Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
SUHARTONO ARIFIN
G 611 06 012
1. Latar Belakang
Pisang kepok (Musa paradisiaca formatypica) merupakan produk
yang cukup perspektif dalam pengembangan sumber pangan lokal
karena pisang dapat tumbuh di sembarang tempat sehingga produksi
buahnya selalu tersedia, namun cepat rusak setelah lepas panen
karena melalui proses klimaterik yaitu proses kematangan, untuk
mengatasi kerusakan tersebut maka dapat diolah menjadi tepung.
Pisang mengandung polifenol oleh karena itu mudah mengalami
reaksi
Salah
browning
satu
pencoklatan
metode
apabila
yang
kontak
dapat
dengan
digunakan
udara.
untuk
mencegah
awet
tanpa
mengurangi
nilai
gizi
pisang,
juga
untuk
kandungan gizinya yang cukup tinggi dari jenis rotinya dalam hal ini
bahan baku dengan proses pengolahan yang dilakukan. Bahan baku
pembuatan roti adalah tepung terigu yang terbuat dari gandum, namun
dapat disubtitusi dengan tepung pisang kepok. Tepung pisang juga
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga baik digunakan
untik menghasilkan roti yang mempunyai nilai gizi yang bervariasi.
Sesuai dengan uraian diatas, maka penelitian ini telah dilakukan
dengan memanfaatkan tepung pisang kepok sebagai bahan subtitusi
dengan tepung terigu untuk menghasilkan roti yang dapat diterima oleh
konsumen.
2. Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan substitusi bahan baku menggunakan
tepung pisang dan tepung terigu dengan harapan mempertahankan
atau mempertinggi kandungan gizi seperti pati sehingga dihasilkan roti
yang memiliki kandungan gizi yang bervariasi. Akan tetapi belum
ditemukannya formulasi dan metode yang tepat dalam menghasilkan
roti dari subtitusi tepung pisang yang optimal, yaitu berapa gramkah
tepung pisang kepok dapat disubtitusi pada tepung terigu untuk
menghasilkan roti yang dapat diterima oleh panelis?
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Terdapat
dikelompokkan
bermacam-macam
akan
terbagi
jenis
menjadi
pisang,
empat
tetapi
bila
golongan
dan
dapat
secara
cepat
tersedia
bagi
tubuh
(Anonim, 2009).
c. Tepung Pisang
Tepung pisang yang baik dapat diperoleh dari buah dengan
tingkat kematangan tiga perempat penuh yang mana pada kondisi
tersebut kandungan patinya telah mencapai maksimal serta belum
terduksi menjadi gula sederhana dan komponen lainnya dalam
keadaan seimbang. Apabila buah lewat dari tiga perempat penuh akan
terjadi kesulitan selama pengeringan dan tepung pisang bersifat
lembek, sedangkan buah dengan kematangan kurang dari tiga
perempat penuh akan menghasilkan tepung pisang terasa sedikit pahit
dan sepat karena kadar asam dan tannin serta kadar patinya masih
tinggi (Hardiman,1982).
Pemanfaatan tepung pisang cukup luas dalam industri pangan,
sebagai bahan baku makanan (bubur) balita juga sebagai bahan baku
produk kue, sebagai bahan baku industri, ketersediaan buah pisang
dapat terpenuhi karena tanaman pisang mudah dibudidayakan, dapat
tumbuh diberbagai kondisi lahan dan dapat dipanen sepanjang tahun
atau tidak tergantung musim.
