustakaan yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC dan
sirkulasi berinteraksi dengannya dalam menyediakan layanan automasi.
Sebuah sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan faktor
kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.
Cakupan dari Automasi Perpustakaan

Pengadaan koleksi
Katalogisasi, inventarisasi
Sirkulasi, reserve, inter-library loan
Pengelolaan penerbitan berkala
Penyediaan katalog (OPAC)
Pengelolaan anggota

Bagaimana mengenai Layanan Referens ?


Layanan referens tidak termasuk dalam bagian yang terintegrasi dari
suatu sistem automasi perpustakaan, namun yang lebih penting adalah
penyediaan teknologi informasi yang digunakan dalam layanan referens.
Layanan informasi referens dikembangkan dengan menyediakan koleksi
dalam bentuk digital yang dikemas dalam CD-ROM dan akses informasi
ke jaringan luar (LAN, WAN, Internet)
Peran CD-ROM

Mempercepat akses informasi multi media baik itu berupa abstrak,


indeks, bahan full text, dalam bentuk digital tanpa mengadakan
hubungan ke jaringan komputer.
Media back-up / cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi
referens bagi perpustakaan lain.

Peran Internet

Untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet.

Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi.


Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan informasi.

Keperluan Pengguna
Pustakawan harus dapat melayani keperluan pengguna seperti
permintaan akan akses yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan
dari dalam maupun luar perpustakaan. Dengan begitu diharapkan agar
para pustakawan mahir dalam penggunaan teknologi informasi sehingga
mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan
informasi yang diperlukan.
Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam
mengautomasikan perpustakaannya :

Faham akan maksud dan ruang lingkup dan unsur dari AP


Faham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis
sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem
Faham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan
desain, implementasi, evaluasi dan maintenance.
Faham akan proses evaluasi software sejalan dengan proposal
sebelum menentukan sebuah sistem
Faham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk
staf dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja

Unsu-unsur Automasi Perpustakaan


Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur
atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya,
unsur-unsur atau syarat tersebut adalah :
1. Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi
perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang
meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi
serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa
kebutuhan informasi mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka?
Bagaimana sikap mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah
beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah
sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru bisa
dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun

anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan


adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhankebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang
dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa
yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer .
Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan
kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan
dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus
dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti
yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem
harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.
2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data
menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan
bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem
komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer
adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada
manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan komputer :

Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar


Harga terjangkau (murah)
Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf


yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum
transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk
mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari
dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan
teknis serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.

3. Perangkat Lunak (Software)


Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk
mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan
dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu
program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola
data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multiuser).
Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar
maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan
harga yang bervariasi. Di perpustakaan software yang dikenal antara lain
CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware dari Unesco
atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat dan
mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di
UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi
pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan
yang tidak kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan
untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan,
katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan
berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi
perpustakaan.
Kriteria Penilaian Software
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu
sistem kerja yang berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja
banyak kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa criteria untuk menilia
software adalah sebagai berikut :

Kegunaan
: fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan
kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime)
dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
Ekonomis
: biaya yang dikeluarkan sebanding untuk
mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan
frekuensi besar dan terus-menerus.
Kapasitas
: mampu menyimpan data dengan jumlah besar
dengan kemampuan temu kembali yang cepat.

Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan


dengan mudah dan interaktif dengan pengguna
Fleksibel
: dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi
dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan
lebih lanjut.

Menentukan Software

Membangun sendiri
Mengontrakan keluar
Membeli software jadi yang ada di pasaran

Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus

Sesuai dengan keperluan


Memiliki ijin pemakaian
Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta
pemeliharaan.
Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan
evaluasi software.

Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses


tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan
pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik.
Salah satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih
perangkat lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan.
Sekelompok besar pengguna biasanya menjustifikasikan layanan
dukungan pelanggan sebagai hal yang subtansial. Selain itu, pengguna
dapat saling membantu dalam pemecahan masalah.
Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan
minimum operasi perangkat lunak.
4. Network / Jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan
karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri
serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui
teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai


server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel
(Hub), jaringan telepon atau radio, modem.
Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer
adalah :

Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)


Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan
sejenisnya
Protokol komunikasi yang digunakan
Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan
jaringan.

5. Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai
kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan,
benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa
alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun
mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan
informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah
dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah
penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem
informasi dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data
baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.
Gambar 1. Model dasar sistem informasi
Data
Pengolaha
n

Informasi

Gambar 2. Model Pengembangan Sistem Informasi


Penyimpanan
Masukan

Pengolahan

Keluaran

Standar basis data katalog


Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi yang telah memungkinkan
untuk itu dan didasari adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber
daya bersama. Bentuk tukar-menukar maupun penggabungan data
katalog koleksi adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi dalam
perpustakaan, kerjasama dapat dilakukan jika masing-masing
perpustakaan itu memiliki kesamaan dalam format penulisan data katalog
data. Persoalan yang sering dihadapi dalam kerjasama tukar-menukar
atau penggabungan data adalah banyaknya data yang ditulis dengan
suka-suka yaitu tidak memperhatikan standar yang ada. Pekerjaan
konversi data merupakan hal yang membosankan dan memakan banyak
waktu. Sering data katalog dalam perpustakaan tidak menggunakan
standar, hal ini banyak terjadi karena kurangnya pemahaman akan
manfaat standar penulisan data. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu
sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan perpustakaan untuk
menentukan standar-standar dan prosedur-prosedur yang digunakan
bersama.
Persoalan lain dalam standardisasi format penulisan data katalog adalah
bahasa. Kebanyakan perpustakaan mengkoleksi materi yang
menggunakan bahasa pengantar berbeda-beda. Bagaimana dengan
bahasa pengantar cantuman katalog itu sendiri? Informasi judul jelas
harus diisi sesuai dengan judul koleksi yang bersangkutan. Bagaimana
dengan kolom subjek dan kata kunci? Haruskah diisi dengan bahasa
nasional (Bahasa Indonesia untuk perpustakaan di Indonesia) atau
dengan bahasa internasional (Bahasa Inggris)? Lebih jauh lagi,
bagaimana kita memberi nama pada kolom-kolom isian, dengan Bahasa
Indonesia (judul, pengarang, penerbit, dsb.) atau bahasa Inggris (title,
author, publisher etc.)? Bagaimana dengan koleksi yang berpengantar
bahasa-bahasa lain seperti Arab, China atau Korea ?
Metadata
Metada merupakan istilah baru dan bukan merupakan konsep baru di
dunia pengelola informasi. Perpustakaan sudah lama menciptakan
metada dalam bentuk pengkatalokan koleksi .

