Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Mikroskop
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prinsip kerja mikroskop
2. Memahami cara penggunaan mikroskop

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop (bahasa Yunani : micros = kecil dan scopein = melihat) adalah


suatu alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh
mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup
yang berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
sehingga

mikroskop

memberikan

kontribusi

penting

dalam

penemuan

mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Pramesti, 2000).


Mikroskop pertama kali dibuat oleh 2 ilmuwan yaitu Hans Janssen dan
Zacharias pada tahun 1590, mereka adalah ayah dan anak. Penemuan mikroskop
mendorong penemu lain untuk membuat alat yang sama, penemu tersebut ialah
Galileo Galilei yang berasal dari Italia. Galileo Galilei menyelesaikan perbuatan
mikroskop pada tahun 1609, mikroskop yang ia buat dikenal dengan nama
mikroskop Galileo yang menggunakan lensa optik. Mikroskop yang dirakit dari
lensa optik mempunyai kemampuan yang terbatas dalam memperbesar ukuran
objek (Utami, 2005).
Orang yang pertama kali menggunakan mikroskop (mikroskop sederhana)
adalah Antony Van Leuwenhoek, lewat penelitiannya yang meneliti sel
( menemukan sel gabus ). Kemudian pada tahun 1600, Hanz dan Z. Jensen telah
menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda.
Mikroskop (bahasa yunani: Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah
alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam
perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga
mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan
perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat kecil ini disebut

sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun


jasad renik (Parjatmo, 1999).
Menurut Hartati,dkk (2011), Mikroskop adalah alat untuk membantu
mengamati objek yang sangat kecil karena kuat nya kemampuan pembesar.
Mikroskop dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan, evaluasi
properti obyek, domain medis, kontrol kualitas, tipis film investigasi, dan analisis
biomedis. Operasi dari mikroskop analog mengharuskan pengguna untuk secara
tepat menentukan kombinasi lensa untuk mendapatkan tingkat yang tepat dari
pengaturan perbesaran dan fokus untuk pengamatan yang tajam dan jelas.
Menurut Volk dan Wheeler (1993), ada beberapa jenis mikroskop yang
dibedakan berdasarkan sumber cahayanya :
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop majemuk karena
mempunyai dua perangkat lensa, satu perangkat yang terdapat dekat benda
(objek) yang diamati, dua karena itu disebut objektif. Perangkat lain adalah
okuler yaitu yang dekat dengan mata anda.
2. Mikroskop trinokuler
Mikroskop trinokuler yang merupakan alat optik yang tidak hanya
terdiri dari lensa lensa kompleks yang dapat memperbesar bayangan dari
benda benda, tetapi ada seperangkat LCD dan kamera yang berfungsi untuk
merekam dari pembiasan bayangan dari lensa lensa yang akhirnya dapat
diamati oleh pengamat tanpa harus menggunakan lensa okuler.
3. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya karena cahaya ultraviolet
mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya yang
dapat dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat
meningkatkan daya pisah menjadi dua kali lipat daripada mikroskop biasa.
Batas daya pisah lalu menjadi 0,1 m. Karena cahaya ultraviolet tak dapat
dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka
cahaya (photographic plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa.
4. Mikroskop Pendar
Bakteri yang diwarnai dengan pewarna pendar akan bewarna lain di
bawah mikroskop pendar daripada jika dilihat dengan mikroskop cahaya

biasa. Kualitas yang dikenal sebagai pendar dapat diamati dengan adanya
cahaya ultraviolet. Myrobacterium tubercolosis yang diwarnai dengan
auramin (pewarna kuning) akan tampak cemerlang pada latar belakang yang
gelap.
5. Mikroskop Medan gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakterihidup,
khususnya bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekati batas daya pisah
mikroskop majemuk. Banyak spirochaeta yang bersifat patogen termasuk
dalam kategori ini, terutama spirochaeta penyebab sifilis, Treponema
pallidum. Mikroskop medan gelap berbeda dengan mikroskop cahaya
majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensr khusus yang dapat
membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat.
6. Mikroskop fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan
alaminya, tidak diberi warna dalam keadaan hidup. Namun, pada galibnya
fragmen benda hidup dengan mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri)
tembus cahaya sehingga masing masing rincian tidak dapat diamati.
Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras.
7. Mikroskop elektron transmisi
Mikroskop elektron transmisi merupakan suatu keuntungan bagi para
mikrobiologiwan. Mikroskop ini menggunakan berkas elektron, bukannya
cahaya biasa atau ultraviolet. Karena panjang gelombang berkas elektron,
bukannya cahaya biasa atau ultraviolet. Karena panjang gelombang jauh lebih
pendek dibandingkan panjang gelombang bahkan cahaya ultraviolet, daya
pisah mikroskop ini menjadi sangat besar.
8. Mikroskop elektron pemayaran
Mikroskop elektron pemayaran menggunakan berkas elektron namun
yang seharusnya di transmisikan secara serempak ke seluruh medan elektron
difokuskan sebagai titik yang sangat kecil dan dapat digerakkan maju mundur
pada specimen. Sewaktu elektron penembus mengenai specimen, elektron
sekunder di pancarkan dan kemudian di himpun dalam tabung sinar katoda.
Kekuatan sinyal dapat di lihat sebagai daerah yang gelap atau terang pada
kolektor, dengan demikian diberikan bayangan permukaan specimen.
9. Mikroskop Fluorosen

Sebagian besar mikroba tumbuh dan berkembang biak di permukaan tanah


bahkan pada segumpal tanah tumbuh berbagai mikroorganisme. Untuk
menguji kandungan mikroorganisme pada partikel tanah dapat menggunakan
mikroskop fluorosen. Sedangkan untuk mengamati mikroorganisme spesifik
dalam partikel tanah dapat digunakan stain dengan antibiotik atau filogenik
(Panangan, 2011).
Menurut Afrian (2012), macam-macam mikroskop, berdasarkan
kegunaan mikroskop, yaitu :
1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya yaitu mikroskop yang memiliki perbesaran maksimum
1000 x dengan memiliki kaki yang berat dan kokoh, hal ini membuat
mikroskop dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya terdiri dari lensa
obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler
terdapat pada kedua ujung tabung mikroskop.

Mikroskop

cahaya

memiliki pencahayaan yang berasal cahaya matahari yang dipantulkan dari


bagian yang berasal dari bawah. Mikroskop ini terdiri dari mikroskop
berlensa tungggal yaitu monokuler dan mikroskop berlensa ganda yaitu
binokuler.
2. Mikroskop stereo
Mikroskop stereo yaitu mikroskop yang digunakan untuk benda yang
ukurannya relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga
30 kali. Objek yang terlihat dengan mikroskop stereo dapat dilihat secara 3
dimensi. Mikroskop stereo memiliki pencahayaan yang berasal dari cahaya
yang diteruskan dari bagian yang atas.
3. Mikroskop electron
Mikroskop electron yaitu mikroskop yang mempunyai perbesaran hingga
1000 kali. Mikroskop electron mempunyai 2 tipe yaitu mikroskop electron
scanning (SEM) dan mikroskop electron transmisi (TEM). Mikroskop
electron scanning (SEM) mampu menghasilkan gambaran dengan
perbesaran yang kuat dan menggunakan sinyal yang berupa electron

pantulan. Mikroskop electron transmisi (TEM) menggunakan sinyal yang


berupa sinyal electron tembus (Hariono, 2009).
4. Mikroskop ultraviolet
Mikroskop ultraviolet digunakan untuk mengamati objek yang tidak dapat
terdeteksi dengan pencahayaan biasa
5. Mikroskop pender
Mikroskop pender digunakan untuk mengamati suatu objek asing, benda
asing, atau antigen dalam jaringan
6. Mikorskop medan gelap
Mikroskop

medan

gelap

digunakan

untuk

mengamati

suatu

mikrooraganisme hidup atau bakteri yang berukuran sangat tipis sekali.


7. Mikroskop digital
Mirkoskop digital merupakan mikroskop yang menggunakan kamera
digital prolink. Perbesaran yang dilakukan pada proses pengambilan citra
adalah 500 kali (Fifin , 2010). Mikroskop digital ini telah dilengkapi
dengan program yang men-capture video menjadi citra digital (Kurniastuti
dkk., 2013).
Menurut Halim (2002), bagian-bagian dari mikroskop cahaya yang terdiri
dari alat-alat optic dan non optic yang meliputi:
1. Lensa okuler adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang bersifat maya, tegak dan di perbesar
(perbesaran 5x, 10x, atau 15x).
2. Lensa objektif berfungsi untuk memperbesar bayangan yang diamati
(perbesaran 4x, 10x dan 40x), lensa cembung, dekat dengan objek,
bayangan akhir yang diamati bersifat nyata, terbalik dan diperbesar.
3. Kondensor untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin
dan dipantulkan pada objek.
4. Diafragma, terletak dibawah kondensor. Diafragma berfungsi untuk
mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke objek.
5. Cermin untuk mengarahkan cahaya pada objek. Permukaan yang satu
merupakan cermin datar dan yang lainnya merupakan cermin cembung.

Menurut Kinaryosi (2014), bagian mekanik mikroskop, yaitu :


1. Kaki mikroskop
Kaki mikroskop merupakan penyangga yang digunakan untuk menyangga
mikroskop agar tidak jatuh.
2. Kondensor
Kondensor merupakan bagian

mekanik

yang

berfungsi

untuk

mengumpulkan cahaya sehingga dapat menerangi preparat.


3. Lengan mikroskop
Lengan mikroskop merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk
memegang mikroskop
4. Makrometer
Makrometer merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk
menaik turunkan tubus mikroskop secara cepat agar diperoleh focus
bayangan objek yang tepat.
5. Meja objek
Meja objek merupakan komponen mikroskop yang digunakan untuk
meletakkan objek yang akan diamati
6. Mikrometer
Mikrometer merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk
mencari bayangan yang paling jelas
7. Penjepit objek
Penjepit objek merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk
mencepit kaca objek yang akan diamati
8. Revolver
Revolver merupakan komponen mikroskop yang digunakan untuk
memilih lensa objektif yang akan digunakan
9. Sekrup
Sekrup merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk mengatur
sudut berdirinya mikroskop
10. Tubus
Tubus merupakan tabung menghubungkan antara lensa objektif dengan
lensa okuler.
Mikroskop trinokuler yang merupakan alat optik yang tidak hanya terdiri
dari lensa lensa kompleks yang dapat memperbesar bayangan dari benda
benda, tetapi ada seperangkat LCD dan kamera yang berfungsi untuk merekam
dari pembiasan bayangan dari lensa lensa yang akhirnya dapat diamati oleh
pengamat tanpa harus menggunakan lensa okuler (Kuriniastuti dkk,2013).

Menurut Sutanto (2007), kelebihan dari Mikroskop Trinokuler Olympus


TX CX41 antara lain :
1. Mikroskop menggunakan listrik untuk mengoprasikannya sehingga sumber
cahaya tidak perlu mencari terlebih dahulu dan intensitas cahya dapat di atur
sesuai dengan keinginan.
2. Gambar dapat di dokumentasikan baik dalam bentuk gambar, foto, atau data
dalam computer maupun kamera karena dapat disambungkan pada proyektor,
computer, dan laptop.
3. Pengamatan langsung dengan mata masih dapat dilakukan melalui kedua lensa
okuler di depan yang memungkinkan pengamatan lebih simple, praktis, dan
alat dapat di bawa ke tempat lain dengan mudah.
4. Pengamatan dapat dilakukan bersama sama dan memudahkan pengamatan
karena mata menjadi tidak cepat lelah.
5. Penamplan kembali hasil pengamatan mudah dan dilakukan tanpa harus
pengamatan ulang.
Menurut Hariono (2009), kekurangan Mikroskop Trinokuler Olympus TX
CX41 antara lain :
1. Mikroskop ini tidak dianjurkan untuk pemula karena banyak instrument digital
sehingga jika terjadi kesalahan penggunaan akan berbahaya.
2. Lebih sensitive daripada mikroskop sederhana sehingga perawatannya lebih
mahal dan jika terjadi kerusakan akan mengeluarkan biaya lebih mahal.
3. Harga mikroskop dan kameranya cukup mahal.
4. Mikroskop bergantung pada arus listrik sehingga saat listrik mati/padam maka
mikroskop tidak akan dapat digunakan.
Pada praktikum kali ini preparat yang diguanakan adalah preparat
hypofisis tikus putih. Tikus (Rattus norvegicus) telah diketahui sifat-sifatnya
secara sempurna, mudah dipelihara, dan merupakan hewan yang relatif sehat
dancocok untuk berbagai penelitian (Kuriniastuti dkk,2013).

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
mikroskop trinokuler dengan merk Olympus CX-41 dan bahannya
adalah preparat sebagai bahan yang akan diamati.
B. Cara kerja
Mikroskop di sambung dengan listrik
Camera menyala secara otomatis
Preparat diletakkan di meja objek, diatur dengan makrometer
Gambar dipertajam dengan makrometer
Gambar diamati dengan kamera
Gambar hasil preparat di foto

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

g
1
i
a

f
d

j
c

3
b

h
Gambar 1. Mikroskop trinokuler olympus CX-41
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
a.
b.

Lensa okuler
Lensa obyektif
Kondensor
Kamera
Tabung Mikroskop
Makrometer

c. Mikrometer
i. Revolver
d. Buluh Teropong
j. Power Switch
e. Meja Preparat
f. Penjepit Kaca
g. Lengan Mikroskop
h. Kaki Mikroskop

B. Pembahasan
Menurut Volk dan Wheeler (1993), mikroskop adalah suatu alat
yang dipergunakan untuk memperoleh perbesaran yang cukup besar dari

benda-benda sangat kecil dimana tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
atau bugil (diameter benda kurang 0,1 mm). Dalam percobaan ini
mikroskop yang digunakan adalah mikroskop trinokuler yang merupakan
alat optik yang tidak hanya terdiri dari lensa lensa kompleks yang dapat
memperbesar bayangan dari benda benda, tetapi ada sebuah kamera yang
berfungsi untuk merekam dari pembiasan bayangan dari lensa lensa yang
akhirnya dapat diamati oleh pengamat.
Mikroskop Trinokuler Olympus TX CX41

merupakan suatu

mikroskop yang bekerja karena adanya 3 lensa okuler. Mikroskop


Trinokuler Olympus TX CX41 bekerja dengan menggunakan kamera yang
berfungsi untuk mengambil gambar preparat. Prinsip kerja Mikroskop
Trinokuler Olympus TX CX41 adalah adanya gabungan 3 lensa, kemudian
cahaya dipantulkan ke cermin. Setelah dipantulkan

diteruskan ke

kondensor dan dilanjutkan ke lensa objektif, kemudian hasil dapat dilihat


dengan mata.

g
1
i
a

f
d

j
c

3
h

Gambar 2. Mikroskop trinokuler olympus CX-41


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Keterangan :
5.
6.
7.
8.
c.
d.