Pembuatan
tepung
pisang
bertujuan
selain
untuk
pengolahan
tepung
pisang
adalah
pengukusan/
gaplek
pisang
yang
terbentuk
akan
dilakukan
Tepung pisang
Kadar air
5.85 11.6
Kadar pati
64.69 -67.31
18.24-20.04
1.96-2.51
Kadar protein
3.36-4.12
Kadar vitamin C
0.0325-0.0326
0.36-0.71
15.4-18.8
Kelemahannya
adalah
aroma
pisangnya
kurang
kuat
Warna
Kadar air
Kadar asam
Karbhidrat
Kepok
Nangka
Ambon
Putih
Putih coklat
Putih
(%)
6,08
6,09
6,26
(%)
1.85
0.85
1.04
(%)
76.47
79.84
78.99
Raja
abu-abu
Putih coklat
6,24
0.84
76.47
bulu
10
Ketan
Putih
6,24,
0.78
75.33
Lampun
abu-abu
Putih
8,39
0.49
70.10
g
Siam
Kuning
7,62
1.00
77.13
coklat
Sumber : Murtiningsih dan Imam Muhajir (1988)
Pisang
segar
Tepung
pisang
beras
Kentang
Air (%)
70
12
78
Kabohidrat
(%)
27
88.6
80.2
19
Serat Kasar
(%)
0.5
0.3
0.4
Protein (%)
1.2
4.4
6.7
Lemak (%)
0.3
0.8
0.1
Abu (%)
0.9
3.2
0.5
-karoten
2.4
760
13
11
(ppm)
Kalori
(kkal/100g)
104
340
363
82
noni
makanan
produk
dan
Belanda
pokok
olahan
mie.
berbagai
roti
kedua
dari
Bahkan
mengandung
penyakit
donat,
kelompok
zaman
penjajahan,
setelah
nasi.
tepung
ada
omega-3
jenis
yang
ini
dalam
biscuit,
bakery,
berfungsi
dan
produk
roll,
roti
yang
Di
merupakan
paling
popular
sudah
jadi
gizi
dari
dibandingkan
nasi
selain
dalam
dan
bersama
pie.
jagat
serat,
penangkal
ilmu
produk
di
kaya
sebagai
bakery,
cracker,
kini
Kandungan
unggul
roti
degenerative.
dikelompokkan
cake,
di
pangan,
dengan
Di
dalam
yang
paling
raya
hingga
pertama
dikenal
saat ini.
12
umumnya
dibuat
dari
tepung
terigu,
karena
konsisten
baik
untuk
lembut,
protein.
Kandungan
volume
dibandingkan
pembuatan
roti.
yang
menghasilkan
tekstur
tinggi
adonan
roti
besar
protein
elastisitas
remah
mengandung
terigu
terigu
terigu
memiliki
dengan
dan
pada
dengan
Penggunaan
cepat
tipe
tipe
tipe
kuat
12-13%
kuat
lainnya
lebih
halus,
paling
dalam
disukai
cereviseae.
Semakin
kuat
oleh khamir
gluten
menahan
13
fermentasinya.
G. Bahan Tambahan
Berbagai macam bahan tambahan yang digunakan pada
pembuatan atau pengolahan produk roti, selain dari bahan baku
utamanya yaitu tepung. Penambahan bahan tambahan ini pun
dimaksudkan untuk memberikan hasil roti yang optimal, karena
masing-masing bahan tambahan mempunyai fungsi tertentu selama
pengolahan roti dilakukan. Peranan atau fungsi dari beberapa bahan
tambahan dapat diketahui pada rincian berikut ini sesuai dengan
Anonim (2010) yaitu :
a) Air
Air merupakan bahan yang paling murah dalam pembuatan
produk bakeri, tetapi sangat vital dan besar peranannya pada
produk yang mengembang seperti roti dan donat. Fungsi air dalam
pembuatan roti sebagai berikut:
-
14
dalam tepung.
mempertahankan rasa lezat roti lebih lama bila dalam roti
dilakukan
adonan
dengan
secara
menggunakan
air
jumlah
cara
visual
alat
air
pengikat
yang
optimum
memungkinkan
untuk
memeriksa/melihat
selama
misalnya
yang
pengadukan
Farinograf.
Jika
adonan
konsistensi
atau
dengan
penggunaan
15
tempat
yang
dingin
dan
kering.
d) Garam
Memberi
membangkitkan
rasa,
rasa
juga
memperkuat
bahan-bahan
lainnya,
jaringan
dan
gluten,
mengontrol
16
g) Bread improved
Untuk meningkatkan kualitas roti baik dari segi volume
maupun tekstur. Sehingga roti semakin mengembang dan empuk.
Bread Improved berfungsi untuk:
a. Melengkapi zat makanan yang dibutuhkan ragi, sehingga ragi
tumbuh sempurna
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
H. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau
menghilangkan
sebagian
air
dari
suatu
bahan
dengan
cara
17
dan
menghemat
ruang
pengangkutan
dan
benar-benra
terkontrol.
