Modul K3LH
Modul K3LH
dan
Kesehatan
Kerja
(K3)
dapat
dideskripsikan
sebagai
perusahaan. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
Tahun
debu, kotor an, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
nya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, bina tang, tanaman atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempur nakan pengamanan pada peker jaan yang bahaya
yang diwajibkan;
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat ke selamatan dan
Novyanto
(2008)
menjelas
kan
bahwa
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen
keseluruhan yang me liputi struktur organisasi, perencana an, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembang an,
penerapan, pencapaian, pengkaji an dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan dari SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan
segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sedang kan
manfaat yang diperoleh dari penerapan SMK3 bagi industri atau perusahaan yakni :
a. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman
dalam bekerja.
d. Meningkatkan image pasar ter hadap perusahaan.
e. Menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan.
f. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat
semakin lama.
Tugas Aplikasi Konsep
Berdasarkan pembahasan tentang deskripsi K3 di atas, lakukan wawan cara
dengan tenaga kerja dan atau pengusaha dari suatu perusahaan yaitu berkisar
tentang :
1. Apakah pekerja dan atau pe ngusaha mengetahui tentang K3 ?
2. Apakah pekerja mengetahui ke untungan bagi pekerja bila K3 diterapkan pada suatu
perusaha an?
3. Apakah pekerja memperhatikan atau menerapkan K3 pada saat bekerja di tempat
kerja?
4. Apakah pengusaha mengetahui peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang K3?
A. Persyaratan produksi
B. Keselamatan kerja di tempat kerja
Kesadaran tentang penerapan K3LH dewasa ini semakin meningkat, ter utama
pada organisasi perusahaan yang bergerak di bidang usaha perta nian atau
perkebunan.
Kesadaran tentang
penerapan peraturan sistem manajemen mutu ISO 14000 yaitu bagi organisasi
perusahaan
yang
memerlukan
pe
ngakuan
standar
Internasional.
Untuk
Perusahaan
g. Penerapan Prosedur K3
Setiap organisasi perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan :
Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap pe nerapan sistem
manajemennya
Merencanakan pemenuhan ke bijakan, tujuan dan sasaran pe nerapan K3
secara
teratur
dan
meningkatkan
pelaksanaan
sistem
K3
secara
menghindari
dan
meminimalkan
terjadinya
kecelakaan
maka
perlu
kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu, dengan adanya pe tunjuk
pengoperasian maka siapa pun yang akan mengoperasikan alat tersebut dapat
terhindar dari kecelakaan yang dapat menyebabkan kecelakaan operator
atau
kerusakan alat.
Pada setiap ruangan agar dibuat kan poster-poster keselamatan kerja dan label-label
yang
me
nunjukkan
bahaya
kecelakaan
yang
mungkin
saja
terjadi.
Pem
buatan label dan poster tersebut harus dibuat sedemikian rupa se hingga mudah
dibaca bagi setiap orang.
Bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida, rodentisida,
herbisida, insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya, diberikan label dan tanda
dengan menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada wadah adalah suatu
tindakan pencegahan yang sangat penting.
Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han yang ada.
Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan lambang
yang sudah diketahui secara umum. Dengan demikian masya rakat mudah mengenal
dan me respon maksud dan tujuan label atau tanda atau lambang yang telah dipasang.
Mengingat sangat bervariasinya per kakas, mesin, bahan kimia berbahaya dan
cara kerja yang diguna kan dalam bidang pertanian (perkebunan), maka tidak
semuanya akan dibicarakan, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, mesin dan
bahan kimia berbahaya tetapi prinsip-prinsip umum akan diuraikan .
a. Syarat-syarat umum
Semua perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pertanian
(perkebunan) harus ::
Digunakan hanya untuk pekerja an yang telah dirancang atau dikembangkan, kecuali
jika suatu penggunaan tambahan yang diusulkan telah dinilai oleh seorang yang
kompeten dan telah dinyata kan aman penggunaannya.
Digunakan atau dioperasikan oleh para pekerja yang telah dinilai ber kompeten dan
atau memiliki serti fikat keterampilan yang sesuai.
Perkakas, mesin dan peralatan harus mempunyai disain dan konstruksi yang baik,
dengan mem pertimbangkan prinsip kesehatan, keselamatan dan ergonomik, dan
mereka harus dipelihara dengan kondisi yang baik.
