Anda di halaman 1dari 26

Metalograf

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pengetahuan metalografi pada dasarnya mempelajari
karakteristik struktural dan susunan dari suatu logam
atau

paduan

logam.

Biasanya

tidak

melalui

suatu

keseluruhan potongan disebabkan oleh pembawaan hydrogen


atau logam.
Dewasa
digunakan

ini

terdapat

pada

proses

berbagai

jenis

manufaktur.

bahan

Namun,

yang

sebelum

diketahui atau digunakan dalam industri atau bagianbagian yang lain, karakteristik structural atau susunan
dari

logam

atau

paduannya

yang

akan

dipakai

atau

ditawarkan pada industri untuk keperluan lainnya.


Dari

hal

melakukan

uji

inilah,

orang

mmetalografi

mulai
pada

mencoba
suatu

untuk

material.

Sehingga dengan cara ini dapat diperoleh bahan dengan


sifat-sifat yang sesuai dengan tujuan tertentu untuk
memenuhi nkebutuhan teknologi modern yang meningkat.
Untuk

itu,

pengujian

metalografi

sangat

berguna

dalam berbagai dunia industri, terutama pada industri


logam dan otomotif. Karena kebutuhan akan logam ini
semakin

meningkat,

maka

banyak

industri

manufaktur

menyuplai bahan logam yang ada di pasaran san telah


melalui berbagai proses pengujian bahan.

Metalograf
1.2

Tujuan dan Manfaat Pengujian

A.

Tujuan Pengujian
Setelah melakukan pengujian metalografi praktikan dapat
:
1.

Menjelaskan tujuan dari proses


metalografi.

2.

menjelaskan langkah-langkah
pengujian Metalografi.

3.

Mengetahui bahan dan alat yang


digunakan pada pengujian metalografi.

4.

Mengetahui bentuk-bentuk fasa dari


logam.

5.

menganalisa ukuran butir dan


membbandingkan dengan grain size ASTM.

6.

Menjelaskan hubungan antara


struktur mikro dan karakteristik butir terhadap
bahan.

7.

Mampu melakukan pengujian


metalografi.

B.

Manfaat Pengujian
1.

Bagi Praktikan

Dapat mengetahui dampak


perlakuan panas dan media pendingin terhadap
karakteristik logam.

Dapat melihat perbedaan setiap


fasa logam yang diuji.

Dapat mengoperasikan mikroskop


untuk pengamatan pada bahan yang lain.

2.

Bagi Industri

Dengan pengujian metalografi,


dapat diketahui suatu logam atau paduannya yang
mempunyai kekuatan yang tinggi dan ekonomis.

Dapat diperoleh bahan dengan


sifat-sifat yang sesuai dengan kebutuhan
industri.

Metalograf

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
Pengetahuan

metalografi

pada

dasarnya

bertujuan

untuk mempelajari struktur logam atau paduannya dalam


hubungannya dengan sifat fisik dan mekanik.
Pada
analisis

metalografi
kimia

dan

yang

diperoleh

metalografi

logam,

dengan

suatu

biasanya

tidak

memiliki mkeseluruhan logam atau paduannya disebabkan


oleh

pembawa

hubungan

heterogen

dari

logam

tersebut.

Pembawaan ketidakhomogenan suatu logam ditentukan dengan


microetching

yang

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan

luas power mikroskop atau magneting glass.


Pemeriksaan

seperti

pemeriksaan

mikroskopis

pemeriksaan

yang

pembesaran

lokal.

ini

sering

atau

lebih

secara

baik

Observasi

dikenal
mikro

biasanya

mikroskop

dengan
untuk

digunakan

Dario

hal

ini

dinotasikan oleh jenis metalografi data yang diperlukan


dan dibutuhkan.
Pemeriksaan
hanya

dibatasi

mikroskop
oleh

dari

penampang

pemeriksaan

visual

logam
dari

tidak

specimen

yang dietsa, tetapi juga meliputi pemeriksaan kerusakan


logam.
logam

Belakangan
dengan

ini

memberikan

dapat

diberikan

pandangan

karakteristik

terhadap

kekuatan,

keuletan, ukuran butir dan sebagainya.