Lensa okuler
Lensa obyektif
Kondensor
Kamera
Tabung Mikroskop
Makrometer

c. Mikrometer
i. Revolver
d. Buluh Teropong
j. Power Switch
e. Meja Preparat
f. Penjepit Kaca
g. Lengan Mikroskop
h. Kaki Mikroskop

Fungsi dan bagian optis Mikroskop Trinokuler Olympus TX CX41


adalah :
1. Diafragma
Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya sinar yang
menuju ke kondensor
2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang berasal dari
cermin
3. Lensa objektif
Lensa objektif berfungsi untuk memperbesar bayangan. Bayangan
yang dibentuk ialah nyata, terbalik, dan diperbesar.
4. Lensa okuler
Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan dari objek.
Bayangan yang dibentuk ialah maya, tegak, dan diperbesar.
5. Cermin
Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumbernya ke
kondensor. Cermin terdiri dari cermin datar dan cermin cekung.
Cermin datar untuk sumber cahaya yang cukup terang. Cermin cekung
untuk sumber cahaya kurang terang.
Fungsi dan bagian mekanik Mikroskop Trinokuler Olympus TX
CX41 adalah :
1. Adaptor
Adaptor merupakan penghubung antara kamera dengan Mikroskop
Trinokuler Olympus TX CX41.
2. Kaki Mikroskop

Kaki mikroskop berfungsi untuk menopang Mikroskop Trinokuler


Olympus TX CX41.
3. Knop
Knop terdiri dari makrometer dan micrometer. Makrometer berfungsi
untuk pemutar kasar dengan menaikan atau menurunkan badan
mikroskop. Mikrometer berfungsi pemutar halus untuk menurunkan
badan mikroskop secara cepat perlahan.
4. Meja benda atau meja objek
Meja benda atau meja objek berfungsi untuk menempatkan atau
meletakkan preparat atau objek yang akan diamati.
5. Tombol ON dan OFF
Tombol ON berfungsi untuk menghidupkan mikroskop dan tombol
OFF berfungsi untuk mematikan mikroskop.
6. Pengatur intensitas cahaya
Pengatur intensitas cahaya berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya intensitas cahaya yang digunakan untuk mengamati
preparat.
7. Pengatur meja
Pengatur meja berfungsi untuk mengatur meja benda.
8. Penjepit
Penjepit berfungsi untuk menjepitkan kaca preparat agar tidak
berpindah-pindah tempat atau tergeser.
9. Revolver
Relvolver berfungsi untuk mengatur lensa objektif.
10. Tombol ON dan OFF
Tombol on berfungsi untuk menghidupkan Mikroskop Trinokuler
Olympus TX CX41 dan OFF berfungsi untuk mematikan Mikroskop
Trinokuler Olympus TX CX41.
Cara kerja Mikroskop Trinokuler Olympus TX CX41 adalah :
1. Mikroskop Trinokuler Olympus CX41, kamera, dan preparat disiapkan
2. Mikroskop Trinokuler Olympus TX CX41 dihubungkan dengan
sumber listrik dan dinyalakan
3. Kamera dipasangkan ke Mikroskop Trinokuler Olympus TX CX41
dengan adaptor
4. Preparat yang akan diamati diletakkan di atas meja benda, kemudian
dijepit dengan penjepit

5. Intensitas cahaya yang sesuai diatur


6. Kamera dihidupkan, kemudian diatur mulai dari perbesaran yang
tertinggi
7. Preparat dilihat mulai dari perbesaran yang terendah ke perbesaran
tertinggi
8. Fokus dicari dengan menggunakan makrometer dan micrometer pada
knop
9. Gambar preparat difoto
Menurut Elizabeth (2010), Kelebihan dari mikroskop trinokuler
adalah:
1. Sudah menggunakan energi listrik dalam pengoperasiannya, sehingga
tidak perlu mengandalkan cahaya matahari atau cahaya lampu.
2. Pengamat kedua dapat mengakses spesimen dalam waktu yang bersamaan
dengan pengamat utama yang menggunakan mikroskop.
3. Sudah dilengkapi dengan kamera digital untuk memfoto gambar preparat.
Gambar ini selanjutnya dapat ditransfer ke komputer atau media lain
sehingga gambar preparat yang telah ditemukan bisa dilihat lagi kapan
saja.
Kekurangan dari mikroskop trinokuler adalah:
1. Karena

mikroskop

trinokuler

menggunakan

energi

listrik,

maka

penggunaannya sangat bergantung pada ketersediaan energi listrik.