Setiap perkakas, mesin dan peralatan harus secara rutin diperiksa berdasarkan suatu
penilaian yang lengkap dari semua kriteria terkait harus digunakan saat pemilihan suatu
mesin. Hal ini membantu untuk menciptakan suatu Iingkung an kerja yang sehat dan
produktif serta memastikan bahwa mesin tersebut tepat untuk tujuan yang
dimaksudkan.
Pengusaha atau produsen alat dan mesin harus menyediakan instruksi dan informasi
K3 yang jelas dan menyeluruh tentang penggunaan dan pemeliharaan perkakas dan
bahan kimia ber bahaya bagi operator/ pengguna.
Peralatan harus dirancang agar gampang dan aman dalam peme liharaan dan sedikit
perbaikan di tempat kerja. Para pekerja harus dilatih untuk melakukan pemeli haraan
dan perbaikan kecil pada mesin dan peralatan mereka. Jika tidak bisa dilakukan,
seorang yang kompeten harus mudah dihubungi dari tempat kerja. Fasilitas untuk
perbaikan dan pemeliharaan pe ralatan dan perkakas harus di sediakan. Disarankan
penyedia an fasilitas perbaikan dan pemeli haraan peralatan dan perkakas dekat
dengan tempat berteduh atau fasilitas perumahan.
Pada tempat perbaikan harus disediakan fasilitas bengkel de ngan perkakas dan
peralatan pemeliharaan yang sesuai, agar pekerjaan pemeliharaan dan re parasi
dilaksanakan dalam kondisi aman, tanpa terganggu oleh kon disi cuaca yang buruk,
serta tidak mengganggu lingkungan di sekitar bengkel.
b. Peralatan tangan
Penggunaan peralatan tangan banyak digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan
yang ringan dan memerlu kan spesifikasi kerja tertentu. Ada beberapa hal yang harus
diperhati kan dalam penggunaan peralatan tangan, yaitu :
Peralatan tangan untuk memotong dan memisahkan benda harus dibuat dari baja
berkualitas baik sehingga menjaga sisi pe motongan dan efektivitasnya de ngan
pemeliharaan minimum.
Bagian alas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus dipasang dengan
aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai contoh baji, paku keling atau
baut.
Tangkai harus memberikan suatu genggaman yang kuat dan harus terbuat dari kayu
berkualitas baik atau bahan lain yang sesuai
Spesifikasi perkakas, seperti ukur an, panjang tangkai dan berat harus sesuai untuk
memenuhi ke butuhan dari pekerjaan dan keada an fisilk dari pemakai.
Jika tidak digunakan, perkakas bersisi tajam harus diberi sarung dengan alat yang
sesuai.
c. Mesin portable
Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput harus
ditempatkan dengan nyaman dan fungsinya ditandai dengan jelas.
Posisi dan dimensi tangkai harus nyaman bagi operator dalam semua sikap kerja
normal.
Tingkat kebisingan, getaran dan emisi buangan yang berbahaya harus serendah
mungkin sesuai dengan kemajuan teknologi.
Bahan bakar dan minyak pelumas yang digunakan harus da pat dihancurkan secara
biologis (ramah lingkungan) sehingga me ngurangi bahaya polusi gas buang dan
tumpahan.
Semua alat pelindung harus pada tempatnya dan secara teratur diperiksa kerusakan
yang timbul.
Mesin harus dilengkapi dengan alat penahan goncangan, tempat duduk dapat disetel
sepenuhnya untuk pengemudi dan dipasang sabuk pangaman yang sesuai.
Ruang operator harus dirancang dan ditempatkan sehingga sesuai dengan ukuran
badan operator yang kemungkinan besar meng gunakan mesin tersebut.
Cara masuk dan keluar dari me sin, seperti anak tangga, tangga dan pintu, harus di
rancang untuk menyediakan tumpuan tangan dan kaki dengan suatu ketinggian dan
jarak yang nyaman.
Kabin tempat operator bekerja harus memenuhi persyaratan dan dilindungi dari obyek
yang jatuh.,
Mesin harus dilengkapi suatu alat penyetop yang tidak dapat kem bali sendiri, mudah
dicapai, dan ditandai dengan jelas dari posisi kerja normal operator.
Untuk mesin-mesin yang meng gunakan sistem transmisi atau kopling, maka jika tidak
dipakai, persneling harus dalam keadaan tersambung.
Rem parkir harus mampu untuk menjaga mesin dan beban lajunya pada saat
dioperasikan pada la han yang miring,
Pipa pembuangan harus dileng kapi dengan penangkap percikan. Mesin yang
dilengkapi dengan turbo chargers tidak memerlukan penangkap percikan.
a. Pakaian kerja
Pakaian kerja yang dipakai di lapangan, bagi pekerja bidang pertanian, harus
memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah :
Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan
berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah yang ber iklim panas
dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk menghindari radiasi panas
yang berlebihan dan memudah kan pengeluaran keringat.
Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jilka ada suatu resiko radiasi UV atau
potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan binatang.
Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian untuk
memastikan bah wa para pekerja kelihatan dengan jelas.
Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya terakhir, bila
pengurangan resiko dengan cara-cara teknis atau organisatoris tidak mungkin
dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang berhubungan dengan
resiko spesifik tersebut digunakan.
Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian dilapangan harus memiliki fungsi
yang spesifik.
Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat pelindung
diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan bahan kimia ditempat
kerja.
Alat pelindung diri harus meme nuhi standar internasional atau nasional.
Sarung tangan dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan bahan kimia
beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk dan sebagainya. Untuk jenis
sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan yang terbuat dari karet tidak tem bus
bahan cairan. Sedangkan untuk pekerjaan di laboratorium biasanya menggunakan
sarung tangan yang terbuat dari serat asbes tahan panas.
Sepatu lapangan dipergunakan jika jenis pekerjaan yang diguna kan adalah jenis
pekerjaan lapang an.Alat ini digunakan untuk me lindungi kaki pada saat bekerja di
lapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang berba haya di lapangan. Jenis
sepatu yang digunakan adalah jenis se patu bot, yang terbuat dari karet atau plastik.
Lihat Gambar 1.1.
Topi pengaman (Helmet); Jenis alat ini digunakan untuk melin dungi kepala dari
kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat memanen buah.
Lihat Gambar 1.2
Penutup bagian muka diperguna kan untuk jenis pekerjaan lapang an, jika kondisi
lapangan berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dari
debu yang berterbangan pada saat bekerja. Contoh penutup ba gian muka dapat dilihat
pada Gambar 1.3
Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk me lindungi mata pada saat
bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-benda yang berbahaya
di lapangan seperti debu, ataupun pada saat bekerja di laboratorium. Alat pelindung
mata sesuai kondisi lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Alat pelindung mulut (masker). Alat ini berfungsi melindungi mulut dan hidung dari
bahan berbahaya saat bekerja di lapangan yakni menggunakan pestisida, gas be racun
atau debu. Alat ini dapat dilihat pada Gambar 1.5.
2. Pelaksanaan
Peralatan
Kerja
Untuk menjamin agar tidak terjadi kecelakaan atau hambatan pada saat kegiatan
dilaksanakan, maka alat alat yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu dilakukan
pengecekan yaitu memastikan bahwa alat-alat tersebut berfungsi sesuai rancangan
dan dibuat memenuhi syarat kese lamatan kerja
Sifat bahan padat; yaitu sangat mudah atau agak mudah atau bersifat sukar terbakar
Ukuran zat; jika suatu zat atau bahan berjumlah sedikit maka tidak cukup menimbulkan
panas sehingga kebakaran tidak akan te jadi.
Cara menyalakan
Setiap campuran gas atau uap yang mudah terbakar dengan udara akan
menyala, jika terkena benda pijar atau nyala api maka kebakaran akan terjadi. Besar
kecilnya kebakaran sangat tergantung pada jumlah (volume) gas atau uap.
d. Percikan api
Pencikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakar nya
campuran gas, uap atau debu dan udara dapat menyala. Biasanya percikan api tidak
dapat menyebab kan benda terbakar. Karena tidak cukup energi dan panas yang ditim
bulkan. Percikan api dapat ditimbul kan oleh hubungan arus pendek, ataupun oleh
terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah benda yang bergerak.
e. Terbakar sendiri
Kebakaran yang terjadi secara sendiri disebabkan karena seonggok an bahan
bakar mineral padat atau zat-zat organik. Kebanyakan, minyak mudah terbakar,
terutama minyak tumbuh-tumbuhah. Banyaknya panas yang tejadi ditentukan oleh luas
permukaan yang bersinggungan de ngan udara. Karena itu perlu diiden tifikasi bahanbahan yang mudah terbakar untuk ditempatkan pada tempat yang aman.
f. Reaksi kimia
Baju kemeja berlengan panjang dan berkancing pada bagian ujung lengan.
