Anda di halaman 1dari 31

SIMULASI DESAIN SISTEM ALIRAN DAYA

PADA PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA SURYA (PLTS)

Kelompok 5
Sawaludiman

(1110953037)

Avicenna Zikrullah Iflah

(1110952039)

Ricky Yuliandry D

(1110952051)

Mazues

(1110953027)

Meysatha Asrena

(1110952077)

Janra

(121095

Dosen :
Andi Pawawoi, MT
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Padang
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Besar ini pada mata kuliah Pembangkit Energi Elektrik.
Shalawat beriring salam, tak lupa penulis kirimkan kepada junjungan umat
yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke
alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas besar ini tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen yang telah memberikan bimbingan serta tambahan pengetahuan pada
penulis.
2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan moril dan spirituil
kepada penulis.
3. Teman-teman yang senasib dan seperjuangan yang telah memberikan bantuan
dalam menyelesaikan tugas besar ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan tugas besar ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca terutama bagi
penulis sendiri, dan dapat berguna dimasa yang akan datang.

Padang, Juni 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengidentifikasi sesuatu sebagai sumber energi, terlebih dahulu kita
harus tahu apa itu energi. Secara umum energi didefenisikan sebagai kemampuan
untuk melakukan kerja. Sumber-sumber energi adalah sesuatu yang dapat diolah atau
dikonversikan sehingga dapat memberikan kemampuan untuk melakukan kerja yang
kita butuhkan dalam menunjang aktifitas. Sumber energi dibagi dua yaitu: sumber
energi yang tidak dapat diperbaharui dan dapat diperbaharui. Salah satu yang kan kita
bahas adalah sumber energi yang dapat diperbaharui seperti sumber energi matahari.
Sumber energi dapat diperbaharui ialah sumber energi yang dapat digunakan
secara berualang dan dapat terbentuk dalam periode waktu yang singkat.
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan
jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat
digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan
bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa dapat energi surya hanya dibatasi oleh
keinginan kita untuk menangkap kesempatan.
Dimasa yang akan datang, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), semakin
lama akan semakin berkembang yang memanfaatkan energi terbarukan yang lebih
bersih dan ramah lingkungan. Salah satu energi terbarukan yang dapat kita temui
sehari-hari adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari kedepannya memainkan
peranan yang sangat penting dalam bidang kelistrikan, utamanya dalam pemenuhan
kebutuhan energi listrik berskala rumah tangga.
Pemakaian energi surya di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik,
mengingat bahwa secara geografis sebagai negara tropis, melintang garis katulistiwa
berpotensi energi surya yang cukup baik.

Pemanfaatan Tenaga Surya melalui konversi Photovoltaic telah banyak diterapkan


antara lain, penerapan sistem individu dan sistem hybrid yaitu sistem penggabungan antara
sumber energi konvensional dengan sumber energi terbarukan.

Pada kondisi beban rendah sistem bekerja dengan sistem inverter dan baterai.
Jika beban terus bertambah hingga mencapai kapasitas yang terdapat pada inverter
atau tegangan baterai semakin rendah, maka sistem kontrol akan segera
mengoperasikan genset, maka genset akan berfungsi sebagai AC/DC konverter untuk
pengisian baterai, dan dapat beroperasi secara paralel untuk memenuhi kebutuhan
beban tersebut. Dengan demikian, kondisi pembebanan diesel menjadi sangat efisien
karena hanya beroperasi pada beban tertentu.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, adalah pembangkit yang memanfaatkan
sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap,
perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic yang disebut secara umum Modul /
Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui
proses aliran-aliran elektron negatif dan positif di dalam cell modul tersebut karena
perbedaan elektron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang
dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery/aki sesuai tegangan dan ampere
yang diperlukan. Rata-rata produk modul solar cell yang ada dipasaran menghasilkan
tegangan 12 s/d 18 VDC dan ampere antara 0.5 s/d 7 Ampere.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena
dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik,
perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa
dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya. Di negaranegara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa
dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk
memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara sedang
berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat
diperbaharui ini terus dilakukan.
Sebagian besar kebutuhan listrik di catu melalui jaringan distribusi listrik
(PLN). Konsumen yang membutuhkan harus berada di dekat jaringan listrik atau jika
tidak, maka perlu dibuatkan sambungan tersendiri. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) di peruntukkan bagi keperluan di bawah ini:
1. Mencatu Listrik Rumah Tangga bagi konsumen yang tinggal di wilayah dimana
jaringan listrik tidak tersedia: Pedesaan (terpencil), daerah terisolasi, pulau-pulau
terpencil dll.

