Anda di halaman 1dari 14

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

BAB II
DASAR TEORI
Bodi merupakan salah satu bagian kendaraan yang mampu menunjang dari
segi peforma serta penampilan. Bodi merupakan tampilan luar dalam sebuah
kendaraan, dimana hal pertama yang kita lihat dari sebuah kendaraan. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan bodi sepeda motor listrik adalah komposit dengan jenis
fiber glass. Bahan ini digunakan karena pembuatan yang mudah serta ketahanan
struktur yang cukup kuat jika dibandingkan dengan plastik.

2.1 Pengertian Merombak


Merombak adalah cara merubah bentuk barang dari yang kurang menarik
menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya. Salah satu cara yang
dilakukan yaitu dengan mengubah tampilan utama desain Harley model chopper
pada generasi pertama yang mengusung tampilan keseluruhan frame tengah yang
tertutup sebagai bodi utama,akan di kembangkan pada Sepeda Motor Listrik
Generasi 2 adalah dengan tampilan CB-100 yang memfokuskan bentuk bodi pada
tangki dan kekokohan mesin. Berdasar bentuk CB-100 yang klasik, maka
pembentukan bodi yang di tampilkan adalah pemberian tangki dan sayap pengaman
batrei sebagai ciri khas motor.

2.2 Kriteria Sepeda Motor klasik


Diantara jenis-jenis kendaraan bermotor, sepeda motor klasik adalah jenis
yang paling banyak diminati dan paling banyak penggunanya di Indonesia. Menurut
data terkhir club motor klasik yang terdaftar pada otoclub, selama 2014 jumlah club
sepeda motor klasik yang ada di Indonesia mencapai 200 club dan pada tahun
mendatang kemungkinan akan lebih banyak lagi. (Abdullah dan Diharjo, 2014)

commit to user
3

4
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Untuk dikatakan sebagai jenis motor klasik, harus memenuhi ketentuan


tertentu yang dapat dilihat pada motor tersebut. Syarat untuk tergolong motor
klasik diantara sebagai berikut :
1. Motor sudah berumur minimal 40 tahun dari awal pembuatan atau
perakitan pabrik.
2. Suku cadang yang dipakai masih menggunakan buatan pabrikan dan
belum mengalami perombakan mesin utama.
3. Disain bodi yang terpasang dimotor tidak banyak mengalami
perubahan dari bentuk aslinya, sehingga tidak menyimpang jauh dari
kondisi awal klasik.

2.3 Pengertian Bodi


Bodi merupakan salah satu komponen kendaraan yang berfungsi
sebagai tampilan luar kendaraan dan melindungi bagian vital dari sebuah
kendaraan. Bodi dapat dibuat dari bahan plastik maupun dari bahan komposit.
Desain bodi kendaraan roda dua dari masa ke masa sangat bervariasi, dari
bentuk sederhana hingga bentuk yang modern dan komplek. Macam bentuk
bodi dapat dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2

Gambar 2.1 Tangki fiber


(Sumber: Antoni,2012)

commit to user

5
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 2.2 Macam-macam bagian bodi sepeda motor


(Sumber: Guntur,1994)
Faktor dalam pembuatan bodi sebuah kendaraan antara lain:
1. Faktor penampilan
Desain bodi yang baik harus dapat menyatu dengan frame kendaraan, sehingga
mampu menungjang tampilan kendaraan
2. Faktor kekuatan
Bahan bodi harus dibuat dari bahan yang tidak korosif, serta kuat. Hal ini
bertujuan agar bodi dapat bertahan lama dan mudah dalam proses perawatan.
3. Faktor kebutuhan
Bodi berfungsi sebagai penutup sistem kelistrikan kendaraan dan mampu
memberikan sirkulasi udara yang baik pada komponen didalamnya.

