id
digilib.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
Bodi merupakan salah satu bagian kendaraan yang mampu menunjang dari
segi peforma serta penampilan. Bodi merupakan tampilan luar dalam sebuah
kendaraan, dimana hal pertama yang kita lihat dari sebuah kendaraan. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan bodi sepeda motor listrik adalah komposit dengan jenis
fiber glass. Bahan ini digunakan karena pembuatan yang mudah serta ketahanan
struktur yang cukup kuat jika dibandingkan dengan plastik.
commit to user
3
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memperoleh sifat yang lebih baik. Bahan komposit memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan jika dibandingkan dengan plastik yaitu:
1. Pembuatan bodi dengan bahan komposit dapat dilakukan pada temperatur
ruangan sehingga lebih mudah dalam proses pembuatanya.
2. Sifat material komposit dapat disesuaikan dengan fungsinya dengan cara
memodifikasi jenis dan bentuk seratnya.
3. Material komposit kurang memiliki sifat lentur jika dibandingkan dengan
plastik sehingga lebih mudah patah.
4. Bodi dengan bahan komposit cenderung lebih berat jika dibandingkan
dengan bahan plastik.
Komposit dapat dibedakan menjadi 5 kelompok menurut bentuk struktur dari
penyusunnya ( Schwartz, 1984 ), yaitu :
a. Komposit serat
Komposit serat adalah jenis komposit yang terdiri dari satu lamina atau satu
lapisan dengan menggunakan serat sebagai bahan penguatnya. Proses pembuatan
komposit, serat dapat diatur memanjang (aligned fiber), acak (random
fiber),
dan anyam (woven fiber). Komposit serat hanya terdiri dari satu lamina atau
satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat atau fiber. Fiber yang
digunakan bisa berupa glass fibers, carbon
fibers,
aramid
fibers
(poly
aramide), dan masih banyak lagi paduan sebagai serat campuran . Fiber ini bisa
disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam
bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Susunan komposit serat dapat dilat
pada gambar 2.3
Gambar
2.3 Komposit
commit
to user serat
(sumber: Jones,1997)
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Komposit serpih
matriks
partikel
to user
Gambar commit
2.6 Skeletal
komposit
(sumber: Jones,1997)
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Laminar komposit
Laminar komposit merupakan komposit yang tersusun dari dua atau lebih dari
satu lapisan atau lamina yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya
pembentuknya memiliki karakteristik sifat sendiri, di mana masing-masing layer
dapat berbeda dalam hal material, bentuk, dan orientasi penguatnya. Bentuk
laminar komposit dapat dilihat pada gambar 2.7
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit. Adapun proses dari
pembuatan dengan metode ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan
tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi
tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut
dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada
proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses
pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.Kelebihan penggunaan metoda ini:
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Mudah dilakukan
- Cocok di gunakan untuk komponen yang besar
- Volumenya rendah
Pada metoda hand lay-up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah
polyester dan epoxies. Proses ini dapat kita lihat pada gambar 2.10
Vacum Bag
Proses Vacum Bag merupakan penyempurnaan dari metode hand lay-up,
penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dan kelebihan resin yang masih melekat pada cetakan.
Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada
dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses
pencetakan. Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar
penutup plastik akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara
yang terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Pressure Bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara
ini tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan
yang dimasukkan melalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini yang akan
berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya tekanan basar
tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi. Aplikasi
dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan tangki, wadah, turbin angin, dan
vessel.
d.
Spray-Up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan
bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up. Proses spray- up
dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat
pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga
disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan spray- up telah di-siapkan
sebelumnya.
Setelah
itu
proses
selanjutnya
adalah
dengan
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e.
Filament Winding
Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi
resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang
bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan
berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan
yang diinginkan. Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini
adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Proses ini digunakan untuk komponen belah lubang, umumnya bulat atau
oval seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui resin sebelum ke
Mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat dan
tingkat rotasi mandrel. Adapun aplikasi dari proses filament
winding ini
digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor roket, tank, tongkat golf
dan pipa.
2.5.2
a.
Injection Molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau
pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan
bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin.
Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol,
isosianat, poliuretan, dan poliamida menyediakan siklus pencetakan cepat
cocok untuk aplikasi otomotif dan furnitur. Aplikasi secara umum meliputi
bumper otomotif, komponen fender dan panel, alat rumah, dan komponen mebel.
c). Continuous Pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara
kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan ( cure), kemdian dilakukan
pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut
sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian
dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah
mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan
menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan.
Aplikasi penggunaan proses ini digunakan untuk pembuatan batang digunakan
pada struktur atap, jembatan. Adapun contohnya adalah Round Rods, Rectangles,
Squares, I sections, T sections, Angles, Channels, Dog Bone Profiles, Dove Tail
Sticks and Spacers, Corner Profiles, Hallow Sections.
Volume serat
Volume komposit
mf
Vserat =
mf
mf
f
f +
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
x 100
%
................................................. (2.3)
x 100%
.................................................. (2.4)
+ mm m
Dimana :
mf = Massa serat (gr)
mm = Massa matrik (gr)
f = Massa jenis serat (gr/mm3)
m = Massa jenis matrik (gr/mm3)
....................................................................( 2.5 )
dimana :
E : Energi serap/energi yang diperlukan pendulum untuk mematahkan spesimen,
Joule
W :Berat pendulum, N
l :Jarak antara pusat gravitasi dan sumbu pendulum, m
: Sudut ayunan pendulum setelah mematahkan spesimen, ()
: Sudut ayunan pendulum sebelum mematahkan spesimen, ()
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E
A
....................................................................................( 2.6 )
dimana:
S : ketangguhan Impak, Joule/mm2
E : energi serap, Joule
A : luas penampang spesimen uji impak, mm2
Dari persamaan diatas dapat digambarkan skema pengujian impak komposit yang
dapat dilihat pada gambar 2.11
commit to user