Pengeringan
dengan
alat
dapat
lebih
mempertahankan
warna
bahan
baku
yang
18
I. Kadar Abu
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam
bahan dan cara pengabuannya. Menurut Fauzi (2006), bahwa
Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral
yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam
garam
yaitu :
1. Garam-garam organik, misalnya garam dari as. malat, oxalate,
asetat., pektat dan lain-lain
2. Garam-garam anorganik, misalnya phospat, carbonat, chloride,
sulfat nitrat dan logam alkali.
Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral dapat
terbentuk sebagai senyawa yang kompleks yang bersifat organis.
Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya
adalah sangat sulit. Oleh karenanya biasanya dilakukan dengan
menentukan sisa pembakaran garam mineral tersebut yang dikenal
dengan pengabuan.
19
ini
telah
dilaksanakan
pada
bulan
Desember
teknologi
20
C. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Tepung Pisang
Buah pisang kepok matang dengan kriteria kulit berwarna
hijau muda dan setiap sudutnya berisi penuh. Buah tersebut
kemudian kulit luarnya dikupas dan diperoleh daging buah. Daging
buah ditimbang masing-masing 1 kg sesuai perlakuan, kemudian
dilakukan perendaman asam sitrat 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%
dan NaCl 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%. Dari hasil penelitian
pendahuluan diperoleh perendaman asam sitrat atau NaCl 0,3%
menghasilkan warna dan tekstur tepung pisang yaitu berwarna
putih dan tekstur kehalusan buah di tepungkan. Untuk itu
konsentrasi 0,3% baik asam sitrat maupun NaCl yang digunakan
sebagai konsentrasi perendaman utama yaitu:
X1
: Asam Sitrat
= 0,3%
X2
: Garam (NaCl ) = 0,3%
Buah pisang kepok yang telah direndam, kemudian diiris tipis
setebal 0,4 cm dengan bentuk yang memanjang, lalu dikeringkan
pada blower dengan suhu 600C selama 7-8 jam, kemudian buah
pisang yang telah kering digrinder lalu diayak dengan ukuran 80
mesh.
2. Pembuatan Roti
- Tepung pisang kepok
X 1 B 1 = 250g + 250g
X 1 B 2 = 125gr + 375g
X2 B1 = 250g + 250g
X2 B2 = 125g + 375g
21
Ket:
X1 = Tepung pisang kepok dengan hasil perendaman asam
sitrat 0,3%
X2 = Tepung Pisang kepok dengan hasil perendaman NaCl
0,3%
ragi
jam,
selanjutnya
didinginkan
dalam
desikator
dan
22
% abu
berat abu ( gr )
x 100 %
berat sampel ( gr )
23
%pengembangan=
B A
X 100
A
organoleptik
dilakukan
untuk
mengetahui
tingkat
yang
diperoleh,
diolah
dengan
menggunakan
24
Pisang kepok 1 kg
Sortasi/pembersihan
pengukusan
pengupasan
Perendaman NaCl
X1
X2
Pengirisan 0,4cm
Penggilingan grinder
Pengayakan 80 mesh
25
Tepung pisang kepok
Persiapan bahan
Sesuai dengan perlakuan
Perlakuan
Tepung pisang kepok + tepung terigu
X 1 B 1 = 250g + 250g
X 1 B 2 = 125gr + 375g
Pencampuran
X2 B1 = 250g + 250g
-Fermipan 0,7gr
-susu bubuk 12,5gr
-gula pasir 8,45 gr
- bred improved 0,5%
X2 B2 = 125g + 375g
Pengadukan
Penambahan
fermentasi 30 menit
ROTI
Analisa Sensori
Warna
Tekstur
Rasa
Aroma
Daya kembang roti
PENGAMATAN
Analis Kimia
-Kadar air
- Kadar Abu
26
Gambar 2.