2. Mencatu Listrik untuk peralatan yang ditempatkan di tempat-tempat terpencil


yang dapat bekerja secara otomatis tanpa operator: TV Repeater, Relay Station
dll.
3. Mencatu peralatan (baik di kota maupun di tempat terpencil) yang memerlukan
kualitas dan keandalan supply listrik yang tinggi, baik berfungsi sebagai back up
maupun sebagai tandem dari listrik jaringan.
B. Teknik Pengkonversian Energi Matahari
Dalam pelaksanaan pemanfaatan energi yang berasal dan pancaran sinar
matahani secara langsung, dapat dibedakan tiga cara. Cara pertama adalah prinsip
pemanasan langsung. Dalam hal ini sinar-sinar matahari memanasi langsung benda
yang akan dipanaskan, atau memanasi secara langsung medium misalnya air, yang
akan dipanaskan. Cara kedua adalah, bahwa yang dipanaskan adalah juga air, akan
tetapi panas yang terkandung dalam air itu, akan dikonversikan menjadi energi listrik.
Sedangkan cara ketiga adalah cara fotovoltaik. Dengan cara ini maka energi sinar matahari langsung dikonversikan menjadi energi listrik.
Dengan cara pemanasan langsung ini suhu yang akan diperoleh tidak akan
melampaui 100oC. Sistem-sistem pemanasan secara langsung ini mempunyai
efisiensi dan sekitar 30% - 40%. Efektivitas pemanfaatan energi surya dengan cara
pemanfaatan langsung dapat ditingkatkan bila mempergunakan pengumpulpengumpul panas, yang biasa disebut kolektor. Sinar-sinar matahari dikonsentrasikan
dengan kolektor ini pada satu tempat, sehingga diperoleh suatu suhu yang lebih
tinggi.
C. Prinsip Kerja dan Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan jenis pembangkit energi
listrik alternatif yang dapat mengkonversi energi cahaya menjadi energi listrik.
Konsep kerja dari sistem PLTS yaitu mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik, matahari merupakan reaktor alami dibumi dan cahaya matahari juga
merupakan salah satu bentuk energi dari sumberdaya alam, untuk memasok daya

listrik dari cahaya matahari digunakan alat sel surya, dimana sel surya bisa memasok
energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas yang langsung diambil dari matahari
dan tidak memerlukan bahan bakar.
Secara umum, ada dua cara pembangkit listrik tenaga surya untuk dapat
menghasilkan energi listrik, yaitu :
a. Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants)
Dalam pembangkit ini, energi cahaya matahari akan digunakan untuk
memanaskan suatu fluida yang kemudian fluida tersebut akan memanaskan air. Air
yang panas akan menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin sehingga
dapat menghasilkan energi listrik.
Pembangkit Listrik Termal Surya dapat bekerja dalam berbagai cara.
Pembangkit ini juga biasa dikenal sebagai pembangkit listrik surya terkonsentrasi
(concentrated solar power plants). Tipe yang paling banyak digunakan adalah desain
parabola cekung. Cermin parabola dirancang untuk menangkap dan memfokuskan
berkas cahaya ke satu titik fokus, seperti seorang anak yang menggunakan kaca
pembesar untuk membakar kertas. Pada titik fokus tersebut terdapat pipa hitam yang
panjangnya sepanjang cermin tersebut. Didalam pipa tersebut terdapat fluida yang
dipanaskan hingga temperatur yang sangat tinggi, seringkali diatas 300 derajad
fahrenheit (150 derajad celcius). Fluida panas tersebut dialirkan dalam pipa menuju
ke ruang pembangkitan energi listrik untuk memasak air, menghasilkan uap air dan
menghasilkan energi listrik.

Gambar Proses Pembangkit Listrik Surya Thermal


Macam-macam kolektor dan berbagai bentuk sebagai berikut:

Gambar (a) merupakan kolektor pipih, atau kotektor datar, (b) adalah
kolektor parabolik silindris, (c) merupakan kolektor parabolik bulat dan (d) bentuk
kolektor parabolik bulat melandaskan prinsip kompor surya

b. Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants)


Pembangkit jenis ini memanfaatkan sel surya (solar cell) untuk mengkonversi
radiasi cahaya menjadi energi listrik secara langsung. Pembangkit fotovoltaik ini
sangatlah sederhana. Beberapa panel surya dipasang sehingga membentuk array.
Masing-masing panel akan mengumpulkan energi cahaya dan mengkonversikannya
secara langsung menjadi energi listrik. Energi listrik ini dapat dialirkan ke jaringan
listrik.
Saat ini, pembangkit surya fotovoltaik masih jarang ditemukan. Hal ini
dikarenakan pembangkit listrik surya termal saat ini lebih efisien untuk memproduksi
energi listrik dalam skala besar.

Sel surya atau sel fotovoltaik adalah sebuah alat yang mengubah cahaya
menjadi arus listrik dengan menggunakan efek fotolistrik.
Komponen komponen PLTS (Solar Photovoltaic Plants)

Modul Surya; berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik arus searah
(DC), inverter dapat dengan mudah merubahnya menjadi listrik arus bolak balik
(AC) apabila diperlukan. Bentuk moduler dari modul surya memberikan
kemudahan pemenuhan kebutuhan listrik untuk berbagai skala kebutuhan.
Kebutuhan kecil dapat dicukupi dengan satu modul atau dua modul, dan
kebutuhan besar dapat dicatu oleh bahkan ribuan modul surya yang dirangkai
menjadi satu. Satu buah modul surya umumnya terdiri dari 36 buah solar cell.

Alat Pengatur; berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke battery
dan beban. Alat elektronik ini juga memiliki banyak fungsi yang pada dasarnya
ditujukan untuk melindungi battery.

Baterai/Accu; berfungsi menyimpan arus litrik yang dihasilkan oleh modul


surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa
lampu penerangan atau peralatan elektronik dan peralatan lainnya yang
membutuhkan listrik.

Inverter DC to AC; berfungsi mengubah arus DC menjadi arus AC.

Modul Surya

Accu

Alat Pengatur

Inverter

D. Prinsip Kerja Sel Surya


Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive
transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material antirefleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk
menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis)
untuk mengirim elektron ke perabot listrik.

Cara kerja sel surya identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika
cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi
pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju
bahan semikonduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya
pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan
listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk
digunakan pada perabot listrik.
Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas dapat diketahui bahwa
beberapa panel surya di paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner
digunakan untuk menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan yang lainnya.

Begitu pula untuk kaki negatifnya. Ujung kaki positif panel surya dihubungkan ke
kaki positif charge controller dan begitu pula untuk kaki negatifnya. Tegangan panel
surya yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai.
Untuk menghidupkan beban perangkat dengan arus AC, seperti : Televisi, Radio,
komputer, dll, arus baterai yang merupakan arus DC harus diubah terlebih dahulu
menjadi AC dengan menggunakan inverter. Untuk mengukur jumlah energi listrik
yang telah dihasilkan oleh panel surya dapat digunakan kWh meter. Untuk
melindungi panel surya dan perangkat lainnya dari gangguan, maka digunakanlah
panel pemutus AC.
E. Potensi Dan Pemanfaatan Energi Surya Di Indonesia
Terkait dengan energi surya, sebagai negara tropis Indonesia mempunyai
potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang
dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan
berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan
distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2/hari
dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar
5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potensi angin
rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara
tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk
mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. Beberapa teknologi
untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan kayu/besi biasa.
Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional.
Untuk skala kecil dan teknologi yang sederhana, kandungan lokal mencapai 100 %,
sedangkan untuk sistem dengan skala industri (menengah) dan menggunakan
teknologi tinggi (seperti pemakaian Kolektor Tabung Hampa atau Heat Pipe ),
kandungan lokal minimal mencapai 50%.

F. Prospek dan Perkembangan Pembangkitan Listrik Tenaga Surya Di


Indonesia
Di Indonesia akan dibangun pusat energi surya di UI, itu dibangun bersama
perusahaan asal Jerman: Inutec. Untuk mengembangkan energi surya di Indonesia,
Inutec Solar Center telah menandatangani kerja sama dengan Universitas Indonesia.
Perusahaan asal Jerman ini akan segera membangun Energy Center UI. Selain itu,
Inutec memberikan hibah berupa modul energi surya.Dengan kerja sama ini, sistem
energi surya yang dibangun Inutec akan memperluas akses listrik di pedesaan dan
perkotaan. Karena rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 85 persen pada tahun 2015
ini, dan 100 persen pada tahun 2020 mendatang.
Di bawah ini adalah aplikasi PLTS yang banyak dimanfaatkan di Indonesia:
PLTS untuk infrastruktur pedesaan: SHS (Listrik Pedesaan), TV Umum, Lampu
Jalan, Lampu Penerangan dan Sound System Rumah Ibadah dll.
Alat Kesehatan: Vaccine Refrigerator, Lampu Bidan dan Penerangan Puskesmas
Alat Komunikasi: Telepon Satelit untuk Pedesaan, Navigational Aids (Alat Bantu
Navigasi) di Anjungan Minyak Lepas Pantai, BTS, Wireless Microwave LAN dll.
Pompa Air: Surface pump, submersible pump.
Solar Dryer: Pengering tenaga surya untuk produk pertanian/perkebunan,
perikanan dan hasil laut, dan hasil industri kecil.
Solar Home System untuk Penerangan Rumah
Dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik minimum untuk rumah tangga
pedesaan meliputi penerangan, catu daya untuk TV dan radio.
TVRO untuk TV Umum
Aplikasi ini digunakan untuk daerah-daerah yang tidak dapat menangkap siaran
televise dengan baik (daerah blank spot). Dilengkapi dengan parabola TVRO
dapat digunakan sebagai TV Umum yang dapat membantu penyebaran informasi
& pengetahuan dan memberikan hiburan hingga ke daerah terpencil sekalipun.

