Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jawaban :
Membahas efektifnya strategi audit menyeluruh dan rencana audit, dan, jika perlu,
membuat perubahan
Bertukar pikiran (brainstorming) mengenai bagaimana kecurangan mungkin
terjadi dan kemudian merancang tanggapan yang tepat; dan
Menetapkan tanggung jawab audit kepada staf dan menetapkan waktu
penyelesaian tugas mereka
Fokus pada identifikasi risiko
Langkah terpenting dalam proses penilaian risiko adalah mengidentifikasi semua risiko
yang relevan
Evaluasi secara cerdas tanggapan manajemen mengenai risiko
Bagaimana manajemen merancang/melaksakan pengendalian untuk memitigasi risiko
(salah saji material dalam laporan keuangan) yang sudah diidentifikasi oleh manajemen
(sendiri) dan/atau auditor
Gunakan kearifan profesional
ISA mengharuskan penggunaan dan kemudian pendokumentasian kearifan profesional
(professional judgment) yang penting oleh auditor selam audit.
selanjutnya yang menanggapi risiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi
dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Reporting (pelaporan).
berdasarkan bukti audit yang diperoleh; dan b) membuat dan menerbitkan laporan yang
tepat, sesuai kesimpulan yang ditarik.
2. Menanggapi Risiko/Risk Response
Kutipan ISA 330.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap 2:
Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko (salah
saji material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasikan tanggapan yang
tepat terhadap risiko tersebut
Dalam tahap ini auditor harus :
Menilai risiko bawaan dan risiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan
pada tingkat asersi (untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan)
Mengembangkan prosedur aktif responsif, yakni prosedur audit yang menanggapi
risiko yang dinilai.
Tanggapan auditor terhadap risiko yang dinilai untuk risiko salah saji material,
didokumentasikan dalam suatu rencana audit yang :
Berisi tanggapan menyeluruh atas risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan
keuangan
Mengangani area laporan keuangan yang material; dan
Berisi sifat, luasnya, dan penjadwalan prosedur audit spesifik untuk menanggapi
risiko salah saji material, pada tingkat asersi.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan auditor dalam merencanakan kombinasi
prosedur audit yang tepat (appropriate mix of audit procedures) untuk menanggapi risiko
termasuk berikut ini :
1. Uji Pengendalian (test of controls)
Identifikasi pengendalian intern yang relevan, yang jika diuji dapat mengurangi
Tahap terakhir dalam audit adalah menilai bukti audit yag diperlukan dan menentukan
apakah bukti audit itu cukup dan tepat untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang
dapat diterima.
Dalam tahap ini sangatlah penting untuk menentukan:
3. Akurasi dan Penilaian (Accuracy and Valuation). Asersi akurasi dan penilaian dan
alokasi terkait dengan apakah informasi keuangan telah diungkapkan dengan wajar
dan dengan jumlah yang tepat.
Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga
pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam
periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi
bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang
dapat direalisasikan.
4. Klasifikasi dan Pemahaman (Classification and Understandability). Asersi ini
terkait dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan dengan tepat dalam
laporan keuangan dan catatan-catatan kaki, dan apakah penjelasan saldo dan
pengungkapan terkait dapat dipahami.Setiap kelompok transaksi, saldo akun, dan
penyajian dan pengungkapan yang penting. Asersi yang relevan memiliki pengaruh
yang berarti terhadap apakah akun-akun telah disajikan secara wajar dan digunakan
untuk menilai resiko salah saji material serta didesain dan kinerja prosedur audit.
Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan
sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar
biasa dalam laporan laba rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.
3.
ISA 315 alinea A111 menjelaskan kelompok asersi yang dapat digunakan auditor
untuk mempertimbangkan berbagai salah saji dalam laporan keuangan.
Kelompok asersi untuk jenis-jenis transaksi (classes of transactions) dan
peristiwa(events)untuk periode yang diaudit, dijelaskan Tabel 7-1.
