Anda di halaman 1dari 4

25 Juli 2016

(Minggu Misa yang ketiga terlihat pastor Adi Prakosa sepertinya didampingi oleh dua
orang di sebelah kanannya. Yang satu mengaku bernama pastur Handono? yang pernah
bertugas di Bekasi. Sebelahnya berpakaian seperti bangsawan dari barat, bernama De
Santos Capela?)
Senin pagi berkisar jam 09.00, aku dan Pak Pudjono ngobrol berdua. Setelah beberapa
saat pak Pudjono melihat seperti bintang namun segi empat atau seperti tempat untuk
meletakkan kendang. Kemudian terlihat teplok kuno, lampu kristal seperti di istana yang
bisa ditarik ditinggikan atau diturunkan. Kemudian seperti orang sakit yang diselimuti
tertutup, jam bandul antik dan bagus yang sedang berdenting. Gamelan gender, tembok
benteng keraton dengan pintu besar terbuka seperti plengkung gading. Kami tidak tahu
apa yang dimaksud, dan kemudian terlihat sepertinya raksasa besar berambut gimbal
hitam sedang memeluk atau menjepit seorang satria.
Biarlah itu sebagai gambaran yang lewat, namun aku berdoa kepada Santo Mikhael yang
diamini pak Pudjono. Bila itu gambaran roh jahat yang sedang ingin merebut satu jiwa,
Santo Mikhael bisa membantunya. Kami melanjutkan ngobrol seperti biasa.
Berkisar jam 10.30 terlihat simbol lilin menyala, kemudian terlihat seperti lingkaran
gelang yang berputar terus. Terlihat seperti tulisan runing text :Deo - frame - actuale commerciality - caque . HORSE .. sanctuS.. sanctuS dan ada simbol salib kecil.
Kami bertanya apa yang dimaksud dari tulisan tersebut dan ada suara jawaban :Balapan
ndherek ditimbali (masuk kedalam lingkaran yang berputar tersebut). Sisi lain ana
tegese nyengka. caque = ajaken.
Setelah beberapa saat terdengar suara :Sumangga kersa purbayan saking suka
renaning penggalih. Disampurnaake ing wektu kuwi, oleh kanugrahan lubering
palimirma saka Sang Hyang Romo. sing kok aturake kae, sing kok dongaake tekan.
Tampanen kamulyan.
Kami berdua diminta berdiri dan sepertinya kami diberi songkok, diletakkan di kepala.
Songkok tersebut ada hiasannya berdiri panjang di depan.. Hiasan tersebut kalau
diperbesar akan terlihat seperti ada gambaran meja bundar bertaplak putih. Diatas taplak
ada piringan keemasan dan berdiri seorang perempuan berpakaian bagaikan seorang ratu.
Seperti pakaian pengantin barat yang menutupi lantai dan panjang sekali. Perempuan
tersebut membawa payung tebuka berwarna putih. Runing text yang terlihat sepertinya
hanya tertulis :Holly holly holly holly..
Kami bertanya apa arti dari semua penglihatan tersebut, yang terlihat malah gambaran
lagi seorang perempuan berpakaian biasa, namun dihadapannya terlihat banyak sekali
orang bertelanjang dada berlutut yang sedang berdoa atau atau menghormat. Kemudian
terdengar suara :Sang Bintang Timur ing fajar.

Kami bertanya kalau kami yang sedang menghadap itu disebut apa? ada suara jawaban
:Kowe kuwi jenenge anak prenthul. Anak persembahan Kenya. anak persembahan
ajaib kang mrenthul atine. Wis kabuka dadi hegar. Wani nampa kasunyatan. Gelem
nglengahi, nglenggana, celak bekti.
Sewaktu aku bertanya kembali tentang penerimaan Hosti suci, karena hampir semua umat
sudah terbiasa dengan membuka telapak tangan, kamipun melakukan hal yang sama. Ada
jawaban yang terasa sangat serius :Aja sepisan pisan maneh diulangi.. Ora oleh
Cacat.
Sewaktu aku bertanya tentang keadaan dimana tidak ada pastor tertahbis, banyak umat
sangat merindukan kehadiran Kristus dalam bentuk Hosti Suci (menekankan jawaban
yang pernah muncul beberapa tahun sebelumnya) ada jawaban suara dan gambaran
Tuhan Yesus memanggil dengan melambaikan tangan, terus memberikan suara bisikan
:Ee tak kandhani ya..xxxxxxxxxxx.
Sewaktu kami berdua selesai berdoa Malaikat Tuhan, gambaran yang terlihat adalah
tangan kiri dimana jari kelingking memakai cincin. Sewaktu kami tanyakan, jawaban
yang terlihat malah gambaran kembali seperti ada meja tamu dan yang datang
memperlihatkan jari kelingking kiri yang bercincin. Kemudian sepertinya ada yang
mencatat dan diperbolehkan masuk. Suara yang terdengar :Mung ana tandha khusus,
ana ciri khusus, angsal nderek, angsal mlebet. Ndherek sesarengan, sehati sejiwa. Non
commercial heart pictures.
Apakah ini berlaku bagi semua orang yang mendaraskan doa kepada Bunda Maria dan
ada jawaban suara :Cocok.
Sebenarnya kami ingin bertanya tentang kejadian di taman Getsemani, namun terputus
dengan banyaknya tamu yang datang.
yang aku ingat hanyalah :Kasangsaran kuwi ora tiba ning teka..
Malam harinya kami berkumpul di rumah pak Sumeri karena ada pastor Totok dari
Seminari Pematangsiantar. Yang hadir adalah pak Pudjono, mas Hari, pak Rusdi, pak
Siahaan, pak Sumeri, pastor Totok dan aku sendiri. Kami ngobrol kesana kemari sambil
bergurau.
Pak Pudjono melihat simbol bulan, namun kemudian bulan tersebut seperti tertutup oleh
seseorang yang sepertinya perempuan, yang memakai penutup kepala yang lidah
pinggirnya menutupi telinga; seperti penutup kepala musim dingin. Suara yang terdengar
:Jajaran perang kanggo kadang.
Kemudian gambaran tersebut berubah menjadi patung putih yang membawa senjata, dan
suara yang terdengar :Lare niyaga kawula, jenenge bocah pangombyong, anak anak
tirta kasih.
Berkisar jama 21.00 pak Sumeri mengajak doa jalan salib dari buku yang baru saja
dibelinya.