A. Penelitian pendahuluan
Penelitian
pendahuluan
dilakukan
untuk
mengetahui
perendaman larutan NaCl 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4% dan 0,5%. Hasil
dari penelitian pendahuluan ini dapat dilihat pada Gambar 1
6
5
4
3
2
1
0
Tingkat Kesukaan
3.8
3.1
3.4 3.6
3.8 4.6
5.1 3.9 3.1
2.7
Warna
Tekstur
Konsentrasi NaCl
27
3.1
3.4
2.5
2
1.5
Warna
Tekstur
1
0.5
0
3.1 3.8 44.3 3.1
3.4 2.8
3.2
1.0000000000000041E-3
Konsentrasi Asam Sitrat
akan
28
B. Penelitian Utama
Penelitian utama meliputi proses pembuatan roti dengan
menggunakan variasi perlakuan yang terbaik pada penelitian
pendahuluan dengan perendaman 0,3% baik Nacl maupun asam
sitrat, kemudian setiap perlakuan ditambahkan ragi 0,7%, susu bubuk
12,5 g, gula pasir 8,45g, bred improved 0,5 g, telur ayam 1 butir, Air
mineral dingin 150 ml, margarine 15g, garam 3,35 g dan
perbandingan penggunaan tepung pisang dengan tepung terigu
sehingga diperoleh roti. Kemudian dilanjutkan dengaan analisa, daya
kembang, kadar air, kadar abu dan uji organoleptik roti terhadap
warna, tekstur, aroma dan rasa dengan hasil sebagai berikut :
1. Daya Kembang
Daya pengembangan roti merupakan kemampuan roti
mengalami pertambahan ukuran sebelum dan setelah proses
pemanggangan. Hasil pengukuran daya kembang terhadap roti
tepung pisang dengan berbagai perlakuan memberikan hasil
sebagai berikut :
29
2.95
3
2.35
2.5
2.5
2
Daya Kembang (%) 1.5
Asam Sitrat
NaCl
0.5
0
50:50
25:75
terendah
yaitu
2.35
cm
pada
perlakuan
50%:50%
setiap
perlakuan
yang
diberikan
tidak
memberikan
30
tersebut dapat
2. Kadar Air
Kandungan air dalam bahan pangan ikut menentukan
tingkat penerimaan, kesegaran dan daya awet produk tersebut.
Sebagian besar dari perubahan-perubahan kimia dan biokimia
pada bahan makanan terjadi dalam media air yang berasal dari
bahan itu (Winarno,2004).
31
25
20
22.33
21.3
19.93
16.51
15
Kadar Air (%)
10
Asam Sitrat
NaCl
5
0
50:50
25:75
Hasil
analisa sidik ragam (lampiran 3b) terhadap kadar air roti dihasilkan
pada masing-masing perlakuan yang diberikan berpengaruh tidak
berbeda nyata pada taraf 5% dan 1%. Hasil analisa kadar air
menunjukkan bahwa jumlah kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan
dengan
perbandingan
50%
tepung
pisang
dan 50% tepung terigu yaitu sebesar 22.33% dan kadar air yang
terendah pada perbandingan tepung pisang 25% dan tepung terigu
75%
yaitu
sebesar
16,51%.
Penambahan
tepung
pisang
33
20.88
21
20.5
20
19.5
Kadar Abu (%)
19.86
19.05
18.87
19
Asam Sitrat
18.5
NaCl
18
17.5
50:50
25:75
dengan 0,3%
mengandung air,
34
3.3
3.2
3.6
Asam Sitrat
NaCl
50:50
25:75
35
3.5
3.5
3.4
Tekstur (Skor)
3.4
3.3
3.3
Asam Sitrat
3.2
NaCl
3.1
50:50
25:75
36
tepung
pisang
25%
dan
tepung
terigu
75%
37
pada masing-masing
3.6
3.6
3.5
3.55
3.5
3.45
Aroma (Skor)
3.4
3.4
3.4
Asam Sitrat
3.35
NaCl
3.3
3.25
50:50
25:75
38
3.5
3.5
3.4
Asam Sitrat
3.4
NaCl
3.3
3.2
50:50
25:75
Gambar 9.
39
rasa
yang
paling
disukai
oleh
panelis
yaitu
2.95 cm
40
Gizi
Pisang
yang
Mencenangkan.
http://banabakery.wordpress.com/2009/04/06/gizi-pisang-yangmencengangkan-kaget-deh-lu/ Akses 14 Desember 2010
Anonim,2010.Bahantambahan.http://www.tokocsc.com/Bahan_Utama_R
oti_Manis_&_Donat.html. Akses tanggal 2 April 2010, Makassar
Anonim,2010a.PemanfaatanBuahPisanghttp://gajahpesing.kabarku.
com/Tulisanku/Pemanfaatan-Buah-pisang-10727.html . Akses
14 Desember 2010, Makassar
Anonim, 2010b. Sejarah Pisang. http://zulyun.wordpress.com/kiplik/ .
