Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN


2.1. Tinjauan Umum Perancangan
Tinjauan umum terhadap obyek rancangan ini berisis tentang hal hal
yang berkaitan dengan obyek rancang secara umum. Dimana tinjauan umum
obyek rancangan nantinya merupakan gambaran secara umum dari obyek yang
akan dirancang.

2.1.1. Pengertian Judul


Dari judul yang diajukan dalam proyek Tugas Akhir ini yaitu yang berjudul
Pengembangan Desa Wisata Bambu Brajan di Kabupaten Sleman Yogyakarta
dapat diuraikan dengan definisi sebagai berikut:
Pengembangan
/pengembangan/ n proses, cara, perbuatan mengembangkan; melakukan
kegiatan pengadaan dan pengolahan tanah serta pengadaan bangunan dan/atau
sarana dan prasarana dengan maksud dijual atau disewakan.
Desa Wisata
adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. ( Nuryanti, Wiendu. 1993.
Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan
Konferensi Internasional mengenai PariwisataBudaya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. Hal. 2-3)
Bambu
/bambu/ n tumbuhan berumpun, berakar serabut yang batangnya bulat
berongga, beruas, keras, dan tinggi (antara 1020 m), digunakan sebagai
bahan

bangunan

rumah

dan

perabot

rumah

tangga;

buluh;

aur.

(http://kbbi.web.id/bambu) sedangkan menurut ilmu biologi, bambu adalah


tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Di
7

dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling
cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik.
Sehingga, pengertian dari judul perancangan Pengembangan Desa Wisata
Bambu Brajan di Kabupaten Sleman Yogyakarta adalah kegiatan memperluas
memperindah serta memenuhi fasilitas yang dibutuhkan oleh pengelola, pengguna
maupun pengunjung desa wisata bambu brajan.

2.1.2. Studi Literatur


Dalam studi literatur dapat dijelaskan mengenai hal- hal yang berkaitan
dengan materi obyek rancangan, sehingga dapat memperjelas maksud dari
rancangan tersebut. Pada Studi Literatur ini data diambil dari buku, internet, dan
narasumber yang mengenai hal- hal yang berhubungan dengan desa wisata yang
sesuai dengan rancangan.
A. Desa Wisata
Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar
dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasar dari penelitian dan studi-studi dari
UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia, dicapai dua pendekatan dalam
menyusun rangka kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah desa menjadi
desa wisata.
a. Pendekatan Pasar Untuk Pengembangan Desa Wisata
- Interaksi tidak langsung
Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat tanpa
interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi semisal :
penulisan buku-buku tentang desa yang berkembang, kehidupan desa, seni dan
budaya lokal, arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan kartu pos
dan sebagainya.
-

Interaksi setengah langsung

Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatan-kegiatan


meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian wisatawan
dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model tipe ini adalah bahwa
wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan penduduk.

Interaksi Langsung

Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam dalam akomodasi yang


dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan berbagai
pertimbangan yaitu daya dukung dan potensi masyarakat setempat. Alternatif lain
dari model ini adalah penggabungan dari model pertama dan kedua. (UNDP and
WTO. 1981. Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia. Madrid:
World Tourism Organization. Hal. 69)
-

Kriteria Desa Wisata

Pada pendekatan ini diperlukan beberapa kriteria yaitu :

Atraksi wisata; yaitu semua yang mencakup alam, budaya dan hasil
ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan atraktif

di desa.
Jarak Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat
tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh dari ibukota provinsi dan jarak dari

ibukota kabupaten.
Besaran Desa; menyangkut

masalah-masalah

jumlah

rumah,

jumlah

penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa. Kriteria ini berkaitan dengan

daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.


Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan;
merupakan

aspek

penting

mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada komunitas sebuah desa.


Perlu dipertimbangkan adalah agama yang menjadi mayoritas dan sistem

kemasyarakatan yang ada.


Ketersediaan infrastruktur; meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi,
fasilitas listrik, air bersih, drainase, telepon dan sebagainya.