Pemeriksaan mikroetching dapat memberikan gambaran
kondisi logam yang berhubungan dengan satu arah atau
lebih.

Metalograf

Reaksi-Reaksi Pembentukan Fasa


Reaksi Austenit Martensit
Daerah austeniot yang telah bertransformasi menjadi
martensit,
adalah

membentuk

dietsa

atau

lentikuler

distorsi

yang

yang

mudah

dikenal

ditimbulkannya

pada

permukaan logam yang dipoles. Hal ini membuktikan bahwa


jarum martensit terbentuk akibat proses geser dan bukan
proses yang mengiringi perubahan transformasi.
Energi

regangan

yang

ditimbulkan

oleh

transformasi

martensit dapat diserap karena pertumbuhan daerah yang


tergeser, dan tidak tergantung pada difusi dank arena
daerah

tersebut

menyebabkan

koheren

kecepatan

dengan

tinggi

matriks.

dalam

Maka

kristal

dapat

tersebut.

Perubahan energi bebas yang besar yang berkaitan dengan


pembentukan fasa baru dengan cepat jauh lebih besar dari
energi regangan, sehingga tidak terjadi penurunan energi
bebas secara keseluruhan.

Reaksi Pembentukan Ferit dan Perlit


Pada proses pemanasan system besi karbon, besi murni
bertambah

kali

strukturnya

sebelum

mencair.

Besi

berubah dari kpr menjadi kps pada temperature 912 oC dan

Metalograf
perubahan ini terjadi berbalik pada temperature 1390oC
dan berbentuk kpr lagi (besi). Besi sama dengan besi
, kecuali daerah suhunya.
Reaksi pembentukan Sementit, Austenit, Ladeburit, Bainit

Austenit dinamakan juga fasa atau besi merupakan


larutan padat antara karbon dan besi dengan sel satuan
FCC. Untuk paduan Fe3C, austenit hanya dapat stabil di
atas temperature 723oC tetapi untuk baja paduan Mangan,
austenitdapat
kamar

terjadi

tergantung

secara

pada

stabilpada

kandungan

Ni

temperature

atau

Mn.

Sifat

723oC,

pada

austenit sama dengan ferit.

Ferit

terjadi

dibawah

temperature

ini

temperature

723oC

temperature

terjadi
mulai

pengintian

sementit.

terbentuk

fasa

Pada

perlityang

sebenarnya terjadi dari 2 fasa yaitu sementit dan besi


dari austenit sebelum fasa eutectoid yang disebut pra
eutectoid sementit.
(kps) didinginkan menjadi + C (Sementit + karbida)

Ladeburit

terbentuk

ladeburit

terbentuk

pada

suhu

bersama

antara
dengan

723oC

sampai

sementit

dari

1130oC.
+ sementit + ladeburit
(kps) didinginkan menjadi C + ladeburit

Bainit Terbentuk dari bahan yang dicelup dari 750oC


suhu

rendah

austenit.
tinggi

yang

awalnya

Pencelupan

disusul

dari

dengan

menghasilkan bainit.

terbentuk
750oC

austemper

ke

martensit

suhu

yang

yang

nantinya

dan
lebih
akan

Metalograf

Jenis Mikroskop Elektron :


1. Mikroskopp
bayangan

electron
dan

transisi

difraksi

memberikan

volume

yang

informasi

sama

sampai

diameter 1 mm.
2. Mikroskop electron tegangan tinggi mampu memberikan
difraksi di atas 1 mm.

Metalograf

Sistem Kristalografi
1. Bentuk Kubus
a=b=c
= = = 90o

b
a
Kristal kubus mempunayai 3 jenis sel satuan bagian
yang terkecil dari suatu bahan yang bentuknya tetap
dan beruang
a.

Kubus sederhana (SC)

b.

Kubus Mulia (FCC = Face Centered Cubic)

Metalograf
c.

