ALUTSISTA TNI
Di susun Oleh :
Chandra Sasmita ( 209131007 )
Darryl Valentino S ( 209131008 )
Deka Siswoko ( 209131009 )
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Abstrak.................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................1
1.1 Terminologi....................................................................................2
1.2 Latar belakang................................................................................3
1.3 Identifikasi masalah........................................................................4
1.4 Tujuan dan Manfaat.......................................................................4
1.4.1 Tujuan penulisan........................................................................4
1.4.2 Manfaat penulisan......................................................................5
1.5 Metode Penyusunan.......................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................6
2.1 Kondisi Alutsista TNI...................................................................6
2.2 Dana Alutsista TNI ......................................................................7
2.3 Pembagian Dana Alutsista TNI ....................................................9
2.4 Sistem Pengadaan Alutsista TNI .................................................10
2.5 Industri Militer Nasional..............................................................11
BAB III. PENUTUP...........................................................................13
3.1 KESIMPULAN............................................................................13
3.2 SARAN .......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Terminologi
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha
Pertahanan Militer
Pertahanan Nonmiliter
1.2
Latar Belakang
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha
profesionalitas militer Indonesia, karena salah satu ciri tentara yang modern adalah
tentara yang bisa memahami berbagai persenjataan yang terus berkembang setiap
waktu.
Oleh karena sebab sebab di atas, penulis memilih judul Alat Utama Sistem
Persenjataan ( ALUTSISTA ) sebagai topik utama dalam pembahasan makalah kali
ini.
1.3 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas,maka penulis bermaksud membahas mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan alutsista TNI khususnya alutsista di Indonesia, maka
timbul pertanyaan yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagaimana Kondisi alutsista di Indonesia?
2. Apakah dana yang dikeluarkan pemerintah mencukupi untuk pemeliharaan
dan pengembangan alutsista di Indonesia?
3. Bagaimana sistematika pembagian dana anggaran pertahanan indonesia?
4. Apa saja masalah yang dihadapi dalam sistem pengadaan alutsista?
5. Apakah industri militer nasional telah optimal dalam pemenuhan kebutuhan
alutsista?
Permasalahan tersebut akan dibahas pada bab selanjutnya, dengan demikian
pembaca dapat mengetahui lebih lanjut mengenai alutsista di Indonesia.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Penulisan
Semua hal yang dilakukan pasti memiliki suatu tujuan.sama halnya dengan
pembuatan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan mengenai kondisi
alutsista TNI di Indonesia dan menguraikan permasalahan yang dihadapi dalam
pemeliharaan dan pengembangan alutsista di Indonesia, sehingga pembaca dapat
mengerti dan memahami lebih jauh tentang alutsista di Indonesia.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Alutsista TNI
Dimata negera-negara Asia Tenggara, Indonesia memang disebut-sebuut sebagai
bangsa yang besar. Besar karena luas wilayah darat dan perairannya, besar juga
karena jumlah penduduknya. Siapa tak bangga menjadi anak indonesia, dimana bumi
pertiwi-nya terhampar kekayaan alam yang tak ada tandingnya.
Indonesia memang hebat, semua kekayaan alam menumpuk di bumi khatulistiwa.
Mulai dari emas, uranium, tembaga, gas, minyak, batubara, timah, bouksit, besi, intan,
dan berbagai hasil tambang lainnya. Jumlah alutsista (alat utama sistem senjata) untuk
melakukan pengamanan, tak sebanding dengan luas wilayah NKRI.
Kondisi alutsista Indonesia yang memprihatinkan terlihat dari semua matra TNI,
contohnya pada TNI AU, Indonesia saat ini hampir tak punya skuadron utuh yang
berkekuatan 16 pesawat siap terbang. Yang ada hanya skuadron tak utuh, yaitu 6
skuadron tempur, 5 skuadron angkut, 3 skuadron heli, dan sebuah skuadron intai.
Kalau mau dimasukkan juga masih ada skuadron pendidikan dan Satudtani (Satuan
Udara Pertanian). . Total jumlah pesawat kita yang siap terbang dari berbagai jenis
sekitar 100 unit.
