SISTEM REPRODUKSI
( CARA PERAWATAN BAYI BARU LAHIR )
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 9
ANDRI
IWAN FAIZAL
SITI RAHMAH
RITA RAHMAWATI
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan
karuniaNya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PERAWATAN BAYI
BARU LAHIR
Dalam penulisan makalah ini, Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam Penulisan makalah ini, Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang Kami miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat Kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa saat pertama kehidupan ekstrauterin adalah waktu yang paling dinamis
dalam seluruh siklus kehidupan. Ketika lahir, bayi baru lahir mengalami perubahan
dari ketergantungan penuh menjadi mandiri secara fisiologus sepanjang masa
transisi- masa yang dimulai ketika bayi keluar dari perut ibu hingga bulan pertama
kehidupan. Walaupun tidak lagi bergantung pada ibu dalam hal fungsi vital, bayi baru
lahir tetap sangat bergantung dalam hal lain.(varney 2009)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram. Asuhan segera pada bayi
baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah
kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah lahir. Perawatan bayi baru lahir
merupakan tantangan menarik bagi mereka yang bekerja di kebidanan maternal.
(maternitas keperawatan volume 1 2008)
Karena beberapa hari dan beberapa minggu pertama adalah saat yang sangat
kritis, perawatan yang diberikan oleh bidan dan penyuluhan yang di berikan kepada
orang tua menjadi sangat penting. Bidan harus memberikan perawatan seutuhnya saat
merawat bayi baru lahir, dengan menjaga bayi tetap hangat dan melindungi pajanan
cedera,
sambil
melakukan
pemantauan
yang
akurat
dan
mencatat
serta
3.
4.
5.
6.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara Perawataan Selama Masa Transisi
2. Untuk mengetahui Perawatan segera setelah Bayi Lahir.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis perawatan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui Pengkajian bayi baru lahir.
5. Untuk mengetahui Tujuan perawatan bayi baru lahir.
6. Untuk mengetahui perencanaan dan intervensi bayi baru lahir.
1.4 Manfaat
Hasil penulisan ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi di
bidang perawatan maternitas tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
Sesaat setelah lahir, perawatan awal diberikan kepada bayi baru lahir. Selama masa
ini, setiap masalah awal diidentifikasi dan dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
B.
1.
JENIS-JENIS PERAWATAN
Ada beberapa jenis perawatan segera pada bayi baru lahir sebagai berikut
Area Perawatan Bayi Baru Lahir
Menyediakan lingkungan yang aman juga mencakup perhatian tentang area dan
perlengkapan yang digunakan dalam perawatan bayi baru lahir. Banyak rumah sakit dan
rumah bidan praktek mandiri menyediakan lebih dari satu lingkungan untuk perawatan bayi
baru lahir. Bayi baru lahir dapat ditempatkan didalam sebuah ruang bayi pusat atau bersama
dengan ruang ibu. Apapun kondisi yang digunakan, perhatian terhadap aspek-aspek
lingkungan perawatan yang aman dan tindakan untuk memastikan keaman bayi baru lahir
adalah sangat penting.
2.
Perhatian terbaru dalam perawatan bayi baru lahir yang berpusat pada keluarga telah
mengarah pada bayi baru lahir sehat yang banyak meluangkan waktu bersama dengan ibu
mereka dan lebih sedikit berada didalam ruang perawatan bayi pusat. Di pusat bersalin
mandiri atau di rumah sakit dengan ruang LDRP, ibu dan bayi baru lahir biasanya tidak
dipisahkan. Ditempat ini, perawatan awal pada bayi baru lahir dilakukan didalam ruang
bersalin dan keluraga dapat pulang dalam beberapa jam setelah bayi lahir. Beberapa rumah
sakit atau bidan praktek mandiri mempergunakan ruang perawatan bayi baru lahir pada saat
masuk keruang bayi, tempat bayi baru lahir mendapatkan perawatan awal dan pengamatan
dalam waktu tertentu dan kemudian masuk keruang ibu sampai pulang. Ini sering kali disebut
dengan rawat gabung. Rawat gabung dapat menjadi pilihan atau keharusan.
Tanpa memerhatikan tempat mereka mendapat perawatan, bayi baru lahir harus
dilindungi dari sumber-sumber infeksi. Prinsip asepsis yang sama yang digunakan diruang
bayi harus dilaksakan bila perawatan bayi baru lahir diberikan diruang ibu rencana perawatan
yang aman pada bayi baru lahir yang rawat gabung bersama ibunya selama masa yang lama
perlu memasukan penyuluhan orang tua mengenai kemungkinan masalah keamanan. Selain
pencegahan infeksi, area lain yang perlu dibahas meliputi penggunaan spuit karet,
memosisikan bayi baru lahir untuk menghindari aspirasi, menaruh bayi baru lahir didalam
tempat tidur bayi dari pda diatas tempat tidur ibu saat bayi tidak digendong dan tidak
meninggalkan bayi baru lahir sendirian didalam ruangan.
3.
4.
a)
b)
diingat:
Kepala dan bokong perlu di sanggah
Bayi baru lahir dapat mengeliat-liat dan dapat mendorong diri mereka sendiri keluar dari
c)
genggaman anda.