Masing-masing kriteria digunakan untuk melihat karakteristik utama suatu desa


untuk kemudian menetukan apakah suatu desa akan menjadi desa dengan tipe
berhenti sejenak, tipe one day trip atau tipe tinggal inap.
b. Pendekatan Fisik Pengembangan Desa Wisata
Pendekatan ini merupakan solusi yang umum dalam mengembangkan
sebuah desa melalui sektor pariwisata dengan menggunakan standar-standar
khusus dalam mengontrol perkembangan dan menerapkan aktivitas konservasi.

Mengonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya dan arsitektur


yang tinggi dan mengubah fungsi rumah tinggal menjadi sebuah museum
desa untuk menghasilkan biaya untuk perawatan dari rumah tersebut.
Contoh pendekatan dari tipe pengembangan model ini adalah Desa Wisata
di Koanara, Flores. Desa wisata yang terletak di daerah wisata Gunung
Kelimutu ini mempunyai aset wisata budaya berupa rumah-rumah tinggal
yang memiliki arsitektur yang khas. Dalam rangka mengkonservasi dan
mempertahankan rumah-rumah tersebut, penduduk desa menempuh cara
memuseumkan rumah tinggal penduduk yang masih ditinggali. Untuk
mewadahi kegiatan wisata di daerah tersebut dibangun juga sarana wisata
untuk wisatawan yang akan mendaki Gunung Kelimutu dengan fasilitas

berstandar resor minimum dan kegiatan budaya lain.


Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk
menampung perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus
mengembangkan lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitasfasilitas wisata. Contoh pendekatan pengembangan desa wisata jenis ini

adalah Desa Wisata Sade, di Lombok.


Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam wilayah desa
tersebut yang dioperasikan oleh penduduk desa tersebut sebagai skala
kecil. Contoh dari bentuk pengembangan ini adalah Desa wisata Wolotopo
di Flores. Aset wisata di daerah ini sangat beragam antara lain : kerajinan
tenun ikat, tarian adat, rumah-rumah tradisional dan pemandangan laut.
Wisata di daerah ini dikembangkan dengan membangun sebuah
perkampungan skala kecil di dalam lingkungan Desa Wolotopo yang
menghadap ke laut dengan atraksi-atraksi budaya yang unik. Fasilitasfasilitas wisata ini dikelola sendiri oleh penduduk desa setempat. Fasilitas
wisata berupa akomodasi bagi wisatawan, restaurant, kolam renang,
peragaan tenun ikat, plaza, kebun dan dermaga perahu boat.

Prinsip dasar dari pengembangan desa wisata


-

Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil beserta


pelayanan di dalam atau dekat dengan desa.

10

Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut dimiliki dan dikerjakan oleh

penduduk desa, salah satu bisa bekerja sama atau individu yang memiliki.
Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu sifat budaya
tradisional yang lekat pada suatu desa atau sifat atraksi yang dekat
dengan alam dengan pengembangan desa sebagai pusat pelayanan bagi

wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.


B. Guest House
Sejenis akomodasi yang dapat dimiliki oleh suatu perusahaan atau
instansi yang diperuntukkan bagi para tamu yang menginap dan mendapatkan
pelayanan makan dan minum. Dalam pengertian aslinya, guest house
merupakan akomodasi yang mempunyai fasilitas sederhana. Termasuk dalam
jenis ini, di Indonesia dikenal dengan nama Pondok Wisata.(Sumber: Buku
Usaha dan Pemasaran Perhotelan untuk SMK Pariwisata Jilid I, Penysusun:
Drs. A. Hari Karyono)
Ciri khas yang menjadi pembeda antara Guest House dengan hotel berbintang
adalah tarifnya yang cenderung lebih murah. Selain itu, Guest house cenderung
dikelola oleh pemiliknya sendiri. Pemilik Guest House biasanya bertempat tinggal
terpisah dengan Guest House miliknya, namun tetap berada di area yang
berdekatan. Berbeda dengan home stay yang biasanya juga ditinggali oleh pemilik
di dalamnya.
Menurut Time Saver Standard, ruang-ruang dalam penginapan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu bagian depan (front of the house) dan bagian
belakang (back of the house), yang pengaturan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Front of the house, berisi ruang-ruang sebagai berikut:
- Ruang registrasi tamu
Penempatan ruang registrasi harus terlihat dan berada di area lobby. Tidak ada
aturan yang pasti tentang panjang meja registrasi ini. Dalam area tersebut juga
dipasang alat pengontrol yang bekerja secara elektrik untuk membantu tamu yang
akan check in dan check out.