Kubus Dalam (BCC = Body Centered Cubic)

2. Tetragonal
Tetragonal terbagi atas 2 :
a. ST (Simple Tetragonal)
b. BCT (Body Central tetragonal)

a=bc
= = = 90o

3. Orthorombik
a. SO (Simple Orthorombik)
b. FCO (Face Centered Orthorombik)
c. BCO (Body Centered Ortorombik)
abc
= = = 90o
b
c
a

S.o

f.c.o

b.c.o

Metalograf

b.c.o
4. Rhombohedral
a=bc
= = 90o

5. Heksagonal
a=bc
= 120o

c
b
a
Heksagonal Sederhana

6. Monoclinik
abc
= 90o

Simple Monoclinik (S.M)

7. Tridimik
abc
90o

Body Centered Monoclinik (B.C.M)

Metalograf

c
b
a
Simple Tridimik (S.T)

BAB IV
PERHITUNGAN
4.1

Penentuan Persen Fasa (Spesimen Dengan Media Pendingin Air Garam)

Persen Fasa Tertentu

JumlahTiti kPadaFasaTertentu
100%
JumlahTiti kTotal

Ctt : titik yang mengenai fasa tertentu dihitung satu dan yang mengenai tepi fasa
dihitung 1/2. Jumlah titik total yang digunakan untuk penentuan yang cukup
akurat setidaknya 100 titik.
Penentuan Persan Fasa Ferit
% FasaFerit

% FasaFerit

JumlahTiti kPadaFasaFerit
100%
JumlahTiti kTotal

28
100% 28%
100

Penentuan Persen Fasa Perlit

% FasaFerit

% FasaFerit

JumlahTiti kPadaFasaPerlit
100%
JumlahTiti kTotal

72
100% 72%
100

Metalograf

4.2 Penentuan Ukuran Butir


Ukuran butir dinyatakan dengan besaran tertentu, misalnya standar dari ASTM, yaitu
ASTM Grain Size Number (n) yang dinyatakan sebagai berikut :
N 2 n 1

Keterangan :

= ASTM Grain Size Number (1-10)

= Jumlah Butiran Per inci Kuadrat.

Ukuran butir dapat ditentukandengan menggunakan metode lingkaran Hilliard


sebagai berikut :

G 10 6,64 Log

Dimana : G
LT

LT
PM

= Besaran Butir ASTM


= Total Keliling Lingkaran
= x d (Cm)

= Total Jumlah Perpotongan Lingkaran dengan Butiran

= Pembesaran (diketahui)

LT

= x d

= 3,14 x 3,6 = 11,304 Cm

= 17 Butiran

= 100 X
Jadi

Metalograf

G 10 6,64 Log

11,304
17 100

N 2 n 1
N 2 4 1

10 ( 14,456)

N 8

G 4,45 4

BAB IV
PERHITUNGAN
4.1

Penentuan Persen Fasa (Spesimen Normal)

Persen Fasa Tertentu

JumlahTiti kPadaFasaTertentu
100%
JumlahTiti kTotal

Ctt : titik yang mengenai fasa tertentu dihitung satu dan yang mengenai tepi fasa
dihitung 1/2. Jumlah titik total yang digunakan untuk penentuan yang cukup
akurat setidaknya 100 titik.
Penentuan Persan Fasa Ferit
% FasaFerit

% FasaFerit

JumlahTiti kPadaFasaFerit
100%
JumlahTiti kTotal

15
100% 15%
100

Penentuan Persen Fasa Perlit

% FasaFerit

% FasaFerit

JumlahTiti kPadaFasaPerlit
100%
JumlahTiti kTotal

85
100% 85%
100

Metalograf

4.2 Penentuan Ukuran Butir


Ukuran butir dinyatakan dengan besaran tertentu, misalnya standar dari ASTM, yaitu
ASTM Grain Size Number (n) yang dinyatakan sebagai berikut :
N 2 n 1

Keterangan :

= ASTM Grain Size Number (1-10)

= Jumlah Butiran Per inci Kuadrat.

Ukuran butir dapat ditentukandengan menggunakan metode lingkaran Hilliard


sebagai berikut :

G 10 6,64 Log

Dimana : G
LT

LT
PM

= Besaran Butir ASTM


= Total Keliling Lingkaran
= x d (Cm)

= Total Jumlah Perpotongan Lingkaran dengan Butiran

= Pembesaran (diketahui)

LT

= x d

= 3,14 x 3,6 = 11,304 Cm

= 4 Butiran

= 100 X

Jadi

Metalograf

G 10 6,64 Log

11,304
4 100

G 0,28 1

N 2 n 1
N 211

N 1

BAB V
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa grafik Fe-Fe3C
Diagram fasa Fe Fe3C menjadi landasan untuk laku panas kebanyakan jenis baja
yang kita kenal. Bila bagian 0%-1% karbon pada diagram Fe-Fe3C ditutupi, kita
mendapatkan diagram yang mirip dengan diagram fasa sebelumnya. Komposisi eutektik
terdapat pada 4,3% ( berat ), karbon ( 17% atom) dan suhu eutektik ini karena rata-rata
mengandung 2,5-4% karbon. Titik cair relatif rendah dan besi cor mempunyai
karakteristik coran dan proses yang baik. Yang kaya besi dapat menampung 2,1% (berat)
atau 9% (atom) karbon. Atom-atom karbon ini larut sampai interistisi dalam besi KPS.
Baja berlandaskan fasa larutan padat ini karena baja mengandung kurang dari 1,2%
karbon, baja dapat mempunyai fasa tunggal pada proses penempaan atau pengerjaan
panas lainnya, yaitu di daerah sekitar 1100C sampai 1250C. Pada daerah yang kaya Fe
diagram ini berbeda dengan diagran lainnya yang telah pernah di bahas. Perbedaan ini
timbul karena besi adalah polimorf dengan fasa kpr dan kps.
Karena kita tidak mempelajari pencairan dan solidifikasi baja secara khusus disini,
kita lewatkan ciri-ciri daerah karbon kadar rendah diatas suhu 1400C. Perhatian kita
terutama ditujukan pada bagian diagram antara 700C-900C dan daerah karbon antara
0%-1%. Bagian inilah yang terpenting bagi ahli teknik karena mikrostruktur baja dapat
diatur dan disesuaikan dengan keinginan.

Metalograf

5.2 Analisa Struktur

Keterangan :
1) Besi dasar (kadar karbon 0,25 %), pada :
t1 = cairan dengan pembekuan dari besi delta menjadi padat dengan 50 % padat
dan 50 % cair.
t2 = besi delta menjadi butiran kasar.
t3 = cairan besi dan eutektoid mulai membeku ampai menjadi butiran kasar.
t4 = cairan membeku seutuhnya.
t5 = Pertumbuhan butir selesai dan besi masih tinggal mempunyai komposisi 0,83
% karbon.
2) Besi dengan kadar karbon 0,65 % - 1,7 %, pada :

Metalograf
t1 = Pengintian austenit, pertumbuhan butir.
t2 = Pembekuan selesai
t3 = Atom-atom karbon menuju ke batas austenit.
t4 = Perubahan austenit menjadi perlit.
3) Besi dengan kadar karbon 1,7 4,5 %, pada :
t1 = Pengintian
t2 = Pembekuan selesai.
t3 = Atom-atom karbon menuju ke batas austenit.
t4 = Perubahan austenit menjadi perlit.
4) Besi dengan kadar karbon 4,4 %, pada :
t1 = Pembekuan austenit.
t2 = Pembekuan mencapai maksimum.
t3 = Pada temperatur tetap austenit perlit

Garis A
Menyatakan transformasi pada baja hipo dimana permukaan specimen pada
proses pendinginan yaitu temperature ti terjadi pengintian dan kemudian menjadi
butir maksimum. Pada temperature t2 terjadi perubahan dimana cairan yang
tertinggal mulai membeku dan setelah mencapai t3 akan membeku seluruhnya.
Antara temperature t1 dan t4 terjadi pengintian atau perlit sepanjang butir austenit,
kemudian akan dilanjutkan dengan pertumbuhan ferit menjadi butr max. Pada
temperature t5 austenit berangsur-angsur menjadi perlit dan pendinginan
selanjutnya tidak terjadi perubahan sel satuan.

