Anda di halaman 1dari 2

SUNGAI KAKAP, Kompas.

com - Kasus balita yang kecanduan merokok masih terus


terjadi. Di Kalimantan Barat, ada balita balita berusia 2,9 tahun bernama SL asal Dusun
Nirwana, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, sejak tiga bulan terakhir menjadi
pecandu rokok. Menurut Pinah, kebiasaan anaknya itu mulai timbul karena faktor ayahnya,
Sapi'i, yang biasa merokok di depan anaknya.
Dia menceritakan, tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, SL mengambil rokok
ayahnya yang biasa terletak di atas meja dan menghisapnya sendiri. Pinah juga mengaku
sudah kewalahan memenuhi kebutuhan rokok SL. Pasalnya, dalam sehari SL bisa
menghabiskan setengah bungkus rokok.
Mulai dari rokok filter, mild, kretek hingga "longlat" juga diisap oleh SL. Melihat
kondisi SL, menimbulkan keprihatinan bagi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu
Raya, Rosalina Muda Mahendrawan.
Rosalina sendiri mengaku akan mencari jalan keluar untuk menghilangkan kebiasaan SL
yang senang merokok. Dia menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kubu
Raya untuk memberikan pengertian secara langsung kepada orang tua SL, dan menggunakan
jasa psikolog anak untuk menghilangkan kebiasaan anak tersebut.

Kesimpulan :
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa umunya orang perokok adalah orang-orang
dewasa, dengan mengesampingkan pengetahuan demikian, kita mendapatkan pengetahuan
baru bahwa anak usia dini pun juga bisa menjadi pecandu rokok. Esensi yang didapat dengan
cara melalui berkomunikasi adalah Bagaimana kita sadar mengetahui objek itu karena kita
berkomunikasi dengan individu. Contoh kasus ini Di Kalimantan Barat, ada balita balita
berusia 2,9 tahun bernama SL asal Dusun Nirwana, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai

Kakap, sejak tiga bulan terakhir menjadi pecandu rokok. pada dasarnya hal kasus ini
menunjukkan analisis terhadap kehidupan sehari-hari dan didapat karena komunikasi yang
terjadi antar masyarakat sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai