LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Kemampuan
Kemampuan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari
kata dasar mampu, yang berarti kuasa, bisa atau sanggup melakukan sesuatu.1
Kata kemampuan mendapat awalan ke dan akhiran an yang berarti
kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu.2
Melalui pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
adalah kekuatan mental atau keterampilan seseorang dalam mengaplikasikan
segala kegiatan yang dilakukanya. Dalam hal ini kemampuan membaca siswa
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, ini berarti membaca yang benar-benar
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Sedangkan dalam Bahasa Inggris Kemampuan disebut ability yang berarti
sebagai suatu ciri biologis yang memungkinkan seorang melakukan sesuatu yang
bersifat fisik atau mental.3 Kata kemampuan identik dengan kata ability dalam
Umi Chalsum dan Wendy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Yoshiko
Prees 2006), h. 445.
3
Amin Wijaya Tunggal, Kamus Sumber Daya Manusia dan Perilaku Organisasi,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 1.
10
B. Membaca Pemahaman
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya
untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti
membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh
sebab itu membaca bukan hanya sekadar melihat kumpulan huruf yang telah
membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih
dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan
lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis
dapat diterima oleh pembaca.5
Pengertian membaca secara umum dapat dibedakan pada dua macam,
yaitu membaca dalam arti sempit dan membaca dalam arti luas.
a. Membaca dalam Arti Sempit
Membaca adalah kata dasar dari baca yang berarti ucapan lafal
bahasa tulisan kebahasa lisan menurut peraturan tertentu.6 Sedangkan membaca
11
itu sendiri merupakan penambahan awalan me- sehingga yang berarti melihat
tulisan dengan mengerti atau dapat menuliskan apa yang tertulis.7
Dari definisi di atas, membaca dalam arti sempit tak lebih dari seorang
membaca semata-mata melisankan simbol-simbol tulisan yang dilihatnya, tanpa
tuntutan untuk memahami isi bacaan tersebut.
Berkenaan dengan pengertian membaca dalam arti sempit ini Abdul
Alim Ibrahim mengemukakan definisi sebagai berikut:
Adapun maksud membaca secara sempit dalam cakupan pengertiannya
yaitu pendefinisian mata (visual) terhadap rangkaian tulisan, baik pengertian
maupun penuturannya (tulisan tersebut).8
b. Membaca dalam Arti Luas
Seiring dengan perkembangan ilmu bahasa, maka membaca yang
merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa juga mendapat perhatian
khusus dari para ahli ilmu bahasa sehingga timbullah pengertian-pengertian baru
tentang membaca tertentu yang lebih luas dan lebih mencakup keterampilan ilmu
sendiri.
Henry Guntur Tarigan mengemukakan: membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta diperjuangkan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalaui media kata-kata atau bahasa lisan.9
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2008), h. 8.
8
Abdul Alim Ibrahim, Al Muwajjaul Fanny Li Mudarrisil Al Lughatil Arabiyah, (Kairo,
Darul al Marif, 1986), h. 57.
9
12
to
classify
(Membaca
untuk
mengelompokkan/
mengklasifikasikan).
10
Op. cit, h. 9.
13
to
compare
or
contrast
(Membaca
untuk
memperbandingkan/mempertentangkan).11
3. Manfaat Membaca
Seseorang yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan
baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga lebih mampu
menjawab tantangan hidup masa-masa mendatang. Anak yang mengetahui
mamfaat membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan
membaca.12
Seseorang yang membaca buku bermutu, akan memiliki keunggulan
komparatif dibanding orang yang tidak membaca. Selain itu, dengan membaca
orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya. Melalui bacaan, seseorang
berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi, sehingga budaya baca lebih
terarah kepada budaya intelektual daripada budaya hiburan yang dangkal. Karena
itu, para pakar menyimpulkan, untuk membangun masyarakat yang beradab dan
maju, maka budaya baca perlu ditumbuhkan. Hal ini yang mendasari, mengapa
budaya baca terus-menerus dikumandangkan baik oleh pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat, tokoh masyarakat, pendidik, agamawan, hingga orang yang
peduli pada kemajuan peradaban.
Sebagai bahan bacaan utama, buku yang bermutu menjadi sarana belajar
yang paling berpengaruh. Seperti dicatat Ensiklopedi Indonesia
11
12
14
Buku ialah alat komunikasi berjangka waktu panjang dan mungkin sarana
komunikasi yang paling berpengaruh pada perkembangan kebudayaan dan
peradaban umat manusia. Dalam buku dipusatkan dan dikumpulkan hasil
pemikira n dan pengalaman manusia daripada sarana komunikasi lainnya.
Sebagai alat pendidikan, buku berpengaruh pada anak didik daripada
sarana-sarana lainnya.13
Dalam sejarah proses tranformasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
membaca menjadi keniscayaan. Keterampilan membaca secara kritis menjadi
modal dasar untuk menganalisis, dan mengevaluasi bahan bacaan. Dengan
membaca, pemikiran terbuka untuk melihat antarhubungan ide-ide dan
menggunakannya sebagai salah satu tujuan dari membaca.
Dengan demikian, banyak sekali manfaat yang diperoleh dari aktivitas
membaca. Manfaat tersebut sangat bernilai positif bagi penulis. Sehingga aktivitas
membaca sangat bagus untuk dilakukan.
4. Jenis Membaca
a. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan
suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang
cukup keras.14 Membaca nyaring adalah sutu aktivitas atau kegiatan yang
merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang
lain atau pendengar untuk menangkap atau memahami informasi, pikiran, dan
perasaan seorang pengarang.15
13
14
15
15
16
16
yang dibaca secara diam atau dalam hati, kecepatan mata dalam membaca tiga
kata per detik, menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati, dan dapat
menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam
bahan bacaan itu.17
Pada membaca dalm hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual
(visual memory). Dalam hal ini, yang aktif adalah mata (pandangan; penglihatan)
dan ingatan. Sedangkan pada membaca nyaring selain penglihatan dan ingatan,
juga aktif auditory memory (ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan
yang bersangkutan paud dengan otot-otot kita).18
Membaca senyap adalah membaca yang di lakukan tanpa adanya suara
sedikitpun dari sang pembaca atau membacanya hanya cukup dalam hati saja.
Karean dengan cara membaca senyap seorang pembaca akan lebih mudah
memahami isi dari bacaan yang di bacanya karena pembaca dapat berkonsentrasi
dengan baik untuk memahami dari apa yang di bacanya.
Dari definisi tersebut dapat dikatan bahwa membaca senyap adalah
kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang
dibacanya.19
17
Ibid h. 67.
18
19
17
20
21
Ibid, h. 40.
18
5. Tahapan Membaca
a. Membaca permulaan atau Membaca Mekanik
Setiap orang yang akan belajar membaca terlebih dahulu memasuki
tahap membaca permulaan. Tahap ini merupakan tahapan awal dalam belajar
membaca. Dalam hal ini, membaca permulaan bersifat mekanis yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Membaca permulaan merupakan
suatu keterampilan awal yang harus dipelajari atau dikuasai oleh pembaca.
Membaca permulaan adalah tingkat awal agar orang bias membaca.24
b. Membaca Pemahaman atau membaca Lanjut
Membaca pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada
pada urutan yang lebih tinggi. Membaca pemahaman adalah membaca secara
kognitif (membaca untuk memahami). Dalam membaca pemahaman, pembaca
22
Ibid, h. 123.
23
24
19
dituntut mampu memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, setelah membaca teks, si
pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman membacanya dengan cara
membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri dan
menyampaikannya baik secara lisan maupun tulisan.25
pemerolehan alami dan pemerolehan tidak alami. Berbicara dan mendengar sudah
merupakan hakikat dasar manusia, sehingga pemerolehan dan pengembangan dua
keterampilan tersebut bisa didapat melalui interaksi alamiah. Berbeda dengan
keteramplan membaca dan menulis, setiap manusia bisa memperoleh dan
mengembangkan keterampilan tersebut dengan menguasai konsep tertentu disertai
dengan latihan-latihan.26
Pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ditingkat
sekolah dasar bisa dibagi kedalam dua tahapan, yaitu membaca permulaan dan
lanjut. Membaca permulaan diberikan di kelas 1 dan 2 sedangkan membaca lanjut
diberikan pada kelas 3, 4, 5, dan 6. Pelaksanaan membaca di kelas 1 dan 2
berisikan kegiatan-kegiatan seperti memahami isi teks pendek, membaca puisi
25
Ibid, h. 87.
Zainurrahman, Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme),
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 2.
26
20
5/1
21
Membaca
5/2
27
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2007), h. 120.
22
5.
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting;
6. Pada masa ini anak menghendaki nilai yang baik tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
7. Minat kepada kehidupan praktis sehari-hari;
8. Realistis dan ingin tahu;
9. Menjelang akhir-akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal mata
pelajaran khusus;
10. Sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan pengajar atau
orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya;
11. Setelah umur 11 tahun umumnya anak-anak berusaha menyelesaikan
tugasnya sendiri.28
Menurut Teale dan Salzby dalam jurnal pendidikan Al-adzka vol. 1 No. 02
yang ditulis Nor Alfu Laila menggambarkan tentang karekteristik siswa sekolah
dasar sebagai literacy learners dengan beberapa karekteristik sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
28
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. ke-2, h. 141.
29
Nor Alfu Laila, Efektifitas Pendekatan CTL Dalam Meningkatkan Hasil Membaca
Pemahaman Siswa Kelas V SD, dalam Jurnal Al-Adzka, (Banjarmasin: Jurasan PGMI), Vol. 1, No
02, Juli 2011, h. 113
23
didik
30
mengenal
dirinya,
budayanya,
dan
budaya
orang
lain,
24
Bahasa
Indonesia
diarahkan
untuk
meningkatkan
diharapkan:
a. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan
penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual
bangsa sendiri;
b. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi
bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa
dan sumber belajar;
c. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah
25
27
32
Ibid,. h. 42.
28