Anda di halaman 1dari 4

David Easton mengembangkan suatu kerangka kerja yang kemudian dia sebut sebagai

pendekatan sistem politik. Penjelasan mengenai kehidupan politik adalah dengan melihatnya
sebagai suatu sistem, yang mana berfungsinya suatu bagian tidak akan dapat dipahami
sepenuhnya

tanpa

memperhatikan

cara

berfungsinya

keseluruhan

bagian.

Pada

perkembangannya kerangka analisis sistem yang dikembangkan oleh easton juga


dimanfaatkan untuk menjelaskan kehidupan politik suatu negara.
Sistem politik harus dibedakan dengan bahasa-bahasa terdahulu, seperti negara, pemerintahan
dan bangsa. Menurut Almond dan Powell, ketika berbicara tentang sistem politik maka yang
kita maksudkan adalah semua interaksi yang mempengaruhi semua penggunaan paksaan fisik
yang sah. Dalam hal ini, sistem politik memasukkan tidak hanya institusi pemerintahan tetapi
semua struktur dalam semua aspek-aspek politik.
Ciri-ciri sistem politik:
1. Iudentifikasi, mengidentifikasi unit-unit politik tersebut dengan menggambarkan dan
memisahkannya dengan unit-unit lain.ciri ini meliputi; unit-unit sistem politik dan
batas.
2. Input dan output, input berupa tuntutan-tuntutan dan dukungan. Serta output adalah
konsekuensi.
Struktur dan budaya politik :
Pemahaman tentang struktur dan budaya politik memegang peran penting dalam memahami
kerangka krja sistem politik, biasanya ada 3 fungsi yang hampir selalu ada. pertama, fungsi
sosialisasi, politik mengembangkan dan memperkuat sikap-sikap politik dikalangan
penduduk. Kedua, rekrutmen politik, fungsi penyeleksian rakyat untuk kegiatan politik.
Ketiga, komunikasi politik, bertanggung jawab terhadap mengalirnya informasi dari rakyat.
Kemudian budaya politik, budaya politik juga mempunya peran penting dalam turut
membantu menjelaskan sistem politik meskipun, budaya politik bukan merupakan satusatunya aspek politik. Menurut Sidney Verba, budaya politik tidak merujuk pada interaksi
struktur politik baik formal maupun informal. Bukan juga pada pola interaksi diantara aktoraktor politik tapi sebagaiman dikemukakan David Easton, budaya politik merujuk pada
tingkatan atau tingkah laku yang membentuk tujuan-tujuan umum maupun khusus mereka
dan prosedur-prosedur yang mereka anggap harus diterapkan untuk meraih tujuan-tujuan
tersebut.

Sistem otoritarianisme orde baru :


Orde baru secara intensif memelihara stabilitas politik melalui 2 strategi pokok, yakni strategi
diskursif dan banguna institusional. Strategi diskursif yang telah dilaksanakan meiputi
pemikiran-pemikiran mengenai diskontinuitas historis dan konstitusionalisme yang berfungsi
tidak hanya sebagai landasan ideologis dimana pengembangn hegemoni kekuasaan dibangu
melainkan sebagai justifikasi untuk menghalalkan penindasan, pelarangan dan penggusuran
orang-orang yang tidak sepaham. Selama orde baru, berbagai aktor yang dapat menjadi
penyeimbang dan pengawas lembaga-lembaga publik. Partai politik telah dimandulkan
melalui kebijakan massa mengambang dan disederhanakan menjadi 3 partai saja, lebih
parahnya dengan kebijakan asas tunggal pancasila sebagi partai=partai politik tidak dapat
menggunakan ikatan ideologisnya untuk mengikat konstituennya. Akibatnya, birokrasi benarbenar menjadi institusi yang dominan dalam sistem politik indonesia. Hal ini mendorong
individu-individu didalamnyauntuk berperilaku korup, nepotis dan kolusif.
Politik dan pemerintahan ini telah memandulkan fungsi-fungsi struktur politik demokrasi,
partai-partai politik yang pada masa orde lama berkembang baik, telah direduksi secara
perlahan-lahan pada masa orde baru menjadi 2 partai saja. Ketiadaan pembanguna politik
juga membuat politik pada masa orde baru minim partisipasi politik. Partai-partai plitik yang
jumlahnya hanya ada 2 dan kelompok-kelompok kepentingan, media massa, dan kelompokkelompok diluar negara tidak mempunyai pengaruh signifikandalam proses politik.
Kegagalan partai politik dalam dalam melakukan pendidikan dan recruitmen politik sebagi
akibat pemandulan yang sistematis telah membuat soeharto menjadi tokoh sentral yang tidak
mempunyai pesaing dalam arena perebutan kursi presiden.
Peran dan posisi militer :
Pada dasarnya memang militr mempunyai peran yang cukup signifikan dalam menopang
kekuasaan otoriter orde baru. Bahkan menjadi tonggak untuk menjaga kelanggengan
kekuasan soeharto. Dalam situasi seperti inilah, tentara lebih gemar memerangi rakyat sendiri
yang tidak sepaham dengan penguasa, dibandingkan menjadi tentara profesional yang
menjadi integritas kedaulatan nasional.
Krisis dan keretakan sistem :
Tak dapat disangkal lagi bahwa krisis moneter yang berujung pada krisisi multi dimendi telah
membuat kondisi kemiskinan menjadi semakin buruk. Implikasi dari kegagalan ini adalah