11

- Servis penyimpanan kunci


Pada penginapan mewah, area penyimpanan kunci kamar dan area penerima
ditempatkan terpisah
- Ruang administrasi
Perletakan ruang administrasi harus berhubungan langsung dengan lobby. Untuk
penginapan mewah, terdapat ruang manajer administrasi beserta ruang asistennya
dan juga ruang manajer. Untuk penginapan yang lebih modern, terdapat ruang
untuk menyediakan makanan bagi manajer dan asistennya.
- Lobby
Lobby adalah ruangan yang cukup luas yang terletak dekat penerimaan tamu di
front office. Ruang tempat duduk-duduk hotel biasanya berada di lobby, yang
merupakan semacam ruang tunggu. Selain itu, ruangan ini dilengkapi tempat
duduk-duduk terpisah yang disediakan bagi tamu untuk beristirahat sambil
membaca atau menonton televisi, dan lain-lain. Kebutuhan ruang lobby berbedabeda pada setiap penginapan, tergantung jenis hotel tersebut.
- Guest room
Guest room yang paling umum terdapat dalam suatu penginapan adalah twin bed
room, single bed room dan suite room. Sebagai aspek fasilitas komersial,
kenyamanan merupakan aspek penting yang sangat berkaitan dengan tinggi
rendahnya angka kunjungan pada penginapan tersebut. Salah satu realisasi
kenyamanan pada penginapan dapat diklasifikasikan berdasarkan fasilitas yang
disediakan pada setiap kamarnya.
b. Back of the house, biasanya diisi berbagai fasilitas sebagai berikut:
- Fasilitas laundry

12

Luasan ruang laundry tergantung dari aktivitas yang ada di dalamnya. Untuk
penginapan mewah, laundry berukuran cukup luas dan berfungsi sebagai tempat
mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press yang digunakan untuk melayani
tamu dan juga karyawan.
- Housekeeping department Ruang ini mempunyai berbagai fungsi yang meliputi
ruang kepala department dan ruang asisten. Selain itu, juga dibuat gudang untuk
menyimpan peralatan yang digunakan oleh housekeeper dan tempat khusus yang
digunakan oleh housekeeper dan tempat khusu untuk menjahit kain seprei, sarung
bantal dan gorden yang dipersiapkan untuk pelayanan kamar tamu hotel.
- Servis makanan dan minuman
Aktivitas ini tidak terlalu membutuhkan ruang yang luas karena makanan dan
sayuran tersebut selalu berjalan dan tidak bertahan lama di tempat tersebut.
Setelah selesai diperiksa, ditimbang dan disahkan, bahan pangan akan dikirim ke
gudang yang kering atau basah sesuai kebutuhan, atau dimasukkan ke dalam
pendingin untuk diawetkan. Khusus makanan kaleng, botol, atau makanan instan
lainnya yang tidak membutuhkan lemari pendingin, akan dipindahkan ke gudang
yang kering. Sayuran akan langsung dibawa ke tempat memasak. Pada bagian ini
lemari es sangat diperlukan. Board untuk memotong sayuran juga harus sesuai
dengan ketinggian manusia sehingga memudahkan pekerjaan memasak. Untuk
minumanseperti susu, penyimpanan dilakukan di dalam lemari es khusus yang
terpisah dari sayuran, ikan, dan daging. Apabila terdapat perbedaan ketinggian
lantai pada bagian ini, diperlukan ramp yang akan memudahkan pembersihan
dengan air dan memudahkan pergerakan bahan makanan dengan kereta dorong
atau meja dorong.
- Ruang mekanikal
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tanki dan pompa
untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan .

13

C. Galeri
Adapun misi dari perancangan galeri menurut National Gallery of Art,
Washington ialah:

Collecting
Fungsi utama galeri ialah menjaga seluruh koleksi dari kerusakaan untuk
generasi mendatang dalam keadaan sebaik- baiknya. Galeri harus mampu
membuat serta merealisasikan program yang efektif dalam hal keamanan,

pengendalian keadaan lingkungan, perawatan bangunan, dan konservasi.


