Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahir I
BI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang di
selenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdo
misili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kua
t serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah organisasi pr
ofesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pa
ncasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
IBI adalah perkumpulan para bankir Indonesia yang merupakan wadah untuk mengembangkan p
rofesionalisme di bidang perbankan. Sebagaimana lazimnya di negara-negara lain, fungsi dan per
an utama IBI adalah membina dan mengembangkan sumber daya manusia bidang perbankan yan
g profesional.
IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi anggota Kongres Wanita I
ndonesia (KOWANI) pada tahun 1951, hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung programprogram KOWANI bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita
Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi kema
syarakatan, maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat
di Indonesia.
1.2 TUJUAN
1. Menghasilkan bankir-bankir yang memiliki kualifikasi profesional yang dalam sikap dan perb
uatannya mencerminkan kinerja, integritas pribadi dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam
seluruh segmen profesinya sehingga dapat menghasilkan jasa perbankan yang bermutu dan mela
yani masyarakat.
2. Meningkatkan nilai/mutu pengetahuan perbankan melalui riset dan pengembangan.
3. Memupuk dan memperluas pengertian masyarakat terhadap dunia perbankan.

BAB II
DASAR TEORI
Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan Kongres di luar pulau Jawa, yaitu di
kota Medan (Sumatera Utara) dan dalam kongres ini juga didahului dengan pertemuan ICM Regi
onal Meeting for Western Pacific yang dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia, New Z
ealand, Phillipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1986 IB
I secara organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana oleh Bidan Prakte
k Swasta melalui BKKBN.

Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang denga
n baik. Sampai dengan tahun 2008, IBI telah memiliki 30 pengurus daerah, 342 cabang IBI (di ti
ngkat Kabupaten/Kodya) dan 1703 ranting IBI (di tingkat kecamatan) dengan jumlah anggota se
banyak 68,772 orang. Jumlah anggota ini meningkat dengan pesat setelah dilaksanakannya kebij
akan Pemerintah tentang Crash Program Pendidikan Bidan dalam kurun waktu medio Pelita IV s
ampai dengan medio Pelita VI VISI DAN MISI.
1. Visi :
Satu-satunya wadah yang mandiri, berdaya saing, mempunyai wewenang Pengesahan kepada bid
an, lembaga pendidikan dan pengawasan mutu pelayanan dalam mendukung berhasilnya kiprah
profesionalisme bidan Indonesia.
2. Misi :
Mewujudkan organisasi IBI yang mandiri, berdaya saing dan mampu meningkatkan profesionali
sme Bidan Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
IBI mempunyai tujuan dan fokus yang berguna bagi masyarakat umum.
Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan kaum wanita pada
umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan,
khususnya dalam pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga.
Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.
LOGO IBI DAN PENJELASANNYA
Penjelasan arti logo itu, menurut AD/ART organisasi IBI, sebagai berikut:
1. Bentuk Bundar, dilingkari garis merah putih, melambangkan arti persatuan abadi.
2. Buah Delima, merupakan buah yang berisi biji dan air, melambangkan kesuburan.
3. Dua Helai Daun, melambangkan kemampuan dari pasangan laki-laki dan perempuan untuk me
lanjutkan tumbuhnya bibit.
4. Ular dan Cawan, menunjukkan simbol Dewa Aesculapius dan Dewi Hygea, dimana pelayanan
kebidanan harus memelihara dan mempertahankan biji (bibit) agar dapat tumbuh dan berkemban
g dengan baik.
6. Buah Delima Merekah, menggambarkan tentang buah delima yang sudah matang, mengandun
g biji
biji( benih ) yang telah matang (matur) dan sehat,sehingga dapat melanjutkan generasi penerus y
ang sehat berkualitas.seorang bidan diharapkan bersiap diri tenaga pelayanan kesehatan yang pro
fesional,untuk menghantarkan benih yang sehat dan calon generasi penerus benih mandiri serta b
erkualitas.

