Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
memiliki peran strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,dan gawat darurat.
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah
diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Setiap rumah sakit harus membuat rekam medis baik itu rekam
medis rawat jalan maupun rekam medis rawat inap. Rekam medis juga
berguna sebagai bukti tertulis atau tindakan-tindakan pelayanan terhadap
seseorang pasien, juga mampu melindungi kepentingan hukum bagi pasien
yang bersangkutan, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan
lainnya, apabila dikemudian hari terjadi suatu hal yang tidak diinginkan
menyangkut rekam medis itu sendiri.
Upaya untuk memenuhi kebutuhan pasien salah satunya adalah
dengan memberikan pelayanan yang baik. Hal ini menjelaskan bahwa

pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang
diberikan kepada orang lain dalam hal ini pelanggan agar kebutuhan
pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka.
Salah satu bentuk pelayanan rawat jalan di rumah sakit adalah
pendistribusian berkas rekam medis. Distribusi adalah suatu proses
penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para
pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Untuk
mendukung pelayanan yang baik maka waktu pendistribusian dokumen
rekam medis pun harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Standar pelayanan pendistribusian ini dapat menunjang
kepuasan pasien dalam pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada
pasien.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas
tentang Tinjauan Pelaksanaan Pendistribusian Berkas Rekam Medis
Pasien Rawat Jalan di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan
maka dapat dirumuskan permasalahan mengenai :Bagaimana pelaksanaan
pendistribusian berkas rekam medis pasien rawat jalan di pusat mata
nasional rumah sakit mata cicendo bandung ?
1.3 Pertanyaan Peneltian
Penulis merumuskan masalah sesuai dengan latar belakang diatas
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Prosedur Pendistribusian berkas rekam medis di Pusat


Mata Rumah Sakit Cicendo ?
2. Masalah yang timbul apabila terjadi keterlambatan distribusi rekam
medis ?
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan Unit Rekam Medis agar
Pendistribusian sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan ?

1.4 Tujuan Penelitian


A. Tujuan
1. TujuanUmum
Untuk

memperoleh

gambaran

tentang

pelaksanaan

pendistribusian berkas rekam medis pasien rawat jalan di Pusat Mata


Nasional Rumah Sakit Cicendo Bandung.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan pada tujuan umum di atas, maka tujuan khusus
dalam penelitian ini, adalah :
a. Mengidentifikasi prosedur pelaksanaan pendistribusian berkas
rekam medis pasien rawat jalan
b. Mengidentifikasi masalah yang
keterlambatan distribusi rekam medis

timbul

apabila

terjadi

c. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan unit rekam


medis agar pendistribusian sesuai dengan standar waktu yang
ditetapkan

B. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan sumbang saran yang dapatdi jadikan bahan
pertimbangan bagi pihak Rumah Sakit Mata Cicendo dalam upaya
menyempurnakan kegiatan penyelenggaraan rekam medis.
2. Bagi akademik
a. Hasil penelitian dapat di jadikan sebagai sumber informasi bagi
perkembangkan ilmu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
b. Menambah kepustakaan dalam rangka memperkaya
pengetahuan dan wawasan
3. Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan dan memperdalam ilmu pengetahuan
di bidang Rekam Medis
b. Dapat membandingkan antara teori rekam medis yang penulis
peroleh di tempat kuliah dengan di lapangan.
1.5 Pengumpulan Data
Pada penulisan pelaporan ini

penulis menggunakan beberapa cara

untuk mengumpulkan data yaitu sebagai berikut :

