Metalografi
Metalografi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengetahuan metalografi pada dasarnya mempelajari
karakteristik struktural dan susunan dari suatu logam
atau
paduan
logam.
Biasanya
tidak
melalui
suatu
ini
terdapat
pada
proses
berbagai
jenis
manufaktur.
bahan
Namun,
yang
sebelum
diketahui atau digunakan dalam industri atau bagianbagian yang lain, karakteristik structural atau susunan
dari
logam
atau
paduannya
yang
akan
dipakai
atau
hal
melakukan
uji
inilah,
orang
mmetalografi
mulai
pada
mencoba
suatu
untuk
material.
itu,
pengujian
metalografi
sangat
berguna
meningkat,
maka
banyak
industri
manufaktur
Metalograf
1.2
A.
Tujuan Pengujian
Setelah melakukan pengujian metalografi praktikan dapat
:
1.
2.
menjelaskan langkah-langkah
pengujian Metalografi.
3.
4.
5.
6.
7.
B.
Manfaat Pengujian
1.
Bagi Praktikan
2.
Bagi Industri
Metalograf
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
Pengetahuan
metalografi
pada
dasarnya
bertujuan
metalografi
kimia
dan
yang
diperoleh
metalografi
logam,
dengan
suatu
biasanya
tidak
pembawa
hubungan
heterogen
dari
logam
tersebut.
yang
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
seperti
pemeriksaan
mikroskopis
pemeriksaan
yang
pembesaran
lokal.
ini
sering
atau
lebih
secara
baik
Observasi
dikenal
mikro
biasanya
mikroskop
dengan
untuk
digunakan
Dario
hal
ini
dibatasi
mikroskop
oleh
dari
penampang
pemeriksaan
visual
logam
dari
tidak
specimen
Belakangan
dengan
ini
memberikan
dapat
diberikan
pandangan
karakteristik
terhadap
kekuatan,
Metalograf
membentuk
dietsa
atau
lentikuler
distorsi
yang
yang
mudah
dikenal
ditimbulkannya
pada
regangan
yang
ditimbulkan
oleh
transformasi
tersebut
menyebabkan
koheren
kecepatan
dengan
tinggi
matriks.
dalam
Maka
kristal
dapat
tersebut.
kali
strukturnya
sebelum
mencair.
Besi
Metalograf
perubahan ini terjadi berbalik pada temperature 1390oC
dan berbentuk kpr lagi (besi). Besi sama dengan besi
, kecuali daerah suhunya.
Reaksi pembentukan Sementit, Austenit, Ladeburit, Bainit
terjadi
tergantung
secara
pada
stabilpada
kandungan
Ni
temperature
atau
Mn.
Sifat
723oC,
pada
Ferit
terjadi
dibawah
temperature
ini
temperature
723oC
temperature
terjadi
mulai
pengintian
sementit.
terbentuk
fasa
Pada
perlityang
Ladeburit
terbentuk
ladeburit
terbentuk
pada
suhu
bersama
antara
dengan
723oC
sampai
sementit
dari
1130oC.
+ sementit + ladeburit
(kps) didinginkan menjadi C + ladeburit
rendah
austenit.
tinggi
yang
awalnya
Pencelupan
disusul
dari
dengan
menghasilkan bainit.
terbentuk
750oC
austemper
ke
martensit
suhu
yang
yang
nantinya
dan
lebih
akan
Metalograf
electron
dan
transisi
difraksi
memberikan
volume
yang
informasi
sama
sampai
diameter 1 mm.
2. Mikroskop electron tegangan tinggi mampu memberikan
difraksi di atas 1 mm.
Metalograf
Sistem Kristalografi
1. Bentuk Kubus
a=b=c
= = = 90o
b
a
Kristal kubus mempunayai 3 jenis sel satuan bagian
yang terkecil dari suatu bahan yang bentuknya tetap
dan beruang
a.
b.
Metalograf
c.
2. Tetragonal
Tetragonal terbagi atas 2 :
a. ST (Simple Tetragonal)
b. BCT (Body Central tetragonal)
a=bc
= = = 90o
3. Orthorombik
a. SO (Simple Orthorombik)
b. FCO (Face Centered Orthorombik)
c. BCO (Body Centered Ortorombik)
abc
= = = 90o
b
c
a
S.o
f.c.o
b.c.o
Metalograf
b.c.o
4. Rhombohedral
a=bc
= = 90o
5. Heksagonal
a=bc
= 120o
c
b
a
Heksagonal Sederhana
6. Monoclinik
abc
= 90o
7. Tridimik
abc
90o
Metalograf
c
b
a
Simple Tridimik (S.T)
BAB IV
PERHITUNGAN
4.1
JumlahTiti kPadaFasaTertentu
100%
JumlahTiti kTotal
Ctt : titik yang mengenai fasa tertentu dihitung satu dan yang mengenai tepi fasa
dihitung 1/2. Jumlah titik total yang digunakan untuk penentuan yang cukup
akurat setidaknya 100 titik.
Penentuan Persan Fasa Ferit
% FasaFerit
% FasaFerit
JumlahTiti kPadaFasaFerit
100%
JumlahTiti kTotal
28
100% 28%
100
% FasaFerit
% FasaFerit
JumlahTiti kPadaFasaPerlit
100%
JumlahTiti kTotal
72
100% 72%
100
Metalograf
Keterangan :
G 10 6,64 Log
Dimana : G
LT
LT
PM
= Pembesaran (diketahui)
LT
= x d
= 17 Butiran
= 100 X
Jadi
Metalograf
G 10 6,64 Log
11,304
17 100
N 2 n 1
N 2 4 1
10 ( 14,456)
N 8
G 4,45 4
BAB IV
PERHITUNGAN
4.1
JumlahTiti kPadaFasaTertentu
100%
JumlahTiti kTotal
Ctt : titik yang mengenai fasa tertentu dihitung satu dan yang mengenai tepi fasa
dihitung 1/2. Jumlah titik total yang digunakan untuk penentuan yang cukup
akurat setidaknya 100 titik.
Penentuan Persan Fasa Ferit
% FasaFerit
% FasaFerit
JumlahTiti kPadaFasaFerit
100%
JumlahTiti kTotal
15
100% 15%
100
% FasaFerit
% FasaFerit
JumlahTiti kPadaFasaPerlit
100%
JumlahTiti kTotal
85
100% 85%
100
Metalograf
Keterangan :
G 10 6,64 Log
Dimana : G
LT
LT
PM
= Pembesaran (diketahui)
LT
= x d
= 4 Butiran
= 100 X
Jadi
Metalograf
G 10 6,64 Log
11,304
4 100
G 0,28 1
N 2 n 1
N 211
N 1
BAB V
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa grafik Fe-Fe3C
Diagram fasa Fe Fe3C menjadi landasan untuk laku panas kebanyakan jenis baja
yang kita kenal. Bila bagian 0%-1% karbon pada diagram Fe-Fe3C ditutupi, kita
mendapatkan diagram yang mirip dengan diagram fasa sebelumnya. Komposisi eutektik
terdapat pada 4,3% ( berat ), karbon ( 17% atom) dan suhu eutektik ini karena rata-rata
mengandung 2,5-4% karbon. Titik cair relatif rendah dan besi cor mempunyai
karakteristik coran dan proses yang baik. Yang kaya besi dapat menampung 2,1% (berat)
atau 9% (atom) karbon. Atom-atom karbon ini larut sampai interistisi dalam besi KPS.
Baja berlandaskan fasa larutan padat ini karena baja mengandung kurang dari 1,2%
karbon, baja dapat mempunyai fasa tunggal pada proses penempaan atau pengerjaan
panas lainnya, yaitu di daerah sekitar 1100C sampai 1250C. Pada daerah yang kaya Fe
diagram ini berbeda dengan diagran lainnya yang telah pernah di bahas. Perbedaan ini
timbul karena besi adalah polimorf dengan fasa kpr dan kps.
Karena kita tidak mempelajari pencairan dan solidifikasi baja secara khusus disini,
kita lewatkan ciri-ciri daerah karbon kadar rendah diatas suhu 1400C. Perhatian kita
terutama ditujukan pada bagian diagram antara 700C-900C dan daerah karbon antara
0%-1%. Bagian inilah yang terpenting bagi ahli teknik karena mikrostruktur baja dapat
diatur dan disesuaikan dengan keinginan.
Metalograf
Keterangan :
1) Besi dasar (kadar karbon 0,25 %), pada :
t1 = cairan dengan pembekuan dari besi delta menjadi padat dengan 50 % padat
dan 50 % cair.
t2 = besi delta menjadi butiran kasar.
t3 = cairan besi dan eutektoid mulai membeku ampai menjadi butiran kasar.
t4 = cairan membeku seutuhnya.
t5 = Pertumbuhan butir selesai dan besi masih tinggal mempunyai komposisi 0,83
% karbon.
2) Besi dengan kadar karbon 0,65 % - 1,7 %, pada :
Metalograf
t1 = Pengintian austenit, pertumbuhan butir.
t2 = Pembekuan selesai
t3 = Atom-atom karbon menuju ke batas austenit.
t4 = Perubahan austenit menjadi perlit.
3) Besi dengan kadar karbon 1,7 4,5 %, pada :
t1 = Pengintian
t2 = Pembekuan selesai.
t3 = Atom-atom karbon menuju ke batas austenit.
t4 = Perubahan austenit menjadi perlit.
4) Besi dengan kadar karbon 4,4 %, pada :
t1 = Pembekuan austenit.
t2 = Pembekuan mencapai maksimum.
t3 = Pada temperatur tetap austenit perlit
Garis A
Menyatakan transformasi pada baja hipo dimana permukaan specimen pada
proses pendinginan yaitu temperature ti terjadi pengintian dan kemudian menjadi
butir maksimum. Pada temperature t2 terjadi perubahan dimana cairan yang
tertinggal mulai membeku dan setelah mencapai t3 akan membeku seluruhnya.
Antara temperature t1 dan t4 terjadi pengintian atau perlit sepanjang butir austenit,
kemudian akan dilanjutkan dengan pertumbuhan ferit menjadi butr max. Pada
temperature t5 austenit berangsur-angsur menjadi perlit dan pendinginan
selanjutnya tidak terjadi perubahan sel satuan.
Garis B
Merupakan proses pendinginan untukbaja eutectoid. Pada pendinginan eutectoid
(austenit pada temperature ti) antara temperature t1 dan t2 . butir-butir tumbuh dan
berakhir pada temperature t2. Struktur pada temperatu t1 dan t2 butir-butir tumbuh
dan berakhir pada temperature ti dan t 3 tidak terjadi apapun. Setelah mencapai
temperature t5 berangsur-angsur menjadi perlit.
Garis C
Merupakan proses transformasi pendinginan pada baja hyper. Pendinginan
dimulai pada temperatur t1 dan t2 terjadi pendinginan austenit. Sehingga selesai
Metalograf
pembekuan prose situ menjadi struktureutektoid kemudian berubah menjadi perlit
dan sementit.
Garis D
Merupakan transformasi baja hyper eutectoid memiliki kandungan karbon 1,7
4,3 % pada pendinginan lambat. Pada pendinginan eutectoid ini sampai
temperature t2. Antara temperature ti dan t5 menjadi pergantian eutectoid dan
sementit dan protektoid pada temperature t5 baja terdiri dari perlit.
Metalograf
temperature 9,2oC. Pada diagram besi karbida sifatnya lunak dan tahan
korosi.
2. Perlit
Perlit yang terbentuk terdiri dari :
Perlit yang terbentuk strukturnya besar dengan sifat keras, getas,
butirannya besardan kasar. Biasanya terbentuk di bawah suhu 723o C.
Ferit : bentuk strukturnya kesil dengan sifat keras, getas, butirannya
kecil, dan halus, terbentukakibat pendinginan yang cepat.
Pada foto strutur perlit terbentuk warna gelap dan bersifat tidak magnetis
dan daya terhadap korosi kurang.
Metalograf
Metalograf
dengan lambat. Hal ini mengakibatkan proses rekristalisasi dari atom-atom baja
berlangsuing lebih sempurna dan Fe dapat kembali diikat oleh karbon.
Ferit memiliki sifat yang lunak dan ulet karena hanya mengandung 0,8 %
karbon. Hal ini dikarenakan fasa ferit terbentuk karena adanya karbon yang
takterredistribusi kedalam atom Fe, sehingga menampilkan warna yang lebih
terang pada foto, namun ferit ini tak dapat terbentuk sendiri saja dan pasti selalu
disertai dengan pembentukan sementit pada laju pendinginan yang lambat
dengan oli.
Karbida (Fe3C) memiliki sifat yang keras karena mengandung 1 % karbon.
Dalam foto terlihat berwarna lebih gelap. Fasa ini terbentuk bersama-sama
dengan ferit membentuk perlit. Fe3C terbentuk karena pada laju pendinginan
lambat dengan oli, ada sebagian atom karbon yang telah kembali mengikat
atom-atom Fe, sehingga sifatnya lebih ulet, dan keras.
