Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DESAIN PENULANGAN
Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang
Provinsi Sulawesi Selatan
6.1
Tegangan pada beton dan baja dapat ditentukan dari diagram tegangan regangan yang berlaku.
6- 1
Untuk fc 30 Mpa
f c 30
7
1 = 0.85 0.05 *
0.65
6- 2
6.1.2
Gambar 6.3 Kopel tekan dan tarik yang menghasilkan momen nominal
Dari Gambar di atas, pada kondisi keseimbangan terdapat gaya-gaya sebagai berikut :
=0
T=C
As f y = 0.85 f c ab
M =0
T d = M n
2
6- 3
T = As f y
C = 0.85 f c ' ab
a=
As f y
0.85 f cb
M n = As f y d
2
Keterangan :
As
fy
fc
Mn
=
=
=
=
Luas tulangan
Kuat leleh spesifikasi dari tulangan
Tegangan tekan spesifikasi dari beton
Momen nominal
Metode perhitungan kuat lentur nominal dijabarkan secara sederhana dengan langkahlangkah sebagai berikut :
1. Menghitung gaya tarik total T = As f y .
2. Menyamakan gaya tekan total C = 0.85 fc ' ab dengan As f y sehingga bisa dihitung
nilai a. Dalam persamaan ini ab adalah luas daerah yang diasumsikan menerima
tekan sebesar 0,85 fc ' . Gaya tekan C dan gaya tarik T harus sama besar untuk
mempertahankan keseimbangan gaya pada penampang.
3. Menghitung jarak antara titik berat T dan C. Untuk penampang persegi, jarak ini
sama dengan d a .
2
4. Menghitung Mn yang besarnya sama dengan T atau C dikalikan jarak antara pusat pusat titik beratnya.
6.1.2.2
6- 4
Data data:
fc (MPa), fy (MPa), b (mm),
d (mm), Mu (Nmm)
0, 00255 * 1* f ' c
1 = max = 0, 75 *
fy * ( 0, 003 + fy / 200000 )
1, 4
min =
fy
fy
( fy2 2 Ru / *m* fy )
m * fy
Tidak
> min
Perbesar
Penampang
Ya
Tidak
< max
Tulangan Tunggal
As = * b *d
Ya
SELESAI
Tulangan rangkap
Tentukan Mu1 yg dpt dipikul oleh
Mu1 = * 1 * b * d * d * fy (1 0,5 1m )
K=
0, 85 * f ' c * 1* d
fy * d
600
600 fy
6- 5
Ya
- atau 1 K
Tidak
Tulangan tekan belum leleh
' s = 0, 003 1
0, 85 * f ' c * 1* d
1 * fy * d
Tentukan As = As2
A's =
Mu Mu1
* f ' s ( d d ')
Tidak
0, 75 b + ' f ' s / fy
Penampang
diperbesar
1, 4 / fy
Ya
Tidak
Penampang
diperkecil
Mu =
Tidak
jumlah
tulangan
diperbanyak
Ya
SELESAI
6- 6
6.2
Vn Vu
Keterangan :
Vn
Vu
Kuat geser penampang berdasarkan SNI Pasal 13.1 terdiri atas komponenkomponen sebagai berikut :
Vn = Vc + Vs
Keterangan :
Vn
Vc
Vs
= 1,2 Vd + 1,6 Vl
Vd
Vl
Gaya geser yang dapat dipikul beton (Vc) dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut:
Vc =
1
6
Keterangan :
satuan fc adalah MPa
satuan bw adalah mm ( lebar badan balok)
satuan d adalah mm ( tinggi efektif balok h d, dimana d= selimut beton)
6- 7
geser dengan =
Vc =
f ' c + 120 w .