2.4 Bahan Pembuatan Bodi Sepeda Motor Listrik Generasi II


Proses pembuatan bodi pada tugas akhir ini yaitu dengan membuat bodi
kendaraan listrik meliputi tangki dan penutup baterai dengan bahan dasar
komposit. Material komposit adalah gabungan dua atau lebih material untuk

commit to user

6
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

memperoleh sifat yang lebih baik. Bahan komposit memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan jika dibandingkan dengan plastik yaitu:
1. Pembuatan bodi dengan bahan komposit dapat dilakukan pada temperatur
ruangan sehingga lebih mudah dalam proses pembuatanya.
2. Sifat material komposit dapat disesuaikan dengan fungsinya dengan cara
memodifikasi jenis dan bentuk seratnya.
3. Material komposit kurang memiliki sifat lentur jika dibandingkan dengan
plastik sehingga lebih mudah patah.
4. Bodi dengan bahan komposit cenderung lebih berat jika dibandingkan
dengan bahan plastik.
Komposit dapat dibedakan menjadi 5 kelompok menurut bentuk struktur dari
penyusunnya ( Schwartz, 1984 ), yaitu :
a. Komposit serat
Komposit serat adalah jenis komposit yang terdiri dari satu lamina atau satu
lapisan dengan menggunakan serat sebagai bahan penguatnya. Proses pembuatan
komposit, serat dapat diatur memanjang (aligned fiber), acak (random

fiber),

dan anyam (woven fiber). Komposit serat hanya terdiri dari satu lamina atau
satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat atau fiber. Fiber yang
digunakan bisa berupa glass fibers, carbon

fibers,

aramid

fibers

(poly

aramide), dan masih banyak lagi paduan sebagai serat campuran . Fiber ini bisa
disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam
bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Susunan komposit serat dapat dilat
pada gambar 2.3

Gambar
2.3 Komposit
commit
to user serat
(sumber: Jones,1997)

7
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id
b. Komposit serpih

Komposit serpih adalah komposit yang ditambahkan material berupa serpih


ke dalam matriksnya. Serpihannya dapat berupa mika, kertas, glass, dan
metal. Bentuk komposit serpih dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Komposit serpih


(sumber: Jones,1997)
c. Komposit partikel
Komposit partikel adalah salah satu jenis komposit dimana dalam matriks
ditambahkan material lain berupa serbuk sebagai penguatnya yang tersebar
pada semua luasannya secara merata. Komposit partikel mempunyai material
penambah yang terdistribusi secara acak dan kurang terkontrol dibandingkan
dengan komposit serpih. Bentuk komposit partikel dapat dilihat pada gambar
2.5

matriks
partikel

Gambar 2.5 Komposit partikel


(sumber: Jones,1997)
d. Skeletal komposit
Skeletal komposit merupakan komposit dengan penambahan material ke
dalam matriks dengan struktur tiga dimensi.

to user
Gambar commit
2.6 Skeletal
komposit
(sumber: Jones,1997)

8
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

e. Laminar komposit
Laminar komposit merupakan komposit yang tersusun dari dua atau lebih dari
satu lapisan atau lamina yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya
pembentuknya memiliki karakteristik sifat sendiri, di mana masing-masing layer
dapat berbeda dalam hal material, bentuk, dan orientasi penguatnya. Bentuk
laminar komposit dapat dilihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Laminar komposit


(sumber: Jones,1997)
Sebuah material komposit terdiri dari beberapa unsur penyusun yang setiap unsur
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan sifat komposit
yang akan dihasilkan. Unsur penyusun tersebut adalah sebagai berikut :
1. Serat
Fungsi dari serat adalah sebagai bagian utama material komposit yang
menanggung struktur komposit. Dalam pembuatan sebuah komposit dapat
digunakan berbagai jenis serat antara lain serat gelas dan serat alam. Serat yang
digunakan dalam tugas akhir ini adalah serat gelas (fiber glass). Kelebihan dan ke-kurangan serat gelas jika dibandingkan dengan serat alam antara lain :
a. Serat gelas mudah diperoleh jika dibandingkan dengan serat alam yang
perlu diproses terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai serat
komposit.
b. Serat gelas tidak ramah lingkungan karena limbah serat gelas dapat
mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.
Serat gelas adalah jenis serat yang terbuat dari serat kaca yang halus.
keunggulan serat gelas antara lain harga yang murah, tahan terhadap bahan kimia dan
memiliki sifat isolasi yang baik. Bentuk dari serat gelas tersebut dapat dilihat pada
commit to user
gambar 2.8