Exhibiting
Memamerkan koleksi yang dimiliki maupun koleksi lain.
Fostering Understanding
Usaha seperti riset untuk pengembangan karya seni sehingga dapat
menciptakan galeri yang edukatif.

Kebutuhan ruang dari sebuah galeri sebagaimana tercantum dalam New


Metric Handbook 19 dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Fasilitas Utama

: - Ruang Pamer
- Ruang Penerimaan Koleksi
- Ruang Dokumentasi (kantor, perpustakaan,
-

ruang arsip, catalog, ruang gambar dan cetak)


Workshop
Ruang Penyimpanan
Ruang Administrasi (ruang perekam, studi
desain, workshop konstruksi dan perawatan,

loading bays, dan keamanan


Ruang Edukasi (ruang kelas, teater kuliah,
kantor, dan gudang, laboraturium dan ruang

b. Fasilitas Penunjang

persiapan, ruang media, dan toilet)


- Ruang Pengelola
: - Hall Utama
- Meja informasi
-

Caf atau Restoran atau Bar

Standart Fasilitas Art Gallery

14

Suatu galeri memiliki standar persyaratan ruang, dimana hal ini mengatur
serta merupakan syarat utama dalam merancang suatu ruang maupun bangunan.
Standart yang dimaksud dpaat berupa luasan ruang, pencahayaan, temperatur,
kualitas ruang, maupun sirkulasi ruang (Budi: 2008)
D. Desa Wisata Bambu Brajan
Desa Brajan merupakan bagian ibu kota Kecamatan Minggir. Cikal bakal
Dusun Brajan adalah tempat tinggalnya Kyai Brojo Setiko, salah seorang tetua
yang memiliki pengaruh cukup besar di Kabupaten Sleman sehingga dinamakan
Dusun Brajan. Sebelum tahun 1976 merupakan dusun yang sangat miskin dan
tertinggal dibanding dengan dusun-dusun lainnya, terkhusus masyarakat RW 17
yang sebagian besar masyarakatnya adalah buruh tani dan pengrajin bambu
tradisional serta pengrajin anyaman mendong (tikar) yang berpenghasiIan sangat
rendah. Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan tersebut muncuIah ide para
aktifis desa yang mengarah kepada peningkatan dan kreatifitas masyarakat desa.
Masyarakat yang semula pengrajin tradisional (anyaman : besek, cething,
tenggok, tikar mendong dan lain-lain) berusaha meningkatkan ketrampilan dengan
belajar di Dusun Malangan, sehingga berhasil mengembangkan di Dusun VIII
Brajan khususnya RW 17, sehingga setapak demi setapak mampu meningkatkan
derajat sosial ekonomi. Dengan didorong dan dimotivasi serta fasilitasi dari
instansi pemerintah maupun swasta, kini mampu menembus pasaran luar negeri.
Seiring berkembangnya kualitas produk kerajinan banyak tamu yang
berkunjung, sehingga menemui kendala sarana transportasi (jalan) yang pada
musim kemarau berdebu, musim penghujan sangat becek sehingga kendaraan
tamu tak bisa masuk. Pada tahun 2001 muncul ide dari tokoh masyarakat untuk
mengkondisikan kualitas jalan tanah menjadi conblock, timbulah conblockisasi.
Oleh karena kemampuan masyarakat masih lemah, maka pengadaan conblock
dicetak sendiri oleh warga masyarakat dengan sistem gotong royong, yaitu
kelompok ronda (siskamling) setiap malam wajib mencetak conblock selama
setahun mampu mengkonblok sepanjang jalan protokol. Hingga sekarang kondisi
jalan di Dusun Brajan 80% jalannya telah terconblock.

