Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO KASUS

Nama Peserta : dr. Nina


Nama Wahana: PKC Pasar Rebo
Topik: Konjungtivitis
Tanggal (kasus) : 12 April 2016
Tanggal Presentasi :
Tempat Persentasi :
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan

Pendamping : dr. Latifah


Penyegaran

Tinjauan

pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa
Lansia Bumil
Deskripsi: Perempuan, 19 tahun, mengeluh nyeri saat buang air kecil,
Tujuan: Menegakkan diagnosis ISK dan melakukan terapi yang tepat
Bahan Bahasan:
Tinjauan pustaka Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas: Diskusi
Presentasi dan
E-mail
Pos
diskusi
Data Pasien:
Nama klinik

Nama: Tn. S
Puskesmas Kecamatan Pasar

No.Registrasi:

Rebo
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Pasien datang ke Poli Umum PKC PR dengan keluhan kedua mata merah sejak 4 hari
sebelumnya.Kedua mata berair, terasa gatal, perih dan silau jika melihat cahaya, bengkak dan
sedikit nyeri di kelopak mata serta mengeluh keluar kotoran banyak terutama pada pagi hari
yang berwarna kuning kehiajauan.
2. Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien tidak pernah nyeri saat seperti ini sebelumnya
4. Riwayat keluarga: Riwayat yang sama dikeluarga (+), yaitu anak pasien.
5. Riwayat pekerjaan: Karyawan Swasta
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Interaksi dengan lingkungan sekitar baik.

7. Lain Lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada tanggal 12 April 2016.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Nadi

: 82 x/menit

Suhu

: 37,50C

Tekanan darah

: 110/80 mmhg

Respirasi

: 20x/menit

STATUS GENERALIS

Kepala : Nyeri tekan kepala (-), rambut tidak mudah dicabut, alopecia -.

Wajah

Telinga : Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid

Hidung : PCH -/-

Mulut

: Sianosis (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Paru

: Simetris, vesikuler +/+, Rh-/-, Wh-/-

Jantung

: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen : Datar, BU (n), nyeri suprapubik (+), H/L: tidak teraba besar

Ekstremitas: CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat

: Nyeri tekan sinus -.

STATUS OFTALMOLOGI
OD 6/6,5

Visus

OS 6/6,5

Ortoforia

Kedudukan

Ortoforia

Baik ke segala arah

Gerak bola mata

Baik ke segala arah

Udema (+) hiperemis (-)

Palpebra superior

Udema (+) hiperemis (-)

benjolan (-) nyeri tekan

benjolan (-) nyeri tekan

(+),fissura normal, ptosis

(+), fissura normal, ptosis

(-)

(-)

Udema (-) hiperemis (-)

Palpebra inferior

Udema (-) hiperemis (-)

benjolan (-) nyeri tekan

benjolan (-) nyeri tekan (-)

(-)
Hiperemis (+), folikel

Konjungtiva

(-), papil (-), membran

superior

tarsalis

Hiperemis (+), papil (-),


folikel (-)

(-)
Hiperemis (+), papil (-),

Konjungtiva

folikel (-)

inferior

folikel (-)

Injeksi konjungtiva (+),

Konjungtiva bulbi

Injeksi konjungtiva (+),

injeksi siliaris (-)

tarsalis

Hiperemis (+), papil (-),

injeksi siliaris (-)

Jernih

Kornea

Jernih

Sedang

COA

Sedang

Iris

Coklat,

Coklat,

kripti

jelas,

sinekia (-)
Bulat (+), isokor, reflex

kripti

jelas,

isokor,

reflex

sinekia (-)
Pupil

Bulat,

cahaya (+)

cahaya (+)

Jernih

Lensa

Jernih

Tidak dilakukan

Vitreous humor

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Funduskopi

Tidak dilakukan

Daftar Pustaka:
Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2006.
Ilyas S, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2000.
Kamus kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan
3