Vu * d
* bw * d
Mu
Vu * d
1
Mu
Keterangan:
Mu
Vu
= As/(bw.d)
Av =
bw .s
3 fy
fy
Av
bw
Tulangan sengkang
3 penampang
6- 8
Vs s
fy d
dimana:
Vs =
Vu
Vc (satuan N)
6- 9
Data data:
b (mm), h (mm), selimut beton DD (mm), gaya geser
terfaktor (Vu, N), diameter sengkang DS (mm), mutu
beton fc (MPa), mutu baja (fy, MPa), = 0,6
Vc =
1
6
* f 'c *b*d
Vs = Vu
Vs 2 / 3
/ Vc
Ya
f 'c *b * d
Tinggi penampang
diperbesar
Tidak
Tidak
Tidak
Vu Vc
Vu 1/ 2Vc
Ya
tdk perlu
tul. geser
Ya
A * fy*d
s= v
Vs
V
dimana V = u V
s
c
Av = 2 ( 0.25 DS 2 )
Av = 2 ( 0.25 DS 2 )
s=
3* Av * fy
b
Vs 1 / 3 f ' c * b * d
Ya
6-10
Tidak
s max pilih terkecil
antara d/2 dan 600
s max pilih terkecil
antara d/4 dan 300
s = s max
atau diameter
sengkang diperkecil
s s max
Tidak
Ya
penampang sengkang
dijadikan 3 atau 4
penampang
Tidak
diameter
sengkang
diperkecil
s < 75
Tidak
s 300
Ya
SELESAI
6-11
6.3
Desain Penulangan
= 4,5
= 4,5 / 24
= 0,1875 m
6-12
Desain geser dua arah untuk kondisi tanpa transfer momen adalah sebagai berikut :
Vu Vn
Dimana Vu dihitung sesuai luas tributari geser yang ditinjau
Vn = Vc + Vs
Pada desain pelat, Vs umumnya 0. Sedangkan Vc diambil sebagai nilai terkecil dari :
a. Vc =
1 '
fc b0 d
3c
sd 1 '
+ fc b0 d
12bo 6
b. Vc =
Vc =
c.
1 '
fc b0 d
3
Dimana :
K 300
f'c
25 Mpa
fy
240 Mpa
Tebal PELAT
350 mm
Selimut beton
75 mm
d
d/2
275 mm
137,5 mm
6-13
137,5 mm
137,5 mm
500 mm
200 mm
Gambar 6.8 Penampang kritis akibat beban roda truk 7,8 ton
lebar
475 mm
panjang
775 mm
1,63 mm
bo
2500 mm
1272,65 kN
Vc2
1829,66 kN
Vc3
1143,54
Vc terkecil = 1143,54 kN
= 0.6
Vc
= 686,124 kN
Vu
Vu < Vc
Karena Vu < Vc, pelat yang didesain kuat terhadap beban roda truk 7,8 ton.
6-14
d/2
d/2
Drop
panel
d/2
K 300
25
350
1200
75
275
137,5
Mpa
mm
mm
mm
mm
mm
lebar
1475 mm
panjang
1475 mm
bo
s interior
5900 mm
40
Perhitungan Vc
Vc1
4048,13 kN
Vc2
2607,27 kN
Vc3
2698,75 kN
Vc terkecil 2607,27 kN
= 0.6
Vc
= 1564,36 kN
Vu
= 454 kN
6-15
Nilai Vu diambil dari gaya aksial maksimum pilecap tunggal pada pemodelan SAP2000.
Vu < Vc
Karena Vu < Vc, pelat yang didesain kuat terhadap beban pile cap tipe 1.
K 300
25
350
2000
1200
75
275
137,5
Mpa
mm
mm
mm
mm
mm
mm
Penampang kritis
lebar
1475 mm
panjang
2275 mm
1,54
bo
s interior
7500 mm
40
Perhitungan Vc
Vc1
5145,93
kN
Vc2
2973,2
kN
Vc3
3430,62
kN
Vc terkecil 2973,2 kN
= 0.6
Vc
= 1783,92 kN
Vu
= 871,9 kN
Vu < Vc
Karena Vu < Vc, pelat yang didesain kuat terhadap beban pile cap tipe 2.
3) Penulangan Pelat Dermaga
Perhitungan penulangan menggunakan asumsi pelat di atas 2 tumpuan sederhana.