PEMBENTUKAN ORGANISASI
Pada tanggal 15 September 1950 di Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan Jakarta, para bidan m
elaksanakan pertemuan dan bersidang serta melahirkan kesepakatan untuk membentuk suatu wah
ana Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada pertemuan dan persidangan yang pertama ini telah disusu
n Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ( AD/ART) yang mencantumkan bahwa:
1. Azaz ikatan bidan Indonesia adalah Pancasila
2. Tujuan Pendirian IBI adalah
a. Menghidupkan rasa persaudaraan sesama bidan
b. Memelihara,mengembangkan dan menghidupkan pengetahuan bidan dalam kalangan anggota
c. Menyokong dan kerja sama dengan pemerintah dan menjaga kesehatan rakyat
d. Mempertinggi derajat dan kedudukan Bidan dalam masyarakat
3. Upaya-upaya yang dilaksanakan menurut pasal 3 AD/ART 1950 adalah:
a. Mengatur pertolongan persalinan untuk masyarakat
b. Memperbaiki kesehatan ibu dan anak
c. Memberi pimpinan Kepada para dukun
d. Seminar/Ceramah
e. Mengadakan majalah
f. Mengadakan Perpustakaan
g. Mengadakan pidato Radio
4. Susunan Kepengurusan Sesuai Pasal 4 AD/ART 1950 Ditetapkan:
a. Ketua I
b. Ketua II
c. Penulis I
d. Penulis II
e. Bendahara
f. Juru Periksa/Komisaris
Kemudian pada tanggal 24 Juni 1951 Dilakukan musyawarah untuk menentukan tujuan tujuan I
BI untuk selengkapnya yaitu:
1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antara bidan serat kaum wanita pada umumnya dala
m rangka memperkokoh persatuan bangsa
2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam p
elayanan KIA serta kesejahteraan keluarga
3. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional terutama dalam meningkatkan derajat ke
sehatan masyarakat
4. Meningkatkan martabat dan kedudukan Bidan dalam masyarakat.
Selain itu juga pada pertemuan tersebut juga diputuskan Visi dan Misi IBI antara lain:
1. Membentuk Organisassi IBI yang bersifat nasional,sebagai satu-satunya organisasi yang meru

pakan wadah persatuan dan kesatuan Bidan di indonesia


2. Pengurus besar IBI berkeduduka di Jakarta atau dimana pusat pemerintahan berada
3. Meniadakan Bidan kelas 1 maupun Bidan Kelas 2,yang ada hanya Bidan
4. Membentuk Pengurus di daerah-daerah
5. Bidan harus bekerja sesuai dengan profesi,apabila bekerja dibidang perawatan harus mengikut
i pendidikan perawat selama 2 tahun, demikian apabila perawat bekerja di kebidanan harus meng
ikuti pendidikan bidan selama 2 tahun
Setelah musyawarah pengurus besar IBI terpilih, maka pada tanggal 24 Juni 1951 sah menjadi ha
ri lahirnya IBI.
KEPMENKES NOMOR 900/ MENKES/SK/ VII/2002 bab I pasal 1:
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesu
ai persyaratan yang berlaku. Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regul
ar dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana iad
itempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izinmelaksanakan p
raktek kebidanan.
KODE ETIK BANKIR INDONESIA yaitu:
1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlak
u.
1. Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian de
ngan kegiatan banknya.
3. Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.
4. Seorang bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.
5. Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam hal
terdapat pertentangan kepentingan.
6. Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
7. Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapk
an banknya terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan.
8. Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun ke
luarganya.
9. Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

BAB III

KESIMPULAN
Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Per
an bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memb
eri semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dapat meraw
at bayinya dengan baik. Sebagai seorang bidan janganlah memilih-milih klien miskin atau kaya k
arena tugas seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajib memberik
an hak kepada ibu bidan yang telah menolong persalinan ibu melahirkan. Terkait peran dan dan f
ungsi bidan yang mana dalam pelaksanaan profesinya ,bidan memiliki banyak tugas serta peranperannya.
Pada kongres IBI yang kedelapan yang berlangsung di Bandung pada tahun 1982, terjadi peruba
han nama Pengurus Besar IBI diganti menjadi Pengurus Pusat IBI, karena IBI telah memiliki 249
cabang yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Selain itu kongres juga mengukuhkan ang
gora pengurus Yayasan Buah Delima yang didirikan pada tanggal 27 Juli 1982. Yayasan ini bertu
juan meningkatkan kesejahteraan anggota IBI, melalui pelaksanaan berbagai kegiatan.
Pada konferensi IBI tersebut juga dirumuskan tujuan IBI, yaitu:
Menggatang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum wanita pada umumny
a, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam
pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga.
Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat k
esehatan masyarakat.
Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai