KEDOKTERAN KELUARGA
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun oleh :
AZIZAH IRMADARA OKTAVIA
1010015043
Dosen Pembimbing:
dr. Evi Fitriani, M. Kes
Veronika Hinum, S.KM, M.M
dr. Kasiman
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................3
1.1. Tujuan........................................................................................................4
BAB 2 LAPORAN KASUS..................................................................................5
2.1 Identitas......................................................................................................5
2.1.1 Identitas Pasien..............................................................................5
2.1.2 Identitas Orang Tua Pasien............................................................5
2.2 ANAMNESIS............................................................................................6
PEMERIKSAAN FISIK...................................................................................9
2.3 DIAGNOSIS KERJA...............................................................................11
2.4 PENATALAKSANAAN..........................................................................12
2.5 Analisis Kedokteran Keluarga.................................................................13
2.5.1 Identitas Kepala Keluarga............................................................13
2.5.2 Identitas Anggota Keluarga Serumah..........................................13
2.5.3 Genogram.....................................................................................14
2.5.4 Status Fisik, Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan..........................14
2.5.5 Pola Hidup Bersih dan Sehat Keluarga........................................17
2.5.6 Resume Faktor Resiko Lingungan Keluarga...............................20
2.5.7 Diagnosa Keluarga (Resume Masalah Kesehatan)......................21
2.5.8 Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan............................21
2.5.9 Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah dalam Keluarga.....26
BAB 3 PEMBAHASAN......................................................................................28
LAMPIRAN...........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36
BAB 1
PENDAHULUAN
terhambatnya pertumbuhan
anak berupa perawakan pendek (stunting) atau perawakan kurus (wasting), bayi rentan
terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat
kecerdasan anak.
Gizi atau nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan dan merupakan
penunjang agar proses tumbuh kembang tersebut dapat berjalan dengan
memuaskan. Hal ini berarti, pemberian makanan yang berkualitas dan
kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga balita dapat tumbuh
normal dan sehat. Balita yang tidak diberi makanan yang berkualitas dan
berkuantitas baik dapat mengalami gizi kurang, gizi buruk, pendek dan kurus (IDAI,
2011).
Kejadian stunting merupakan akibat dari asupan makan yang tidak adekuat
dalam jangka waktu yang lama, kualitas makan yang tidak baik,
meningkatnyaangka kesakitan atau gabungan dari semua faktor tersebut.
Deteksidini pada anak-anak sangat penting, karena stunting yang terjadi pada masa
anak-anak dapat mempengaruhi pertumbuhan pada saat dewasa, yang berakibat
penurunan kemampuan kerja, dan pada wanita dapat mempengaruhi keturunan
(Dekker, 2010).
Terdapat sekitar 178 juta anak usia dibawah lima tahun di dunia mengalami
perawakan pendek, 167 juta terdapat di negara berkembang. Pada tahun 2020 sekitar
28% anak dibawah 5 tahun akan mengalami perawakan pendek di Asia. Hasil survey
yang dilakukan di 7 provinsi di Indonesia menunjukkan jumlah anak perawakan pendek
mencapai 31,4% dan 9,1% di antaranya mengalami perawakan pendek berat
(Riskesdas, 2010).
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
2.1.1 Identitas Pasien
Nama
: An. RS
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal Lahir
: 30 Juni 2015
Umur
: 10 bulan
Alamat
Anak ke
: 4 dari 4 bersaudara
: Tn. S
Tanggal Lahir
: 14 Desember 1975
Umur
: 41 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Tukang Ojek
Pend. Terakhir
: SMA
: Ny. D
Tanggal Lahir
: 11 Juni 1976
Umur
: 40 tahun
Alamat
Pekerjaan
Pend Terakhir
: SMP
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa dan bertahap pada tanggal 10, 17 dan
18 Mei 2016 Februari 2016 dengan ayah dan ibu kandung pasiendi Puskesmas Palaran
danrumah pasien.
2.2 ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Grafik pertumbuhan berat badan terhadap umur berada di bawah garis merah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rutin dibawa ke Poli Sayang Ibu Puskesmas Palaran setiap bulan untuk
melakukan pemeriksaan tumbuh kembang dan menerima imunisai sesuai jadwal.
Pemeriksaan tumbuh kembang menunjukkan grafik pasien terus meningkat, namun
selalu berada di bawah garis merah sejak usia pasien 3 bulan.Ibu pasien mengaku bahwa
sejak pasien mulai diberi makanan pendamping ASI, pasien jarang menghabiskan
seporsi bubur yang disiapkan. Pasienhanya memakan1-2 sendok bubur setiap kali
makan. Ibu pasien menyiapkan makanan untuk pasien 3 kali sehari. Ibu telah mendapat
vitamin tambahan dari puskesmas berupa TABURIA yang diberi dengan menaburkan
pada makanan yang dikonsumsi tiap 2 hari sekali. Namun bila makanan pasien
ditaburkan itu, pasien tidak mau memakan makanan nya sama sekali.
Ibu pasien mengaku, pasien lebih suka memakan kue, agar-agar, dan biskuit
dibandingkan memakan bubur. Ibu pasien telah berusaha memberikan pasien buahbuahan seperti pisang, namun pasien tidak suka memakan buah-buahan. Ibu pasien
khawatir bila pasien tidak mendapat asupan gizi yang cukup, sehingga pasien diberi
tambahan susu formula Dancow (3 sendok takar dalam botol 120 ml sebanyak3-5 kali
sehari). Saat ini pasien masih meminum ASI terutama saat sebelum tidur malam hari.
Ibu pasien mengaku pasien hampir tidak pernah sakit sejak lahir. Saat ini juga
tidak ada memiliki keluhan apapun. Pasien anak yang aktif dan saat ini sudah mulai bisa
berkata 1 suku kata, seperti naa..naa. Pasien sudah bisa duduk dengan mandiri dan
mulai belajar berdiri dengan merayap di pinggir meja, kursi dan dinding. Pasien rutin
buang air besar 1 kali sehari dengan konsistensi lunak. Pasien masih menggunakan
popok dan diganti sebanyak 2-4 kali sehari, bila popok telah penuh, saat mandi atau
setelah buang air besar.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.Menurut pengakuan ibu pasien,
setiap kali pasien sakit tidak pernah melewati dari dua hari dan sembuh dengan
segera.Ibu pasien menuturkan bahwa pasien juga tidak pernah memiliki riwayat operasi
sebelumnya dan menyangkal adanya riwayat alergi pada anaknya.
6
Kondisi
Jenis
ke
1
2
3
4
saat Lahir
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
(pasien)
Sehat/
Persalinan
Spontan
Spontan
Spontan
Usia
BB/TB
Penolong
13 thn
9 thn
5 thn
Bidan
Bidan
Bidan
Spontan
10 bln
2500 gr/?
3000 gr/?
3100 gr/?
2600 gr/
Tidak
Sehat
Sehat
Sehat
Bidan
Sehat
48 cm
II
III
IV
Booster I
Booster II
BCG
////////
///////
///////
///////
///////
Polio
Campak
///////
///////
///////
///////
///////
DPT
///////
Hepatitis B
///////
: 2600 gram
BB sekarang
:5400gram
PB Lahir
: 48 cm
PB sekarang
: 61cm
Gigi keluar
: 8 bulan
Tersenyum
: 5 bulan
Miring
: 6 bulan
Tengkurap
: 7 bulan
Duduk
: 8 bulan
Merangkak
: 8 bulan
Hasil KPSP usia 9 bulan mendapat 9 jawaban YA. Tahap perkembangan anak
sesuai (S)dengan usianya.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: tampak sehat
Kesadaran
: komposmentis, E4V5M6
Tanda-tanda vital
1. Frekuensi nadi :100x/menit kuat angkat
2. Frekuensi nafas :32x/menit
3. Suhu
:36,4oC
Status Gizi
Berat Badan
: 5,4kg
Panjang Badan
: 61cm
LLA
: 12 cm
PB/U
BB/U
BB/PB
10
Status generalisata
Kepala
Bentuk
: Normal
Lingkar Kepala : 43 cm
Rambut
: hitam,tipis, tidak mudah dicabut
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
pupil isokor, refleks cahaya (-/-)
Hidung
: nafas cuping hidung -|- , sekret (-)
Telinga
: bentuk normal, secret (-)
Mulut
: mukosa basah, tidak pucat, tidak sianosis, faring tidak hiperemis
KGB
: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Superior
Inferior
2.4 PENATALAKSANAAN
Farmakologis: Non farmakologis:
11
Edukasi mengenai pola makan bergizi selama masa pemberian MP-ASI yang
sesuai untuk anak usia 10 bulan, yaitu:
Tekstur makanan semi padat, berupa bubur tanpa disaring, makanan
dicincang lembut, atau irisan makanan lunak.
Frekuensi makan 3-4 kali sehari, diselingi makanan ringan 1-2 kali sehari.
Porsi makanan ditakar meningkat bertahap hingga mangkok (setara 125
mL) setiap makan.
Cara pemberian makanan aktif-responsif
Edukasi keluarga agar tidak serta merta mengikuti keinginan pasien mengenai
kebiasaan makan.
12
Keterangan
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
9.
Alamat Lengkap
Kepala Keluarga
Pasangan
Tn. S
Ny. D
41 tahun
40 tahun
Laki-laki
Perempuan
Kawin
Kawin
Islam
Islam
Bugis
Banjar
SMA
SMP
Tukang Ojek
Ibu Rumah Tangga
Jl. Jl. Pelabuhan LamaRT. 32 Kel. Rawa Makmur
Kec. Palaran Samarinda
Anggota
Keluarga
Tn. S
Ny. D
An. R
An. N
An.
An. RS
Status
Keluarga
Nikah
Ya
Menikah
Menikah
Pekerjaan
41
Tukang
Ayah
tahun
40
Ojek
Kandung
Ibu
tahun
13
tahun
11
tahun
5
tahun
10
bulan
IRT
Pelajar
Pelajar
-
Serumah
Hub.
Usia
Kandung
Saudara
Belum
Kandung
Saudara
Menikah
Belum
Kandung
Saudara
Menikah
Belum
Kandung
Menikah
Belum
Pasien
Mneikah
Tdk
Kdg
13
2.5.3 Genogram
Ekonomi Keluarga
Luas tanah
Luas Bangunan
Pembagian ruangan
Keterangan
10x20 meter
6x16 meter
Rumah pasien merupakan rumah
14
Rp1.200.000,00
Rp 300.000,00
Rp 1.500.000,00
Perilaku Kesehatan
1
2
Pelayanan promotif/preventif
Pemeliharaan kesehatan anggota
Tidak ada
Dokter
keluarga lain
Pelayanan pengobatan
Dokter
Jamkesda
No
1
No
1
Aktivitas Keluarga
Aktivitas fisik
Pasien
Ayah
Ibu
Kakak kedua
Kakak ketiga
Aktivitas mental
No
1
Lingkungan
Sosial
Fisik/Biologik
Perumahan dan fasilitas
Cukup
Luas tanah
10x20 meter
Luas bangunan
6x 16 meter
Kayu
Kayu
Lampu listrik
Sarana MCK
16
Air PDAM
Pembuangan sampah
Indikator Pertanyaan
Keterangan
Jawaban
Ya
Tidak
A. Perilaku Sehat
1
Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan
2
Ada
merokok
Persalinan
Dimana ibu melakukan persalinan
bidan di RS IA Moeis
3
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di
Imunisasi lengkap
imunisasi lengkap
(BCG,DPT 1,2,3,Polio,
Hepatitis, Campak)
4
Balita di timbang
Dimanakah balita ibu sering
Rutin ditimbang di
ditimbang?
Sarapan pagi
puskesmas
Jamkesda
askes?
17
Cuci tangan
Apakah anggota keluarga
Seluruh anggota
sesudah BAB
Seluruh anggota
keluarga melakukan
menggunakan odol
kebiasaan menggosok
gigi
9
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga
Seluruh anggota
keluarga jarang
melakukan olahraga
B. Lingkungan Sehat
1
Jamban
Apakah dirumah tersedia jamban
menggunakannya?
Air bersih dan bebas jentik
Apakah dirumah tersedia air
Di rumah menggunakan
ditampung di dalam
drum, tidak ada tempat
penampungan air yang
berjentik
3
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia tempat
sampah berserakan di
berserakan?
18
SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL
Pembuangan limbah
disekitar rumah?
menggunakan septic
tank
5
Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara
didalam rumah?
Kepadatan
Apakah ada kesesuaian rumah
6 orang penghuni
dari kayu.
C. Indikator Tambahan
1
ASI Eksklusif
Ya
keluarga mengkonsumsi
mengkonsumsi buah
Jumlah
14
19
Klasifikasi
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 14 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk
dalam klasifikasi SEHAT III.
Biologi
Psikososio-
kurang rapi.
Tempat tidur (kasur, bantal kapuk, kipas angin berdebu)
Ventilasi cukup dan pertukaran udara baik.
Ibu pasien dan saudara-saudara ibu nya memiliki perawakan pendek.
Memiliki kartu jaminan kesehatan.
Pendapatan keluarga kategori menengah kebawah.
ekonomi
Perilaku
Kesehatan
Gaya
hidup
20
a. Ibu pasien kurang inovatif dalam penyajian menu makandan membuat makanan
untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien.
b. Pengetahuan keluarga mengenai jenis-jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan
gizi pasien terhadap pertumbuhan masih kurang.
Status Upaya Kesehatan (Individu, Keluarga, dan Komunitas)
a. Pendapatan keluarga diprioritaskan untuk sandang dan pangan.
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan di puskesmas dan rumah sakit serta terkadang
dilakukan di praktek dokter spesialis.
c. Pemenuhan gizi seimbang dan sehat khusus bagi pasien dirasa cukup kurang.
d. Memiliki jaminan kesehatan.
e. Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam berobat.
Status Lingkungan
a. Kondisi rumah dan lingkungan secara umum baik.
b. Ukuran luas rumah dan halaman cukup memadai untuk ditempati oleh anggota
keluarga yang berjumlah 6 orang serta ventilasi yang cukup.
c. Hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar cukup baik.
d. Sanitasi lingkungan sekitar rumah kurang bersih.
e. Terdapat tempat sampah baik di dalam rumah.
Diagnosa Keluarga
Sebuah keluarga Tn. S yang terdiri dari 6 orang anggota keluarga inti dengan
salah satu anggota keluarga merupakan pasien yang mengalami gizi kurang dan
perawakan sangat pendek.Secara umum, keluarga ini menempati rumah yang cukup
sehat, sosial ekonomi yang cukup, kebersihan lingkungan yang kurang, kesadaran
PHBS yang kurang baik, dan fungsi keluarga sehat yang baik.
No
1.
Masalah
Kesehatan
Non Farmakologis
Perbaikan
s
Farmakologis:
Non-farmakologis :
Status Gizi
(-)
Pasien
21
bervariasi
2.
Perawakan
anak normal.
Perbaikan status gizi untuk mengurangi risiko
pendek
1.1.1.
Mandala of Health
1.1.2.
1.1.3.
22
1.1.8.
1.
alah
1.1.6.
Yang
Skor
Dihad
api
1.1.9. Masa
lah
Perbaik
1.1.12.
an
Status
1.1.14.
Gizi
1.1.10.
1.1.17.
4
1.1.18.
1.1.19.
1.1.20.
sering.
Menyarankan keluarga memantau berat
badan dan lingkar kengan atas pasien.
Apabila semakin turun segera kembali ke
puskesmas.
Edukasi keluarga agar tidak serta merta
mengikuti keinginan pasien mengenai
kebiasaan makan.
1.1.21.
1.1.22.
1.1.23.
4
2.
2.1.1. Pera
1.1.24.
2.1.2. Perbaikan status gizi untuk mengurangi
risiko terhambatnya pertumbuhan akibat gizi
wakan
pendek
2.1.3.
2.1.4.
kurang.
Evaluasi pertumbuhan dan perkembangan
pasien dan deteksi dini kemungkinan terjadi
26
2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8.
2.1.9. Klasifikasi Skor:
2.1.10. Skor 1
partisipasi.
2.1.11. Skor 2
2.1.12. Skor 3
2.1.13. Skor 4
2.1.14. Skor 5
27
2.5.10
PEMBAHASAN
2.1.15.
2.1.16.
2.1.17.
2.1.18.
Midparental height
2.1.19.
2.1.20.
2.1.21.
2.1.22.
2.1.23.
anak karena pengetahuan gizi yang rendah pada orang tua terutama
ibu. Penelitian oleh Imdad dkk. (2011),menggambarkan terjadi
peningkatan terhadap berat dan tinggi badan anak usia dibawah
5 tahun setelah diberikan makanan tambahan beserta konseling
kepada ibu mengenai nutrisi yang baik untuk anak. Penelitian
yang dilakukan di Indonesia oleh Oktaviasari dan Muniroh (2012),
menunjukkan pada orang tua yang merokok meningkatkan risiko gizi
kurang pada anak karenakemampuan untuk membeli makanan
yang bergizi menjadi berkurang dibandingkan dengan orang tua
28
2.1.24.
2.1.25.
2.1.26.
29
1. Suapi bayi dan perhatikan anak yang lebih besar serta beri bantuan bila dia
membutuhkan. Beri anak makanan dengan sabar dan penuh perhatian, dorong
anak untuk mau makan namun jangan paksa anak untuk makan.
2. Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur dan
metode makan.
3. Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan
perhatiannya.
4. Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga
mencurahkan cinta dan saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk
mengobrol dengan kontak mata yang penuh kehangatan.
2.1.27.
2.1.28.
2.1.29.
yang disajikan maka jangan beri terlalu banyak air dan bisa
ditambahkan minyak nabati (minyak kelapa, minyak sayur, minyak
zaitun, dll) atau margarin. Dengan demikian bayi akan lebih mudah
menelan makanan yang diberikan dan kalori MP-ASI juga lebih
tinggi. Kemudian dapat diberikan contoh-contoh sumber makanan
yang baik untuk meningkatkan status gizi pasien. Berikut contoh
makanan tinggi protein, seperti daging sapi, daging ayam, telur, hati,
susu, ikan, kacang-kacangan (Depkes RI, 2007).
2.1.30.
2.1.31.
nabati. Zat besi dalam bahan pangan hewani berada dalam bentuk
heme iron, sedangkan dalam sayur-mayur berada dalam bentuk nonheme iron. Non-heme iron ini membutuhkan zat tambahan yang
disebut enhancer supaya bisa diserap oleh tubuh. Enhancer yang
dibutuhkan adalah vitamin C dan (kemungkinan) karoten, sedangkan
vitamin C dan karoten ini mudah rusak dalam proses pengolahan
makanan. Selain alasan di atas, zat besi dari bahan pangan nabati
sukar dicerna karena akan dihambat oleh phytate atau phytic acid (6fosfoinositol), fosfat, oksalat, tannat, karbonat dan polifenol yang
juga banyak terdapat dalam sayur-mayur.Oleh sebab itu, segera
berikan bahan pangan hewani kaya zat besi seperti hati atau daging
merah dalam MP-ASI bayi 6 bulan. Kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia dan menurunnya daya konsentrasi.
Kekurangan seng dapat menghambat pertumbuhan, menurunnya
kemampuan indera perasa, penciuman, dan kerusakan kulit (Ibeanu
dkk., 2012; WHO, 2010).
2.1.32.
2.1.33.
2.1.34.
2.1.35.
2.1.36.
Lampiran 1 Dokumentasi
2.1.37.
2.1.38.
2.1.39.
2.1.40.
2.1.41.
2.1.42.
2.1.43.
32
2.1.44.
2.1.45.
2.1.46.
2.1.47.
Pasien An. RS
2.1.48.
2.1.49.
2.1.50.
2.1.51.
2.1.52.
2.1.53.
2.1.54.
2.1.55.
2.1.56.
2.1.57.
2.1.58.
2.1.59.
2.1.60.
2.1.61.
2.1.62.
2.1.63.
2.1.64.
33
2.1.65.
2.1.66.
2.1.67.
2.1.68.
2.1.69.
2.1.70.
2.1.71.
2.1.72.
2.1.73.
2.1.74.
2.1.75.
2.1.76.
2.1.77.
2.1.78.
TerasRumah Pasien
34
2.1.79.
2.1.80.
2.1.82. YA/
No
TIDAK
2.1.83.
2.1.84. Pada posisi bayi telentang, pegang
1.
2.1.88. Gera
2.1.89. YA
k Kasar
2.1.85.
2.1.86.
2.1.87.
2.1.90.
2.1.91. Pernahkah anda melihat bayi
2.
2.1.92. Gera
2.1.93. YA
k Halus
2.1.96. Gera
2.1.97. YA
k Halus
2.1.100.
4.
Gerak Halus
2.1.101.
TIDAK
35
2.1.102.
2.1.103.
5.
2.1.104.
Gerak Kasar
2.1.105.
YA
2.1.112.
Gerak Halus
2.1.113.
YA
2.1.108.
2.1.109.
2.1.110.
2.1.111.
2.1.114.
2.1.115.
7.
2.1.119.
Gerak Kasar
2.1.120.
YA
2.1.116.
2.1.117.
2.1.118.
2.1.121.
2.1.122.
8.
kering sendiri?
2.1.123.
Sosialisasi&
2.1.124.
YA
Kemandirian
36
2.1.125.
2.1.126.
9.
2.1.127.
Bicara &
2.1.128.
YA
Bahasa
2.1.131.
10
Sosialisasi&
Kemandirian
2.1.132.
YA
2.1.133.
2.1.134.
Jawaban TIDAK pada poin pertanyaan no. 4 yaitu pemeriksaan gerak halus.
2.1.135.
37
DAFTAR PUSTAKA
2.1.136.
2.1.137.
2.1.138.
2.1.139.
2.1.140.
2.1.141.
2.1.142.
2.1.143.
2.1.144.
Anthropometric Indices, Iron and Zinc Status of Preschoolers in a periurban Community in South East Nigeria. IJBAS-IJENS. 12:31-37.
2.1.145.
2.1.146.
Metabolik.
2.1.147.
38
2.1.148.
2.1.149.
KementrianKesehatanRI,Riskesdas,2010.Tersediadalam
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskes
das2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf
2.1.150.
2.1.151.
2.1.152.
2.1.153.
2.1.154.
39