Demikian pula bagi angkatan laut, dimana Indonesia hanya memiliki 2 kapal
selam uzur, 6 fregate dan 23 corvettes. Selain itu hanya ada kapal militer berjenis
pendukung seperti untuk logistik, patrol dan amfibi dengan total jumlah kapal sekitar
140 kapal berbagai jenis.
TNI AD juga tidak kalah memprihatinkan, Meski memiliki jumlah anggota atau
personel paling banyak, akan tetapi peralatan tempur yang dimiliki kebanyakan hanya
bersifat angkut personel. Indonesia bahkan sama sekali tidak punya satu pun Main
Battle Tank (MBT) sebagai kavaleri paling kuat. Kondisi alat utama sistem senjata
(alutsista) milik TNI AD yang dalam keadaan layak digunakan hanya 60%. Sisanya
sebanyak 40% alutsista masih harus diperbaiki agar layak digunakan.
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa kondisi alutsista TNI sudah sangat
memprihatinkan dan sangat tidak memadai untuk mengamankan seluruh wilayah
Indonesia, tercatat hasil kekayaan laut hilang triliunan rupiah per tahun, karena kita
tak bisa melakukan pengamanan terhadap wilayah Indonesia. Belum lagi perawatan
yang dilakukan masih bersifat sementara dan kanibalisme kerap kali di lakukan untuk
menutupi keterbatasan dana yang di berikan pemerintah.
Mabes TNI
Dephan
Bila dilihat sekilas, anggaran yang diterima dephan dan TNI cukup besar,
tetapi dana Rp. 35 triliun sangatlah kecil karena sekitar 80% anggaran habis
hanya untuk menggaji para tentara dan pegawai dan hanya sekitar 20% yang bisa
di alokasikan untuk perawatan dan pengembangan alutsista. Alokasi dana yang
seharusnya diperlukan dephan dan TNI untuk kebutuhan minimal departemen
pertahanan dan TNI sekitar Rp. 100,53 triliun.
Bila dibandingkan dengan negara lain, anggaran pertahanan Indonesia sangat
tidak memadai.China menganggarkan sekitar 70 miliar dolar AS untuk anggaran
pertahanan mereka, singapura menganggarkan sekitar 6,148 miliar Dolar AS.
Ditahun yang sama indonesia hanya menganggarkan 4,160 miliar dolar AS.
Ini jelas menunjukan bahwa dana yang didapatkan Dephan dan TNI sangatlah
kecil sehingga untuk melakukan suatu Military Build-up dirasakan sangatlah
tidak mungkin.
Dana sekitar Rp.35 triliun yang dianggarkan pemerintah untuk dana pertahanan
dibagikan kepada 5 bagian yaitu Dephan, Mabes TNI, TNI AD, TNI AU, TNI
AL.
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa pembagian anggaran pertahanan berat
sebelah, banyak yang berpendapat bahwa TNI AD mendapatkan porsi dana
pertahanan yang paling besar dari matra yang lain, bahkan dana yang diterima
angkatan darat hampir setara dengan 4 kali jumlah anggaran untuk TNI AU yang
cakupan wilayahnya lebih luas dibanding dengan angkatan darat. Ada pula doktrin
yang mengatakan bahwa TNI selalu berorientasi ke TNI Angkatan Darat.
Tetapi pendapat yang beredar itu tidak sepenuhnya benar, TNI AD memang
mendapat
porsi anggaran terbesar sekitar Rp 16,1 triliun. Akan tetapi dana itu
dialokasikan untuk 129 satuan kerja (Satker). TNI Angkatan Laut dialokasikan
sebesar Rp5,5 triliun yang akan didistribusikan ke 47 satker dan untuk TNI Angkatan
Udara menerima alokasi anggaran sebesar Rp3,98 triliun, yang didistribusikan ke-58
Satker.
Untuk Dephan, yang mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 6,3 triliun, besaran
dana itu didistribusikan hanya ke dua satker yang ada sementara untuk Mabes TNI,
dari total alokasi anggaran yang diterima sebesar Rp4,5 triliun, besaran itu
didistribusikan untuk 11 satker.
