Tinjauan
pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa
Lansia Bumil
Deskripsi: Perempuan, 19 tahun, mengeluh nyeri saat buang air kecil,
Tujuan: Menegakkan diagnosis ISK dan melakukan terapi yang tepat
Bahan Bahasan:
Tinjauan pustaka Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas: Diskusi
Presentasi dan
E-mail
Pos
diskusi
Data Pasien:
Nama klinik
Nama: Tn. S
Puskesmas Kecamatan Pasar
No.Registrasi:
Rebo
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Pasien datang ke Poli Umum PKC PR dengan keluhan kedua mata merah sejak 4 hari
sebelumnya.Kedua mata berair, terasa gatal, perih dan silau jika melihat cahaya, bengkak dan
sedikit nyeri di kelopak mata serta mengeluh keluar kotoran banyak terutama pada pagi hari
yang berwarna kuning kehiajauan.
2. Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien tidak pernah nyeri saat seperti ini sebelumnya
4. Riwayat keluarga: Riwayat yang sama dikeluarga (+), yaitu anak pasien.
5. Riwayat pekerjaan: Karyawan Swasta
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Interaksi dengan lingkungan sekitar baik.
7. Lain Lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada tanggal 12 April 2016.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Nadi
: 82 x/menit
Suhu
: 37,50C
Tekanan darah
: 110/80 mmhg
Respirasi
: 20x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala : Nyeri tekan kepala (-), rambut tidak mudah dicabut, alopecia -.
Wajah
Mulut
: Sianosis (-)
Leher
Paru
Jantung
Abdomen : Datar, BU (n), nyeri suprapubik (+), H/L: tidak teraba besar
STATUS OFTALMOLOGI
OD 6/6,5
Visus
OS 6/6,5
Ortoforia
Kedudukan
Ortoforia
Palpebra superior
(-)
(-)
Palpebra inferior
(-)
Hiperemis (+), folikel
Konjungtiva
superior
tarsalis
(-)
Hiperemis (+), papil (-),
Konjungtiva
folikel (-)
inferior
folikel (-)
Konjungtiva bulbi
tarsalis
Jernih
Kornea
Jernih
Sedang
COA
Sedang
Iris
Coklat,
Coklat,
kripti
jelas,
sinekia (-)
Bulat (+), isokor, reflex
kripti
jelas,
isokor,
reflex
sinekia (-)
Pupil
Bulat,
cahaya (+)
cahaya (+)
Jernih
Lensa
Jernih
Tidak dilakukan
Vitreous humor
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Funduskopi
Tidak dilakukan
Daftar Pustaka:
Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2006.
Ilyas S, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2000.
Kamus kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan
3
Bakteri
Alergi
Gatal
Minimal
minimal
berat
Hiperemi
Menyeluruuh
menyeluruh
menyeluruh
Lakrimasi
++
Sekret ( eksudat )
minimal
banyak
Minimal
( serous,mucous)
( mukopurulen/
purulen )
Adenopati
jarang
sel- sel
Monosit
PMN
Eosinofil
Konjungtivitis Kataral
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokok aureus, Pneumokok,
Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks. Bisa juga disebabkan oleh virus, misalnya
Morbili, atau bahan kimia seperti bahan kimia basa (keratokonjungtivitis) atau bahan kimia yang
lain dapat pula menyebabkan tanda-tanda konjungtivitis kataral. Herpes Zoster Oftalmik dapat
pula disertai konjungtivitis.
Injeksi konjungtiva, hiperemi konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa cobble-stone, tanpa
flikten, terdapat sekret baik serous, mukus, mukopurulen (tergantung penyebabnya). Dapat
disertai blefaritis atau obstruksi duktus lakrimal.
5
AB sistemik pd dewasa :
Cefriaxone IM 1 g/hr selama 5 hr + irigasi saline atau Penisilin G 10 juta IU/IV/hr
selama 5 hr + irigasi
AB sistemik pd neonatus :
Cefotaxime 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam selama 7 hr atau Penisilin G 100.000 IU/kgBB/hr
dibagi dl 4 dosis selama 7 hr + irigasi saline
Konjungtivitis membran
Konjungtivitis Membran dapat disebabkan oleh infeksi Streptokok hemolitik dan infeksi
difteria. Konjungtivitis Pseudomembran disebabkan oleh infeksi yang hiperakut, serta
infeksi pneumokok.
Penyakit ini ditandai dengan adanya membran/selaput berupa masa putih pada
konjungtiva tarsal dan kadang juga menutupi konjungtiva bulbi. Massa ini ada dua jenis,
subepitel.
Gejala-gejala subyektif berupa mata berair, silau dan seperti ada pasir. Gejala
radang akut mereda dalam tiga minggu, tetapi kelainan kornea dapat menetap
berminggu-minggu,
berbulan-berbulan
7
bahkan
bertahun-tahun
setelah
sembuhnya penyakit.
Pengobatan
Tidak terdapat pengobatan yang spesifik, dianjurkan pemberian obat lokal sulfasetamid
atau antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
PLAN:
Diagnosis: Konjungtivitis kataralis ODS
Pengobatan:
Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
1) Non Medikamentosa :
Meminta pasien untuk melindungi matanya dari paparan sinar matahari , debu yang
berlebihan dengan menggunakan kacamata hitam agar tidak terjadi inflamasi yang lebih
berat. Menjaga kebersihan untuk mencegah penularan. Kompres antiseptik. Istirahat yang
cukup.
2) Medikamentosa
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana
dan prasarana yang lebih memadai.
Pendamping
(dr. Latifah)