Definisi metadata sangat beragam ada yang mengatakan data tentang


data atau informasi tentang informasi, pengertian dari beberapa
definisi tersebut bahwa metadata adalah sebagai bentuk
pengindentifikasian, penjelasan suatu data, atau diartikan sebagai
struktur dari sebuah data. Dicontohkan metadata dari katalog buku
terdiri dari : judul, pengarang, penerbit, subyek dan sebagainya. Metada
yang biasa digunakan di perpustakaan adalah Marc dan Dublin Core.
INDOMARC
Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan salah satu hasil dan
juga sekaligus salah satu syarat penulisan katalog koleksi bahan pustaka
perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan
pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat
besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke
berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat
negara lain turut mengembangkan format MARC sejenis bagi
kepentingan nasionalnya masing-masing.
Format INDOMARC merupakan implementasi dari International
Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 untuk Indonesia, sebuah
format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital
atau media yang terbacakan mesin (machine-readable) lainnya. Informasi
bibliografi biasanya mencakup pengarang, judul, subyek, catatan, data
penerbitan dan deskripsi fisik.
Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat lengkap
terdiri dari 700 elemen dan dapat mendeskripsikan dengan baik
kebanyakan objek fisik sumber pengetahuan, seperti jenis monograf
(BK), manuskrip (AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk Buku
Pamflet, Lembar tercetak, Atlas, Skripsi, tesis dan disertasi (baik
diterbitkan ataupun tidak), dan Jurnal Buku Langka.
Dublin Core
Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan
untuk web resource description and discovery. Gagasan membuat standar
baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC
yang dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya
dimengerti oleh pustakawan serta kurang bisa digunakan untuk sumber

informasi dalam web. Elemen Dublin Core dan MARC intinya bisa saling
dikonversi.
Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:
a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana
b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum.
c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :
1. Title : judul dari sumber informasi
2. Creator : pencipta sumber informasi
3. Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan
dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi
4. Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya
berupa abstrak, daftar isi atau uraian
5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan sumber
informasi
6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber
informasi
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type : jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya
9. Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi,
sumber informasi
10. Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang
mengidentifikasian sumber informasi. Contoh URL, alamat situs
11. Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi
12. Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber
informasi
13. Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber
informasi lainnya.
14. Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu

15. Rights : pemilik hak cipta sumber informasi


6. Manual
Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana
memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau
perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti
bilamana menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak
peripheral perangkat keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal
karena dokumentasi yang tidak memadai atau pengguna tidak mengerti
manual yang disediakan. Manual harus dibaca dan dimengerti walau
serumit apapun. Manual adalah kunci bagi kelancaran sistem.
Manual / prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan khususnya
dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data
membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan
mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk
menentukan standar-standar dan prosedur-prosedur.

Tahapan Membangun Sistem AP


Tahap
Persiapan

Survei

Perkiraan waktu dan biaya


Analisa kond. sumber daya
Analisa kebutuhan

Analisa sistem berjalan


Menyusun logika kerja sistem
Disain data, table, database,
relasi.
Disain input, proses dan output

Spes. peralatan yang

Disain

Hasil
Definisi masalah
Maksud dan tujuan
Kerangka kerja

Pembangunan

Uji coba

Training

Dokumentasi
Tes sistem keseluruhan
Evaluasi, perbaikan
Training : staf,operator, teknisi,
administrator

Sosialisasi
Sistem siap digunakan.
Bantuan teknis

Pengembangan lebih lanjut

Operasional

diperlukan
Pembuatan program aplikasi.
Instalasi software, jaringan
klien server

Kesimpulan
Unsur dan syarat automasi perpustakaan ada banyak. Biasanya,
pustakawan berharap terlalu banyak dari sistem ini dan oleh karenannya
merasa kecewa bilamana sistem tersebut tidak bekerja seperti yang
diharapkan. Untuk memastikan adanya keberhasilan dalam automasi
perpustakaan dibutuhkan kerjasama yang optimal dan berkelanjutan
diantara pengguna sehingga tercipta kepuasan diantara pengguna, suatu
penilain mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan pengguna harus
dilakukan sebelum rencana detail untuk automasi dilakukan. Perlu
tersedianya staf (pustakawan, operator, teknisi/administrator) yang
terlatih. Seluruh anggota staf harus mengerti tentang sistem automasi
perpustakaan.
Daftar Pustaka
1. Materi TOT Technologi Information & Communication oleh
Unesco dan Pusnas RI di Yogyakarta 1999
2. Konsep, Desain dan Implementasi Perpustakaan Elektronik :
Integrasi Perpustakaan Terotomasi dan Perpustakaan Digital
Untuk Perpustakaan Nasional di Indonesia Oleh: Ismail Fahmi

3. Model Implementasi Protokol OAI dalam IndonesiaDLN dan


Hubungannya dengan Digital Library di Luar Negeri oleh Rurie
Muharto.

Anda mungkin juga menyukai