Pada pemberhentian pertama terlihat lilin yang belum menyala. Kemudian gambaran
tembok besar yang ada pintunya dan beratap. Di pintu ada simbol salib dan tengkorak.
Suara yang terdengar :Hiya... angsor. Pintu penderitaan.
Pada pemberhentian kedua terdengar suara :Lilin nyalakna dhisik. Kemudian terlihat
gambaran Tuhan Yesus memakai jubah dan diikat dengan sabuk yang kencang.
Gambaran tersebut berubah menjadi tulisan IHS berwarna hitam. Suara yang terdengar
:Kopel... kopel.. kopel pengikat. Simbul singset Ingsun.
Pada pemberhentian ketiga ada gambaran sepertinya Tuhan Yesus sedang diarak oleh
banyak orang dan ada juga rombongan penabuh kentongan, keluar dari pintu penderitaan.
Suara yang terdengar :Sekar kamulyan wus kacipta sak derengipun wonten
lelampahan.Sadaya wau sampun katingal, kapirsa dening dening Ingkang Putra.
Bebaya teka, pati ana lan sanesipun. Wonten mriku manunggaling Putra karana
siksa..
Pada pemberhentian keempat terlihat gambaran pasangan suami isteri sedang ngobrol
dengan Tuhan Yesus. Sepertinya memberi semangat dorongan, dan Dia mengangkat salib
kembali. Suara yang terdengar :Ya... tetep wong Jawa ugi wani dalam kondisi gawat.
Emane kowe ora ngerti maksude, mung ngerti basa Jawa.
Pada pemberhentian kelima terlihat gambaran Simon Kirene mengangkat salib dan Tuhan
Yesus berjalan disebelah kirinya. Penjaga sepertinya meminta dan membuka jalan dari
kerumunan orang agar minggir. Suara yang terdengar :Kowe kuwi jenenge mung para
widagda. Nek rama (pastur) jenenge Pangukir widagda nyata. Dadi awake dhewe
diukir rama ben dadi.... Boma Kerta. Kemudian terlihat simbol pisang.
Pada pemberhentian keenam tidak terlihat apapun dan sepi,
Pada pemberhentianketujuh terlihat gambaran dua ekor ular yang saling berhadapan dan
banyak orang yang ketakutan. Kemudian datang seperti seorang prajurit yang mengusir
ular tersebut. Suara yang terdengar :Padha ngadega, padha ngucapa janji. Kami
berdiri satu persatu dan mengucap janji, dengan kata kata atau ada yang dibatin saja.
Terlihat gambaran Tuhan Yesus yang masih jauh. dan semakin mendekat. Sewaktu berdiri
sepertinya pak Rusdi dipegang tangannya. Pak Sumeri sepertinya beradu dahi. Pastur
Totok sepertinya diberi jubah berwarna gelap kehitaman. Aku diberi tanda salib dimulut.
Kemudian terlihat gambaran seperti target panahan atau menembak yang tengahnya
berlubang kecil. Lama kelamaan gabar target tersebut berubah menjadi manusia bersila
namun wajahnya tidak kelihatan. Suara yang terdengar :Sang Purba Wasesa. Aku tak
mlebu nyang nggone pastur, ben dibisiki siji siji..
Pada pemberhentian kedelapan terlihat gentong guci yang besar sekali. Suara yang
terdengar :Guci kuwi gendhongen, gawanen mulih. Isine kembang praja, kanggo
pager wicara,kanggo bana, kanggo arka, kanggo nyiram batin, kanggo nyipta griya.
Pada pemberhentian kesembilan terlihat gambaran seseorang yang tersungkur dekat
tembok besar dan pintu penderitaan dan suara suara umpatan.

Pada pemberhentian kesepuluh terlihat gambaran dari pintupenderitaan mengalir air.


Suara yang terdengar :Tirta taksih manunggal kalian rah. . Edheg udhegen ben
dadi siji. Wani mati nganti tuntas. Wani mati nganti entek.
Pada pemberhentian kesebelas terlihat gambaran Tuhan Yesus disalib, namun ada tiga
orang yang sedang berlutut dibawahnya. Gambarannya seperti Bunda Maria, Petrus dan
Yohanes. Mereka berkata bergantian.
Bunda Maria :Kondhang.
Petrus :Mung samaran, ora nyata.
Yohanes :Bebas sak kal karana jenengku.
Pada Peberhentian keduabelas terlihat seperti gambaran pieta. Kami diminta menyembah
dengan cara masing masing.
Pada pemberhentian ketigabelas, sepertinya gambaran jenazah Tuhan Yesus yang
terlentang itu berjalan dihadapan kami. Dari depanku, kedepan pastur, sampai yang
terakhir didepan pak Pudjono.
Pada pemberhentian keempatbelas yang terlihat tembok besar dengan pintu penderitaan
dan sapu lidi. Suara yang terdengar :Babagan anyar, kasuwun mendel sakedhap...
hening... caraka tuntas.
Doa ditutup dan kami mengobrol kembali sampai kami pamit pulang..

Anda mungkin juga menyukai