A. Observasi
Observasi biasanya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
dengan sistematis tentang fenomena-fenomena yang diteliti. Penulis
melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian, kemudian
dari hasil pengamatan tersebut dilakukan analisa masalah yang diteliti.
Adapun hal-hal yang diteliti adalah :
1. Keterlambatan pendistribusian berkas pasien rawat jalan dari
pendaftaran ke poliklinik.
2. Kesalahan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan ke
poliklinik yang seharusnya.
3. Kesalahan penyimpanan berkas rekam medis yang tidak sesuai
dengan penyimpanannya yang menyulitkan petugas untuk mencari
dan mengirim berkas rekam medis ke poliklinik yang di tuju.
B. Kepustakaan
Untuk mendapatkan data dan informasi data dan informasi, penulis
mengumpulkan data-data yang diperlukan pada saat penulisan laporan
buku-buku, catatan, dan referensi yang materinya brhubungan dengan
penyusunan laporan ini.
C. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi secara lisan yang bertujuan
untuk memperoleh informasi. Penulis melakukan wawancara kepada
kepala rekam medis dan petugas di unit Rekam Medis Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung.
Disamping itu mengajukan beberapa pertanyaan sekitar rekam medis,
terutama pada hal pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan ke
poliklinik.

1.6 Kajian Ilmiah


A. Konsep Pengiriman
Pengiriman menurut

kamus

besar

bahasa

adalah

proses

cara,perbuatan mengirimkan
(http;//kamusbahasaindonesia.org/pengiriman)
B. Konsep Berkas
Berkas adalah kumpulan (gabungan) benda-bendel (surat-surat)
atau lipatan kertas tebal persegu panjang untuk melindungi dan
menyimpan surat (http;//kamusbahasaindonesia.org/berkas)
C. Konsep Rekam Medis
Pengertian menurut PERMENKES No. 269 tahun

2008

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan berkas rekam medis adalah


berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
Pengertian lain menurut Dirjen Yanmed (1997;6) bahwa rekam
medis adalah
Rekam medis memiliki pengertian yang snagat luas tidak hanya
kegiatan pencatatan saja, akan tetapi sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya
sendiri hanya merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat
diterimanya pasien di rumah sakit sampai diteruskan pencatatan data
medik pasien sampai pasien itu mendapatkan pelayanan medis di
rumah sakit dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis
yang meliputi penyelenggaraan kegiatan rekam medis.
Pengertian lain menurut Huffman (1994;30)
medical record is a compilation of pertinent facts of patients life and
health history, including past and present illness and treatments,
written by the health professional cotribiting to that patienss care
1.
Jenis dan Isi Rekam Medis

Menurut PERMENKES No. 269 tahun 2008 Rekam Medis


harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara
elektronik. Isi Rekam Medis menurut PERMENKES No. 269
tahun 2008, untuk pasien rawat jalan sekurang-kurangnya
memuat :
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis meliputi riwayat dan keluhan penyakit
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan
i. Untuk pasien gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan bila perlu
Menurut PERMENKES No. 269 tahun 2008, isi rekam medis untuk
pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Identitas pasien
Tanggal dan waktu
Hasil anamnesis meliputi riwayat dan keluhan penyakit
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
Diagnosis
Rencana penatalaksanaan
Pengobatan dan atau tindakan
Pelayanan lain yang telah diberikan
Untuk pasien gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
Persetujuan tindakan bila perlu
Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
Ringkasan pulang (discharge summary)
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga

n.

kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan


Pelayanan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu

Menurut PERMENKES No.269 tahun 2008, isi rekam medis untuk pasien
gawat darurat sekurang-kurangnya memuat :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Identitas pasien
Identitas pengantar pasien
Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
Tanggal dan waktu
Hasil anamnesis meliputi riwayat dan keluhan penyakit
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
Diagnosis
Ringkasan kondisi pasien saat pasien meninggalkan pelayanan

gawat darurat dan rencana tindak lanjut


i. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
j. Pelayanan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan sarana pelayanan kesehatan lain.
Menurut PERMENKES No. 269 tahun 2008, isi rekam medis pasien
dalam keadaan bencana selain memenuhi ketentuan pada isi rekam medis
gawat darurat ditambah juga dengan :
a.
b.
c.

Jenis bencana dan lokasi pasien ditemukan


Kategori kegewatan dan nomor pasien bencana masal
Identitas yang menemukan pasien

Ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang
memberikan perawatan. Ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat :
a.
b.
c.

Identitas pasien
Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang diagnosis

d.

akhir, pengobatan dan tindak lanjut


Nama dan tanda tangan dokter gigi yang memberikan
perawatan.

2. Kegiatan Rekam Medis


Kegiatan Rekam Medis menurut Dirjen Yanmed (2004;34)
8

a. Penerimaan Pasien
Penerimaan pasien rawat jalan terdiri dari tiga unit yaitu unit rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat.
b. Pencatatan (recording)
Pencatatan dilakukan pada formulir-formulir rekam medis sesuai unit, baik
unit rawat jalan, unit rawat inap,maupun unit gawat darurat sesuai dengan
kebijakan rumah sakit yang bersangkutan
c. Pengolahan data menurut Dirjen Yanmed (2006;57) terdiri dari:
1) Assembling (Penataan berkas rekam medis)
Penataan rekam medis terdiri dari penataan rekam medis pasien rawat
jalan dan penataan rekam medis pasien rawat inap
2) Coding (Pemberian kode)
Pemberian kode adalah pemberian penetapan

kode

dengan

menggunakan huruf dan angka yang mewakili komponen data.


d. Indeksing (Tabulasi)
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah
dibuat kedalam indeks-indeks. Jenis indeks yang biasa dibuat :
1) Indeks Pasien
2) Indeks Penyakit
3) Indeks obat obatan
4) Indeks Dokter
5) Indeks kematian
e. Penyimpanan
Ada dua cara pengurusan

dan

penyimpanan

dalam

penyelenggaraan rekam medis yaitu :


1) Sentralisasi adalah menyimpan rekam medis dalam satu kesatuan
baik catatan- catatan kunjungan poliklinik maupun catatan selama
pasien dirawat.
2) Desentralisasi adalah terjadi pemisahan antara rekam medis
poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat
Sedangkan system penyimpanan menurut nomor, yaitu :

1) System nomor langsung (Straight Number ) adalah penyimpanan


rekam medis secara berurutan sesuai dengan urutan nomornya.
Contoh : 995022, 995023,995024
2) System angka tengah (middle digit) adalah penyimpanan rekam
medis diurut dengan pasangan angka-angka yang terdiri dari 69
(enam) angka yang masing-masing terdiri dua angka, nomor urut
terakhir sebagi angka pertama, angka tengah sebagai nomor urut
pertama , kemudian angka terakhir sebagai patokan terakhir.
Contoh : 58-99-71 ,58-99-72
3) Sistem angka terakhir (terminal digit ) adalah penyimpanan yang
menggunakan 6 (enam) angka yang di kelompokan menjadi tiga
kelompok masing- masing terdiri dari dua angka, nomor urut
terakhir sebagai angka pertama, angka tengah sebagai nomor urut
ke dua dan nomor urut pertaman\ sebagai nomor urut terakhir.
Contoh : 46-52-02, 46-52-02
3

Falsafah Tujuan dan Kegunaan


a. Falsafah Rekam Medis menurut Dirjen Yanmed (1997;6) adalah sebagai
berikut :
1) Administration
Rekam medis merupakan rekaman data administrative pelayanan
kesehatan
2) Legal
Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan
kesehatan yang harus dibayar oleh pasien.
3) Financial
Rekam medis dapat dijadikan bahan untuk perincian biaya pelayanan
keseharan yang harus dibayar oleh pasien.
4) Reseach
Data rekam medis dapat dijadikan bahan dalam lapangan kedokteran,
keperawatan dan kesehatn.
10

5) Education
Data data dalam Rekam medis dapat dijadikan bahan pengajaran dan
pendidikan mahasiswa kedokteran, keperwatan serta tenaga kesehatan
lainya.
6) Documentation
Rekam medis merupakn sarana untuk penyimpanan berbagai dokumen
yang berkaitan dengan kesehatan pasien.
7) Accurate
Data data dalm rekam medis harus benar dan tidak direkayasa
8) Informatif
Data-data dalam rekam medis dapat menjadi sumber informasi bagi
yang membutuhkan.
9) Responsibility
Data datas dalam rekam medis harus dapat dipertanggun jawabkan
kebenarannya.
4. Tujuan Rekam Medis
Tujuan dari rekam medis adalah menunjang tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatn di rumah sakit (DIRJEN
Yanmed, 1997; 7))
Sedangkan tujuan nrekam medis menurut Huffman ( 1994;28)
the main purpose of medical record is to accurately and
adequately document a patiens life and healt history, incluiding past and
present illness (es) and treatment (s) with emphasis on the event affecting
the patients during the current episode of care
5. Kegunaan Rekam Medis menurut Dirjen Yanmed (1997:7) :
a. Aspek administrasi
Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis
Dipergunakan sebagi dasr untuk merencanakan pengobatan/
perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
11

c. Aspek Hukum
Karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian
hokum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hokum
serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang , karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
e. Aspek penelitian
Karena isinya menyangkut data informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahaun di
bidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medic yang diberikan kepada
pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi
pengajaran dibidang profesi si pemakai.
g. Aspek dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut maka rekam medis mempunyai kegunaan
yang sangat luas atua secara umum yaitu:
a. Sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,perkembanga
d.

penyakit dan pengobatan selama pasien dirawat.


Sebagai bahan untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap

e.

kualitas pelayanan.
Melindungi kepentingan hokum bagi pasien, rumah sakit dan tenaga

f.

kesehatan.
Menyediakan data untu penelitian dan pendidikan.

12

g.

Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan

h.

medis.
Menjadi sumber ingatan ingayan yang harus didokumentasikan,

dipertanggungjawabkan.
6. Dasar Hukum Penyelenggara Rekam Medis
Dasar hukum dalam penyelenggara rekam medis di rumah sakit adalah :
a. Undang-undang Kesehatan No 23 tahun 1992 Tentang kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1996 tentang wajib Simpan
Rahasia Kedokteran/Lembaran Negara, tahun 1996 nomor 21
c.

tanbahan lembaran Negara nomor 2803.


Undang-undang nomor 7 tahun 1991; tentang ketentuan-ketentuan

d.

pokok kearsipan.
Peraturan Pemerintah perencanaan dan pemeliharaan rumah sakit
dimana

antara

lain

disebutkan

bahwa

guna

menunjang

terselenggrannya rencana induk yang baik, maka setiap rumah sakit


diwajibkan :
1) Mempunyai dan merawat statistic yang Up to date.
2) Membina medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan.
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 134/1978 tentang Struktur
Organisasi dan tata Kerja Rumah Sakit Umum dimana antara lain
disebutkan nahwa salah satu sub bab bagian adalah pencatatan medic.
f. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269/MENKES/PER/III/2008;
tentang Rekam Medik/Medical record
g. Perauturan Menteri Kesehatan Nomor 585/Menkes/Per/IX/1989,
tentang Persetujuan Tindakan Medik.
h. Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik nomor 78/yanmed/RS
Umum.Dik/YNU/I/1991;

tentang

pelaksanaan

penyelenggaraan

rekam medik/medical record d di Rumah Sakit.


i. Surat Edaran Dir.Jen. Yan Med No.HK 00.6.1.5.01160, tentang
penyusutan dan penghapusan berkas rekam medis.

13

j. Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004, tentang


Praktik Kedokteran.
k. Medical Staff By Law No. 631/Menkes/SK/IV/2005.
D.

