p3 Penjadwalandocx
p3 Penjadwalandocx
Nama
NIM
: 10/300719/TP/09864
Shift
: II
Co. Asisten
: Didi Widjanarko
Novandri Sunaryanto
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompetisi pasar global yang semakin kuat telah menimbulkan tantangan
bagi perusahaan manufaktur untuk beroperasi dengan biaya produksi yang rendah,
serta life cycle yang pendek. Setiap perusahaan pasti menginginkan pekerjaannya
dapat terlaksanakan secara efektif dan efisien agar tujuannya tercapai. Oleh karena
itu, pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat penting, sehingga para
pelaksana mengetahui kapan waktu harus memulai suatu pekerjaan dan kapan
waktu mengakhirinya. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai
batasan yang ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu
rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Perusahaan manufaktur beroperasi dengan berbagai sistem produksi antara
lain flow shop dan job shop. Sistem produksi flow shop melibatkan n job dan m
mesin dalam proses produksinya, dimana setiap job mengandung informasi
tentang jenis produk dan jumlah pesanan. Setiap job memiliki waktu proses yang
berbeda dalam setiap mesin. Pada penjadwalan flow shop, setiap job akan melalui
setiap mesin dengan urutan yang seragam. Sistem produksi job shop adalah
penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas, dan setiap tugas
harus melalui setiap mesin tepat satu kali. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan bertipe job shop untuk dapat memelihara level inventori yang rendah
serta respon yang cepat untuk permintaan pelanggan adalah masalah penjadwalan.
Penjadwalan produksi bertujuan untuk mengurutkan pengerjaan job-job
agar mendapatkan suatu kondisi yang optimal. Salah satu tujuan yang penting
dalam penjadwalan produksi adalah minimasi makespan, yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua job dalam sistem produksi. Pentingnya
pemahaman tentang penjadwalan secara jobshop dan flowshop melatarbelakangi
B. Tujuan Praktikum
1. Mengajarkan mahasiswa untuk melakukan penjadwalan mesin secara
jobshop dan flowshop dengan bantuan komputer.
2. Mengajarkan mahasiswa mengenai perbedaan penjadwalan secara jobshop
dan flowshop.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan penjadwalan mesin secara jobshop dan
flowshop dengan bantuan komputer dan software tertentu, seperti WinQsb.
2. Mahasiswa dapat memahami perbedaan penjadwalan secara jobshop dan
flowshop
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah dan jenis pekerjaan (job) yang harus diselesaikan pada suatu periode.
Batas waktu (due-date) dari job tersebut
Urutan proses produksi
Waktu proses untuk setiap operasi.
Terdapat dua target yang ingin dicapai melalui penjadwalan mesin, yaitu
jumlah output yang dihasilkan (throughput), serta batas waktu penyelesaian yang
telah ditetapkan (due date). Kedua target ini dinyatakan melalui kriteria
penjadwalan (misalnya minimasi makespan, minimasi mean flow time, minimasi
mean lateness, minimasi maksimum
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2012.
Penjadwalan
Flowshop.
Dalam
http://staff.blog.ui.ac.id/
komarudin74/2010/12/09/flow-shop-scheduling-penjadwalan-flow-shop/.
Diakses pada tanggal 29 Desember 2012 pukul 22:33 WIB.
Baker, Kenneth R.1974. Introduction To Sequencing and Scheduling. John Willey
and Sons, Inc. New York.
Bedworth, David D and Bailey, James. 1997. Integrated Production Control
Systems Management Analysis and Design. John Wiley & Sons. New
York.
Dimyati, T.T, dkk. 1999. Model Optimasi untuk Integrasi Alokasi Produksi
dengan Penjadwalan Operasi Job Shop dan Perencanaan Kapasitas. Jurnal
Teknik dan Manajemen Industri, 19 (1), April 1999, 17-28.
Kusuma, Hendra. 2001. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta :
Andi Offset.
Makridakis, Spyros, Wheelwright, dan Mc Gee. 1991. Metode dan Aplikasi
Peramalan. 2nd ed. Jakarta: Erlangga
Nasution, Arman. 2003. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Surabaya: Guna
Widya.
Oliveira, Elias & Smith, Barbara M. 2000. A Job-Shop Scheduling Model for the
Single-Track Railway Scheduling Problem. Mc Graw Hill. New York.
Santoso, Tjendra. 1994. Perancangan Algoritma Recheduling Dalam Sistem
Produksi Real Time. Yogyakarta: Samudra Ilmu.
