dari segi bahasa Indonesia, Musnad ilayhi ini bisa disebut subjek dan musnad adalah predikat.
a. Kalam Khabari
Kelompok kalam khabari, yang lebih dekat pengertiannya adalah kalimat yang
mengandung makna berita. Berita yang diungkapkan oleh si pembicara mempunyai tujuan
tertentu demikian pula bagi sipendengar/pembaca berita.
Fakar ilmu balaghah menentukan keadaan ini dan menamakan pokok bahasan tentang
Al-ghardu mill ilqai I-hkabari/.
,.
Tujuan dari ungkapan dari berita
Hal ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Bila kalimat tersebut sudah sama-sama diketahui oleh si pembicara dan dipendengar
(pembaca) maka kaliInat khabari itu disebut
Lazim Fa' i dah/
2. Bila kalimat itu sebelum diketahui oleh sipendengar/pembaca atau offing ke dua maka
disebut
'/
Selanjutnya khabari inipun dilihat dari kegunaannya sesuai dengan konteks kalimat
serta situasi dan kondisi kalimat itu disampaikan atau / al-ghardhu tufhamu mill siyaqi l-kalam/
Dilihat dari konteks klaimatnya ini hkabari dibagi kepada :
1.
/istirhamu/penghormatan
l /C h/_"_
2.
3.
4.
10
5.
(contoh dari masing-masing hal ini dapat diperhatikan dalam buku Al-Balaghatu l-wadhihah
144-147, Mustafa amin, tanpa tahun) khabari ditinjau dari kepentingan si lawan bicara terbagi
kepada tiga bahagian yaitu :
1. Bila orang kedua sama sekali belum mengetahui barita, maka khabar tidak perlu
mengunakan huruf tawkid (tanda penguat berita). Disebut khabar Ibtida'i.
2. Bila orang ke dua ragu akan berita yang disampaikan padahal dia belum mengetahuinya
maka dikemukakan kbahar dengan penambahan huruf taukid (tanda penguat).
3. Bila orang kedua tetap tidak percaya (munkir) atas berita yang disampaikan meskipun
ada dalil yang telah ditentukan, maka wajib diberikan huruf taukid, satu taukid atau
lebih. Konteks ini disebut khabar Inkari.
Huruf-huruf taukid (ada waktu -t-taukidi) sebagai berikut ini :
Inna, anna, waw qasam, lam ibtida', nun taukid, ahrufu t-tanbih, hurufu z-zaidah, qad, amma
syarthiyah.
b. Kalam Khabar huruju an muqthada -zahir
Kalak khabari khuruju an muqthada z-zahir adalah kalam khabari yang keluar dari konteks
semula, pada kaidah ilmu balaghah dibagi kepada tiga bahagian yaitu:
1. Khabar yang diungkapkan tanpa buruf taukid tetapi lawan bicara masih terus bertanya
dan ragu atas berita yang diceritakan hal ini menyalahi konteks berita biasa disebabkan
lawan bicara khuruju an muqthada z-zahir. Lawan bicara dalam hal ini dianggap sebagi
orang yang tidak ingkar.
2. Khabar yang diberikan tanpa huruf taukid, tetapi lawan bicara tidak lagi bertanya. Disini
ia digolongkan sebagai orang yang inkar.
3. Khabar yang dikemukakan tanpa huruf taukid, disini pembicara menempatkan lawan
bicaranya sebagai seorang yang tidak mungkar, dengan tujuan untuk menjinakkan hati
lawan bicaranya. Ini kerap kali digunakan dalam berpolitik (Ali Jarim tanpa tahun. Hal
165).
c. Kalam lnsya'I
Kalam insya'I terbagi kepada dua kelompok yaitu:
Insya' Thalaby dan insya' Gbayru Thalaby.
lnsya' Thalaby
: yaitu menuntut sesuatu yang tidak berhasil pada waktu
kata - kata itu diungkapkan yakni bentuk amar, Nahyi,
Tamanny dan Nida'i.
lnsya' Gbayru Thalaby
: yaitu tidak ada tuntutan sesuatu terdiri dari bentuk,
Ta'ajjub, Madah
, Zam, Qasam Af'alu, r-raja dan
bentuk-bentuk lain selain insya' thalaby.