Lampu Bagang
Lampu Bagang dirancang untuk memecahkan masalah yang dihadapi para nelayan
untuk meningkatkan produktifitas. Lampu dapat dinyalakan kapan saja sesuai
dengan pola kerja nelayan.
Telpon Satelit Pedesaan/Wartel Pedesaan/Base Camp Terpencil
Dirancang dengan menggunakan telepon satelit Pasti yang mudah digunakan oleh
masyarakat pedesaan/daerah terpencil dimana saja
PLTS untuk Puskesmas Pedesaan ( Vaccine Refrigerator, Lampu Bidan dan
Penerangan)
Digunakan untuk mengoperasikan Vaccine storage (alat penyimpan vaksin),
Lampu Penerangan untuk Bidan Desa , Puskesmas dan Rumah Dokter
Sound System untuk Rumah Ibadah
Pengembangan dari SHS ini disamping memberikan penerangan juga dilengkapi
dengan fasilitas sound system yang sangat bermanfaat untuk rumah ibadah.
Sehingga aktifitas keagamaan tidak hanya dapat berlangsung siang hari namun
juga hingga malam hari.
Lampu Jalan/Lampu Lingkungan Pedesaan
Dirancang untuk menerangi fasilitas umum, jalan lingkungan di pedesaan,
penerangan di lingkungan wisata alam, penerangan di pelabuhan nelayan
tradisional dll.
Pompa Air Bersih / Irigasi
Tersedia juga beragam jenis pompa air tenaga surya yang efisien dan tahan lama,
merk MONO dari Australia. Produk pompa tenaga surya dapat juga
dikombinasikan dengan teknologi irigasi terkini, seperti irigasi splinker dan Irigasi
tetes (Drip Irrigation). Tersedia juga pompa AC yang digerakkan dengan listrik
PLN atau di couple langsung dengan mesin diesel/bensin.
Pada pengaplikasinya, pertama cahaya panas matahari diserap oleh modul dan
diubah menjadi energi listrik lalu dialirkan ke charge controller lalu didapat arus DC
di battery dan dialirkan ke inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN PERANCANGAN
A. Desain Rancangan Pembangkitan Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50MW
yang Terkoneksi

Perhitungan Load Flow

Sistem ini memiliki 4 buah pembangkit yaitu sebagai berikut :


1. Generator 1 : 50 MW
2. Generator 2 : 100 MW
3. Generator 3 : 30 MW
4. Generator 4 : 50 MW
Sehingga total daya dari generator yang dihasilkan pada pembangkit yaitu
sebesar 230 MW.
Pada PLTS ini akan dibangun PLTS dengan generator 50 MW.

Berikut ini adalah desain rancangan dari peralatan listrik yang akan
digunakan pada PLTS :
JENIS PEMBANGKIT : PLTS
KAPASITAS : 50 MW
A. Kolektor
Data teknis kolektor
Kolektor CLFR Areva
Temperature
482C (900F)available in 2011
106 bar (1 535 psia)

Pressure

165 bar (2 400 psia), available in 2011


Annual Energy

26 850 MWth (91 630 MMBtu)

per 5.3 Hectares

B. Generator
Data Teknis Generator yang digunakan :
Type

: Generator Sinkron 3 Phase

Kapasitas

: 58.824 MVA

Tegangan

: 6000 Volt

Frekuensi

: 50 Hz

Faktor daya

: 0.85 pf

Kecepatan putaran

: 1500 rpm

Arus

: 5660 A

C. Turbin
Data spesifikasi dari Turbin
Type

: Uap Panas

Putaran/menit

: 1500 rpm

Daya keluaran

: 50 MW

D. Transformator Utama (Main Transformator)


Karakteristik Transformator
Rating Tegangan input

: 6 KV

Rating Tegangan output : 150 KV


Arus Primer

: 30.39 kA

Arus sekunder

: 1.21 kA

Jumlah Phasa

: 3

Frekuensi

: 50 Hz

Impedansi

: 9.5 %

Daya Semu (S)

: 20.746 MVA

Daya Reaktif

(Q)

: 0.248 MVar

Daya Nyata (P)

: 20.745 MW

Standart

: ANSI

Berikut rating dari trafo:

E. Sistem Proteksi
A. Proteksi Generator
1. Generator Differential Protection
Proteksi ini digunakan untuk melindungi generator dari hubung singkat pada
daerah yang telah diamankan. Proteksi ini membandingkan dua besaran arus dan fasa
antara dua titik atau lebih pada batas-batas daerah pengamanan. Relay ini digunakan
sebagai proteksi utama untuk mengamankan generator dari gangguan hubung singkat
hubung fasa atau hubung singkat antar lapisan (layer short circuit) yang bekerja
dengan kecepatan tinggi agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Prinsip kerja
relay ini adalah membandingkan arus-arus dari CT yang terpasang pada terminalterminal peralatan /instalasi listrik yang terproteksi.
KVAbase

= 58824 (berdasarkan rating generator)

KVbase

=6

Xd

= 28 %

Ibase

KVAbase
3KVbase
58824
5660.34 A
6

2. Over Voltage Protection


Relay ini digunakan sebagai proteksi generator terhadap tegangan lebih pada
generator. Kelebihan tegangan umumnya disebabkan karena hilangnya atau
pengurangan beban seketika. Tegangan lebih akan mengakibatkan peningkatan arus
eksitasi dan menimbulkan kerusakan. Relay ini mempunyai fungsi sebagai proteksi
tegangan lebih dengan settingan batasan waktu yang dapat diprogaram untuk
mentripkan unit atau mengirim alarm ke CB.
Vmaksimum

= 100% x KVbase
=1x6
= 6 KV

Tap

= Vmaksimum x Vsekunder/Vprimer
= 6 x 150/6
= 150 KV

3. Under Voltage Protection


Proteksi ini berfungsi untuk mendeteksi beberapa kondisi yang menyebabkan
kondisi under voltage. Kekurangan tegangan terjadi jika gangguan tidak dihilangkan
dengan sempurna atau terjadi ketika pelepasan ketika beban yang tersisa lebih besar
dari kapasitas generator. Ketika tegangan yang terdapat pada generator berada
dibawah nilai yang ditentukan maka relay ini akan memberikan sinyal pada CB,
kemudian CB akan open dan generator akan trip.
Vminimum

= 80% x KVbase
= 0,8 x 6

= 4.8 KV
Tap

= Vminimum x Vsekunder/Vprimer
= 4.8 x 150/6 = 120 KV

4. Relay Kehilangan Medan Penguat (loss of excitation relay)


Proteksi ini merupakan pengaman generator yang melindungi ujung-ujung
belitan stator generator sebagai akibat hilangnya penguatan generator. Penguatan
generator juga dapat menyebabkan generator lepas sinkron dari sistem tenaga
sehingga bergantung kepada kemampuan lilitan peredam generator untuk mengatasi
keadaan asinkron.
Kehilangan medan penguatan madan magnet dapat disebabkan oleh beberapa
hal yaitu :

Hubung singkat pada saluran sumber tegangan DC ke kumparan kutub

Flash over

Proteksi ini diaplikasikan dengan menggunakan dua elemen offset mho,


elemen under voltage, dan sebuah elemen directional. Settingan untuk masing-masing
elemen mho, diameter, offset, dan waktu delay di setting terpisah. Masing-masing
elemen memiliki dua settingan waktu delay.
KVAbase

= 58824 (berdasarkan rating generator)

KVbase

=6

Reaktansi sinkron

= Xd = 155 %

Reaktansi transien

= Xd = 28 %

Rasio nilai CT

= 400 A

Rasio nilai PT

= 110

Zbase

= (KVbase)2 x 1000 / KVAbase


= 62 x 1000 / 58824
= 0.6119 ohm

Impedansi sekunder dasar :


Zbase secunder

= Zbase x NCT / NPT


= 0.6119 x 400 /110
= 2.225 ohm

Reaktansi sinkron sekunder :


Xd2

= Zbase secunder x (%Xd)


= 2.225 x 1.55
= 3.4488 ohm

Reaktansi transien sekunder :


Xd2

= Zbase secunder x (%Xd)


= 2.225 x 0,28
= 0.623 ohm

Reaktansi offset :
Xm

= Xd2 / 2
= 0.2163 / 2
= 0.1081 ohm

Setting tap (forward) :

= Xd2 Xm
= 1.197 0.1081 = 1.0889 ohm

5. Reverse Power Protection


Merupakan proteksi yang berfungsi apabila terjadi daya balik yang masuk ke
generator, sehingga mencegah generator sebagai motor. Apabila terdapat daya balik
karena kurangnya pasokan daya dari turbin dimana generator bekerja sebagai motor
sinkron dapat menimbulkan kerusakan akibat pemanasan pada sudu-sudu turbin.
Kerja generator sebagai motor disebabkan oleh rendahnya input dari penggerak mula
ke generator. Bila input tidak dapat mengatasi rugi-rugi tersebut maka kekurangan
daya terjadi dikompensasi dengan menyerap daya reaktif dari sistem.

6. Under Frequency Protection


Merupakan pengaman bantu generator untuk mendeteksi adanya perubahan
frekuensi dibawah harga yang diizinkan. Kekurangan pembangkitan menyebabkan
frekuensi menurun dan beban meningkat. Jatuh tegangan mengakibatkan eksitasi
meningkat hingga terjadi panas berlebih pada stator dan rotor.
Frekuensi rata-rata dari generator yang digunakan adalah 50 Hz. Frekuensi ini
disesuaikan dengan frekuensi dari PLN. Hal ini bertujuan untuk proses sinkronisasi
generator. Proteksi ini biasanya akan menyebabakan trip pada mesin yang biasannya
dihubungkan ke alarm. Alarm ini akan memberikan sinyal ke CB sehingga nantinya
akan menyebabkan CB open dan mentripkan generator.
Data :
Frekuensi rata-rata generator (f)

: 50 Hz

Governoor droop

:4%

Settingan frekuensi (Fu)

: 47 Hz (6%)

Governoor droop diasumsikan

: 4%

Nilai settingan over frequency harus kurang dari nilai :


Frekuensi drop 48 Hz (4%)

7. Over Frequency Protection


Merupakan pengaman bantu generator untuk mendeteksi adanya perubahan
frekuensi diatas harga yang diizinkan. Kelebihan pembangkitan menyebabkan
frekuensi berlebih dan kemungkinan menimbulkan tegangan berlebih. Frekuensi ratarata dari generator yang digunakan adalah 50 Hz. Frekuensi ini disesuaikan dengan
frekuensi dari PLN. Hal ini bertujuan untuk proses sinkronisasi generator.
Data :
Frekuensi rata-rata generator (f) : 50 Hz
Governoor droop

:4%

Settingan frekuensi (Fu)

: 53 Hz (6%)

Governoor droop diasumsikan

: 4%

Nilai settingan over frequency harus kurang dari nilai :


Frekuensi drop 52 Hz (4%)
8. Proteksi Tambahan
No

Nama Relay

Fungsi Relay

Relai jarak (distance relay)

Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka


generator sampai batas jangkauannya

Relai phasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan
(negative phase sequence oleh beban tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
relay)

Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang
(instantaneous over cur-rent ditentukan dalam waktu seketika
relay)

Relai arus lebih dengan Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam
waktu tunda (time over waktu yang ditentukan
current relay)

Relai penguat lebih (over Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator
excitation relay)

Relai

keseimbangan

te- Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan

gangan (voltage balance ke pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay


relay)
7

Relai waktu

Relai

stator

Untuk memperlambat/mempercepat waktu


gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator

tanah(stator ground fault


relay)
9

Relai kehilangan sinkroni- Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang
sasi (out of step relay)

10

sudah paralel dengan sistem

Relai pengunci (lock out Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan
relay)

kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan


peralatan lain serta penguncinya

B. Proteksi Transformator
No
1

Nama Relay
Relai suhu

Fungsi Relay
Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi mendeteksi
suhu minyak dan kumparan secara langsung yang akan
membunyikan alarm serta mengeluarkan/mentripkan PMT.
Relai suhu ini dipasang pada semua transformator

Relai beban lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator


terhadap suhu yang berlebihan akibat beban lebih

Relai Bucholz

Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang


ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan pemanasan
setempat dalam minyak transformator

Relai tekanan lebih (sudden Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai
pressure relay)

tekanan mendadak yang dipasang pada tangki, dan bekerja


dengan pertolongan membran.
Relai ini dipasang pada semua transformator.