Celana panjang.
Topi helm terbuat dari plastik, kuat, dan memiliki sifat isolator sesuai dengan tegangan
yang dihadapi di lapangan.
Sarung tangan panjang, lemas, kuat, dan memiliki daya isolator yang sesuai.
Sarung tangan untuk bekerja adalah lemas, kuat, dan tahan gesekan terhadap kawat
penghantar.
Pedoman instalasi dan syarat-syarat perlengkapan listrik yaitu sebagai berikut:
1). Pemasangan peralatan listrik
Manakala ruangan dan persyarat an pelayanan memungkinkan, alat alat dan pesawat
listrik harus di tempatkan dalam ruangan ter pisah yang ukurannya memadai, dan
hanya orang-orang berkom peten boleh masuk ke dalam ruang tersebut.
Jika alat-alat atau pesawat listrik terpaksa ditempatkan di tempat kerja dalam ruang
produksi, ha rus dibuat pagar pengaman untuk melindungi bagian atau penghan tar
yang bertegangan.
Pagar pengaman berfungsi men cegah kecelakaan. Rangka pagar dapat terbuat dari
kayu, besi pipa, besi siku, kawat baja, besi pelat berlubang atau plastik. Dalam hal ini,
kayu kering atau plastik me miliki sifat yang lebih bailk, karena zat-zat tersebut tidak
menghantar kan listrik. Namun, kayu memiliki kerugian karena mudah terbakar. Rangka
besi harus disertai hu bungan ke tanah secara tepat.
Perlu dipasang papan tanda la rangan masuk bagi mereka yang tidak berkepentingan
dan disertai peringatan "Awas bahaya listrik". Tanda peringatan di pasang pada tempat
masuk ke ruangan, de ngan huruf yang jelas dan mudah dibaca.
Terdapat kesesuaian dalam ba nyak hal mengenai norma-norma bagi pagar pengaman
untuk me sin dan pesawat listrik.
Petugas perawatan peralatan lis trik harus tahu benar bahaya-bahaya yang berkaitan
dengan instalasi listrik dan peralatan lainnya,
dan tempat
2). Sakelar
Apapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis, harus memenuhi
syarat keselamatan. Sakelar untuk keperluan motor, pesawat listrik, instalasi cahaya
dan tenaga, harus ditutup.
Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, karena bagian terbuka yang
bertegangan akan menimbulkan bahaya tekanan arus listrik sehingga dapat meng
akibatkan loncatan api, bila sakelar diputuskan arusnya.
Sakelar tuas harus tertutup, tutup dan poros pegangan (handel) harus dihubungkan ke
tanah
yang dapat
Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi, sakelar harus dipasang di luar
batas jangkauan tangan dan pelayanannya dilakukan dengan menggunakan tongkat
pengaman.
Bila pemasangan seperti butir 3 dan 4 tidak dimungkinkan, sakelar tersebut harus
tertutup atau di pagar secara tepat agar tidak membahayakan, sedangkan pela
yanannya tetap dilakukan dengan memakai tongkat pengaman.
Untuk keperluan pemakaian se cara umum, dianjurkan agar di pakai sakelar putar dan
tombol tekan, karena bagian yang bertegangan berada di tempat tertutup. Sakelar yang
dapat me nimbulkan loncatan api harus di pasang dalam peta penghubung.
Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk posisi tertutup atau terbuka.
Instalasi atau pesawat listrik di amankan dengan penggunaan se kring atau pengaman
otomatis
Sekring dan pengaman otomatis memutuskan arus, manakala ter jadi arus lebih
sebagai akibat ke salahan hubungan tanah, hubung an pendek dan beban lebih.
Pengaman arus lebih yang di tempatkan pada setiap bagian ins talasi yang diamankan,
harus me miliki jenis dan ukuran yang se suai, yaitu memutus arus apabila arus yang
lebih dari batas yang ditentukan melaluinya.
Pemasangan sekring pada me sin-mesin dan peralatan listrik ti dak hanya ditentukan
oleh kekuatan arus, tetapi juga oleh tenaga listrik yang tersedia dari transformator atau
generator, kemung kinan terjadinya hubungan tanah, beban lebih dan hubungan pen
dek yang membahayakan.