Akses 14 Desember 2010, Makassar.
Anonim,2010c.Pisang.http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.p
df Akses 14 Desember 2010, Makassar.
Astawan ,Made, 2004 Kandungan Serat Dan Gizi Pada Roti Ungguli Mie
Dan Nasi http://www.gizi.net (akses 10 januari 2011)
Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout.Jember:
FTP UNEJ.
41
42
LAMPIRAN
Lampiran 1. Format kuisioner uji Organoleptik Pada Roti Tepung Pisang
Dengan Menggunakan Metode Hedonik
KUISIONER UJI ORGANOLEPTIK
Nama :
Nim :
Uji organoleptik
Perlakuan
X1
X2
WARNA
B1
B2
B1
B2
PENGAMATAN
TEKSTUR
AROMA
4 = suka
= tidak suka
5 = sangat suka
=agak suka
RASA
Keterangan
X 1 B 1 = 250g + 250g
X 1 B 2 = 125gr + 375g
X2 B1 = 250g + 250g
X2 B2 = 125g + 375g
Ket:
43
Kelompok
B1
2.35
2.95
5.3
2.7
B2
2.5
3
5.5
2.8
Total
Rata-rata
4.85
5.95
10.8
5.4
2.425
2.975
5.4
2.7
Lampiran 2a. Tabel hasil analisa sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan
terhadap hasil analisa daya kembang pada Roti Tepung
Pisang
Sumber keragaman
JK
0.302
5
DB
Galat
0.01
0.002
5
Total
0.315
Perlakuan
Kelompok
KT
0.302
5
F. hit
0.01
0.002
5
121
F 5%
161.4
5
161.4
5
F 1%
4052.1
8
4052.1
8
Kelompok
B1
22.33
16.51
38.8
19.4
B2
21.3
19.93
41.2
20.6
Total
Rata-rata
43.63
36.44
80.1
40.0
21.815
18.22
40.0
20.0
Lampiran 3b. Tabel hasil analisa sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan
terhadap hasil analisa kadar air pada Roti Tepung Pisang
44
Sumber keragaman
JK
DB
KT
F. hit
Perlakuan
12.92
12.92
2.61
Kelompok
Galat
1.43
4.95
1
1
1.43
4.95
0.29
Total
19.30
F 5%
161.4
5
161.4
5
F 1%
4052.1
8
4052.1
8
Kelompok
B1
B2
19.05
18.87
19.86
20.88
38.9
39.8
19.5
19.9
Total
Rata-rata
37.92
40.74
78.7
39.3
18.96
20.37
39.3
19.7
Lampiran 4b. Tabel hasil analisa sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan
terhadap hasil analisa Kadar abu pada Roti Tepung
Pisang
Sumber keragaman
Kelompok
Galat
JK
1.988
1
0.176
4
0.36
Total
2.524
5
Perlakuan
DB
1
1
1
KT
1.988
1
0.176
4
0.36
F. hit
5.5225
0.49
F 5%
161.4
5
161.4
5
F 1%
4052.1
8
4052.1
8
45
46
Kombinasi perlakuan
Perendaman
Perendaman
asam sitrat
NaCL
B2
B1
B2
B1
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
5
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
2
2
2
3
50
51
52
54
3.3
3.4
3.5
3.6
Total
12
15
12
13
16
14
15
13
15
17
13
14
13
14
9
205
13.6
47
48
11
16
13
14
14
15
15
15
15
17
10
14
14
15
13
216
14.2
49
Perlakuan
Asam Sitrat
NaCl
50%:50%
25%:75%
50%:50%
25%:75%
2,35%
2,95%
2,5%
3%
22,33%
19,05%
3 (agak suka)
3,3
(agak suka)
Aroma
3,4
(agak suka)
Rasa
3,4
(agak suka)
Sumber : Data hasil penelitian 2011
16,51%
19,86%
3,3
(agak suka)
3,5
(agak suka)
3,5
(agak suka)
3,5
(agak suka)
21,3%
18,87%
3,2
(agak suka)
3,4
(agak suka)
3,4
(agak suka)
3,5
(agak suka)
19,93%
20,88%
3,6
(suka)
3,6
(suka)
3,6 (suka)
3,8
(suka)
50
51