Garis B
Merupakan proses pendinginan untukbaja eutectoid. Pada pendinginan eutectoid
(austenit pada temperature ti) antara temperature t1 dan t2 . butir-butir tumbuh dan
berakhir pada temperature t2. Struktur pada temperatu t1 dan t2 butir-butir tumbuh
dan berakhir pada temperature ti dan t 3 tidak terjadi apapun. Setelah mencapai
temperature t5 berangsur-angsur menjadi perlit.

Garis C
Merupakan proses transformasi pendinginan pada baja hyper. Pendinginan
dimulai pada temperatur t1 dan t2 terjadi pendinginan austenit. Sehingga selesai

Metalograf
pembekuan prose situ menjadi struktureutektoid kemudian berubah menjadi perlit
dan sementit.

Garis D
Merupakan transformasi baja hyper eutectoid memiliki kandungan karbon 1,7
4,3 % pada pendinginan lambat. Pada pendinginan eutectoid ini sampai
temperature t2. Antara temperature ti dan t5 menjadi pergantian eutectoid dan
sementit dan protektoid pada temperature t5 baja terdiri dari perlit.

5.2. Analisa Foto Struktur


A. Spesaimen Normal

Fasa yang terbentuk :


1. Ferit (besi )
Pada foto specimen, warna yang lebih terang adalah ferit, dan butirannya
besar dan fasa yang ada merupakan larutan padat intrerself (sel antara)
dengan atom karbon yang sangat liat dengan kata lain karbon dalam ferit
sangat rendah yaitu 0,05 %, sampai pada suhu 7230C dan pada suhu
kamar 0,08 % memioliki se satuan kubus (BCC) dan berada di bawah

Metalograf
temperature 9,2oC. Pada diagram besi karbida sifatnya lunak dan tahan
korosi.

2. Perlit
Perlit yang terbentuk terdiri dari :
Perlit yang terbentuk strukturnya besar dengan sifat keras, getas,
butirannya besardan kasar. Biasanya terbentuk di bawah suhu 723o C.
Ferit : bentuk strukturnya kesil dengan sifat keras, getas, butirannya
kecil, dan halus, terbentukakibat pendinginan yang cepat.
Pada foto strutur perlit terbentuk warna gelap dan bersifat tidak magnetis
dan daya terhadap korosi kurang.

Metalograf

B. Spesimen Dengan Media Pendingin Oli

Pada specimen dengan media pendingin oli terjadi pembentukan perlit


yang terdiri dari ferit + karbida. Specimen dipanaskan sampai di atas 723 o C dan
kemudian didinginkan dengan lambat dengan media pendingin oil. Perlit
memiliki struktur campuran antara ferit dan karbida, dimana ketika didinginkan
ada sebagian karbon yang sempat terredistribusi kembali pada atom Fe, namun
adapula yang tidak sempat terredistribusi, sehingga menghsilkan 2 fasa yang
berbeda. Sifat dari perlit ini adalah ulet dank eras karena terdiri dari 2 fasa. Jika
ditinjau dari foto, struktur ini terlihat campuran antara terang dan gelap. Bagian
yang terang merupakan ferit dan bagian yang gelap merupakan karbida (Fe 3C).
Jika diperbesar strukturnya akan tampak menyerupai lapisan-lapisan.
Pada media pendinginan ini laju pendingin berlangsung secara lambat,
karena densitas yang rendah dari oli, sehingga proses transfer panas berlangsung