Untuk melihat keterkaitan ilmu Balaghah dengan tata bahasa Arab maka penulis hanya
menerangkan tentang beberapa sisi dari Insya' Thalaby saja.
c. 1. Pembagian Insya' Thalaby
Amar
Adapun Qaidah Amar yaitu menuntut suatu pekerjaan dari orang rang lebih tinggi
(kedudukan atau umur). Bentuk Amar dalam balaghah sama dengan bentuk amar dalam tata
bahasa Arab.
11
/Tahdid/Ancaman'
/bahah/ membolehkan'
contoh Amar :
1.
.
Amma ba'du fa aqin linasi l-hajji/' Seteleh itu maka peritahkanlah hajji kepada manusia' .
2.
12
4.
/Wa bi l-walidayni ihsanan/ ' Berbuat baiklan kepada kedua orang tuamu'
- Nahyi
Nahyi adalah menurut memberhentikan perbuatan dari orang yang lebih tinggi. Bentuk bahyi
berasal dari fi'il mudhari' didahului oleh la nahiyyah.
Contoh :
/Wa La taqrabu mala l-yatimi ilia billati hiya ahsanu/ Dan janganlah kamu mendekati harta
anak yatim kecuali untuk kebaikan.
Ahli ilmu Balaghah mengkategorikan arti nahyi dilihat dari (Siyaqu l-kalam kepada :
/ Do'a/Doa'
/ lltimas/ melarang orang sebaya'
/ Tamanny/'Cita-cita'
/ Taubih/'Menjelaskan'
/ Tay'is/Menyesal'
/ Tahdid/' Ancaman'
/ Tahqir/'Hinaan'
Menganalisis analisis makna Nahyi dri konteks kalimat itu memerlukan perhatian yang
jeli, sehingga nampak keistimewaan artinya. Ini merupakan hal yang penting bagi
penterjemah, sehingga terjemahan tidak terjebak pada kesalahan arti, terutama sekali bagi
penterjemahan ayat-ayat Al Quran dan Hadist Rasul.
- Istifham
Istilah adalah bentuk kalimat rang dipergunakan untuk mendaptkan informasi yang jelas
tentang sesuatu masalah, yang belum diketahui sebelumnya.
Cara pembentukan Istifham adalah dengan mempergunakan ada watu istifham.
Adawa tu l-istifham adalah :
/min/dari/,/hal/adalah, /kam/berapa,/ma/apa, /mata/bila /a/apa, /anna/bagaimana,
/aina/dimana, /ay/apa/ /ayyana/bagaimana, kapan.
- Tamanny
Tamanny adalah menuntut sesuatu urusan rang sangat disukai tetap adakalanya hal yang
mustahil tercapai dapat juga disebut sebagai angan-angan. Tamanny ini dibentuk dengan
menggunakan huruf tamanny : /hal/, /layta/sekiranya,/lau/ kalu sekiranya,
/laalla/mudah-mudahan
13
Contoh Istifbam :
1.
'fa hat Lana min sufa'a u fa yasfa'u lana/
'Masih adakah yang mau menolong kami, maka berilah pertolongan kepaa kami'
2.
flaw La kana 'indi shadiqin yaji'u bi khamsati atafin rubiyyatin/
kalau ada temanku yang memberikan aku lima ribu rupiah saja'
3.