6-16
4,5 m
1m
0,35 m
2,4 t/m3
truk 7,8 ton = 1,4 ton/m2
Beban Hidup
qLL = 1,4 ton/m2 * 1 m
= 1,4 ton/m
Beban Ultimate
qU = (1,2 * qDL) + (1,6 *qLL)
= 3,25 ton/m
Momen
MU = (1/8) * qU * l2
= (1/8) * qU * (panjang pelat)2
= 8,23 ton-m/m
Penulangannya dibantu dengan software CONCAD.
6-17
6-18
6-19
= 4,5
= 4,5 / 24
= 0,1875 m
Vu Vn
Dimana Vu dihitung sesuai luas tributari geser yang ditinjau
Vn = Vc + Vs
Pada desain pelat, Vs umumnya 0. Sedangkan Vc diambil sebagai nilai terkecil dari :
a. Vc =
1 '
fc b0 d
3c
6-20
sd 1 '
+ fc b0 d
12b
6
o
b. Vc =
Vc =
c.
1 '
fc b0 d
3
Dimana :
K 300
f'c
24.9 Mpa
fy
240 Mpa
Tebal PELAT
350 mm
Selimut beton
75 mm
d
d/2
275 mm
137,5 mm
6-21
137,5 mm
137,5 mm
500 mm
200 mm
Gambar 6.13 Penampang kritis akibat beban roda truk 7,8 ton
lebar
475 mm
panjang
775 mm
1,63 mm
bo
2500 mm
1272,65 kN
Vc2
1829,66 kN
Vc3
1143,54
Vc terkecil = 1143,54 kN
= 0.6
Vc
= 686,12 kN
Vu
Vu < Vc
Karena Vu < Vc, pelat yang didesain kuat terhadap beban roda truk 7,8 ton.
6-22
d/2
d/2
Drop
panel
d/2
K 300
24.9
350
1200
75
275
137,5
Mpa
mm
mm
mm
mm
mm
Penampang kritis
lebar
1475 mm
panjang
1475 mm
bo
s interior
5900 mm
40
Perhitungan Vc
Vc1
4048,13 kN
Vc2
2607,27 kN
Vc3
2698,75 kN
Vc terkecil 2607,27 kN
= 0.6
Vc
= 1564,36 kN
Vu
= 668,06 kN
6-23
Vu < Vc
Karena Vu < Vc, pelat yang didesain kuat terhadap beban pile cap.
3) Penulangan Pelat Trestle
Perhitungan penulangan menggunakan asumsi pelat di atas 2 tumpuan sederhana.
=
=
=
=
=
4,5 m
1m
0,35 m
2,4 t/m3
truk 7,8 ton = 1,4 ton/m2
Mati
beton * l * t
2,4 * 1 * 0,35
0,84 ton/m
Beban Hidup
qLL = 1,4 ton/m2 * 1 m
= 1,4 ton/m
Beban Ultimate
qU = (1,2 * qDL) + (1,6 *qLL)
= 3,25 ton/m
Momen
MU = (1/8) * qU * l2
= (1/8) * qU * (4,5)2
= 8,23 ton-m/m
Penulangannya dibantu dengan software CONCAD.
6-24
6-25
6-26
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-27
6-28
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,01
As perlu = b d
As perlu = 0, 01 500 720
As perlu = 3600 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25 )
4
As = 490, 625 mm 2
n=
As perlu
As
3600
= 7,337
490, 625
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 118, 588
c=
=
= 139, 515 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 500 2 (139, 515 ) ( 8 25 )
=
= 2, 99 mm
n-1
8 1
2, 99 mm < 25 mm sehingga tulangan dipasang 2 lapis
6-29
= 74,92 ton-m
Mu
= 45,11 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 8D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang balok melintang dermaga.
Dari hasil perhitungan dengan CONCAD, balok diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak
8 buah. Ilustrasi pemasangan tulangan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-30
6-31
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-32
6-33
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,007
As perlu = b d
As perlu = 0, 007 500 720 = 2520 mm2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
n=
As perlu
As
As =
( 25 )
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
n=
As perlu
As
2520
= 5,136
490, 625
6-34
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 83, 0188
c=
=
= 97, 66 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 500 2 ( 97, 66 ) ( 6 25 )
=
= 30, 939 mm
n-1
6 1
30, 939 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
Pengecekan Kapasitas Penampang
Mn
Mu
= 53,86 ton-m
= 19,6 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 6D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang balok dermaga.