Metalograf
Metalograf
garam. Digunakan air garam, karena memiliki densitas yang tinggi, dimana kerapatan
antara molekul air garam amat tinggi, sehingga proses transfer panas berlangsung
dengan waktu yang sangat cepat. Laju pendinginanpun berlangsung dengan cepat.
Peristiwa ini mengakibatkan atom-atom karbon yang tadinya terlepas dari ikatan tidak
mampu/sempat terredistrribusi ke dalam ikatan untuk mengikat atom-atom penyusun
logam, dan atom-atom yang membesar tak sempat untuk mengecil. Jadi disini terjadi
proses rekristalisasi yang sangat cepat. Dengan struktur yang seperti ini akan
mengakibatkan ikatan yang tidak kuat antar satu atom dan atom lainnya sehingga
sifatnya getas, dan keras, karena butiran yang membesar memenuhi ruang material.
Sruktur semacam inilah yang disebut struktur martensit, yang terbentuk pada fasa
martensit.
Jadi dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa struktur martensit
merupakan struktur yang memiliki sifat yang keras dan getas, karena telah mengalami
perlakuan panas hingga mencapai austenit stabil pada suhu kritis yang kemudian
didinginkan dengan cepat dengan media pendingin air garam yang densitasnya tinggi.
Metalograf
Pembahsaan Khusus :
Analisa Pengaruh Media Pendingin Terhadap Pembentukan Struktur Material
Media pendingin merupakan suatu substansi yang berfungsi dalam menentukan
kecepatan pendinginan yang dilakukan terhadap material yang telah diuji dalam
perlakuan panas. Pemakaian media pendingin juga berguna dalam penentuan sifat dan
fasa dari sturktur yang terbentuk setelah material didinginkan.
Secara garis besar ada dua jenis media pendingin yang digunakan , yaitu media
pendingin dengan tingkat kerapatan yang rendah dan media pendingin dengan tingkat
kerapatan yang tinggi. Apabila disusun dengan urutan yang terperinci dari media
pendingin yang memiliki densitas yang tinggi sampai yang paling rendah, maka
diperoleh, sbb : air garam, air, solar, oli dan udara. Untuk lebih jelasnya maka dalam
pembahasan ini hanya akan dijelaskan pengaruh media pendingin secara garis
besarnya saja, yaitu antara 2 tingkat kerapatan.
Untuk media pendingin dengan kerapatan yang tinggi, laju pendinginan akan
berlangsung secara cepat, karena proses transfer kalor lebih mudah terjadi apabila
jarak molekul lebih kecil. Dengan percepatan proses pendinginan ini, maka akan
terbentuk struktur martensit yang kasar, dimana memiliki sifat yang keras dan getas.
Sifat ini terjadi karena proses rekristalisasi yang cepat, sehingga aotm karbon tidak
sempat terredistribusi dalam mengikat atom penyusun logam, dan atom-tom lain
membesar, sehingga memenuhi ruang.
Untuk media pendingin
pendinginan akan berlangsung secara lambat, karena proses transfer kalor tidak dapat
berlangsung dengan mudah pada molekul-molekul yang memiliki jarak yang besar.
Dengan proses yang lambat ini, akan membentuk struktur yang keras dan ulet. Hal ini
disebabkan karena ada 2 fasa yang terbentuk yaitu fasa ferit + sementit. Ferit
Metalograf
memiliki sifat yang lunak dan ulet dengan kadar karbon 0,008 %. Sedangkan sementit
memiliki kadar karbon 1 % untuk 3 atom Fe, sehingga sifatnya keras. Pada media
pendingin ini proses rekristalisasi berlangsung lambat, sehingga ada sebagian atom
karbon yang mampu terredistribusi kedalam ikatnnya kembali.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1.
Karakteristik struktur logam atau paduan logam memiliki sifat fisis dan
mekanis yang berbeda tergantung dari jenis perlakuan panas dan proses
pendinginannya.
2.
3.
Fasa-fasa
yang
terbentuk
adalah
Ferit,
sementit,
perlit,
5.
6.2 Saran
Harap agar prosedur pengambilan gambar dapat diperjelas dengan menjalaninya.
Metalograf
DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan Bahan Teknik, Prof. Ir. Tata Surdia MS. Met., E dan
Prof. Dr. Shiroku Saito. Pradya Pratama.
Ilmu Teknologi Bahan, Lawrence H. Van Vlack, dan Sriati Djaprie
Erlangga, Jakarta.
Metalograf