15

Geografis Dusun Brajan merupakan bagian dari Desa Sendangagung


adalah

salah

satu

bagian

dari

ibu

kota

kecamatan

Minggir.

dengan Orbitasi sebagai berikut:


Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 1 Km
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 23 Km
Jarak ke Desa

: 1 Km

Jarak ke Ibu Kota Provinsi

: 20 Km

Waktu tempuh ke Ibukota Kec. : 10 Menit


Waktu tempuh ke Ibukota Kab. : 30 Menit
Topografi Sebagian besar wilayah dusun Brajan merupakan dataran
rendah. Dusun Brajan wilayah RW 17, 90% penduduknya bermata pencaharian
pengrajin bambu. Wilayah RW 18 dan RW 19 sebagian besar kelompok bercocok
tanam. Dusun Brajan berdampingan dengan Dusun Diro Sendangmulyo yang
disitu terdapat Sendang Beji yang merupakan bekas kraton Mendiro, bagian dari
sejarah Ki Ageng Tunggul Wulung yang setiap tahun dilaksanakan Upacara Adat
kirab

pengambilan

air

suci

dari

dukuhan

Sendangagung.

Kirab pengambilan air suci selalu melewati sepanjang jalan Dusun Brajan menuju
Desa (kelurahan) Sendangagung untuk disemayamkan dan dikirabkan menuju
petilasan Ki Ageng Tunggul Wulung.
Seni dan Budaya Desa Brajan masih mempertahankan kebudayaan nilai
tradisional seperti:
1. Bahasa: masih menggunakan bahasa jawa
2. Upacara:
a. Kelahiran, selapanan bayi
b. Mantenan
c. Mitoni/ tingkeb
d. Kematian: Geblak telung dino, Pitung dino, Patang puluh dino, setahun,
rong tahun, nyewu (atrap sekaran)
e. Keagamaan: Muludan (Islam), Saparan (Islam), Ruwahan (Islam), Besaran
(Islam), Natalan (Khatolik), Paskahan (Katholik)
3. Rumah adat
Sumber daya wisata Dusun Brajan sebagai sentra Kerajinan Bambu.
Sehingga masing-masing rumah penduduk sekaligus sebagai tempat Kegiatan

16

produksi kerajinan bambu. Dusun Brajan telah memiliki Showroom milik


bersama sebagai tempat penampungan sampel produk anggota kelompok,
disamping masing-masing warga sebagian telah memiIiki etalase penampungan
hasil produk warga sendiri.
Dusun Brajan dekat dengan pasar Kebonagung dan mulai tahun 2003
sedang dibangun Jembatan Sungai Progo yang menghubungkan langsung dengan
Pasar Dekso Kulon Progo hingga kini sedang daIam proses pengerjaan sehingga
kedepan akan memudahkan komunikasi khususnya transportasi menuju Candi
Borobudur guna memasarkan hasil Produk Kerajinan Bambu.
Kesenian yang menonjol di Dusun Brajan adalah kesenian KuntuIan (Seni
Religius Islami) yang siap pentas. Kesenian lainnya ada adalah : Karawitan dan
Slawatan (1 kelompok slawatan bernuansa islam, 1 kelompok bemuansa
kristiani/katholik), campursari. Walaupun Brajan hanya sebuah desa kecil, namun
masyarakatnya telah memiliki karya yang tidak hanya dikenal di Indonesia,
namun juga telah menembus pasar internasional. Karya yang khas dari desa ini
adalah kerajinan bambu.
Pola keruangan desa Desa Brajan termasuk dalam pola ruang bentuk desa
linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai. Berikut
ditunjukkan melalui gambar site plan Desa Brajan pada gambar 2.3 dibawah ini

Gambar 2.3 Site Plan Desa Wisata Brajan


(Sumber: Pengamatan Lapangan, 2016)

Pola semacam ini dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran


rendah. Tujuan utama bentuk desa yang linear atau memanjang adalah mendekati
prasarana transportasi (jalan atau alur sungai) sehingga memudahkan mobilitas
17

manusia, barang, dan jasa.(Sumber: Daldjoeni, 1987) Pola tersebut dijelaskan oleh
gambar 2.4 dibawah ini

Gambar 2.4 Pola ruang desa berbentuk linear

Menyandang predikat desa wisata sejak tahun 2002 yang diberikan oleh
pemerintah Kabupaten Sleman, berikut beberapa fasilitas yang disediakan Desa
Wisata Bambu Brajan:
- Penginapan Wisatawan/ Homestay: Berupa hunian sementara yang bertempat
dirumah warga desa serta adanya penyewaan sepeda onthel untuk mem- fasilitasi
para wisatawan yang akan menginap di Ds. Brajan dan menikmati keindahan
alamnya.