Lebih mudah mengambil bayi baru lahir dari posisi terlentang (supine) di bandingkan dari
posisi berbaring miring atau posisi telungkup (prone).
Sebuah cara yang di anjurkan untuk mengangkat bayi baru lahir adalah meletakkan satu
tangan di bawah leher untuk menyangga kepala dan bahu dan tangan lain di letakkan di
bawah bokong untuk memegang paha yang berlawanan. Bayi baru lahir kemudian dapat di
angkat ke posisi di gendong atau di pindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Posisi yang dapat digunakan untuk memegang atau menggendong bayi baru lahir adalah
football hold. Ibu senang belajar mengenai posisi ini karena seperti perawat atau bidan,
mereka sering memiliki waktu saat mereka perlu memegang bayi baru lahir dan satu tangan
tetap dalam keadaan bebas.
Sebuah posisi alternative adalah meletakkan bayi baru lahir dalam posisi terlentang.
Walaupun posisi terlentang tidak memfasilitasi drainase sekresi, studi terbaru menunjukan
bahwa terdapat lebih sedikit bahaya aspirasi jika bayi baru lahir yang sehat tertidur dalam
posisi ini. Memosisikan bayi baru lahir telungkup tidak lagi di anjurkan untuk tidur. Studi
telah mengaitkan posisi tidur telungkup dengan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS:
AAP Task force, 1992).
5.
Popok kain dapat difiksasi dengan peniti atau dengan penutup popok yang memiliki tali
pengikat kancing tempel. Apabila digunakan peniti, peniti harus di tusukkan kearah
punggung bayi baru lahir sehingga bahaya tertusuk peniti jika terbuka lebih kecil bagi bayi
baru lahir. Popok harus dilipat ke depan ke bawah umbilicus untuk memungkinkan sirkulasi
udara ke sekitar kuntung tali pusat, yang membantu proses pengeringan.
Membungkus bayi baru lahir dengan pas di dalam sebuah selimut (membedong)
membuatnya lebih mudah di pegang dan sering kali menenangkan bayi yang rewel.
6.
mandi. Panci besar atau baskom dapat menjadi ak mandi yang baik di beberapa minggu
pertama; yang harus disimpan hanya untuk bayi baru lahir. Dengan demikian, penheluaran
ekstra untuk perlengkapan khusus dapat diminimalkan. Handuk lembut dan waslap, yang
hanya digunakan oleh bayi baru lahir, dan sebuah sabun lembut juga dibutuhkan,
Beberapa orang tua dan bayi baru lahir menikmati mandi sebagai rutinitas harian, tetapi
orang tua dan bayi baru lahir atau tidak dapat selalu menemukan waktunya. Untuk ini,
bersihkan disekitar wajah, lipatan leher dan area popok dibersihkan sesuai kebutuhan
sehingga mandi dua hari sekali sudah cukup. Mandi spons harus menjadi tipe mandi yang
diberikan sampai kuntung tali pusat terlepas dan umblikus pulih. Setelah ini, bayi baru lahir
dapat diperkenalkan ke mandi rendam secara bertahap. Cara yang baik untuk mulai
memandikan adalah dengan mamandikan atau membasuh wajah dan kepala seperti dalam
mandi spons, menyabuni tubuh, kemudian menggunakan bak mandi untuk membilas.
7.
Perawatan Kulit
Kulit bayi baru lahir sering kali kering dan bersisik dalam beberapa hari setelah lahir.
Kulit kering yang pecah dapat muncul diarea pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Kadang kala, ini menjadi penyebab kekhwatiran orang tua dan mereka ingin mengoleskan
minyak atau prepat lain pada kulit untuk menghilangkan kekeringan mereka dapat
ditenangkan dengan menjelaskan bahwa kulit bersisik dan pecah-pecah akan menghilang
dalam beberapa hari pertama dan bahwa minyak dan lotion dapat membuat masalah menjadi
lebih buruk karena dapat menyebabkan ruam.
Kulit tipis, lembut, sangat halut dan mudah teriritasi. Karena kulit merupakan lapisan
pelindung, luka dipermukaan kulit dapat menyebabkan infeksi. Luka pada kulit dapat
menjadi ancaman aktual bagi kesehatan bayi yang baru lahir.
Bayi baru lahir biasanya tidak keringat sampai setelah satu bulan pertama. Cuaca atau
pakaian yang berlebihan dapat menyebabkan bayi baru lahir mengalami biang keringat,
suatu ruang dan vesikel yang berukuran sebesar pentul peniti, berkelompok-kelompok secara
rapat, ada diwajah, leher, dan disetiap tempat tersentuhnya permukaan kulit. Pakaian lebih
sedikit dan suhu ruangan lebih rendah dapat membantu meredakan masalah ini.
Kadang kala walaupun perawatan telah baik ruam akibat popok dapat terjadi. Ini biasanya
berupa dermatitis amonia yang disebabkan oleh reaksi bakterial terhadap urean didalam
urine. Pindahkan profilasi yang paling penting adalah menjaga area popok tetap bersih dan
kering. Jelli minyak, sebuah salap pelindung yang lembut, atau salap yang dijual bebas dapat
digunakan untuk melindungi area tersebut. Pasta tidak dianjurkan karena pasta jauh lebih
merekat dibandingkan salap sehingga sulit dibersihkan.
