Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaskan ruang lingkup dari Ilmu Kedokteran Komunitas!

1. Individu dalam Ekosistem


Bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan & komunitasnya
Pemahaman manusia seutuhnya (Bio-Psiko-Sosial & Spiritual)
2. Host- Agent-Environment
Manusia = Host = Penjamu
Penyebab spesifik = Agent
Lingkungan = Environment
3. Tingkat Upaya Kesehatan
Promotif
Preventif
Protektif
Kuratif
Rehabilitatif
4. Komponen Administrasi/Manajemen
Pengorganisasian
Penggerakan/Pelaksanaan
Evaluasi
5. Ilmu pendukung
Statistik
Epidemiologi
Ilmu-ilmu Perilaku (Behavioral Sciences)
2. Sebutkan dan jelaskan mengenai five level of prevention!
a. Peningkatan kesehatan (health promotion)
Health promotion atau promosi kesehatan merupakan tingkatan pencegahan yang
pertama dan yang paling utama dilakukan, karena ruang lingkup kerja dari promosi
kesehatan adalah menjadikan orang sehat agar meningkat derajat kesehatannya. Jadi
di health promotion, sasarannya adalah orang sehat. Promosi kesehatan dilakukan
tidak dengan hanya memberikan masyarakat informasi tentang kesehatan saja, tetapi
berusaha agar mengubah sikap dan perilaku masyarakat agar mengarah pada
kesehatan yang setinggi-tingginya. Tentunya hal ini dilakukan dengan memberikan
pendidikan kesehatan dan intervensi langsung pada lingkungannya. Pada tingkat ini
dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakitpejamu-lingkungan,

sehingga

dapat

menguntungkan

manusia

dengan

cara

meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan
pada seseorang yang sehat.
Contoh :

Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)


Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah


ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.

b. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and


specific protection)
Spesific protection atau perlindungan khusus merupakan tingkatan pencegahan
penyakit kedua yang dilakukan terhadap host atau penjamu dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuhnya serta perlindungan terhadap tubuh (bila
diperlukan). Spesific protection dilakukan oleh individu dengan menyadari bahaya
kesehatan yang mengancam di lingkungan sekitarnya. Merupakan tindakan yang
masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit
penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada
penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki
risiko terkena penyakit tertentu.
Contoh :

Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit

dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )


Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu

burung ditempatkan di ruang isolasi.


Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja
dengan menggunakan alat perlindungan diri.

c. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
Pada tingkatan early diagnosis and prompt treatment atau diagnosa dini dan
pengobatan segera, dilakukan apabila seseorang sudah terserang penyakit atau
setidaknya mengalami gejala-gejala sebuah penyakit, agar mencegah orang-orang
yang masih sehat tidak tertular penyakit tersebut. Pada tingkatan ini, pendidikan
tentang kesehatan sangat diperlukan, karena seperti yang kita ketahui, karena
rendahnya pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai penyakit, terkadang susah
bagi masyarakat untul mendeteksi penyakit yang di derita, sehingga penyakit tersebut
akan bertambah parah, karena keterlambatan penanganan.
Contoh :

Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda tanda anemia diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi

Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera

diberikan pengobatan.
Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

d. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)


Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan
penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat,
menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang
akan timbul.
Contoh :

Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan
gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.

Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan


perawatan yang lebih intensif.

e.

Pemulihan kesehatan (rehabilitation)


Rehabilitasi merupakan tingkatan dimana seseorang yang baru sembuh dari
penyakitnya, baik itu sembuh sempurna maupun sembuh dengan kecacatan
diberikan motivasi, latihan, dan diberikan keterampilan agar dapat melakukan
kegiatan seperti biasanya dengan keadaan tubuh yang tidak normal misalnya, serta
agar lebih produktif dan mandiri, dan tidak lupa juga agar mengembalikan rasa
percaya dirinya yang telah hilang setelah memiliki tubuh yang abnormal.
Rehabilitasi yang dapat dilakukan adalah rehabilitasi fisik, mental, dan
sosialnya. Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak
menjadi beban orang lain.
Contoh :

Mengembangkan

lembaga-lembaga

rehabilitasi

dengan

mengikutsertakan

masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai


NAPZA dan lain-lain.

Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan


dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Misalnya
dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia

tinggal.
Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang
telah cacat mampu mempertahankan diri.

3. Jelaskan mengenai pelayanan kedokteran keluarga!


Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua diantaranya yang
dipandang cukup penting adalah:
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai satu unit, di mana tanggung
jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur
atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh tertentu atau jenis penyakit
tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969)
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik
tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu
lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kandungan, , ilmu bedah serta ilmu kesehatan jiwa, yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan
ilmu-ilmu klinik , dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk
mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien,
penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter
pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American
Academy of Family Physician, 1969)
Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh oleh satu organisasi yang sama,
yakni The American Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama. Rumusan
yang pertama, karena menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk
kepentingan penyelenggaraan pelayanan. Sedangka rumusan kedua, lebih menunjuk pada
penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan latihan.
Pelaksana pelayanan kedokteran keluarga adalah dokter keluarga (family doctor, family
physician)
4. Apa yang Anda ketahui tentang pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dan
implementasinya pada pelayanan kesehatan di Indonesia?

Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang


berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO)
sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama,
yaitu kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat.
Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI
mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif,
dan bersih.
Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui
pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan
berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin
Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu).
Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91 Kotamadya,
5.263 Kecamatan dan 62.806 desa.
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program
yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan
akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan
jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh
masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat
diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan

penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun
regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
5. Sebutkan upaya pelayanan kesehatan wajib yang ada di puskesmas dan jelaskan!
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di
laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Ada 6 Program Pokok pelayanan

kesehatan di Puskesmas yaitu :


1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan
oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh
selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular
penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan

Survailans

Keluarga/Masyarakat.

Gizi,

dan

Perberdayaan

Usaha

Perbaikan

Gizi

6.

Sebutkan

beberapa

masalah

kesehatan

yang

terjadi

di

Indonesia

dan

penanggulangannya!
Dalam penerapan Primary Health Care ada beberapa masalah yang terjadi di
Indonesia. Permasalahan yang utama ialah bagaimana Primary Health Care belum dapat
dijalankan sebagaimana semestinya. Oleh karena itu, ada beberapa target yang seharusnya
dilaksanakan dan dicapai yaitu:
a. Memantapkan Kemenkes berguna untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas
pelayanan dan mencegah kesalahpahaman antara pusat keehatan dan masyarakat
b. Pusat Kesehatan yang bersahabat merupakan metode alernatif untuk menerapkan
paradigma sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan primer masih penting pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan.
d. Pada era desentralisasi, variasi pelayanan kesehatan primer semakin melebar dan
semakin dekat pada budaya local.

Anda mungkin juga menyukai