Apabila listrik padam maka mikroskop tidak dapat digunakan.
2. Bentuknya besar dan cukup berat sehingga sulit untuk dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lain.
3. Perawatannya yang sulit dan harus sangat hati-hati.
4. Harganya relatif mahal.

Untuk mengoperasikan mikroskop trinokuler pada percobaan ini


langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghubungkan mikroskop
trinokuler dengan sumber listrik, lalu tekan tombol power pada mikroskop
trinokuler untuk menyalakan mikroskop. Letakkan preparat yang akan
diamati di atas meja objek. Pada percobaan kali ini preparat yang akan
diamati adalah preparat otot seran lintang. Kemudian atur intensitas
cahaya agar benda/objek dapat terlihat. Kamera digital dinyalakan dengan
perbesaran tertinggi.
Preparat diamati dengan menggunakan lensa objektif, pemilihan
perbesaran lensa objektif tergantung pada pengamat. Setelah itu atur
fokusnya dengan menggerakan makrometer(menggerakan meja objek ke
atas bawah) atau mikrometer (menggerakan meja objek ke kanan kiri).
Setelah fokus didapat, gambar bisa difoto menggunakan kamera digital,
cara mengambil foto preparat dengan mengarahkan lensa kamera ke lensa
objektif.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, di dapatkan beberapa


simpulan sebagai berikut:
1. Prinsip kerja dari mikroskop trinokuler adalah membentuk bayangan dari
pantulan cahaya yang berasal dari cermin menuju ke kondensor, lensa objektif,
dan kemudian dapat diamati melalui lensa okuler yang berdekatan dengan mata
pengamat.
2. Cara kerja dari mikroskop trinokuler adalah dengan menyalakan mikroskop
melalui tombol switch power, meletakan preparat, intensitas cahaya diatur,
kamera dinyalakan, mengatur perbesaran lensa objektif sesuai dengan jenis
preparat,

mengatur

fokus

dengan

makrometer

dan

mikrometer

lalu

mengamatinya melalui eyepiece atau lensa okuler, memotret gambar preparat


yang terlihat di kamera dan dimatikan setelah selesai penggunaan.

DAFTAR PUSTAKA

Afrian, M. 2012. Kamus Lengkap Biologi. Erlangga, Jakarta.


Elizabeth, M. 2010. What is a Trinocular Microscope. PT Mizan Publik, Jakarta

Selatan.
Fifin, S. dan Sukirman. 2010. Biology. Ghalia Indonesia.Jakarta.
Hartati, S., Harjoko, A., dan Supardi, T.W. 2011. The Digital Microscope and Its
Image Processing Utility. Jurnal Telkomnika. 9(3) : Hal 566 567.
Hariono, B. 2009. Mikroskopi Elektron Pengenalan dan Teknik Preparasi.
Kanisius, Yogyakarta.
Kinaryosi, S. 2014. Bagian-bagian Mikroskop. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 6 (10) : 133-137. A
Kurniastuti, Yhuwana, Y., Soelistiono, S., dan Apsar, R. 2013. Desain Sistem
Deteksi Kerusakan Jaringan Dermis dari Citra Mikroskop Digital
Menggunakan Metode Ekstraksi Fitur. Jurnal Fisika dan Terapannya 1
(1) : 76-88.
Panangan, A.T. 2011. Isolasi Mikroba Penghasil Antibiotika Dari Tanah Kampus
Unsri Indralaya Menggunakan Media Ekstrak Tanah. Jurnal
Penelitian Sains. 14(3) : Hal 38.
Parjatmo,W. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta, Universitas Terbuka.
Pramesti, D. 2000. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Yudhistira Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Utami, H. 2005. Mengenal Cahaya dan Optik. Ganeca, Bekasi.
Volk,W. A., dan Wheeler, M.F.1993. Mirobia Dasar. Erlangga, Jakarta.

LAMPIRAN

Gambar 3. Mikroskop trinokuler


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4. Hasil foto preparat Hypofisis tikus putih

(Sumber : dokumentasi pribadi)

Anda mungkin juga menyukai