/Layta s-sabab ya'udu ghadan/
"Semoga masa muda dapat terulang besok"
An-nida
An-nida adalah panggilan kepada seseorang pada mulanya annida' ini ditujukan hanya
untuk memanggil seseorang saja, namun pada tahapan selanjutnya An- nida' ini ditujukan pula
untuk menyeru ;
An-nida' (seruan) menggunakan huruf Nida' yaitu:
/hamzah/hai', /ay/'hai' ,mari, /ya/'hai,mari, /ya //wa/ /ayya/ /hayya/. Semua ini
digunakan untuk menyeru orang yang dekat. /hamzah, digunakan untuk menyeru orang yang
dekat
/Ay/menyeru kepada yang dekat dihati dan selalu hadir dalam benaknya. Adakalanya
diperuntukkan / /Ay/ dan /hamzah/untuk memanggil orang yang tinggi martabatnya, dengan
penuh kesopanan.
/ya/digunakan untuk yang dekat meskipun tidak nampak, atau pada tempat yang jauh.
Contoh: /Ya rabbi/'Ya Tuhanku.
4. KEBERADAAN ILMU BALAGHAH SEBAGAI CABANG ILMU BAHASA
Ilmu Balaghah yang sekilas berbeda dengan ilmu-ilmu babasa yang lain seperti ilmu
Nahwu dan Sarf, Qira'ah dan muthala'ah, berbeda dengan Dirasatu 1-mu'jamiyah dan ilmu asashaut, namun bila dianalisis secara seksama maka dapat diperincikan keterangan mengenai
keterkaitan ilmu Al-Balaghah dengan ilmu-ilmu bahasa yang lain.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai salah satu dari cabang ilmu bahasa akan tampak
jelas jika diperbandingkan antara ilmu-ilmu tersebut.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai ilmu Bahasa Arab tahapan awal terlihat pada
kelompok llmu Bayan.
Dalam ilmu Bayan terdapat kalam (kalimat yang sempurna) yang terdapat juga dalam
ilmu Nahwu yang disebut dengan al-jumlatu I-mufidatu (kalimat yang sempurna)
4.1. Keberadaan llmu Balaghah Dari Segi Uslub.
Uslub adalah gaya bahasa atau susunan kalimat yang dituturkan dengan baik, sehingga
membuat pembaca atau pendengar terkesima.
Uslub dalam ilmu Balaghah dapat dipadankan dengan Ragam Bahasa Indonesia dari sisi
Linguistik/ tata bahasa Indonesia.
Ragam bahasa yang tercermin dari ilmu Balaghah itu terdiri dari :
- Ragam Bahasa ilmiah
- Ragam Bahasa Sastra
14
15
/la takullahuma uffun' /"janganlah kau katakan ah, pada kedua orang tua mu".
Kalau seseorang tidak menggunakan ilmu balaghah maka ia tidak akan sampai kepada
arti sebenarnya yang terkandung dalam kalimat itu. Makna sebenarnya jauh lebih dalam dari
apa yang diterjemahkan ini.
Makna tersirat (tersembunyi) dari kalimat diatas adalah sedangkan mengucapkan ah
saja dilarang dalam Islam apa lagi berbuat kasar dan tidak baik terhadap orang tua.
Sindiran-sindiran halus dari bahasa Al-Quran akan terasa membekas di dalam benak
seseorang, apabila ia telah mengetahui balaghah dan dasar-dasar ilmu terjemah.
5. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari makalah ilmiyah ini adalah :
llmu balaghah yang semula oleh sementara orang dikategorikan kepada ilmu sastra,
tetapi ilmu balaghah itu adalah sintaksis Arab.
Sebagai ilmu semantik tentu ia berkaitan erat dengan ilmu Sintaksis ilmu Nahwu dan
ilmu sarf.
Keberadaan ilmu balaghah sebagai ilmu bahasa Arab akan terlihat dengan jelas jika
dipergunakan kaca mata balaghah, dengan demikian akan mudah pula untuk mengerti pesan
yang terkandung dalam serangkaian kalimat, baik berbentuk sastra ataupun yang bukan
sastra.
5.1. Saran
Setiap orang akan merasa kesukaran apabila menggunakan bahasa yang bukan bahasa
ibunya.