Mahasiswa Kedokteran, Jakarta : Sagung Seto, 2002


Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Konjungtivitis
2. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada Konjungtivitis
3. Tatalaksana Konjungtivitis

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO:


SUBJEKTIF:
Pasien datang ke Poli Umum PKC PR dengan keluhan kedua mata merah sejak 4 hari
sebelumnya.Kedua mata berair, terasa gatal, perih dan silau jika melihat cahaya, bengkak dan
sedikit nyeri di kelopak mata serta mengeluh keluar kotoran banyak terutama pada pagi hari
yang berwarna kuning kehiajauan
OBYEKTIF:
Pemeriksaan Fisik
- Suhu : 37,5 C
- Palpebra superior dextra dan sinistra : edema
- Konjungtiva tarsalis superior dextra dan sinistra : hiperemis
- Konjungtiva tarsalis inferior dextra dan sinistra : hiperemis
- Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva
ASSESMENT:
Konjungtivitis merupakan suatu peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari
hyperemia konjungtiva disertai dengan pengeluaran sekret.
Berdasarka Penyebab :
1. Konjuntivitis Bakteri : gonokokus, pneumokokus, stafilokokus, difteri.
2. Konjuntivitis Virus : Adenovirus tipe 3,7,8,19, Herpes Simpleks, Enterovirus tipe 70.
3. Konjuntivitis Klamidia : K. trachomaktis, K. oculogenitalis.
4. Konjuntivitis Alergi

Konjungtivitis berdasarkan gambaran klinik dibagi atas :

1. Konjungtivitis kataral : akut & kronik


2. Konjungtivitis purulen, mukopurulen
3. Konjungtivitis membran
4. Konjungtivitis folikular
5. Konjungtivitis vernal
6. Konjuntivitis flikten
Perbedaan Jenis Jenis Konjungtivits
Virus

Bakteri

Alergi

Gatal

Minimal

minimal

berat

Hiperemi

Menyeluruuh

menyeluruh

menyeluruh

Lakrimasi

++

Sekret ( eksudat )

minimal

banyak

Minimal

( serous,mucous)

( mukopurulen/
purulen )

Adenopati

jarang

sel- sel

Monosit

PMN

Eosinofil

Konjungtivitis Kataral
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokok aureus, Pneumokok,
Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks. Bisa juga disebabkan oleh virus, misalnya
Morbili, atau bahan kimia seperti bahan kimia basa (keratokonjungtivitis) atau bahan kimia yang
lain dapat pula menyebabkan tanda-tanda konjungtivitis kataral. Herpes Zoster Oftalmik dapat
pula disertai konjungtivitis.
Injeksi konjungtiva, hiperemi konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa cobble-stone, tanpa
flikten, terdapat sekret baik serous, mukus, mukopurulen (tergantung penyebabnya). Dapat
disertai blefaritis atau obstruksi duktus lakrimal.
5

Pengobatan Konjungtivitis Kataral tergantung kepada penyebabnya. Apabila penyebabnya


karena inf. bakteri maka dapat diberikan antibiotik, seperti : tetrasiklin, kloromisetin, dan lainlain. Pada infeksi virus dianjurkan pemakaia sulfasetamid atau obat anti-virus seperti IDU untuk
infeksi Herpes Simplek.
Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen
Pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi gonokok, pada bayi (terutama yang berumur di
bawah 2 minggu) bila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu dipikirkan dua kemungkinan
penyebab, yaitu infeksi golongan Neisseria (gonokok atau meningokok) dan golongan klamidia
(klamidia okulogenital)
Gambaran konjungtiva tarsal hiperemi seperti pada konjungtivitis kataral. Konjungtivitis
Purulen ditandai sekret purulen seperti nanah, kadang disertai adanya pseudomembran sebagai
massa putih di konjungtiva tarsal
Pengobatan konjungtivitis purulen harus intensif : Penderita harus dirawat diruang isolasi. Mata
harus selalu dibersihkan dari sekret sebelum pengobatan.
Antibiotik lokal dan sistemik