Penggunaan sekring harus dise suaikan dengan kuat arus yang tertera pada sekring.
Sebelum pemasangan, kabel- kabel yang bersangkutan harus bebas arus dan
tegangan.
Setiap kerusakan pada sekring harus diikuti dengan pemeriksaan segera terhadap
faktor penyebab nya seperti adanya hubungan pendek atau beban lebih.
Sekring yang putus harus diganti dengan macam dan ukuran yang sama.
Pengaman otomatis dipakai untuk jaringan instalasi tegangan tinggi, untuk arus yang
besar, dan juga untuk instalasi tegangan rendah.
Bekerjanya pengaman otomatis ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang
disertai perlengkapan perlam batan waktu. Menurut bekerjanya pengaman otomatis
tergantung pada jenis termis dan jenis magnetis. Pengaman otomatis jenis termis be
kerja atas dasar peningkatan suhu, maka tergantung pada suhu ruang an. Sedangkan
pengaman otomatis jenis magnetis, bekerja atas dasar kuat arus yang melalui jaringan
instalasi.
AIat listrik memiliki ukuran pengaman otomatis untuk dipasang. Perawatan terhadap
pengaman otomatis dilaku kan oleh tenaga ahli yang berpe ngalaman.
4. Pencegahan Kebakaran
b). Pengolahan
Pada semua proses pemanasan harus terdapat pemisah yang tepat antara
bahan-bahan yang mu dah terbakar dan alat pemanas.
Pemanasan lebih dari semestinya tanpa disengaja harus dicegah dengan pengendalian
proses secara tepat.
Bahan-bahan yang dapat ter ba kar sendiri harus selalu diamati agar tidak ada
kenaikan suhu.
Semua pemasangan jaringan listrik dan peralatan listrik harus memenuhi standar atau
ketentuan yang berlaku
Perawatan mesin harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi panas akibat
gesekan.
6. Keracunan Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk mengen dalikan
hama dan penyakit tanaman. Sifat pestisida tersebut sangat berbahaya terhadap
kesehatan karena dapat menyebabkan sakit atau ke matian. Berdasarkan cara
pengguna annya dikenal insektisida yang di semprotkan dalam bentuk aerosol maupun
pengasapan (fumigan). Keracunan insektisida cepat terjadi melalui beberapa cara,
seperti kulit, mulut atau hisapan udara melalui hidung. Keracunan melalui kulit mudah
terjadi jika kulit terbuka. Ka rena itu, proses pembuatan larutan dan penyemprotan
pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan meng gunakan peralatan pelindung agar
pestisida tidak terkena tubuh, seperti penggunaan masker, sarung tangan, pakaian
yang tertutup dan lainya.
Beberapa hal penting agar terhindar dari bahaya keracunan pestisida antara lain :
Semua pestisida adalah racun berbahaya dan harus dihindari. Oleh sebab itu harus
dijauhkan dari makanan, minuman dan he wan ternak.
Perhatikan tanda-tanda peringatan pada kaleng kemasan, cara pe nyimpanan dan cara
pencampur annya, dan penggunaan.
Alatt pencampur dan penyimpan pestisida harus diletakkan terpisah dari gudang dan
dijauhkan dari jangkauan anak anak.
Hindari kontak langsung antara tubuh dengan pestisida. Kontak dengan pestisida tidak
boleh lebih dari 8 jam setiap harinya, karena dapat terjadi penyerapan melalui kulit.
Setelah menyemprot dengan pes tisida, cucilah pakaian dan badan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun.
Jika alat penyemprot pestisida tersumbat, jangan sekali-kali ditiup atau dihisap dengan
mulut.
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
K3.