Saroyo, Pujo, Ir, M.eng.Sc. 2008. Perencanan dan Pengendalian Produksi.
Yogyakarta : Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UGM.
Smith, Barbara M. 2001. Lecture Notes in Constraint Satisfaction and Constraint
Programming. University of Leeds : London.NCNCJN
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat :
a. Komputer atau laptop
b. Software WinQsb (Job Scheduling)
2.
Bahan :
a. Penjadwalan Jobshop
JOB 1
JOB 2
JOB 3
JOB 4
JOB 5
JOB 6
JOB 1
JOB 2
JOB 3
JOB 4
JOB 5
JOB 6
Operasi 2
M2
M3
M4
M1
M4
M2
Operasi 3
M3
M4
M1
M4
Operasi 4
M4
M3
M3
Operasi 2
2
9
4
10
1
4
Operasi 3
12
5
7
3
Operasi 4
5
6
10
b. Penjadwalan Flowshop
JOB 1
Operasi 2
2
Operasi 3
12
Operasi 4
5
JOB 2
JOB 3
JOB 4
JOB 5
JOB 6
4
10
1
6
3
9
4
10
1
4
5
7
3
8
10
15
6
9
11
8
B. Prosedur Praktikum
1.
Penjadwalan Jobshop
a. Program WinQsb dijalankan dan pilihan Job Scheduling dipilih.
b. Pada menu File pilihan New problem dipilih dan diisikan :
Problem Title = Penjadwalan Mesin (Jobshop)
Number of Jobs to be scheduled = 6 (untuk 6 pekerjaan)
Number of Machines or workers = 4 (untuk penggunaan 4 mesin)
Maximum number of operations per Job = 4 mesin
Time unit = minute
Klik OK
c. Pada pengisian job information isikan datanya sesuai dengan informasi
dari Tabel 1 dan Tabel 2. Dengan format penulisan seperti berikut :
Job 1, Operation 1 = 8/1 artinya pada Job 1 Operation 1 : waktu
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
2.
Penjadwalan Flowshop
a. Program WinQsb dijalankan dan pilihan Job Scheduling dipilih.
b. Pada menu File pilihan New problem dipilih dan diisikan :
Problem Title = Penjadwalan Mesin (Flowshop)
Number of Jobs to be scheduled = 6 (untuk 6 pekerjaan)
d.
e.
f.
g.
h.
i.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Penjadwalan Jobshop
a. Job Information
b. Machine Schedule
2. Penjadwalan Flowshop
a. Job Information
b. Machine Schedule
B. Pembahasan
menjalankan
program WinQsb pilih Job Scheduling. Setelah itu pada menu file dipilih pilihan
New Problem. Problem title diisi Penjadwalan Mesin (Jobshop). Pada number of
jobs to be scheduled diisikan angka 6 karena terdapat 6 pekerjaan. Pada number of
machine or workers diisikan angka 4 karena pada proses produksi digunakan 4
buah mesin. Selanjutnya pada maximum number of operation diisikan angka 4
karena maksimum operasi yang ada hanya empat operasi. Selanjutnya pada
pengisian job information diisi seperti pada tabel 1 untuk menentukan urutan
proses untuk setip pekerjaan. Setelah itu data waktu proses setiap pekerjaan (tabel
2) diisikan ke isian Process Times for Jobshop. Kemudian dipilih metode
penyelesaian dengan memilih pilihan Solve the problem pada menu Solve and
Analyse. Metode yang dipilih adalah Heuristic Dispatching Rule kemudian pada
Primary Heuristic dipilih SPT dan pada Tie Breaker dipilih random. selanjutnya
OK untuk menampilkan hasil penjadwalan.
penyelesaian, pada tabel jobshop nilai MC sebesar 27 menit dan untuk flowshop
sebesar 47,67 menit. Wmax adalah waktu terlama mesin menganggur, pada tabel
jobshop nilai Wmax sebesar 16 menit yang berarti waktu terlama mesin
menganggur pada penjadwalan jobshop adalah 16 menit dan untuk flowshop
sebesar 41 menit yang berarti waktu terlama mesin menganggur adalah 41 menit.
ML adalah rata-rata keterlambatan waktu penyelesaian suatu operasi atau
proses, pada tabel jobshop nilai ML adalah 27 dan ME sebesar 0 menit sedangkan
untuk flowshop adalah 47,67 dan ME sebesar 0 menit. ME (mean earliness)
adalah rata-rata keterlalu-awalan waktu penyelesaian suatu operasi atau proses.