Terapi sederhana yang sering kali efektif dan dapat digunakan baik dirumah sakit atau
pun dirumah adalah memajankan bokong yang kemerahan keudara dan cahaya selama
beberapa kali sehari, dengan hati-hati untuk mempertahankan bagian tubuh bayi yang lain
tetap tertutup.
Bebrapa ibu menemukan bahwa merebus popok merupakan cara efektif karena ini akan
menghancurkan bakteria. Banyak detergen dan conditioner yang digunakan saat ini memiliki
agen anti bakteria didalamnya. Hal ini dapat efektif dalam mencuci popok, walaupun terdapat
bukti bahwa agen cuci non deterjen akan lebih lembut dari kulit bayi baru lahir. Popok harus
dibilas secara menyeluruh karena sisa deterjen atau sabun dapat mengiritasi. Pembersih
popok sangat efektif dalam menstrelisasi popok dan mencegah ruam popok dan merupakan
sebuah solusi yang bagus unruk banyak ibu. Popok sekali pakai juga lebih jarang
menyebabkan ruam popok, tetapi beberapa merek dapat mengandung zat yang menimbulkan
iritasi pada beberapa bayi baru lahir. Gaya penggunaan popok sekali pakai atau pembersih
popok perlu dipertimbangkan saat membuat pilihan.
8.
Tali pusat biasanya terlepas dari tubuh antara hari kelima dan kedelapan setelah lahir.
Namun, tali pusat mungkin tidak terlepas sampai hari ke empat belas atau lebih. Berhatihatilah untuk mencabut tali pusat sebelum tali pusat terlepas secara kompleks. Apabila tali
pusat telah terlepas, umbilicus harus bebas dari tanda-tanda imflamasi, penggunaan alcohol
secara berkelanjutan disekitar area umbilicus selama beberapa hari dapat membantu menjaga
kebersihan dan kekeringan area sampai penyembuhan sampai komplek. Ibu harus diajarkan
untuk memberitahu dokter jika terjadi imflamasi atau rabas.
C.
1)
Pengkajian Risiko
Pengkajian risiko secara berkelanjutan merupakan aspek penting dalam perawatan bayi
baru lahir. Pengkajian ini memperingatkan profesional kesehatan mengenai kemungkinan
masalah dan memberi mereka waktu untuk mengatasi masalah ini. Metode terencana dalam
pencatatan dan pelaporan informasi faktor risiko untuk masing-masing klien membantu
memastikan bahwa semua informasi disampaikan dari pemberi asuhan kesehatan satu ke
pemberi asuhan kesehatan lain. Format pengkajian risiko yang telah di standardisasi yang
berisi informasi tentang riwayat pranatal dan intrapartum ibu harus dicantumkan dalam
catatan bayi baru lahir untuk meningkatkan kontinuitas asuhan.
Sebagian besar faktor yang menyebabkan ibu diidentifikasi memiliki risiko tinggi juga
memposisikan janin atau bayi baru lahir pada peningkatan risiko. Usia ibu, status
perkawinan, riwayat keluarga, dan riwayat obstetri merupakan faktor umum yang harus
dipertimbangkan. Contoh diberikan mengenai kondisi atau situasi spesifik yang akan
menyadarkan bidan akan perlunya memanggil tim resusitasi khusus atau staf tambahan untuk
membantu resusitasi.
Analgesia atau anestesia yang diberikan kepada ibu selama persalinan kala satu dan dua
dapat menjadi faktor risiko. Seberapa besar medikasi yang telah diberikan dan kapan dapat
memengaruhi respons langsung bayi baru lahir dan respons yang terjadi kemudian. Sebagai
contoh, bayi baru lahir yang ibunya mendapat banyak pengobatan dapat berespons dengan
fungsi yang sangat baik dan nilai Apgar yang optimal saat lahir. Namun, setelah 30 menit
kemudian, bayi ini dapat berada dalam status depresi pernapasan yang sangat membayakan,
membutuhkan asuhan keperawatan tambahan untuk membantu mempertahankan jalan napas
mereka bebas dari lendir.
2)
dan bayinya.
Tujuan untuk asuhan segera dapat mencakup :
a.
Menetapkan dan mempertahankan jalan napas dan upaya pernapasan.
b. Memberikan kehangatan dan mencegah hipotermia.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
segera.
3.
a.
Perawatan Lanjutan
Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan mngidentifikasi masalah-masalah
menemukan kebiasaan-kebiasaan perawatan bayi baru lahir yang khusus secara budaya yang
mungkin di praktekkan oleh keluarga
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari semuanya adalah pentingnya perawatan bayi baru lahir melalui
berbagai upaya baik secara promotif maupun secara preventif
3.2 Saran
Semoga semua perawat maternitas bisa melakukan perawatan kepada bayi baru lahir.
Daftar Pustaka
1.
varney 2009
2.
3.
4.