Dari hasil perhitungan dengan CONCAD, balok diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak
6 buah. Ilustrasi pemasangan tulangan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-35
Tulangan sengkang yang digunakan adalah D13 dengan jarak setiap 15 cm.
6-36
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-37
6-38
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,007
As perlu = b d
As perlu = 0, 007 500 720
As perlu = 2520 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
n=
As perlu
As
2520
= 5,136
490, 625
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 83, 0188
c=
=
= 97, 66 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 500 2 ( 97, 66 ) ( 6 25 )
=
= 30, 939 mm
n-1
6 1
30, 939 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-39
= 53,86 ton-m
Mu
= 32,99 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 6D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang balok melintang trestle. Dari hasil perhitungan
dengan CONCAD , balok diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak 6 buah. Ilustrasi
pemasangan tulangan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-40
6-41
0,8 m
0,5 m
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-42
6-43
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,007
As perlu = b d
As perlu = 0, 007 500 720
As perlu = 2520 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
n=
As perlu
As
2520
= 5,136
490, 625
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 83, 0188
c=
=
= 97, 66 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 500 2 ( 97, 66 ) ( 6 25 )
=
= 30, 939 mm
n-1
6 1
30, 939 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-44
= 53,86 ton-m
= 21,6 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 6D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang balok memanjang trestle. Dari hasil
perhitungan dengan CONCAD , balok diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak 6 buah.
Ilustrasi pemasangan tulangan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-45
Jadi tulangan sengkang yang digunakan adalah D13 dengan jarak setiap 15 cm.
6-46
d/2
K 300
f'c
24.9 Mpa
diameter pile
tebal pile cap
457,2 mm
700 mm
selimut beton
80 mm
620 mm
d/2
310 mm
b0
= 3384,124 mm
c lingkaran adalah 1
s =40 (untuk kolom interior)
Perhitungan Vc
Vc1
5234,89 kN
Vc2
6393,84 kN
Vc3
3489,927 kN
Vc terkecil = 3489,3 kN
= 0.6
Vc = 2093,58 kN
P = 676,4 kN
P < Vc
Karena P < Vc, pile cap kuat terhadap gaya tekan dari pile.
6-47
K 300
f'c
24.9 Mpa
diameter pile ()
tebal pile cap
457,2 mm
700 mm
selimut beton
80 mm
620 mm
d/2
310 mm
c lingkaran adalah 1
9903,59 kN
Vc2
10960,64 kN
Vc3
6993,86 kN
Vc terkecil = 6993,86 kN
= 0,6
Vc = 4196,32 kN
6-48
P = 1227,2 kN
P < Vc
Karena P < Vc, pile cap kuat terhadap gaya tekan dari pile.
c. Penulangan Pilecap Tipe 1
1,5 m
1,2 m
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-49
6-50
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,005
As perlu = b d
As perlu = 0, 005 1200 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
n=
As perlu
As
3720
= 7,58
490, 625
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 51, 0588
c=
=
= 60, 069 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 500 2 ( 51, 0588 ) ( 8 25 )
=
= 28, 26 mm
n-1
8 1
28, 26 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-51
= 69,66 ton-m
= 7,88 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 8D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang pilecap tipe 1 dermaga.
Penulangan arah memanjang
Untuk perhitungan penulangan pile cap digunakan momen balok di atas pilecap tipe 1
terbesar dari hasil analisis 2D dermaga memanjang yaitu 15,77 ton-m. Perhitungan
dibantu dengan software CONCAD. Ilustrasi dimensi pilecap tipe 1 dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-52
6-53
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,005
As perlu = b d
As perlu = 0, 005 500 720
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
Jumlah tulangan yang diperlukan (n) adalah sebagai berikut :
n=
As perlu
As
3720
= 7,58
490, 625
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 51, 0588
c=
=
= 60, 069 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 500 2 ( 51, 0588 ) ( 8 25 )
=
= 28, 26 mm
n-1
8 1
28, 26 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-54
= 69,66 ton-m
Mu
= 15,77 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 8D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang pilecap dermaga. Dari hasil perhitungan
dengan CONCAD , balok diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak 8 buah.