Gambar 2.5 Penyewaan sepeda onthel


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

- Atraksi dan Kunjungan Wisata: Meliputi pertunjukan kegiatan sehari- hari


masyarakat Brajan dengan melibatkan wisatawan dalam kegiatan tersebut seperti
bercocok tanam, volley sawah, sepak bola sawah, memancing gurame dan
pameran kerajinan bambu masyarakat brajan

18

Gambar 2.6 Pameran kerajinan Bambu


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

- Atraksi Seni Budaya: Peragaan seni budaya masyarakat Brajan berupa tarian
khas, gamelan, serta kunthulan.

Gambar 2.7 Seni Tari kunthulan masyarakat brajan


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

- Pertunjukan Seni Budaya & Belajar Kesenian Budaya: Memberikan


kesempatan kepada para wisatawan yang ingin mempelajari budaya masyarakat
Ds. Brajan
- Belajar Kerajinan Bambu: Memberikan kesempatan kepada para wisatawan
yang ingin belajar bagaimana cara membuat kerajianan dari bahan baku tumbuhan
bambu.

Gambar 2.8 Proses Pengajaran kerajinan bambu kepada wisatawan


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

19

d. Gubahan Massa dan Tampilan Bangunan


Karena merupakan sebuah desa, tampilan bangunan di Desa Brajan terlihat
seperti pemukiman tradisional jawa tengah pada umumnya. Terlihat pada gambar
2.9 rumah serta tempat pengerajin bambu yang sedang melakukan proses
pengolahan kerajinan bambu.

Gambar 2.9 tampilan bangunan penduduk


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

2.1.3. Studi Kasus


Menggunakan jenis studi kasus yang langsung/ kaidah desa wisata yang
sama. Karena sudah adanya desa wisata dengan fasilitas yang sama dengan yang
akan dirancang.
A. Desa Wisata Osing
Lokasi

: Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi,


Provinsi Jawa Timur.

Luas lahan : 117.052 m


Potensi

: Kebun Kopi, Sawah, view persawahan dan bukit.

a. Lokasi
Desa Wisata Osing atau Using berada di; memiliki luas memanjang hingga
3 km yang di kedua sisinya. Penduduk di desa ini merupakan kelompok
masyarakat yang memiliki adat istiadat dan budaya khas sebagai satu suku, yang
dikenal sebagai suku Osing (Using). Pemerintah menetapkannya, sebagai daerah
cagar budaya dan mengembangkannya sebagai Desa Wisata Suku Osing (Using).

20

Gambar 2.10 Peta Lokasi Desa Wisata Osing


(sumber: Google Earth)

Kondisi Jalan : Kondisi jalan pada lokasi tergolong bagus, material pada jalan
menuju lokasi bermaterial aspal dengan lebar jalan 8 m 2 jalur arus kendaraan.
Akses Lokasi : Dapat diakses melalui Jalan Kemiren dan Jalan Jambesari.

Gambar 2.11 Akses Menuju Lokasi Desa Wisata


(sumber: Google Maps)

b. Pola Tatanan Massa


Memiliki pola tatanan massa linear. Yaitu semua bangunan tertata rapi di
sebelah kanan dan kiri sepanjang jalan Desa Kemiren. Berikut pola tatanan massa
terdapat pada gambar 2.8 dibawah ini

21

Gambar 2.12 Pola Tatanan Massa Desa Wisata Osing


(sumber: Google Earth)

Keterangan:
Rumah Warga
Souvenir Shop
Tampat Pertemuan Desa (Rumah Adat)
Kolam Renang
Homestay
c. Fasilitas
Sebagai desa wisata, Osing memiliki beberapa fasilitas yang ditujukan
untuk wisatawan pengunjung. Fasilitas tersebut antara lain:
a) Panggung pertunjukan