2. Memakai alat pelindung diri.
3. Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
memenuhi syarat.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam
upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelang gan dari suatu organisasi
perusaha an yang menghasilkan produk ba rang atau jasa maka diperlukan ada
nya Standard Operating Procedure (SOP) atau dikenal dengan istilah Prosedur Operasi
Standar (POS). Produk pertanian atau perkebunan memiliki sifat relatif mudah rusak,
baik pengaruh faktor internal maupun eksternal. Akibat pengaruh faktor internal yaitu
bahwa secara alamiah produk pertanian atau perkebunan bersifat biologis, sehingga
pada proses penanganan sejak di kebun/ lahan sampai dengan dipanen terjadi proses
metabolisme secara terus menerus. Sehingga produk tersebut perlu prosedur
penanganan atau operasi kerja terstandar agar produk tidak rusak atau penurunan
kualitas. Demikian pula pengaruh faktor eksternal dapat memicu laju penurunan
kualitas produk. Misal pengaruh kekeringan dapat menimbulkan gangguan fisiologi
tanaman yang diusaha kan sehingga dapat terjadi kematian atau gagal panen.
Demikian pula hasil panen yang tidak ditangani secara baik hingga suhu dan ke
lembaban tinggi dalam suatu ruang pasca panen maka dapat terjadi kerusakan karena
infeksi fungi. Memperhatikan fenomena resiko yang dapat ditimbulkan akibat cara kerja
yang tidak baik maka proses kegiatan pertanian atau perkebunan memerlukan caracara kerja yang ber pedoman pada standar.Penanganan proses produksi di kebun
harus memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan benar
yaitu dikenal dengan istilah Good Agricultural Practices disingkat GAP. Perusahaan
perkebunan besar biasa nya telah memiliki suatu pedoman kerja dan standar prestasi
kerja. Pedoman kerja atau prosedur ope rasi standar disusun untuk pekerjaan di kebun
atau di lahan dan untuk pekerjaan pengolahan hasil dipabrik. SOP atau POS
merupakan uraian tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh pekerja dalam
melakukan suatu pekerjaan. Sifatnya memberi penjelasan bagaimana suatu proses
pekerjaan yang seharusnya dijalan kan secara konsisten, efektif dan efisien agar dapat
dicapai hasil yangberkualitas. Produk berkualitas ada lah sesuai harapan pelanggan,
har ganya terjangkau dan mudah/cepat diperoleh.
Penanaman tanaman
Pemeliharaan tanaman
Pemanenan
b. Standarisasi
c. Sarana budidaya tanaman
d. Pelestarian lingkungan
e. Pengawasan
Anonim (
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Ruang lingkup
II. Pengertian
III. Proses Penanganan pasca panen kakao
A. Diagram alir/alur proses
B. Panen
C. Sortasi buah
D. Pemeraman atau penyimpanan buah
E. Pemecahan buah
F. Fermentasi biji
G. Perendaman dan pencucian
H. Pengeringan biji
I.Sortasi dan pengkelasan biji kering
J. Pengemasan dan penyimpanan biji
IV.Standarisasi
V. Prasarana dan Sarana Penanganan pasca panen kakao
VI.Pelestarian Lingkungan
VII. Pengawasan
Tujuan yang ingin dicapai dari pe nerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao
adalah:
a. Mempertahankan dan meningkat kan mutu biji kakao
b. Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao
c. Memudahkan dalam pengangkut an hasil kakao
d. Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao
e. Meningkatkan daya saing hasil kakao
f. Meningkatkan nilai tambah hasil kakao
2. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa
manfaat bagi pekerja?
3. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa
manfaat bagi pengusaha?
4. Bila Anda mengamati dua ke lompok pekerja yang satu me ngikuti SOP dan lainya
bekerja tanpa SOP. Kelompok manakah yang akan melakukan proses dan hasil kerja
yang berkualitas. Jelaskan!
Bila bekerja sesuai SOP maka akan diperoleh hasil yang ber kualitas dan waktu
yang efisien. Mengapa demikian?Jelaskan !
Kondisi
Darurat
di
Lapangan
(Pertolongan
Pertama
pada
Kecelakaan)
Banyak resiko pekerjaan yang akan terjadi di lapangan, yang dihadapi oleh
pekerja dalam bidang pertanian, khususnya di bidang perkebunan. Resiko tersebut
mulai dari hal-hal yang kecil seperti anggota tubuh terluka, digigit hewan berbisa,
keracunan bahan kimia/ pestisida dan lain-lain yang mungkin terjadi. Bila bekerja di
lapangan, biasanya lokasi tempat bekerja jauh dari pemukiman. Jika terjadi kecelakaan
maka kepada setiap pekerja harus dibekali kemampuan untuk memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan. Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang
diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang
sebelum mendapatkan per olongan dari tenaga medis. Hal Ini berarti :
a. Pertolongan Pertama harus diberi kan secara cepat walaupun pe rawatan selanjutnya
tertunda.
b. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit bukan menambah
sakit korban.
ketrampilan dan penge tahuan tidak ketinggalan jaman atau dilupakan. Ketetapan
tentang fasilitas PP dan personil yang terlatih harus ditetapkan melalui peraturan Alat
atau kotak PPPK yang dirawat dengan baik harus siap tersedia di tempat kerja dan
dilindungi terhadap pencemaran, kelembaban dan ko toran. Wadah ditandai dengan
jelas dan tidak berisi apapun selain peralat an PPPK. Semua operator harus diberitahu
tentang lokasi peralatan PPPK dan prosedur untuk mem peroleh persediaan. Kotak
PPPK
rusahaan dan
Persyaratan Kerja
Bagi organisasi perusahaan perke bunan besar, biasanya dalam pe nanganan
kondisi darurat mengguna kan prosedur sesuai standar yang te lah ditetapkan. Untuk
meminimalkan terjadinya kecelakaan di tempat ker ja, ada beberapa hal yang harus
dipahami oleh semua pihak, antara lain :
a. Pengusaha harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi resiko
keselamat an dan kesehatan kerja secara sistematis yang mungkin timbul dari
pekerjaan di bidang pertanian /perkebunan.
b. Identifikasi meliputi potensi baha ya dan resiko yang nyata dan potensi timbulnya
kecelakaan ker ja dan situasi darurat.
c. Untuk masing-masing kegiatan dan tugas harus dilakukan eva luasi resiko. Setiap
resiko harus diidentifikasi dan dicatat.
d. Prosedur harus dipelihara untuk mengevaluasi resiko dan penga ruh dari potensi
bahaya yang ter identifikasi, dengan memperhati kan frekuensi kecelakaan yang sering
terjadi.
e. Berdasarkan hasil evaluasi resiko, perusahaan harus menetapkan tujuan untuk
menurunkan resiko sampai tingkat serendah mungkin, dan melaksanakan tindakan pen
cegahan yang sesuai.
f. Para manajer, penyelia dan peker ja harus terlibat dalam identifikasi resiko dan
pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan atau ling kungan kerja.
a.
kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan te naga, dehidrasi (kekurangan cair
an tubuh), hiploglikemia, animea.
b.
Gejala
Perasaan limbung
Pandangan berkunang-kunang
Telinga berdenging
Nafas tidak teratur
Muka pucat
Biji mata melebar
Lemas
Keringat dingin
Menguap berlebihan
Tak respon (beberapa menit)
Denyut nadi lambat
Penanganan
Baringkan korban dalam posisi terlentang
Tinggikan tungkai melebihi ting gi jantung
Longgarkan pakaian yang me ngikat dan
hilangkan barang yang menghambat pernafasan
Beri udara segar
Periksa kemungkinan cedera lain
Selimuti korban
Korban diistirahatkan beberapa saat
Bila tak segera sadar, periksa nafas dan nadi,
posisi stabil kemudian rujuk ke instansi ke
sehatan
Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami ke kurangan cairan. Hal ini
terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang ma suk. Keluarnya
cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan ka
rena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu
panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala
Gejala dehidrasi ringan
Nadi lemah
Sangat haus
Gejala dehidrasi berat
Hipotensi
Mata cekung
Kejang-kejang
Penanganan
Mengganti cairan yang hilang
dan mengatasi shock
Mengganti elektrolit yang le
mah
Mengenal dan mengatasi kom
plikasi yang ada
Memberantas penyebabnya
Rutinlah minum jangan tunggu
haus
c.
d.
Penanganan
Tenangkan korban
Bawa ketempat yang luas dan sejuk
Posisikan duduk
Atur nafas
Beri (bantu) oksigen bila diperlukan
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras
e.
Gejala
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik
nafas
Terdengar suara nafas tambah an
Otot Bantu nafas terlihat me nonjol (dileher)
Irama nafas tidak teratur
Terjadinya
perubahan
warna
kulit
merah/pucat/ kebiruan/ sianosis)
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Gejala
Warna kebiruan/merah pada kulit
Nyeri jika di tekan
Kadang disertai bengkak
Penanganan
Kompres dingin
Balut tekan
Tinggikan bagian luka
Luka yaitu suatu keadaan terputus nya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.
Gejala
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
f.