WIP (work in process) adalah waktu tunggu dimana mesin bekerja, tetapi bahan
baku mengganggur. WIP = 4,2059 berarti waktu tunggu dimana mesin bekerja
adalah 4,2059 flow menit untuk flowshop dan untuk jobshop waktu tunggu
dimana mesin bekerja adalah 3,7674 menit. Oleh karena WIP akan mempengaruhi
performansi sistem produksi yang berupa throughput, maka penentuan tingkat
WIP menjadi penting. Sedangkan MU adalah machine utility. Pada tabel jobshop
nilai MU sebesar 0,6395 dan untuk flowshop sebesar 0,5919.
Dari hasil Gantt Chart pada penjadwalan jobshop, diperoleh bahwa pada
mesin 1 mulai waktu terkecil berturut turut adalah J2/O1, J1/O1, J4/O2 dan J3/O3.
Mesin 2, J4/O1, J3/O1, J6/O2, dan J1/O2. Mesin 3, J5/O1, J2/O2, J6/O3, J1/O3
dan J3/O4. Mesin 4, J6/O1, J5/02, J3/O2, J2/O3, J4/O3 dan J1/O4.
Urutan proses produksi pada Gantt Chart yaitu mesin 1 akan melakukan
pekerjaan J2/O1 selama 4 jam pada waktu bersamaan mesin 2 melakukan J4/O1
selama 1 jam, mesin 3 melakukan J5/O1 dan dan mesin 4 melakukan J6/O1
selama 3 jam. Setelah pekerjaan pertama pada masing masing mesin kemudian
dilanjutkan pekerjaan berikutnya pada tiap tiap yaitu mesin 1 melakukan J1/O1
selama 8 jam, mesin 2 melakukan J3/O1 selama 10 jam, mesin 3 melakukan
J2/O2 selama 9 jam. Karena operasi sebelumya untuk J2O1 yang dilakukan oleh
mesin 1 telah selesai maka J2/O2 langsung dapat dikerjakan setelah J5/O1.
Selanjutnya mesin 4 melakukan J5/O2. pekerjaan J5/O2 harus menunggu dahulu
sampai pekerjaan J5/O1 selesai dikerjakan mesin 3 sedangkan J6/O1 telah selesai,
karena untuk melakukan operasi selanjutnya operasi sebelumnya pada satu
mesin 2 terdapat waktu menganggur selama 5 jam dikarenakan job 1 telah selesai
dikerjakan sedangkan job 3 tidak dapat dilakukan karena masih menunggu job 3
pada mesin 1 selesai dikerjakan. Berdasarkan hasil perhitungan manual yang telah
dilakukan diperoleh nilai K yang sesuai urutan pada penkjadwalan flow shop
dengan metode CDS yaitu job 4, job 5, job 6, job 2, job 1, job 3 adalah K3.
Dari hasil penjadwalan yang didapat, selanjutnya dapat dibuat diagram
Gantt Chart untuk memperjelas penjadwalan, urutan pekerjaannya, dan waktu
operasi/pekerjaannya. Tujuan dari tampilan ini adalah untuk menggambarkan
secara grafis keadaan dari tiap-tiap mesin pada keseluruhan waktu. Sumbu absis
(x) menunjukkan waktu dan sumbu ordinat (y) menunjukkan jenis mesin. Ketika
sebuah job akan diproses pada sebuah mesin, sebuah persegi panjang diletakkan
pada posisi mendatar dan menunjukkan waktu mulai sampai dengan waktu selesai
dari sebuah job.
Dari Gantt Chart yang terbentuk, tampak berupa batang-batang dimana
panjang batang menunjukkan lama waktu proses dan menunjukkan urutan
proses/job. Setiap pekerjaan/job (batang) terdapat batas yang menunjukkan batas
waktu prosesnya sehingga selisih panjang batang untuk pekerjaan antar operasi
menunjukkan waktu tunggu. Dalam Job Shop, pekerjaan mengalami Work in
Process yaitu waktu menunggu ketika mesin masih mengerjakan pekerjaan
sebelumnya maka pekerjaan yang akan menggunakan mesin yang sama harus
menunggu sampai pekerjaan itu selesai dikerjakan sehingga bahan menganggur.
Dalam Gantt Chart penjadwalan ini dapat ditunjukkan oleh batang-batang yang
terpisah.
Berikut ini adalah istilah-istilah yang ada dalam penjadwalan produksi :
late costs
TMC : total machine costs (biaya total mesin), including idle, and busy costs
TC : total costs (biaya total) = TJC + TMC
BAB V
KESIMPULAN