9
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 2.8 Serat Gelas


2. Matrik
Unsur matrik menempati sebagian besar volume pada sebuah komposit.
Syarat utama sebuah matrik untuk dapat digunakan pada sebuah komposit harus
mampu mengikat penguat (serat) secara optimal agar beban dapat diteruskan
oleh penguat tersebut. Matrik memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
a. Mentransfer tegangan ke serat.
b. Membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat.
c. Melindungi serat.
d. Memisahkan serat.
e. Melepas ikatan.
f. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
Matrik yang digunakan pada tugas akhir ini adalah matrik organik dengan jenis
polyester BQTN 157 yang dapat dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Polyester BQTN 157


commit to user

10
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Penggunaan bahan matrik jenis polyester karena proses dalam pembentukan


komposit sangat cepat dan sederhana dengan harga yang murah jika dibandingkan
dengan matrik anorganik seperti matrik logam dan keramik. Komposit dengan
matrik polyester termasuk dalam jenis komposit matrik polimer (composite
matrik polimer PMC) yang bersifat thermosetting. Sifat the- -rmosetting tidak
dapat mengikuti perubahan suhu. Apabila matrik tersebut telah mengalami proses
pengerasan maka tidak dapat dilunakkan kembali. Berbeda dengan matrik polimer
yang bersifat thermoplastic yang dapat dilunakkan kembali melalui proses
pemanasan, misalkan plastik daur ulang (recycle).

2.5 Metode Pembuatan Komposit


Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas dua
cara(Gibson,1994),yaitu :
1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)
2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

2.5.1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)


a.

Contact Molding/ Hand Lay Up


Hand lay-up adalah metode yang paling sederhana dan merupakan proses

dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit. Adapun proses dari
pembuatan dengan metode ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan
tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi
tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut
dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada
proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses
pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.Kelebihan penggunaan metoda ini:

commit to user

11
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

- Mudah dilakukan
- Cocok di gunakan untuk komponen yang besar
- Volumenya rendah
Pada metoda hand lay-up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah
polyester dan epoxies. Proses ini dapat kita lihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Proses Hand Lay-Up


Sumber: (Nugroho,2007)
Aplikasi dari pembuatan bodi komposit menggunakan hand lay-up ini biasanya
di gunakan pada material atau komponen yang sangat besar, seperti
pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak mandi, dan perahu.
b.

Vacum Bag
Proses Vacum Bag merupakan penyempurnaan dari metode hand lay-up,

penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dan kelebihan resin yang masih melekat pada cetakan.
Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada
dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses
pencetakan. Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar
penutup plastik akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara
yang terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan


konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol
yang lebih resin / rasio kaca. Aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah
pembuatan kapal pesiar, komponen mobil balap, dan perahu.
c.

Pressure Bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara

ini tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan
yang dimasukkan melalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini yang akan
berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya tekanan basar
tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi. Aplikasi
dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan tangki, wadah, turbin angin, dan
vessel.
d.

Spray-Up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan

bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up. Proses spray- up
dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat
pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga
disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan spray- up telah di-siapkan

sebelumnya.

Setelah

itu

proses

selanjutnya

adalah

dengan

embiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.


Teknologi ini menghasilkan struktur kekuatan yang rendah yang biasanya
tidak termasuk pada produk akhir. Spray-up sedang digunakan untuk bergabung
dengan struktur back-up untuk lembaran wajah komposit pada alat komposit.
Spray-up ini juga digunakan terbatas untuk mendapatkan fiberglass splash dari
alat transfer. Aplikasi penggunaan dari proses ini adalah panel-panel, bodi karavan,
bak mandi, dan perahu.

commit to user

13
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

e.