Konsep Pendistribusian
1. Pengertian Distribusi
Distribusi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pembagian atau
pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa
tempat. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern:84)
2. Distribusi Rekam Medis
Menurut (Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit : 96) Rekam Medis memeiliki sifat yang sangat rahasia
sehingga tidak semua orang bisa membawanya, maka peranan distribusi
sangat penting di dalam penyelenggaraan Rekam Medis. Ada beberapa
cara untuk mengirimkan berkas Rekam Medis, pada sebgian rumah
sakit, pengiriman dilakukan dengan cara tangan dari tempat satu ke
tempat lainnya. Oleh karena itu,bagian rekam medis harus membuat
suatu jadwal pengiriman dan pengambilan untuk berbagai bagian yang
ada dirumah sakit. Frekuensi pengiriman dan pengambilan ini ditentukan
jumlah pemakain Rekam Medis.
Petugas rekam medis tidak dapat mengirim satu-satu Rekam Medis
secara rutin pada saat diminta mendadak dari poliklinik, untuk ini
bagian-bagian lain yang memerlukan (untuk darurat) harus mengirim
petugasnya untuk mengambil sendiri ke bagian rekam medis. Beberapa
rumah sakit menggunakan Pneumatic Tube (pipa tekanan udara) yang
dapat mengantar Rekam Medis dengan cepat ke berbagai bagian-bagian.
Namun, pemakaian pipa ini sering macet karena tebalnya Rekam medis
14

yang dikirim. Penggunaan teknologi di bidang komputer diharapkan


mempercepat proses penyaluran data-data penderita dari satu tempat ke
tempat lain.
3. Standar Prosedur Pendistribusian Rekam Medis
1. Menurut (pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit : 193) :
a. Persyaratan
1) Pasien rawat jalan
2) Berkas Rekam Medis
b. Sarana
1)
Nomor urut poliklinik
2)
Kotak sortir
3)
Telepon
4)
Komputer PC Client
5)
LAN System
6)
Printer
c. Sarana
1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
2) Petunjuk teknis pengelolaan rekam Medis
4.

Prosedur Distribusi di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

1. Jika berkas sudah ditemukan, dicatat dibuku keluar serta di


inputkan ke dalam computer;
2. Simpan Rekam medis di kotak distribusi yang tersedia di ruang
Instalasi

Rekam

Medis

berdasarkan

Poliklinik/SMF/Ruang

Pemeriksaan tujuan;
3. Distribusikan Rekam Medis yang berada di kotak-kota distribusi
sesuai

Poliklinik/SMF/Ruang

(Pengantar Orang Sakit).

E.

Konsep Pasien
1. Pengertian pasien

15

pemeriksaan

nya

oleh

POS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pasien adalah orang yang


sakit (yang dirawat dokter), penderita (kamus besar Bahasa Indonesia
2005 : 834)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 Pasien adalah setiap orang yang melakukan
konsultasi masalah kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi (Sunny Ummul Firdaus : 59)
2. Jenis Pasien
Menurut (pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit : 33) Pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien
rawat jalan (pasien poliklinik dan pasien gawat daryrat) dan pasien rawat
inap.
a.
Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien datang ke rumah sakit

b.

dapat dibedakan menjadi :


1) Pasien yang dapat menunngu.
a) Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.
b) Pasien yang datang tidfak dalam keadaan yang gawat.
2) Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)
Sedangkan menurut jenis kedatangannya pasein dapat dibedakan
menjadi :
1) Pasien baru
Adalah pasien yang baru pertama kali datang kerumah sakit
2)

c.

3.

untuk keperluan mendapat pelayanan kesehatan.


Pasien Lama
Adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk

keprluan mendapatkan pelayanan kesehatan.


Kedatanag pasien ke rumah sakit dapat terjadi karena :
1) Dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit.
2) Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas, atau jenis pelayanan

kesehatan lainnya.
3) Datang atas kemauan sendiri.
Hak dan kewajiban pasien
a.
Hak pasien
Pasien memiliki hak sebgai berikut6 :
1) Atas pelayanan yang manusiawi.

16

2)
3)
4)

Memperoleh asuhan perawatan yang bermutu baik.


Memilih dokternya.
Menerima dokter yang merawat agar mengadakan konsultasi

5)
6)

dengan dokter lain.


Atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita,
Mendapat informasi tentang penyakit yang diderita, tindakan.
medik yang hendak dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai

akibart tindakan, alternatif terapi, prognosa, biaya pengobatan


7) Meminta tidak di informasikan tentang penyaklitnya.
8) Menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
9) Mengajukan keluhan-keluhan dan memperoleh taanggapan.
10) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
11) Mengakhiri pengobatan dan rawat inap atas tanggung jawab
sendiri.
12) Menjalankan agama dan kepercayaan di rumah sakit, selama
b.