Asersi
Occurrence
Completenes
s
Accuray
Cut-off
classification
Tabel 7-1
Asersi untuk jenis transaksi
Penjelasan
Transaksi dan peristiwa yang suda tercatat, memang terjadi dan merupakan
transaksi dan peristiwa dari entitas yang bersangkutan.
Semua transaksi dan peristiwa yang seharusnya dicatat, memang sudah
dicatat.
Angka-angka, jumlah-jumlah, dan data lain yang terkait dengan transaksi dan
peristiwa yang dicatat, suda dicatat dengan akurat.
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
Transaksi dan peristiwa dicatat dalam akun yang benar.
Tabek 7-2
Aserti untuk Saldo Akun
Asersi
penjelasan
Existence
Aset,kewajipan dan ekuitas benar ada
Rights and obligations
Ekuitas memiliki dan menguasai aset dan utang merupakan
kewajiban entitas
Completeness
Semua, aset, kewajiban dan ekuitas seharusnyadicatat dan suda
dicatat
Valuation and allocation Aset, kewajipan dan ekuitas dicamtumkan dalam laporan
keuangan dalam jumlah yang benar (appropriate amounts), dan
semua penyesuaian atau adjustments untuk penilaian (Valuation)
dan alokasi (allocation) telah dicatat dengan benar.
Kelompok asersi yang berhubungan dengan penyajian(presentations) dan
pengungkapan(disclosures) dalam laporan keuangan dijelaskan dalam Tebel 7-3.
Asersi
Penjelasan
Occurrence, rights, and
Transaksi, pristiwa dan hal-hal lain yang sudah diungkapan
obligations
dalam laporan keungan, memang terjadi dalm berkaitan dengan
entitas yang bersangkitan
Completeness
Suatu pengungkapan yang seharusnya dicamtumkan, memang
sudah dicamtumkan dalam laporan keuangan
Classification and
Informasi keungan disajikan dan jelaskan dengan tetap dan
understandability
pengungkapan dinyatakan dengan jelas
Accuracy and valuation
Informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan dengan
wajar (fairly disclosed) dan dalam jumlah yang
benar(appropriate amounts)
Contoh-contoh asersi:
Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada (exist)
Semua transaksi penjualan telah tercatat dalam periode terjadinya
Persediaan dicamtumkan dengan nilai yang tepat
Utang merupakan kewajipan entitas
Semua transaksi yang dicatat, terjadi periode berjalan
Semua jumlah (amounts)disajikan dengan tepat(properly presented) dan diungkapkan
(dengan penjelasan yang memadai) dalam laporan keuangan.
Sekai ditetapkan, angka overall materiality menjadi salah satu faktor yang
pada akhirnya menjadi ukuran yang dipakai untuk menilai sukses atau
gagalnya audit. Misalnya overall materiality ditetapkan sebesar Rp20juta.
Jika sesudah melaksanakan prosedur audit:
1. Tidak ada salah saji yang ditemukan, sehingga auditor memberikan
pendapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
2. Beberapa salah saji yang kecil-kecil (immaterial) ditemukan dan
tidak dikoreksi- auditor memberikan pendapat WTP.
3. Salah sjai yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas
(Rp20juta) ditemukan, dan menejemen tidak bersedia
mengoreksinya- auditor memberikan pendapat WDP (wajar dengan
pengecualian) atau pendapat TW (tidak wajar)
4. Ada salah saji yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas
(Rp20juta) di dalam laporan keuangan tetapi tidak ditemukan
auditor- auditor secara keiru memberikan pendapat WTP.
Specific Materiality
Ada beberapa situasi dimana salah saji yang lebih kecil dari angka
materialitas untuk laporan keuangan secar a keseluruhan daoat
diperkirakan secara layak. Akan mempengaruhi pengambilan keputusan
oleh pemakai laporan keuangan.
Yang mempengaruhi keputusan
Contoh-contoh
Performance Materiality
3.
Laporan keuangan yang di audit tidak disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia yang tidak
ditetapkan secara konsisten pula pada laporan-laporan sebelumnya.
Demikian pula penjelasan yang kurang dan tidak disertakan pada catatan
kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan.
4.
Terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (material uncertainties)
mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.