AB sistemik pd dewasa :
Cefriaxone IM 1 g/hr selama 5 hr + irigasi saline atau Penisilin G 10 juta IU/IV/hr
selama 5 hr + irigasi

AB sistemik pd neonatus :
Cefotaxime 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam selama 7 hr atau Penisilin G 100.000 IU/kgBB/hr
dibagi dl 4 dosis selama 7 hr + irigasi saline

Konjungtivitis membran
Konjungtivitis Membran dapat disebabkan oleh infeksi Streptokok hemolitik dan infeksi
difteria. Konjungtivitis Pseudomembran disebabkan oleh infeksi yang hiperakut, serta
infeksi pneumokok.
Penyakit ini ditandai dengan adanya membran/selaput berupa masa putih pada
konjungtiva tarsal dan kadang juga menutupi konjungtiva bulbi. Massa ini ada dua jenis,

yaitu membran dan pseudomembran.


Pengobatan
Tergantung pada penyebabnya.
Apabila penyebabnya infeksi Streptokok B hemolitik, diberikan antibiotik yang sensitif.
Pada infeksi difteria, diberi salep mata penisillin tiap jam dan injeksi penisillin sesuai
umur, pada anak-anak diberikan penisillin dengan dosis 50.000 unit/KgBB, pada orang
dewasa diberi injeksi penisillin 2 hari masing-masing 1.2 juta unit. Untuk mencegah
gangguan jantung oleh toksin difteria, perlu diberikan antitoksin difteria 20.000 unit 2 hari
berturut-turut.
Konjungtivitis Folikular
Dikenal beberapa jenis konjungtivitis follikular, yaitu konjungtivitis viral, konjungtivitis
klamidia, konjungtivitis follikular toksik dan konjungtivitis follikular yang tidak diketahui
penyebabnya.
Jenis Konjungtivitis Follikular
1. Kerato-Konjungtivitis Epidemi
Etiologi: Infeksi Adenovirus type 8, masa inkubasi 5-10 hari
Gambaran Klinis

Dapat mengenai anak-anak dan dewasa


Gejala radang mata timbul akut dan selalu pada satu mata terlebih dahulu.
Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar dan nyeri tekan, kelopak mata
membengkak, konjungtiva tarsal hiperemi, konjungtiva bulbi kemosis. Terdapat
pendarahan subkonjungtiva. Pada akhir minggu pertama perjalanan penyakit,
baru timbul gejala di kornea. Pada kornea terdapat infiltrat bulat kecil, superfisial,

subepitel.
Gejala-gejala subyektif berupa mata berair, silau dan seperti ada pasir. Gejala
radang akut mereda dalam tiga minggu, tetapi kelainan kornea dapat menetap
berminggu-minggu,

berbulan-berbulan
7

bahkan

bertahun-tahun

setelah

sembuhnya penyakit.
Pengobatan
Tidak terdapat pengobatan yang spesifik, dianjurkan pemberian obat lokal sulfasetamid
atau antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
PLAN:
Diagnosis: Konjungtivitis kataralis ODS
Pengobatan:
Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
1) Non Medikamentosa :
Meminta pasien untuk melindungi matanya dari paparan sinar matahari , debu yang
berlebihan dengan menggunakan kacamata hitam agar tidak terjadi inflamasi yang lebih
berat. Menjaga kebersihan untuk mencegah penularan. Kompres antiseptik. Istirahat yang
cukup.
2) Medikamentosa

Cloramfenikol eye drop fl No.1 /3 dd 2 gtt ODS


Dexametason 0,5 mg No.X / 2 dd 1, p.c.
Ctm 4mg No.X /2 dd 1, p.c.

Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana
dan prasarana yang lebih memadai.

Jakarta, 08 Juni 2016


Peserta

Pendamping

( dr. Nadya Kuncaraning Anugrae )

(dr. Latifah)

Anda mungkin juga menyukai