Pebriyanti Salipadang
102013241
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
E-mail: pebriyanti.2013fk241@civitas.ukrida.ac.id
PENDAHULUAN
Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep Paradigma
Sehat yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya
pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, yaitu dengan membentuk Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan
kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu
wilayah kerja tertentu.1
Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem yang
mengatur mulai dari perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan
dokter puskesmas yang selain dapat menjadi dokter yang merawat pasien, dokter juga
dapat menjadi seorang manager ataupun pendamping ahli dari kepala desa/camat.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian, fungsi serta peran dari
puskesmas, evaluasi program kesehatan dengan pendekatan sistem, upaya kesehatan
pokok puskesmas, dan juga peran dokter sebagai community leader, decision maker,
serta manager.
PEMBAHASAN
Pengertian Puskesmas2,3
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tujuan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta kemauan dan
kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pelayanan di Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan
rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat
(UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini
disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di
masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).1
Fungsi dan Peran puskesmas2
Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
pembiayaan
Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan, dan
pelayanan kesehatan masyarakat
bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian
dalam menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Adapun
ke depan, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi
terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
bukan menjadi seorang yang bisa menyembuhkan penyakit saja tetapi mereka
juga dididik untuk berpikir bagaimana memerdekakan
masyarakat/lingkungannya dari berbagai penyakit. 1
Pendekatan Sistem2,5
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pendekatan sistem adalah
penterapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian
komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai suatu
kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau pusat
kesehatan harus dimulai dengan administrasi. Dalam penyelenggaraannya diwujudkan
melalui beberapa unsur pokok administrasi kesehatan, yaitu:
1. Masukan (input)
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system administrasi dan terdiri
dari unsur tenaga (man), dana (money), sarana (material), marketing, machinery
dan metoda (method) yang merupakan variable dalam melaksanakan kegiatan.
Money
Merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar & alat pengukur nilai. Besar- kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan & harus dibeli serta berapa hasil yang akan di capai dari
sesuatu organisasi.
Man
Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen factor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
tersebut.
Machine
manusianya sendiri.
Marketing
Suatu kegiatan haruslah disebarluaskan. Sehingga kegiatan pelaksanaan dapat
tersosialisasikan dengan baik dan peserta pada acara kegiatan tersebut dapat
mencapai target dari yang telah di rencanakan.
2. Proses (process)
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan terdiri dari unsur
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan, serta
pengawasan.
Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana
akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan
yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I
yang dibina oleh DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi
kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya
manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan
masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas
yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan
primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap
kegiatan pokok puskesmas.
Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh
puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan,
adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas,
swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan
tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai
cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi,
P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta
Pelaksanaan
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan
yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen
ini lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan
menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia
dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan
komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh
seorang manajer.
Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk
menciptakan iklim kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah
dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus menunjukkan kepada stafnya
bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang
lain secara harmonis.
Tujuan fungsi pelaksanaan:
-
Pengawasan
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi
terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan
dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada
kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat
dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber
daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai
tujuan program dapat lebih terjamin.
tersebut.
Lingkungan sosial budaya menggambarkan derajat interaksi sosial dalam
masyarakat, misalnya pendidikan, sistem sosial yang ada (gotong royong), dan
lain sebagainya.
Lingkungan ekonomi misalnya mata pencaharian, pendapatan, pengangguran,
dan lain sebagainya.
Evaluasi formatif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada tahap awal program. Tujuan
dari evaluasi formatif adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan
disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, sehingga
nantinya dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Evaluasi promotif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada saat program sedang
dilaksanakan. Tujuan dari evaluasi promotif adalah untuk mengukur apakah
program yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana
atau tidak dan apakah terjadi penyimpangan yang dapat merugikan tujuan
program.
Evaluasi sumatif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilaksanakan pada saat program telah
selesai. Tujuannya adalah untuk mengukur keluaran (output) atau dampak
(impact) bila memungkinkan. Jenis evaluasi ini yang dilakukan dalam makalah
ini.
3. Jenis Penilaian
Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan pada setiap tahap
pelaksanaan program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan atas tiga
jenis yakni:2,6,8
Penilaian pada tahap awal program
Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu
program (formative evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan
bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah
yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian
yang dimaksud mengukur kesesuaian program dengan masalah dan atau
kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula dengan studi penjajakan
kebutuhan (need assessment study).
Penilaian pada tahap pelaksanaan program
Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang
dilaksanakan (promotive evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk
mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai
dengan rencana atau tidak, apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada
umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan program ini
ialah pemantauan (monitoring) dan penilaian berkala (periodic evaluation).
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu program yang dicanangkan
pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang
berkualitas.9
Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri merupakan suatu
inovasi baru dimana titik berat dalam penawaran dalam awal pelaksanaan
program KB, berubah menjadi fokus permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam
program KB meminta masyarakat untuk berinisiatif serta berpartisipasi dalam
memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan perencanaan keluarga,
khususnya kebutuhan alat kontrasepsi di tempat pelayanan KB. 9
Permasalahan yang menjadi hambatan adalah adanya anggapan bahwa
KB masih menjadi tabu bagi masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat
juga umumnya rendah (80% tidak tamat SMP). Pada makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai definisi dari KB, jenis-jenisnya, program puskesmas
mengenai KB, peran masyarakat dalam bentuk Posyandu, peran pemerintah,
angka demografi dan juga problem solving cycle.9
Program kependudukan dan KB terdiri dari:
Sub Program Pembinaan dan Peningkatan Kemandirian Keluarga Berencana
Sub Program Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Sub Program Peningkatan Advokasi, Penggerakan dan Informasi
Sub Program Pengendalian Penduduk
Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang
Kesimpulan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. Dalam menjalankan
fungsinya, Puskesmas memiliki berberapa program-program kesehatan. Agar program
Puskesmas dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan manajemen Puskesmas yang baik.
Dan untuk mengatasi masalah di dalam puskesmas kita perlu memilih prioritas
masalah terlebih dahulu, kemudiaan menganalisanya, menentukan kesenjangan yang
terjadi (input, proses, keluaran, lingkungan, dan sebagainya) kemudian mencari solusi
yang tepat sehingga masalah cakupan program puskesmas yang tidak terpenuhi dapat
terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta:
EGC;2009.h.227-235.
2. Ferry E. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktek dalam
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2009. H. 277
3. Muninjaya A.A.Gde. Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: EGC;2011.h.
170-250.
4. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat:
keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti
Husada;2004.h.5-31.
5. Departemen Kesehatan RI. Pemenkes tentang Puskesmas nomor 75 tahun 2014.
Jakarta:2014.h. 5-12.
6. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Dalam manajemen dan pelaksanaan
kesehatan di Indonesia. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2006. H.230 235.
RI;2005.
9. Boelen C. The Five Star Doctor :An asset to health care reform?. World Health
Organization. Switzerland. Diunduh dari
www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf, 14 Juli 2016.