Relai arus lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator


terhadap gangguan hubung singkat antar phasa di dalam
maupun di luar daerah pengamanan transformator. Relai
ini juga diharapkan mempunyai sifat komplementer dengan
relai beban lebih. Relai ini berfungsi juga sebagai
pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya

Relai gangguan tanah

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator


terhadap hubung tanah, di dalam dan di luar daerah
pengamanan.

Relai differensial

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator


terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam
daerah pengamanan transformator

Relai

gangguan

tanah Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator

terbatas (Restricted earth terhadap gangguan tanah dalam daerah pengamanan


fault relay)

transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik


netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial

Relai fluksi lebih

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator

generator.

Relai

ini

mendeteksi

besaran

/perbandingan tegangan dan frekuensi

E. Lighting Arrester
Lighting Arrester adalah alat proteksi untuk peralatan listrik terhadap
tengangan lebih yang di sebabkan oleh petir dan surja hubung (switching surge) yang
bersifat sebagai bypass disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dialiri arus
kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tengangan lebih yang tinggi
dan tidak merusak isolasi dari peralatan listrik.

F. Pemutus Tengangan/PMT (Circuit Breaker)

Keterangan :
Pg (output generator)

: 58.824 KVA

Vg (tegangan genarator)

: 6.000 V

Xd ( reaktansi subtransien generator)

: 19 % = 0.19 = 0.2 pu

Maka :

isc

1 1000

3 6.000 0, 2

58824

isc 28.300 A

Kapasitas = (28.300 A) x (10.000 V) = 283.000 KVA


PMT berfungsi untuk memutus dan menghubungkan tenaga listrik dalam keadaan
berbeban.

fluksi

G. Pemisah/PMS (Disconnecting switch)


PMS berfungsi untuk memisah atau menghubungkan peralatan listrik dalam keadaan
tidak berbeban.
H. Transformator Tengangan (Potensial Transformator/PT)
Data Teknis
Tegangan Primer (Vp)

: 10 KV

Tegangan Skunder (Vs)

: 150 KV

Berfungsi untuk menurunkan tengangan tinggi ke tengangan rendah yang


diperlukan untuk alat-alat ukur (pengukuran) dan alat-alat pengaman (proteksi)
dipasang secara palel pada jaringan.
I. Earth Switch
Berfungsi untuk mengamankan pada saat mengerjakan pada instalasi.misalnya
pada saat melaksanakan Annual Inspection, semua peralatan yang berada di
switchyard di pasang ground dengan menghidupkan Earth Swicth. Earth Switch
hanya dapat diaktifkan secara manual elektrik di lokasi Earth Swith.
J. Power Line Carrier
Sistem telekomunikasi dengan pembawa saluran tenaga, dimana arus
pembawa (carrier carrent) ditumpangkan pada saluran tenaga.
K. Baterai
Tengangan baterai yang digunakan adalah 110 V.
Baterai berfungsi untuk:
1) membangkitkan magnet pada rotor.
2) Sumber tegangan untuk peralatan kontrol.
3) Sumber tengangan untuk penerangan darurat (melalui inverter)
4) Sumber tengangan untuk proteksi.
5) Sumber tenaga eksitasi pada saat start generator Pencetus/pengerak
mula-mula

DAFTAR REFERENSI
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/19510630198
2031CHRIS_TIMOTIUS_KURNIA_K/POTENSI_ENERGI_SURYA_DI_INDONESIA.
pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_fisika_energi/bab7_energi_panas_b
umi.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12832-Presentation.pdf
http://iklimkarbon.com/2010/05/04/pembangkit-listrik-tenaga-surya-pltp/
http://doitsoteam.blogspot.com/2010/11/positive-thinking-sesuai-al-quran.html
http://lajangmisteri.wordpress.com/2010/09/
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/EnergiBersih/Solarcell/

Anda mungkin juga menyukai