Kendala untuk mengerti ilmu Balaghah atau bahasan mengenai sastra akan lebih sulit
dimengerti apabila tidak mempunyai dasar pengetahuan awal. Sebagai staf pengajar penulis
menyarankan agar setiap, mahasiswa mempelajari tentang ilmu nahwu dan Morfologi Arab
dengan baik agar lebih mudah menyerap, terutama ilmu balaghah yang dianggap sulit itu akan
lenyap sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zayid Zayad, Abdu al-Roziy, Siria 1992. Tatawuru Mafhum Al-Balaghah.
AminAhmad. Fairu I-Islam. Kairo, 1955
Ash-shabuny, Muhammad Ali. Rawai'I-Bayani Tafsiru I-ayati I-ahkami mina I-Ourani. Makkah
Al-Mukarramah, 1979
Ash-shabuny, Muhammad Ali. 'Ijazu l-Bayani fi suwari I-Qurani. Maktabah Al-Ghazali Makkah,
1979.
Al- Hasyimi, Saleh Muhammad AI-Balaghahtu, l-wadhihatu King Ibnu Suud Riyadh, 1987.
Basyir Hasan Kamal, DR Binau s-surati I-fanniyah fibayani I-arabi. Damaskus Bairut. 1987.
Jama' Syari, Balaghah. Bairot. Tanpa Tahun.
George. M. Abdul Masih. Dictionarv of Arabic Grammar Libanon. 1985.
Ridwan Muhammad Mustafa, dkk. At-tamhidu fi n-nahwi wa s-sarfi. Jami'ah kari YunusLibanon,
1973.
Said Fuad. Pengantar Sastra Arab. Pustaka Babussalam Medan, 1984.
Siregar Said Ahmad. Fakultas Sastra USU. Sejarah Study Bahasa Indonesia. Fakultas Sastra
USU 1982.
Watt Mentegomerry. Kejavaan Islam. Tiara Wacana Yogya 1990.
17
dari segi bahasa Indonesia, Musnad ilayhi ini bisa disebut subjek dan musnad adalah predikat.
a. Kalam Khabari
Kelompok kalam khabari, yang lebih dekat pengertiannya adalah kalimat yang
mengandung makna berita. Berita yang diungkapkan oleh si pembicara mempunyai tujuan
tertentu demikian pula bagi sipendengar/pembaca berita.
Fakar ilmu balaghah menentukan keadaan ini dan menamakan pokok bahasan tentang
Al-ghardu mill ilqai I-hkabari/.
,.
Tujuan dari ungkapan dari berita
Hal ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Bila kalimat tersebut sudah sama-sama diketahui oleh si pembicara dan dipendengar
(pembaca) maka kaliInat khabari itu disebut
Lazim Fa' i dah/
2. Bila kalimat itu sebelum diketahui oleh sipendengar/pembaca atau offing ke dua maka
disebut
'/
Selanjutnya khabari inipun dilihat dari kegunaannya sesuai dengan konteks kalimat
serta situasi dan kondisi kalimat itu disampaikan atau / al-ghardhu tufhamu mill siyaqi l-kalam/
Dilihat dari konteks klaimatnya ini hkabari dibagi kepada :
1.
/istirhamu/penghormatan
l /C h/_"_
2.
3.
4.
10
5.
(contoh dari masing-masing hal ini dapat diperhatikan dalam buku Al-Balaghatu l-wadhihah
144-147, Mustafa amin, tanpa tahun) khabari ditinjau dari kepentingan si lawan bicara terbagi
kepada tiga bahagian yaitu :
1. Bila orang kedua sama sekali belum mengetahui barita, maka khabar tidak perlu
mengunakan huruf tawkid (tanda penguat berita). Disebut khabar Ibtida'i.
2. Bila orang ke dua ragu akan berita yang disampaikan padahal dia belum mengetahuinya
maka dikemukakan kbahar dengan penambahan huruf taukid (tanda penguat).
