Menjelang hari raya Idul Fitri, ketika di beberapa tempat seperti terminal bus, pelabuhan, stasiun kereta api dan bandara dipenuhi oleh lautan manusia yang akan mudik ke kampung halaman. Begitu pun dengan yang terjadi di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul Turki, selasa dini hari (28/06/16) H-6 lebaran yang juga dipenuhi dengan lautan manusia. Namun mendadak berubah menjadi lautan api. Bom dengan kekuatan radius 3 km meledak ditengah keramaian, Tercatat ada 41 orang tewas dan 239 orang luka-luka. Lalu, kira-kira siapa pelakunya? Apa tujuannya? Kok tega-teganya melakukan aksi teror di bulan suci Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ketika sebagian besar masyarakat Turki disana akan merayakannya. Siapapun pelakunya, dengan apapun alasannya. Kita semua umat yang beragama di seluruh dunia mengutuk segala bentuk teror. Apalagi yang dilakukan pada waktu hari-hari besar keagamaan. Peristiwa seperti halnya di Turki ini bukanlah yang pertama kali terjadi, Tak lekang dipikiran kita tentang tragedi 17 Juli 2015 silam, bertepatan tanggal 01 Syawal 1436 Hijriah di Tolikara, Papua. Pagi itu ketika warga sukacita menyambut hari kemenangan dan berkumpul untuk melaksanakan sholat ied, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan api yang benarbenar ganas, melahap mushola rumah, dan ruko di sekitarnya. Akankah Peristiwa di Tolikara Terjadi Lagi? Tentunya kita semua umat beragama tidak mengharapkan peristiwa di Tolikara terjadi lagi di Papua atau bahkan di tempat-tempat lain. Di masjid, gereja atau tempat-tempat ibadah lainnya. Bukan soal mayoritas atau minoritas melainkan solidaritas. Bisakah kita mencegah peristiwa ini terjadi lagi? Tentu bisa. Bagaimana Caranya? Langkah sederhananya ialah dengan sama-sama kita mengkampanyekan "Saling menghormati, bersatu dalam keberagaman dan keberagamaan. " Mutual respect and unity in the diversity of religions. " Semoga dengan ini, tak akan ada episode-episode kelam hari raya baik di Tolikara maupun di daerah-daerah lain. Di masjid, gereja atau tempat-tempat ibadah lainnya. #RespectandUnity #FSLDKIndonesia #FSLDKPriatim #FSLDKForPeace