Untuk menulangi pile cap tipe 1 digunakan tulangan diameter 25 mm sebanyak 8 buah
baik untuk arah memanjang maupun melintang. Sketsa pemasangan tulangan untuk
pilecap tipe 1 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-55
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-56
6-57
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,005
As perlu = b d
As perlu = 0, 005 1200 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
n=
As perlu
As
3720
= 7,58
490, 625
Jadi untuk penulangan pilecap dermaga tipe 2 arah melintang digunakan 8D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 51, 0588
c=
=
= 60, 069 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 1200 2 ( 51, 0588 ) ( 8 25 )
=
= 43,15 mm
n-1
8 1
43,15 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-58
= 69,66 ton-m
Mu
= 28,97ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 8D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang pilecap dermaga. Dari hasil perhitungan
dengan CONCAD , balok diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak 8 buah. Sketsa
pemasangan tulangan untuk pilecap tipe 2 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.30 Ilustrasi pemasangan tulangan arah melintang pilecap tipe 2 dermaga
Penulangan arah memanjang
Untuk perhitungan penulangan pile cap digunakan momen balok maksimum yang ada
di atas pilecap 2 dari hasil analisis 2D dermaga arah melintang yaitu sebesar 57,24
ton-m. Perhitungan dibantu dengan software CONCAD. Ilustrasi dimensi pilecap tipe 2
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-59
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan
software CONCAD.
6-60
6-61
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,004
As perlu = b d
As perlu = 0, 004 2000 620
As perlu = 4960 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
n=
As perlu
As
4960
= 10,1
490, 625
Jadi untuk penulangan pilecap dermaga tipe 2 arah memanjang digunakan 11D25.
Pengecekan jarak antar tulangan
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a
40,85
c=
=
= 48, 06 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 2000 2 ( 48, 06 ) (11 25 )
=
= 162,89 mm
n-1
11 1
162,89 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-62
= 93,68 ton-m
Mu
= 57,24 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 11D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang pilecap dermaga. Dari hasil perhitungan
dengan CONCAD , balok diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak 11 buah. Sketsa
pemasangan tulangan untuk pilecap tipe 2 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gaya berthing
= 14,3 ton
Panjang balok fender = 4,6 m
Lebar balok
= 1200 mm
Tinggi balok
= 500 mm
6-63
4,6 m
diA
=0
diA
=0
VA = w
= (1, 2 0,5 4, 6 2, 4)ton
= 6, 6 ton
Vu = 1, 6 6, 6 ton
= 11ton
Mb
Vb
F Berthing
6-64
diB
=0
( Fberthing )(4, 6 m) M B = 0
M B = Fberthing (4, 6 m)
= 14,3 ton(4, 6 m)
= 65, 78 ton.m
M u = 1,5 65, 78
= 98, 67 ton.m
diB
=0
VB = Fberthing
= (14,3)ton
Vu = 1, 6 14,3 ton
22,88ton
Dengan=menggunakan
bantuan software CONCAD diperoleh tulangan sebagai berikut.
6-65
6-66
Dari hasil perhitungan CONCAD diperoleh tulangan sebanyak 21 buah dengan diameter
25 mm.
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai
= 0,02
As perlu = .b.d
As perlu = 0, 02 1200 420
As perlu = 10080 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
b - 2c - (n d)
25mm
n -1
a 138, 35
c= =
= 162, 76mm
1
0,85
b - 2c - (n d) 1200 - 2(162, 76) - (8 25)
=
= 33, 7
n -1
21 -1
33, 7 > 25mm sehingga tulangan dipasang satu lapis
6-67
= 113,6 ton-m
Mu
= 98,67 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 21 D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang balok kantilever dermaga.