F.

tidak mengganggu pasien lainnya.


Kewajiban Pasien
Pasien memiliki kewajiban sebgai berikut :
1)
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
2)

peraturan tata tertib rumah sakit.


Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi doketr

3)

dalam rangka pengobatannya.


Pasien atau penaggungnnya berkewajiban untuk melunasi semua

4)

imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau dokter.


Pasien atau penanggungnya berkewajiba untuk mematuhi segala

perjanjian yang ditandatangani.


Konsep Rumah Sakit
1.
Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatau organisasi yang melalui tenaga medis
profesional yang terogganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita
oleh pasien. Amirica Hospital Asssociation (Azur Azwar, 1996:82)

17

Rumah sakit adalah temoat dimana orang sakit mencari dan


menerima pelayanan kedokteran serta tempat pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perwat dan berbagai tenaga profesi kesehatan
lainnya diselenggrakan. Wolper Pena (Azrul Azwar, 1996:82)
Rumah Sakit adalah pusat dimana tempat pelayanan kesehatan
masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran. Hospital Care
2.

(Azwar, 1996:82)
Tugas, Fungsi dan Tujuan Rumah Sakit
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI mendefinisikan
Rumah Sakit sebagai berikut :
Tugas Rumah Sakit adalah melaksanakan pelayanan kesehatan
dengan

mengutamakan

kegiatan

penyembuhan

(kuratif)

dan

pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa, yang dilkasanakan dengan


upaya peningkatan (promotif), pencegahan serta melaksanakan
upaya rujukan. Pendekatan pada penyembuhan dan pemeliharaan
(rehabilitasi) karena peningkatan dan pencegahan dilaksanakan oleh
Rumah Sakit dan Puskesmas.
Fungsi Rumah Sakit menurut peraturan Menteri Kesehatan
dibagi menjadi dua bagian yang diantaranya:
a.

Fungsi Profesional
1) Menyediakan dan menyelenggarakan pelaksanaan medik,
pelayanan
2)

ponunjang

medik,

penunjang

peralatan,

rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan


Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga para
medik

18

3)
b.

Sebagai tempat penelitian, pengembangan ilmmu teknologi

dibidang kesehatan
Fungsi Sosial
Dalam peraturan Menteri Kesehatan pasal 25 (dua puluh
lima) disebutkan bahwa setiap rumah sakit harus melaksanakan
fungsi sosial antara lain:
Menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang
kurang mampu atau tidak mampu, untuk rumah sakit sekurangkurangnya 75% dari kapasitas tempat tidur yang tersedia yang
harus diberikan pada orang tidak mampu, sedangkan untuk
swasta 25% kapasitas yang harus diberikan.
Tujuan Rumah Sakit Adalah menyediakan pelayanan
kesehatan yang bermutu untuk para penderita sesuai dengan

3.

harapan dan tuntutan masyarakat.


Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah Sakit berdasarkan sifat pelayanannya menurut
Permenkes Republik Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010,
dapat dikelompokan sebgai berikut:
a.
Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum Adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
oenyakit
Rumah Sakit Umum diklarifikasikan menurut Permenkes
No.340/MENKES/SK/XI/2010, dibagi menjadi empat kelas,
meliputi:
1) Kelas A (Permenkes No.340/MESKES/SK/XI/2010, pasal
6 (enam))
Rumah Sakit Umum Kelas A mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayan medik paling sedikit 4 (empat)
Pelayanan Medik Spesialis Dasar,5 (lima)

19

Pelayanan

Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan


Medik Spesialis lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik
2)

Sub Spesialis
Kelas B (Permeenkes No.340/MENKES/SK/XI/2010,
pasal 10 (sepuluh))
Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat)
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan))
Pelayanan Medik Spesialis lain dan 2 (dua)) Pelayanan

3)

Medik Subspesialis Dasar


Kelas C (Permenkes No. 340/MESKES/SK/XI/2010, pasal
14 (empat belas))
Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat)

4)

Pelayanan Spesialis Penunjang Medik


Kelas D
Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan Medik paling sedikit

b.