3. Bila orang kedua tetap tidak percaya (munkir) atas berita yang disampaikan meskipun
ada dalil yang telah ditentukan, maka wajib diberikan huruf taukid, satu taukid atau
lebih. Konteks ini disebut khabar Inkari.
Huruf-huruf taukid (ada waktu -t-taukidi) sebagai berikut ini :
Inna, anna, waw qasam, lam ibtida', nun taukid, ahrufu t-tanbih, hurufu z-zaidah, qad, amma
syarthiyah.
b. Kalam Khabar huruju an muqthada -zahir
Kalak khabari khuruju an muqthada z-zahir adalah kalam khabari yang keluar dari konteks
semula, pada kaidah ilmu balaghah dibagi kepada tiga bahagian yaitu:
1. Khabar yang diungkapkan tanpa buruf taukid tetapi lawan bicara masih terus bertanya
dan ragu atas berita yang diceritakan hal ini menyalahi konteks berita biasa disebabkan
lawan bicara khuruju an muqthada z-zahir. Lawan bicara dalam hal ini dianggap sebagi
orang yang tidak ingkar.
2. Khabar yang diberikan tanpa huruf taukid, tetapi lawan bicara tidak lagi bertanya. Disini
ia digolongkan sebagai orang yang inkar.
3. Khabar yang dikemukakan tanpa huruf taukid, disini pembicara menempatkan lawan
bicaranya sebagai seorang yang tidak mungkar, dengan tujuan untuk menjinakkan hati
lawan bicaranya. Ini kerap kali digunakan dalam berpolitik (Ali Jarim tanpa tahun. Hal
165).
c. Kalam lnsya'I
Kalam insya'I terbagi kepada dua kelompok yaitu:
Insya' Thalaby dan insya' Gbayru Thalaby.
lnsya' Thalaby
: yaitu menuntut sesuatu yang tidak berhasil pada waktu
kata - kata itu diungkapkan yakni bentuk amar, Nahyi,
Tamanny dan Nida'i.
lnsya' Gbayru Thalaby
: yaitu tidak ada tuntutan sesuatu terdiri dari bentuk,
Ta'ajjub, Madah
, Zam, Qasam Af'alu, r-raja dan
bentuk-bentuk lain selain insya' thalaby.
Untuk melihat keterkaitan ilmu Balaghah dengan tata bahasa Arab maka penulis hanya
menerangkan tentang beberapa sisi dari Insya' Thalaby saja.
c. 1. Pembagian Insya' Thalaby
Amar
Adapun Qaidah Amar yaitu menuntut suatu pekerjaan dari orang rang lebih tinggi
(kedudukan atau umur). Bentuk Amar dalam balaghah sama dengan bentuk amar dalam tata
bahasa Arab.
11
/Tahdid/Ancaman'
/bahah/ membolehkan'
contoh Amar :
1.
.
Amma ba'du fa aqin linasi l-hajji/' Seteleh itu maka peritahkanlah hajji kepada manusia' .
2.
12
4.
/Wa bi l-walidayni ihsanan/ ' Berbuat baiklan kepada kedua orang tuamu'
- Nahyi
Nahyi adalah menurut memberhentikan perbuatan dari orang yang lebih tinggi. Bentuk bahyi
berasal dari fi'il mudhari' didahului oleh la nahiyyah.
Contoh :
/Wa La taqrabu mala l-yatimi ilia billati hiya ahsanu/ Dan janganlah kamu mendekati harta
anak yatim kecuali untuk kebaikan.
Ahli ilmu Balaghah mengkategorikan arti nahyi dilihat dari (Siyaqu l-kalam kepada :
/ Do'a/Doa'
/ lltimas/ melarang orang sebaya'
/ Tamanny/'Cita-cita'
/ Taubih/'Menjelaskan'
/ Tay'is/Menyesal'
/ Tahdid/' Ancaman'
/ Tahqir/'Hinaan'
Menganalisis analisis makna Nahyi dri konteks kalimat itu memerlukan perhatian yang
jeli, sehingga nampak keistimewaan artinya. Ini merupakan hal yang penting bagi
penterjemah, sehingga terjemahan tidak terjebak pada kesalahan arti, terutama sekali bagi
penterjemahan ayat-ayat Al Quran dan Hadist Rasul.