Sengkang
Penulangan geser balok memanjang menggunakan besar gaya geser maksimum yang
diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.
Perhitungannya dibantu dengan software CONCAD.
6-68
Tulangan sengkang yang digunakan adalah D13 dengan jarak setiap 15 cm.
6.3.5.2 Trestle
a. Pengecekan Punching Shear
Gaya tekan terbesar pada pilecap berasal dari tiang pancang.
P = 742,4 kN
Geser dua arah diasumsikan kritis pada penampang vertikal berjarak d/2 dari
sekeliling muka kolom (Gambar 6.34)
d/2
K 300
f'c
24.9 Mpa
diameter pile
tebal pile cap
457,2 mm
700 mm
selimut beton
80
mm
620 mm
d/2
310 mm
b0
= 3384,124 mm
c lingkaran adalah 1
s =40 (untuk kolom interior)
BAB 6 DESAIN PENULANGAN
6-69
Perhitungan Vc
Vc1
5234,89 kN
Vc2
6393,84 kN
Vc3
3489,927 kN
Vc terkecil = 3489,3 kN
= 0.6
Vc = 2093,58 kN
P
= 742,4 kN
P < Vc
Karena P < Vc, pile cap kuat terhadap gaya tekan dari pile.
b. Penulangan Pilecap Trestle
Untuk perhitungan penulangan pile cap arah melintang digunakan momen balok
di atas pilecap maksimum dari hasil analisis 2D trestle arah memanjang yaitu
sebesar 24,45 ton-m. Perhitungan dibantu dengan software CONCAD. Ilustrasi
dimensi pilecap yang digunakan pada struktur trestle dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
6-70
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-71
6-72
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,005
As perlu = b d
As perlu = 0, 005 1200 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
n=
As perlu
As
3720
= 7,58
490, 625
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 51, 0588
c=
=
= 60, 069 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 1200 2 ( 51, 0588 ) ( 8 25 )
=
= 128, 27 mm
n-1
8 1
128, 27 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-73
= 69,66 ton-m
Mu
= 24,45 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 8D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang pilecap trestle. Dari hasil perhitungan dengan
CONCAD , pilecap diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak 8 buah. Sketsa pemasangan
tulangan untuk pilecap trestle dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-74
min =
1, 4 1, 4
=
= 0, 004
fy 350
Dari nilai rasio penulangan minimum ini kemudian dilakukan perhitungan penulangan
tunggal dengan bantuan program CONCAD untuk mengecek apakah dengan tulangan
tunggal telah memberikan kapasitas lentur yang lebih besar daripada momen ultimate
(Mu). Berikut ini adalah perhitungan penulangan tunggal dengan menggunakan software
CONCAD.
6-75
6-76
Menghitung As perlu
Dari perhitungan didapat nilai = 0,005
As perlu = b d
As perlu = 0, 005 1200 620
As perlu = 3720 mm 2
Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan diameter 25 mm dengan fy= 350 Mpa dan fc=25
Mpa. Luas satu buah tulangan diameter 25 mm adalah sebagai berikut :
As =
( 25)
4
As = 490, 625 mm 2
n=
As perlu
As
3720
= 7,58
490, 625
b- 2c -(n d)
25 mm
n-1
a 51, 0588
c=
=
= 60, 069 mm
0,85
1
b- 2c -(n d) 1200 2 ( 51, 0588 ) ( 8 25 )
=
= 128, 27 mm
n-1
8 1
128, 27 mm > 25 mm sehingga tulangan bisa dipasang 1 lapis
6-77
= 39,42 ton-m
Mu
= 69,66 ton-m
Karena Mn > Mu maka dengan pemasangan tulangan 8D25 sudah mampu menahan
momen ultimate yang terjadi di penampang pilecap trestle. Dari hasil perhitungan dengan
CONCAD , pilecap trestle diberi tulangan diameter 25 mm sebanyak 8 buah. Sketsa
pemasangan tulangan untuk pilecap trestle dapat dilihat pada gambar berikut ini.
6-78