TNI AD bahkan mendapatkan jatah anggaran yang baru untuk pengadaan alat
utama sistem persenjataan (alutsista) paling kecil dibanding matra angkatan lain. TNI
AD mendapat sekitar Rp1 triliun, bandingkan dengan jatah pengadaan alutsista TNI
AL yang mencapai Rp3 triliun, sedangkan TNI AU mendapat jatah anggaran
pengadaan alutsista Rp2 triliun.
Steel (besi dan baja). Tercatat indonesia mempunyai sekitar 17 industri militer
nasional. Berikut adalah daftar industri militer nasional :
Iae
Pindad
PAL
LEN Industri
Dahana
Lundin
SSE Armored
Jakarta Aerospace
Robo Aero
Pacific Tech
Aviator
UAVindo
Rekayasa Teknologi
Amadani
RMTindo
Sari Bahari
Ini bukan saja membanggakan, tapi sangat potensial untuk dikembangkan.
Bahkan hal ini sudah dilakukan sejak lama oleh negara negara maju.
China misalnya, yang kini punya setidaknya 11 BUMN di industri militer.
Selain untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjatanya yang memiliki jumlah
personel terbesar di dunia (lebih dari 1 juta tentara aktif dengan sekitar 200 ribu
cadangan dan rakyat terlatih), RRC juga sudah mampu mengekspor alutsista.
Maka, alutsista bukan lagi pemborosan, malah memberikan devisa bagi negara.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
kondisi alutsista TNI sangat memprihatinkan dan sangat tidak memadai untuk
mengamankan seluruh wilayah Indonesia. Banyak alutsista yang tidak
berfungsi dengan baik dan rusak sehingga mengakibatkan pertahanan militer
Indonesia menjadi semakin melemah.
Anggaran dana pertahanan yang diberikan pemerintah kepada dephan dan TNI
untuk perawatan dan pengadaan alutsista masih sangat kecil dan tidak
memadai untuk negara seluas Indonesia dan dana yang diberikan juga tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum dana pertahanan negara sebesar
Rp. 100 triliun.
Pembagian dana pertahanan dibagikan kepada lima pihak yaitu dephan, mabes
TNI, TNI AD. TNI AU,dan TNI AL. Dengan besar anggaran yang bervariasi
berdasar kepada banyaknya satuan kerja yang dimiliki oleh sebuah pihak.
Sistem pengadaan alutsista di Indonesia masih menemui banyak kendala dan
permasalahan. Banyaknya broker dan oknum dalam sistem pengadaan
disinyalir membuat sistem pengadaan alutsista di Indonesia menjadi
bermasalah.
Walaupun industri militer nasional sampai saat ini masih tetap berproduksi,
tetapi belum optimal dalam memenuhi kebutuhan alutsista TNI.
3.2 Saran
Kondisi alutsista di Indonesia sebaiknya diperbaiki dengan membuang
alutsista yang sudah tidak terpakai dan menggantinya dengan yang baru.
Selain itu perlu diadakan perawatan secara intensif dan berkala
Anggaran pertahanan mutlak perlu ditambah setidaknya memenuhi 50% dari
kebutuhan minimal pertahanan negara sekitar Rp. 50 triliun.
Pembagian dana pertahanan seharusnya diatur lebih baik lagi sehingga tidak
menimbulkan opini negatif dari masyarakat. Selain itu, perlu ditambahkan
anggaran biaya untuk matra dengan cakupan wilayah yang lebih luas.
Daftar pustaka
http://politikana.com/baca/2009/10/05/mimpi-tni-yang-kuat.html(29 januari 2010)
http://forum.detik.com/showthread.php?t=134291(29 januari 2010)
http://idsps.org/headline-news/publikasi-idsps/masalah-alutsista-di-indonesia-dankebutuhan-grand-strategy/(29 januari 2010)
http://www.sumbawanews.com/berita/internasional/inilah-perbandingan-kekuatanmiliter-indonesia-vs-malaysia-3.html(29 januari 2010)
http://web.pab-indonesia.com/content/view/12872/60(29 januari 2010)
http://alutsista.blogspot.com/2009/11/menhan-masih-banyak-permasalahan-di.html(29
januari 2010)