Filament Winding
Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi

resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang
bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan
berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan
yang diinginkan. Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini
adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Proses ini digunakan untuk komponen belah lubang, umumnya bulat atau
oval seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui resin sebelum ke
Mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat dan
tingkat rotasi mandrel. Adapun aplikasi dari proses filament

winding ini

digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor roket, tank, tongkat golf
dan pipa.

2.5.2
a.

Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)


Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)
Proses cetakan ini menggunakan hidrolik sebagai penekan. Fiber yang

telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian


dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin thermoset yang digunakan dalam
proses cetak tekan ini adalah polyester, vinil ester, epoxies, dan fenolat. Apli-kasi dari proses compression molding ini adalah alat rumah, kontainer besar,
alat listrik, untuk panel bodi kendaraan rekreasi seperti ponsel salju, kerangka
sepeda dan jet ski.
b.

Injection Molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau

pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan
bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin.
Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
commit to user

14
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pada proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol,
isosianat, poliuretan, dan poliamida menyediakan siklus pencetakan cepat
cocok untuk aplikasi otomotif dan furnitur. Aplikasi secara umum meliputi
bumper otomotif, komponen fender dan panel, alat rumah, dan komponen mebel.
c). Continuous Pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara
kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan ( cure), kemdian dilakukan
pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut
sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian
dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah
mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan
menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan.
Aplikasi penggunaan proses ini digunakan untuk pembuatan batang digunakan
pada struktur atap, jembatan. Adapun contohnya adalah Round Rods, Rectangles,
Squares, I sections, T sections, Angles, Channels, Dog Bone Profiles, Dove Tail
Sticks and Spacers, Corner Profiles, Hallow Sections.

2.6 Komposisi Fraksi Komposit


Menurut Gibson (1994), penempatan serat harus mempertimbangkan geometri
serat, arah, distribusi dan fraksi volume, agar dapat dihasilkan komposit berkekuatan
tinggi.
Fraksi Volume (V) :
Vserat

Volume serat
Volume komposit
mf

Vserat =
mf

x 100% .................................................. (2.1)

x 100% .................................................... (2.2)

mf
f
f +

commit to user

15
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Vmatrik = Volume matrik


Volume komposit
mm
Vmatrik =
mf

x 100
%

................................................. (2.3)

x 100%

.................................................. (2.4)

+ mm m

Dimana :
mf = Massa serat (gr)
mm = Massa matrik (gr)
f = Massa jenis serat (gr/mm3)
m = Massa jenis matrik (gr/mm3)

2.6 Kekuatan Impak


Dengan uji impak dapat diketahui ketangguhan suatu material. Kekuatan
impak komposit sangat tergantung pada ikatan antar penyusun material komposit
tersebut. Semakin kuat ikatan tersebut maka semakin kuat pula kekuatan impaknya.
Besarnya energi yang diperlukan pendulum untuk mematahkan spesimen material
komposit adalah (Shackelford, 1992):
Eserap = Wl (Cos Cos )

....................................................................( 2.5 )

dimana :
E : Energi serap/energi yang diperlukan pendulum untuk mematahkan spesimen,
Joule
W :Berat pendulum, N
l :Jarak antara pusat gravitasi dan sumbu pendulum, m
: Sudut ayunan pendulum setelah mematahkan spesimen, ()
: Sudut ayunan pendulum sebelum mematahkan spesimen, ()

commit to user

16
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Setelah diketahui besarnya energi yang diperlukan pendulum untuk mematahkan


spesimen, maka besarnya kekuatan/energi impak dapat dihitung dengan persamaan
(Shackelford, 1992) :
S

E
A

....................................................................................( 2.6 )

dimana:
S : ketangguhan Impak, Joule/mm2
E : energi serap, Joule
A : luas penampang spesimen uji impak, mm2
Dari persamaan diatas dapat digambarkan skema pengujian impak komposit yang
dapat dilihat pada gambar 2.11

Gambar 2.11 Skema uji impak Charpy


(Sumber: Rifai,2000 )

commit to user

Anda mungkin juga menyukai