- Istifham
Istilah adalah bentuk kalimat rang dipergunakan untuk mendaptkan informasi yang jelas
tentang sesuatu masalah, yang belum diketahui sebelumnya.
Cara pembentukan Istifham adalah dengan mempergunakan ada watu istifham.
Adawa tu l-istifham adalah :
/min/dari/,/hal/adalah, /kam/berapa,/ma/apa, /mata/bila /a/apa, /anna/bagaimana,
/aina/dimana, /ay/apa/ /ayyana/bagaimana, kapan.
- Tamanny
Tamanny adalah menuntut sesuatu urusan rang sangat disukai tetap adakalanya hal yang
mustahil tercapai dapat juga disebut sebagai angan-angan. Tamanny ini dibentuk dengan
menggunakan huruf tamanny : /hal/, /layta/sekiranya,/lau/ kalu sekiranya,
/laalla/mudah-mudahan
13
Contoh Istifbam :
1.
'fa hat Lana min sufa'a u fa yasfa'u lana/
'Masih adakah yang mau menolong kami, maka berilah pertolongan kepaa kami'
2.
flaw La kana 'indi shadiqin yaji'u bi khamsati atafin rubiyyatin/
kalau ada temanku yang memberikan aku lima ribu rupiah saja'
3.
/Layta s-sabab ya'udu ghadan/
"Semoga masa muda dapat terulang besok"
An-nida
An-nida adalah panggilan kepada seseorang pada mulanya annida' ini ditujukan hanya
untuk memanggil seseorang saja, namun pada tahapan selanjutnya An- nida' ini ditujukan pula
untuk menyeru ;
An-nida' (seruan) menggunakan huruf Nida' yaitu:
/hamzah/hai', /ay/'hai' ,mari, /ya/'hai,mari, /ya //wa/ /ayya/ /hayya/. Semua ini
digunakan untuk menyeru orang yang dekat. /hamzah, digunakan untuk menyeru orang yang
dekat
/Ay/menyeru kepada yang dekat dihati dan selalu hadir dalam benaknya. Adakalanya
diperuntukkan / /Ay/ dan /hamzah/untuk memanggil orang yang tinggi martabatnya, dengan
penuh kesopanan.
/ya/digunakan untuk yang dekat meskipun tidak nampak, atau pada tempat yang jauh.
Contoh: /Ya rabbi/'Ya Tuhanku.
4. KEBERADAAN ILMU BALAGHAH SEBAGAI CABANG ILMU BAHASA
Ilmu Balaghah yang sekilas berbeda dengan ilmu-ilmu babasa yang lain seperti ilmu
Nahwu dan Sarf, Qira'ah dan muthala'ah, berbeda dengan Dirasatu 1-mu'jamiyah dan ilmu asashaut, namun bila dianalisis secara seksama maka dapat diperincikan keterangan mengenai
keterkaitan ilmu Al-Balaghah dengan ilmu-ilmu bahasa yang lain.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai salah satu dari cabang ilmu bahasa akan tampak
jelas jika diperbandingkan antara ilmu-ilmu tersebut.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai ilmu Bahasa Arab tahapan awal terlihat pada
kelompok llmu Bayan.
Dalam ilmu Bayan terdapat kalam (kalimat yang sempurna) yang terdapat juga dalam
ilmu Nahwu yang disebut dengan al-jumlatu I-mufidatu (kalimat yang sempurna)
4.1. Keberadaan llmu Balaghah Dari Segi Uslub.
Uslub adalah gaya bahasa atau susunan kalimat yang dituturkan dengan baik, sehingga
membuat pembaca atau pendengar terkesima.
