Anda di halaman 1dari 4

Spondilitis TB merupakan peradangan granulomatosa yang bersifat kronik destruktif oleh

micobacterium tuberculosa.
Epidemiologi

50 % TB tulang & sendi

Terutama pada usia 2-10 tahun

Lokasi utama pada daerah vertevra torakal bawah dan lumbal atas. (T8-L3. C1-2 =>
jarang)

Etiologi => Infeksi sekunder TB dari bagian lain tubuh.

90 % => Micobacterium Tuberculosa tipik (2/3 tipe human, 1/3 tipe bovin)

5-10% => Micobacterium Tuberculosa atipik

Perjalanan Penyakit

Stadium implantasi
Bakteri berada di tulang => daya tahan tubuh yang menurun => bakteri berduplikasi
dan membentuk koloni (6-8 minggu)

Stadium destruksi awal


Setelah implantasi => terjadi destruksi korpus vertebrae serta penyempitan ringan pada
diskus (3-6 minggu)

Stadium destruksi lanjut


Destruksinya masif, kolaps vertebrae dan terbentuk masa kaseosa (terjadi kerusakan
korpus vertebrae => kifosis/ gibus) serta pus yang berbentuk cold abces (pus cair dan
subfebril) => 2-3 bulan setelah destruksi awal.

Stadium gangguan neurologis


Tergantung beratnya kifosis dan tekanan abses ke kanalis spinalis. Dapat terjadi
paraplegia => aktivitas gerak terganggu. Ada 4 derajat paraplegia :
o Derajat 1 => Kelemahan anggota gerak bawah setelah aktivitas atau berjalan jauh.
Belum terjadi gangguan saraf sensoris
o Derajat 2 => Kelemahan anggota gerak bawah, tapi masih dapat melakukan
aktivitas.

o Derajat 3 => Kelemahan anggota gerak bawah yang membatasi aktivitas serta
hipestesia/anestesia.
o Derajat 4 => terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris serta gangguan defekasi
dan miksi

Stadium deformitas residual (3-5 tahun setelah stadium implantasi).


Kifosis dan gibus bersifat permanen karena kerusakan vertebra yang masif di sebelah
depan.

Manifestasi Klinis

Lemah, lesu, nafsu makan turun, BB turun, subfebril terutama malam hari dan sakit
punggung.

Pada anak sering disertai dengan menangis malam hari (night cries)

Kadang datang dengan abses retrofaring, paravertebral, abdominal, inguinal, bokong,


poplitea.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
o LED dan Leukosit meningkat
o Uji mantoux (+)
o Biakan kuman => mikobakterium
o Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional
o Biopsi, histopatologi => ada tuberkel
2. Pemeriksaan Radiologi
o Foto thoraks : TB paru
o Foto vertebrae : osteoporosis, osteolitik, destruksi korpus vertebrae &
penyempitan diskus intervertebralis yang berada di antara korpus dan mungkin
dapat ditemukan abses paravertebral.

o Pada foto AP, abses paravertebral di daerah servikal berbentuk sarang burung
(bird's nets), di daerah torakal berbentuk bulbus dan pada daerah lumbal
berbentuk fusiform.
3.

Pemeriksaan Mielografi => melihat penekanan pada sumsum tulang

4. CT Scan
5. MRI
Tatalaksana
1. Konservatif
o Bedrest, perbaiki KU
o Pemasangan brace pada penderita yang operasi ataupun tidak.

Contoh salah satu Brace


o Obat anti TB : INH, Rifampisin, Etambutol, Pirazinamid
2. Operatif
Diindikasikan bila :
o Terapi konservatif tidak perbaiki paraplegia
o Ada abses besar yang butuh drainase
o Ada penekanan pada medula spinalis
o Destruksi vertebrae 3 buah

Komplikasi

Kelumpuhan (paraplegia hingga grade 4)

Perubahan bentuk tulang belakang (skoliosis, kifosis, dll)

Prognosis => baik bila ditangani lebih awal.

Pola pikir => riwayat sakit di daerah dada, megeluhkan nyeri pada vertebrae, dan kesemutan.
Perjalanannya kronik, apalagi kalau sudah tes mantoux (+), maka coba cek radiologi untuk
memastikan. Kalau lambat terdiagnosis, dapat mengakibatkan munculnya komplikasi seperti
kelumpuhan dan perubahan bentuk dari tulang belakang sendiri.
Sumber:
Rasjad, Chairuddin Prof, MD, Ph.D. 2006. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : Yarsif
Watampone

http://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/04/spondilitis-tb-penyakit-pott-tbtulang.html

Anda mungkin juga menyukai