Metalograf
dengan lambat. Hal ini mengakibatkan proses rekristalisasi dari atom-atom baja
berlangsuing lebih sempurna dan Fe dapat kembali diikat oleh karbon.
Ferit memiliki sifat yang lunak dan ulet karena hanya mengandung 0,8 %
karbon. Hal ini dikarenakan fasa ferit terbentuk karena adanya karbon yang
takterredistribusi kedalam atom Fe, sehingga menampilkan warna yang lebih
terang pada foto, namun ferit ini tak dapat terbentuk sendiri saja dan pasti selalu
disertai dengan pembentukan sementit pada laju pendinginan yang lambat
dengan oli.
Karbida (Fe3C) memiliki sifat yang keras karena mengandung 1 % karbon.
Dalam foto terlihat berwarna lebih gelap. Fasa ini terbentuk bersama-sama
dengan ferit membentuk perlit. Fe3C terbentuk karena pada laju pendinginan
lambat dengan oli, ada sebagian atom karbon yang telah kembali mengikat
atom-atom Fe, sehingga sifatnya lebih ulet, dan keras.

Metalograf

5.3 Analisa Struktur


Pembahasan Umum :
Analisa Pembentukan Struktur Martensit
Martensit merupakan salah satu fasa yang dapat terbentuk pada struktur logam.
Sifat dari sturktur pada fasa martensit adalah keras dan getas, jadi logam yang berada
pada fasa ini cepat mengalami perpatahan.
Untuk mendapatkan struktur dengan fasa martensit, maka logam haurs melalui
proses perlakuan panas dengan laju pendinginan yang cepat. Untuk laju pendinginan
yang cepat, biasanya digunakan air garam yang memiliki densitas yang sangat tinggi.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak secara lebih terperinsi proses transformasi
fasa dari bahan yang memiliki struktur normal hingga terbentuknya struktur
martensit.
Untuk structure normal, butiran-butiran masih tersusun rapih karena masih
memiliki ikatan yang kuat antar satu atom Fe denga atom Fe yang lainnya. Ikatan ini
kuat karena adanya atom pengikat yaitu karbon. Pada struktur normal, karbon masih
terdistribusi dengan sempurna mengikat atom-atom penyusun logam.
Setelah itu bahan ini dpanaskan hingga kira-kira mencapai suhu 800o C. Setalah
itu struktur butirnya telah mengalami perubahan, dimana ato-atom karbon akan keluar
dari ikatan aotm penyusun logam, sehingga ikatannya berkurang. Atom-atom
merenggang dan menjadi besar. Struktur ini berada pada fase austenit + cairan.
Maksudnya adalah ada yang berada pada fasa austenit dan ada pula yang telah berupa
cairan, dengan sifat yang lunak tapi ulet.
Setelah dipanaskan hingga suhu 800o C, dan mencapai fasa austenit stabi, maka
bahan didinginkan dengan cepat, yaitu dengan menggunakan media pendingin air

Metalograf
garam. Digunakan air garam, karena memiliki densitas yang tinggi, dimana kerapatan
antara molekul air garam amat tinggi, sehingga proses transfer panas berlangsung
dengan waktu yang sangat cepat. Laju pendinginanpun berlangsung dengan cepat.
Peristiwa ini mengakibatkan atom-atom karbon yang tadinya terlepas dari ikatan tidak
mampu/sempat terredistrribusi ke dalam ikatan untuk mengikat atom-atom penyusun
logam, dan atom-atom yang membesar tak sempat untuk mengecil. Jadi disini terjadi
proses rekristalisasi yang sangat cepat. Dengan struktur yang seperti ini akan
mengakibatkan ikatan yang tidak kuat antar satu atom dan atom lainnya sehingga
sifatnya getas, dan keras, karena butiran yang membesar memenuhi ruang material.
Sruktur semacam inilah yang disebut struktur martensit, yang terbentuk pada fasa
martensit.
Jadi dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa struktur martensit
merupakan struktur yang memiliki sifat yang keras dan getas, karena telah mengalami
perlakuan panas hingga mencapai austenit stabil pada suhu kritis yang kemudian
didinginkan dengan cepat dengan media pendingin air garam yang densitasnya tinggi.

