Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH KERATON YOGYAKARTA

SEJARAH
Pada tahun 1955, perjanjian Giyanti membagi dua kerajaan Mataram menjadi
Ksunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan
Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang
kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Pesanggrahan Ayodya
selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta .
Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat dimana Kraton Yogyakarta sekarang
berada merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pachetokan,
yang kemudian dibangun menjadi pesanggrahan yang bernama Ayodya. Kraton
Yogyakarta menghadap ke arah utara, pada arah poros Utara selatan, antara
gunung merapi dan laut selatan. Di dalam balairung kraton, dapat disaksikan
adegan pisowanan (persidangan agung) dimana Sri Sultan duduk di singgasana
dihadap para pemangku jabatan istana.
Regol Donopratomo yang menghubungkan halaman Sri Manganti dengan
halaman inti kraton, dijaga oleh 2 (dua) patung dwarapala yang diberi nama
Cingkarabala dan Balaupata, yang melambangkan kepribadian baik manusia,
yang selalu menggunakan suara hatinya agar selalu berbuat baik dan melarang
perbuatan yang jahat. Di dalam halaman inti kraton, dapat dilihat tempat tinggal
Sri Sultan yang biasa digunakan untuk menerima tamu kehormatan dan
menyelenggarakan pesta. Di tempat ini juga terdapat keputren atau tempat
tinggal putri-putri Sultan yang belum menikah.
Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1256 atau tahun Jawa 1682, diperingati
dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang Kemagangan dan di
pintu Gading Mlati, berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Dalam
bahasa jawa : "Dwi naga rasa tunggal" Artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6,
tunggal=I, Dibaca dari arah belakang 1682. warna naga hijau, Hijau ialah
symbol dari pengharapan.
Disebelah luar dari pintu gerbang itu, di atas tebing tembok kanan-kiri ada
hiasan juga terdiri dari dua (2) ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan
diri. Dalam bahasa Jawa: "Dwi naga rasa wani", artinya: Dwi=2, naga=8,
rasa=6, wani=1 jadi 1682.

Tahunnya sama, tetapi dekorasinya tak sama. Ini tergantung dari arsitektur,
tujuan dan sudut yang dihiasinya. Warna naga merah. Merah ialah simbol
keberanian. Di halaman Kemegangan ini dahulu diadakan ujian-ujian beladiri
memakai tombak antar calon prajurit-prajurit kraton. Mestinya mereka pada
waktu itu sedang marah dan berani.

Anda mungkin juga menyukai