Geert Groot Koerkamp, Radio Nederland : 26-04-2006
20 Tahun lalu, pada tanggal 26 April 1986, pusat tenaga nuklir di
Chernobyl meledak. Dua dasawarsa setelah bencana, lingkungan di pusat nuklir ini tetap merupakan zona terlarang. Menariknya, wilayah ini sekaligus merupakan salah satu tempat di dunia yang alamnya bisa berkembang dengan leluasa. Peti mati Melihat pusat tenaga nuklir Chernobyl, maka jelas waktu berjalan cepat. Sebagian besar cat merah pada pipa cerobong asap, sudah mengelupas. Bangunannya tampak kelabu dan tua, seperti semua bangunan di zona terlarang di sekitar pusat nuklir. Gedung yang dibangun dari beton dan baja secara tergesa-gesa tahun 1986 di sekitar reruntuhan reaktor nuklir yang meledak itu bentuknya seperti peti mati, dan sekarang sudah karatan. Lapisan luar penuh retakan, sehingga hujan bisa merembes masuk. Sangat berbahaya "Kondisi gedung itu sangat buruk," ujar juru bicara pusat nuklir Chernobyl, Yulia Marusich. "Bangunan ini perlu diperkuat supaya tidak roboh." Ini akan sangat berbahaya. Karena, apabila roboh, maka jumlah besar bahan radio-aktif akan bisa kembali berhamburan ke udara. Marusich bertutur bahwa proses memperkuat bangunan berbentuk peti mati itu merupakan pekerjaan yang tidak dihargai dan sangat berbahaya. Para pekerja tak terlindung terhadap tingginya tingkat radiasi. "Tapi harus tetap dilakukan supaya memungkinkan pembangunan lebih lanjut lapisan baru di luarnya." Lapisan baru harus bertahan sedikitnya 100 tahun. Dalam waktu itu pusat nuklir harus dibersihkan sepenuhnya dari bahan radioaktif. Surga flora dan fauna Setelah 100 tahun, zona Chernobyl akan berubah sampai tidak dikenal lagi. Kini, pelbagai desa telah ditumbuhi tanaman liar lebat. Kawasan pertanian berubah menjadi padang ilalang yang luas. Di antara pohonpohon berbatang putih dan pinus, terlihat kuda-kuda Przewalski. Kuda-kuda dibiarkan bebas untuk mencegah tumbuhan liar. Bagi pakar biologi, zona Chernobyl merupakan semacam surga, sebuah obyek penelitian unik, yang tidak ada duanya di dunia. Di masa ketika alam sudah berkurang, maka di sini ditemui sebuah kawasan yang secara mendadak ditinggalkan manusia dan kemudian dibiarkan terus tumbuh. Tempat manusia diambil alih sejumlah besar babi liar, serigala dan bahkan beruang coklat. "Ada rencana untuk membangun cagar alam di sini, Chernobylskaya Pushcha," ujar Yulia Goranaya, yang bekerja pada laboratorium raio-ekologi di Slavutitch. Yulia dan rekan-rekannya mengadakan penelitian di zona Chernobyl, dan meneliti dampak penularan radioaktif terhadap unggas dan mamalia. Dampak itu ada, tapi terutama terlihat pada tingkat molekuler, jadi tidak bisa diamati dengan mata. Cukup bersih, tapi zona terlarang Menurut para pakar, sebagian besar zona Chernobyl sementara ini sudah cukup bersih. Pencemaran terparah tinggal dalam lingkaran 100 meter dari pusat nuklir saja. Orang yang tinggal di luar lingkaran itu, tidak perlu cemas. Kendatipun demikian, resminya orang masih dilarang tinggal di zona Chernobyl. Tapi beberapa ratus orang yang sejak bencana tahun 1986, kembali ke rumah mereka, tidak dihalangi pemerintah. Mereka berusia antara 60 sampai lebih 90 tahun. Mereka kembali ke wilayah tersebut, karena tidak mau menghabiskan usia senjanya di sebuah apartemen kecil di kota. "Di sini orang paling tidak masih bisa menanam kentang sendiri," ujar Ivan Tkatchenko, pria berusia 60 tahun, penduduk termuda desa Ilyintsy. Ia merawat dengan baik rumah dan taman kecilnya, tempat paling beradab di desa tua ini, yang dulunya masih dihuni 2000 orang. Kini desa tersebut berpenduduk sekitar 30 orang saja. Jumlahnya terus berkurang. Penduduk baru tidak datang. Ivan tahu bahwa siapa yang meninggalkan desa ini, tidak akan kembali lagi. "Selama saya tinggal di sini, maka saya terus bekerja, saya terus melakukan sesuatu. Apabila saya tidak bisa melakukan itu lagi, maka berakhirlah semuanya bagi saya." Sumber: Radio Nederland, Penulis: Geert Groot Koerkamp