Metalograf

Pembahsaan Khusus :
Analisa Pengaruh Media Pendingin Terhadap Pembentukan Struktur Material
Media pendingin merupakan suatu substansi yang berfungsi dalam menentukan
kecepatan pendinginan yang dilakukan terhadap material yang telah diuji dalam
perlakuan panas. Pemakaian media pendingin juga berguna dalam penentuan sifat dan
fasa dari sturktur yang terbentuk setelah material didinginkan.
Secara garis besar ada dua jenis media pendingin yang digunakan , yaitu media
pendingin dengan tingkat kerapatan yang rendah dan media pendingin dengan tingkat
kerapatan yang tinggi. Apabila disusun dengan urutan yang terperinci dari media
pendingin yang memiliki densitas yang tinggi sampai yang paling rendah, maka
diperoleh, sbb : air garam, air, solar, oli dan udara. Untuk lebih jelasnya maka dalam
pembahasan ini hanya akan dijelaskan pengaruh media pendingin secara garis
besarnya saja, yaitu antara 2 tingkat kerapatan.
Untuk media pendingin dengan kerapatan yang tinggi, laju pendinginan akan
berlangsung secara cepat, karena proses transfer kalor lebih mudah terjadi apabila
jarak molekul lebih kecil. Dengan percepatan proses pendinginan ini, maka akan
terbentuk struktur martensit yang kasar, dimana memiliki sifat yang keras dan getas.
Sifat ini terjadi karena proses rekristalisasi yang cepat, sehingga aotm karbon tidak
sempat terredistribusi dalam mengikat atom penyusun logam, dan atom-tom lain
membesar, sehingga memenuhi ruang.
Untuk media pendingin

yang memiliki tingkat kerapatan rendah, laju

pendinginan akan berlangsung secara lambat, karena proses transfer kalor tidak dapat
berlangsung dengan mudah pada molekul-molekul yang memiliki jarak yang besar.
Dengan proses yang lambat ini, akan membentuk struktur yang keras dan ulet. Hal ini
disebabkan karena ada 2 fasa yang terbentuk yaitu fasa ferit + sementit. Ferit

Metalograf
memiliki sifat yang lunak dan ulet dengan kadar karbon 0,008 %. Sedangkan sementit
memiliki kadar karbon 1 % untuk 3 atom Fe, sehingga sifatnya keras. Pada media
pendingin ini proses rekristalisasi berlangsung lambat, sehingga ada sebagian atom
karbon yang mampu terredistribusi kedalam ikatnnya kembali.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1.

Karakteristik struktur logam atau paduan logam memiliki sifat fisis dan
mekanis yang berbeda tergantung dari jenis perlakuan panas dan proses
pendinginannya.

2.

Kekuatan dan keuletan suatu material yang telah mengalami proses


perlakuan panas akan dipengaruhi jenis media pendingin yang digunakan. Urutan
ketangguhan bahan menurut media pendinginnya yaitu : air garam, air, solar, oli
dan udara.

3.

Fasa-fasa

yang

terbentuk

adalah

Ferit,

sementit,

perlit,

martensit,austenit, bainit dan ladeburit.


4.

Struktur butir suatu material yang telah mengalami proses perlakuan


panas sangat ditentukan oleh jenis media pendingin yang digunakan.

5.

Pengujian metalografi bertujuan untuk mengetahui struktur yang


terbentuk dari pengamatan struktur mikro pada foto dari perbesaran miokroskop
untuk material yang telah mengalami perlakuan panas dan didinginkan dengan
beberapa media pendingin yang berbeda densitasnya.

6.2 Saran
Harap agar prosedur pengambilan gambar dapat diperjelas dengan menjalaninya.

Metalograf

DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan Bahan Teknik, Prof. Ir. Tata Surdia MS. Met., E dan
Prof. Dr. Shiroku Saito. Pradya Pratama.
Ilmu Teknologi Bahan, Lawrence H. Van Vlack, dan Sriati Djaprie
Erlangga, Jakarta.

Metalograf

Anda mungkin juga menyukai