Uslub dalam ilmu Balaghah dapat dipadankan dengan Ragam Bahasa Indonesia dari sisi
Linguistik/ tata bahasa Indonesia.
Ragam bahasa yang tercermin dari ilmu Balaghah itu terdiri dari :
- Ragam Bahasa ilmiah
- Ragam Bahasa Sastra
14
15
/la takullahuma uffun' /"janganlah kau katakan ah, pada kedua orang tua mu".
Kalau seseorang tidak menggunakan ilmu balaghah maka ia tidak akan sampai kepada
arti sebenarnya yang terkandung dalam kalimat itu. Makna sebenarnya jauh lebih dalam dari
apa yang diterjemahkan ini.
Makna tersirat (tersembunyi) dari kalimat diatas adalah sedangkan mengucapkan ah
saja dilarang dalam Islam apa lagi berbuat kasar dan tidak baik terhadap orang tua.
Sindiran-sindiran halus dari bahasa Al-Quran akan terasa membekas di dalam benak
seseorang, apabila ia telah mengetahui balaghah dan dasar-dasar ilmu terjemah.
5. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari makalah ilmiyah ini adalah :
llmu balaghah yang semula oleh sementara orang dikategorikan kepada ilmu sastra,
tetapi ilmu balaghah itu adalah sintaksis Arab.
Sebagai ilmu semantik tentu ia berkaitan erat dengan ilmu Sintaksis ilmu Nahwu dan
ilmu sarf.
Keberadaan ilmu balaghah sebagai ilmu bahasa Arab akan terlihat dengan jelas jika
dipergunakan kaca mata balaghah, dengan demikian akan mudah pula untuk mengerti pesan
yang terkandung dalam serangkaian kalimat, baik berbentuk sastra ataupun yang bukan
sastra.
5.1. Saran
Setiap orang akan merasa kesukaran apabila menggunakan bahasa yang bukan bahasa
ibunya.
Kendala untuk mengerti ilmu Balaghah atau bahasan mengenai sastra akan lebih sulit
dimengerti apabila tidak mempunyai dasar pengetahuan awal. Sebagai staf pengajar penulis
menyarankan agar setiap, mahasiswa mempelajari tentang ilmu nahwu dan Morfologi Arab
dengan baik agar lebih mudah menyerap, terutama ilmu balaghah yang dianggap sulit itu akan
lenyap sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zayid Zayad, Abdu al-Roziy, Siria 1992. Tatawuru Mafhum Al-Balaghah.
AminAhmad. Fairu I-Islam. Kairo, 1955
Ash-shabuny, Muhammad Ali. Rawai'I-Bayani Tafsiru I-ayati I-ahkami mina I-Ourani. Makkah
Al-Mukarramah, 1979
Ash-shabuny, Muhammad Ali. 'Ijazu l-Bayani fi suwari I-Qurani. Maktabah Al-Ghazali Makkah,
1979.
Al- Hasyimi, Saleh Muhammad AI-Balaghahtu, l-wadhihatu King Ibnu Suud Riyadh, 1987.
Basyir Hasan Kamal, DR Binau s-surati I-fanniyah fibayani I-arabi. Damaskus Bairut. 1987.
Jama' Syari, Balaghah. Bairot. Tanpa Tahun.
George. M. Abdul Masih. Dictionarv of Arabic Grammar Libanon. 1985.
Ridwan Muhammad Mustafa, dkk. At-tamhidu fi n-nahwi wa s-sarfi. Jami'ah kari YunusLibanon,
1973.
Said Fuad. Pengantar Sastra Arab. Pustaka Babussalam Medan, 1984.
Siregar Said Ahmad. Fakultas Sastra USU. Sejarah Study Bahasa Indonesia. Fakultas Sastra
USU 1982.
Watt Mentegomerry. Kejavaan Islam. Tiara Wacana Yogya 1990.
17