Rumah

2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar


Sakit
Khusus
(Permenkes

340/MESKES/SK/XI/2010, Pasal 23 (dua puluh tiga)


Rumah Sakit Khusu adalah rumah sakit

No.
yang

memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis


penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ atau jenis penyaklit
Jenis Rumah Sakit Khusus antara lain Rumah Sakit
Khusu Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, paru, jiwa,

20

Kusta,

Mata,

Ketergantungan

Obat,

Stroke,

penyakit

Infeksi,Bersalin, Gigi dan Mulut, rehabilitasi Medik, Telinga,


Hidung dan Tenggorokan (THT), Bedah, Ginjal, Kulit, dan
kelamin
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan menurut
(Permenkes No.340/MENKES/SK/2010, pasal 24 (dua puluh

c.

empat), Rumah Sakit Khusus diklarifikasikan menjadi:


1)
Rumah Sakit Khusus Kelas A
2)
Rumah Sakit Khusus Kelas B
3)
Rumah Sakit Khusus Kelas C
Ciri-ciri Penting Rumah Sakit Menurut Huffman (Akasah,
2008:29)
1)
Fungsi utama ruimah sakit adalah untuk menyediakan
diagnosa dan pengobatan, baik bedah maupin non bedah
untuk pasien yang memiliki kondisi apapun dari berbagai
2)
3)

jenis kondisi medis.


Pasien Rwata Inap didalam institute
Terdapat susunnan pengurus yang

4)

bertanggung jawab akan institusinya.


Terdapat seorang administrator tempat mendeglegasikan
tanggung

5)

jawab

pemeliharaan

secara

standar

hukun

pelayanan

kesehatan.
Setiap pasien dilayani atas perintah dari, dan asuhannya
berada di bawah pengarahan dari seorang anggota staff

6)

medis.
Layanan Keperawatan di bawah pengarahan perawat

7)

professional yang bekerja purna wkatu.


Pengawasan perawat profesional dan

8)

keperawatan lainnya berlangsung terus menerus.


Sebuah rekam medis di pelihara untuk setiap pasien

21

pelayanan

9)

Layanan Farmasi dipelihara didalam atau oleh intitusi dan

diawasi oleh apoteker berizin


10) Layanan X ray diagnose dengan fasilitas dan staf yang
mampu melaksanakan bebagai prosedur, dipelihara
11)

diidalam intitusi.
Layanan Laboratorium klinis, dengan fasilitas dan staf
mampu melaksanakan berbagai pengujian dan prosedur,
dipelihara didalam atau oleh intitusi dan pelayanan
patologi anatomi tersedia secara reguler dan mudah

12)

dicapai.
Layanan kamar operasi, dengan fasilitas dans taf

13)

dipelihara didalam institusi.


Makan yang dihidangkan kepada pasien memppunyai
persyaratan

G.

gizi

mereka

dan

makanan

yang

dimodifikasikan tersedia secara reguler.


Konsep Rawat Jalan
1.
Pengertian Rawat Jalan
Rawat Jalan adlah pelayanan kedokteran yang disediakan
untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (Hospitalization)
2.

(Azrul Azwar 1996:75)


Isi rekam Medis Rawat Jalan
Menurut Pasal 3 ayat

(1)

Permenkes

RI

Nomor

269/Menkes/Per/2008, isi rekam medis untuk pasien rawat jalan


pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
d.
e.
f.
g.
h.

riwayat penyakit.
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
Diagnosis.
Rencana penatalaksanaan.
Pengobatan dan atau tindakan.
Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

22

i. Untuk pasien khusus gigi dilengkapi odontogram klinik.


j. Persetujuan tindakan bila diperlukan

23

24

Anda mungkin juga menyukai