Penanganan
Bersihkan
luka
dengan
anti
septic(alcohol/boorwater)
Tutup luka dengan kasa steril/ plester
Balut tekan (jika pendarahan nya
besar)
Jika hanya lecet, biarkan ter buka
untuk proses pengeringan luka
Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar).
g.
Gejala
dengan memutuskan
Matikan api
suplai
oksigen
Perhatikan keadaan umum penderita
Pendinginan yaitu dilakukan de ngan
membuka
pakaian
penderita/
korban.
Kemudian, merendam dalam air atau air
mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk
daerah wajah, cukup di kompres air.
Penanganan
Luka ditutup dengan perban atau kain
bersih kering yang tak dapat melekat
pada luka
Penderita dikerudungi kain pu tih
Luka jangan diberi zat yang tak larut
dalam air seperti mentega, kecap
Khusus untuk luka bakar di daerah
wajah, posisi kepala harus lebih tinggi
dari tubuh
Gigitan binatang; gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupa kan alat dari
binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang me
ngancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang
berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada
gigitan binatang lebih besar dari pada luka biasa.
Gejala
h.
Penanganan
Cucilah bagian yang tergigit dengan
air hangat dengan sedikit antiseptik.
Bila pendarahan, segera dira wat
kemudian dibalut.
Gigitan ular; tidak semua ular ber bisa, akan tetapi hidup penderita/ korban tergantung
dari ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap
menganggap bahwa ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3,
yaitu :
i.
Gejala
Penanganan
Hematotoksin (keracunan dalam)
Terlentangkan/ baringkan pen derita dengan
Neurotoksin (bisa/racun menye bagian yang ter gigit lebih rendah dari jantung.
rang sistem saraf)
Tenangkan penderita, agar pen jalaran
Histaminik (bisa menyebabkan bisa/racun ular tidak se makin cepat
alergi pada korban)
Cegah penyebaran bisa pende rita dari daerah
gigitan yaitu:
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkak an untuk membendung se bagian
aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi
alir an arteri. Torniquet / toniket dikendorkan
setiap 15 menit selama + 30 detik
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
Lakukan kompres es
Usahakan agar penderita se tenang mungkin,
bila perlu berikan petidine 50 mg/im un tuk
menghilangkan rasa nyeri.
Perawatan luka
Hindari kontak luka dengan larutan asam KMn0 4,
yo dium atau benda panas
Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan ke
dalam lukanya, bila perlu pengeluar an ini dibantu
dengan pe ngisapan melalui breast pump
sprit atau dengan isapan mu lut sebab bisa ular
tidak ber bahaya bila ditelan (selama tidak ada
luka di mulut).
Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa
(antifenin)
Perbaikan sirkulasi darah
Kopi pahit pekat
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
Gigitan lipan
Gejala
Penanganan
Ada sepasang luka bekas gigit an
Kompres dengan air dingin dan cuci
Sekitar luka bengkak, rasa ter bakar, pegal dengan obat antiseptik
dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya Beri obat pelawan rasa sakit, bila
se telah 4-5 jam
gelisah bawa ke paramedik
j.
Gejala
Penanganan
Pembengkakan, gatal dan ke merah-merahan Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan
(lintah)
air tembakau/ air garam
Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan,
gosok dengan obat atau salep anti
gatal
Kemudian hal yang perlu diketahui seorang pekerja dalam memberikan
pertolongan kepada pihak lain dapat berupa evakuasi korban. Bentuk bantuan evakuasi
korban yaitu me rupakan salah satu tahapan dalam pertolongan pertama untuk memin
dahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman, agar men dapatkan pertolongan
medis lebih lanjut.
Prinsip evakuasi adalah :
a.
b.
c.
Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat
untuk me nyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian.
Alat Pengangkutan
Untuk melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat
bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan,
kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
a. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pe ngangkut
mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila petugas penolong satu orang maka
korban dapat dievakuasi dengan cara :
Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
Dipanggul/digendong
Tandu permanen
Tandu darurat
Tali/webbing
informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keadaan berikut merupakan
hal yang harus dilaporkan dan diberitahukan :
d. Badan/ instansi yang menyusun statistik keselamatan dan kesehatan kerja nasional.
e. Badan/instansi lain yang terkait.
Anda
seorang
pekerja
me
mahami
tentang
K3,
persiapan apa
saja