kehancuran basisi legitimasi irde baru, yakni pembangunan ekonomi, padahal, diluar
pembangunan ekonomi rezim soeharto tidak mempunyai basis legitimasi. Pembangunan
politik demokrasi tidak dilakukan sma sekali. Kebebasan pers juga dikekang dan kebebasan
sangat ditentukan oleh mood penguasa.
Budaya politik
Setiap sisitem politik mempunyai tujuan-tujuan bersama yang ingin diraihnya. Semuanaya ini
memerlukan struktur atau elemen-elemen yang mendukung ke arah pencapaian tujuan-tujuan
tersebut. Dengan demikian, memahami struktur dan fungsi politik menjadi penting untuk
memahami bagaimana sistem politik bekerja. Pemehaman terhadap struktur dan fungsi harus
pula diikutu dengan pemahaman terhadap budaya politik yang berkembang dalam sisitem
politik tersebut. Ini, karena bagaimanapun, bekerjanya struktur dan fungsi-fungsi politik akan
sangat ditentukan oleh budaya politik yang melingkupinya.
Struktur politik informal :
A. Partaipartai politik
Partai

politik

mengorganisasi

partisipasi

politik,

dan

sistem

kepartaian

akan

sangatmempengaruhi batas-batas sampai dimana partisipasi tersebut dapat diperluas. Menurut


Huntington, stabilitas, kekokohan, partai, dan sisitem kepartaian akan sanga tergantung atas
derajat pelembagaan dan partisipasinya. Dalam sistem politik demokrasi, partai politik
melaksanakan empat fungsi,pertama, sebagai sarana komunikasi politik. Kedua, sebagai
sarana sosialisasi politik. Ketiga, saran rekrutmen politik. Keempat, partai politik sabagai
sarana pengatur konflik. Sebuah sistem kepartaian yang kokoh dan mempunyai kapasitas,
akan melakukan setidaknya dua hal. Pertama, melancarkan perluasan peran serta politik
melalui jalur partai. Kedua, ia mencakup dan menyalurkan partisipasi sejumlah kelompok
yang baru dimobilisasi.
B. Struktur-struktur politik informal diluar partai.
Struktur-struktur politik informal seperti media massa, kelompok-kelompok berbasis agam,
LSM atau NGO, dan asosiasi profesi telah menunjukan eksisitensinya dalam sistem politik
setelah selam kurang lebih 32 tahun ditekan oleh pemerintah. bahkan ketika struktur politik
formal mengalami kemandegan dan gagal memainkan fungsinya.

Proses politik dan kapabilitas sistem politik


Tipe-tipe fungsi politik:
Menurut Almond tipe-tipe fungsi olitik dibedakan menjadi tiga tipe
1. Secara aktual, kita pelu untuk berfikir sistem berfungsi pada tingkatan-tingkatan yang
berbeda.
2. Sejenis fungsi internal dalam sistem. Proses konfersi ini merupakan cara bagaimana
sistem-sistem khusus mentransformasikan input-input menjadi output.
3. Tentang pemeliharaan sistem dan fungsi-fungsi adaptasi.
Fungsi-fungsi konversi :
Almond mengklasifikasikan fungsi-fungsi konversi ini dalam enam kelompok, yakni pertam,
fungsi-fungsi artikulasikepentingan atau tuntutan. Kedua, agregasi atau kombinasi artikulasi
dan agregasi menjadi pengajuan atau proposal kebijkan. Ketiga, konversi proposal kebijakan
menjadi keputusan-keputusan otoritatif. Keempat, aplikasi putusan-putusan umum ke dalam
kasus-kasus spesifik. Kelima, adjudication of rule dalam kasus-kasus individu. Keenam,
penebarluasan informasi.
Kapabilitas sistem politik :
Pertama, kapabilitas ekstraktif, merupakan ukuran-ukuran kinerja sistem politik dalam
mengumpulkan

sumber-sumber

material

dari

lingkungan

domestik

dan

internasional. Kedua,kapabilitas regulatif, merujuk pada aliran kontrol perilaku individu dan
relasi-relasi kelmpok dalam sistem politik. Ketiga, kapabilitas distributif merujuk pada
kemampuan sistem olitik dalam mengalikasikan barang-barang, jasa layanana, penghargaan,
status, berbagai kesempatan yang berasal dari individu dan kelmpok-kelompok
masyarakat. Keempat, kapabilitas simbolik, merujuk kepada tuntutan-tuntutan perilaku
simbolik dari elit-elit politik. Kelima, kapabilitas responsif. Merujuk kepada kemampuan
sistem politik untuk menagkap tuntutantuntutan yang berasal dari lingkuanga domestik dan
internasional. Menurut Clifford Geertz, sistem nilai yang sangat berpengaruh dinegara-negara
dunia ketiga adalah primordialisme yang didasarkan pada nilai-nilai agama, ras, suku, dan
etnisitas.

Anda mungkin juga menyukai