Gambar 2.13 Panggung Pertunjukan Gamelan dan Tari (Sumber: Analisa Penulis, 2016)

Memiliki luasan 6m x 4m. digunakan sebagai tempat pementasan seni budaya tari
dan gamelan masyarakat Osing. Dengan disediakan 10 kursi untuk duduk para
pengunjung yang menyaksikan pertunjukan. Pertunjukan yang lebih besar

22

diadakan di tengah jalan Desa Kemiren karena panggung tidak memenuhi


kapasitas dengan jumlah yang banyak.
b) Kolam Renang dan Kolam Pancing

Gambar 2.14 Area kolam berenang dan kolam pemancingan ikan


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

Kolam renang dewasa dengan luas 5mx2.5m; Kolam renang anak


2.5mx3m merupakan fasilitas bagi pengunjung yang menginap juga dibuka untuk
pengunjung umum yang tidak menginap. Selain kolam renang, kolam pancing
merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di desa wisata ini. Dengan ukuran
kolam sebesar 6mx6m.
c) Guest House

Gambar 2.15 Homestay yang disewakan untuk pengunjung Desa Wisata


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

Disediakan 12 homestay bagi para pengunjung desa wisata Osing di Desa


Kemiren ini. Masing- masing dapat ditinggali oleh 1-5 orang didalamnya. Ke khas
an bangunan rumah adat osing dapat dilihat dari tampilan dan fasade.
d) Souvenir Shop

23

Gambar 2.16 Souvenir shop yang menjual hasil kerajinan karya warga Desa Osing
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

Souvenir shop yang terbilang baru ada di desa wisata osing kemiren ini
digunakan dengan baik oleh masyarakat desa yaitu sebagai tempat penjualan hasil
kerajinan hingga hasil alam masyarakat Desa Kemiren. Diresmikan sebagai
souvenir shop pada tahun 2010 silam.
d. Gubahan Massa dan Tampilan Bangunan

Gambar 2.17 Tempat tinggal masyarakat Osing


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

Mempunyai ciri khas sebagai berikut:


a. Jenis dan Karakteristik Ruang
Jenis ruang dapat dibedakan atas ruang utama yaitu bale-jrumah-pawon (selalu
ada); ruang penunjang, yaitu amper, ampok, pendopo dan lumbung (tidak selalu
ada); kiling sebagai penanda teritori Osing. Bale terletak didepan sebagai ruang
tamu, ruang keluarga dan ruang kegiatan ceremonial; jrumah terletak di tengah
berfungsi sebagai ruang pribadi dan ruang tidur; dan Pawon terletak di belakang
seolah terpisah dari jrumah, yang berfungsi sebagai dapur, ruang tamu informal
dan ruang keluarga.

24

Gambar 2.18 Bagian ruang Bale lengkap dengan perabot antik yang turun temurun
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

Hierarki ruang tergambar dari sifat, karakter, fungsi dan kontrol, hubungan
ruang, organisasi ruang, tata letak dalam susunan ruang serta makna yang
terkandung di dalamnya. Berdasarkan kriteria publik-privat; sakral-profan dan
utama (primer)-sekunder memperlihatkan bahwa jrumah memiliki hierarki paling
tinggi. Konsep ruang rumah Osing memperlihatkan adanya
dualitas.

centralitasdan

Konsep dualitas pada rumah Osing membagi zone atas laki-

lakiperempuan; luar-dalam; kiri-kanan; gelap-terang; sakral-profan ditambah


depan-belakang.

25

Gambar 2.19 Denah dan Organisasi Ruang Rumah Adat Osing


(Sumber: Subaharianto, 1996)

Konsep

centralitas

memperlihatkan

bahwa

Jrumah

merupa

kan

pusat/sentral dari rumah Osing, yang terdiri dari bale, jrumah dan pawon. Rumah
Osing yang terdiri dari bale, jrumah dan pawon merupakan pusat dari kesatuan
rumah tersebut, amper dan ampok serta halaman dengan kiling sebagai penanda
teritorinya, yang sekaligus pemberi identitas Osing. Dalam kaitan dengan susunan
ruang, maka masing-masing ruang dapat memiliki bentuk rumah yang berbedabeda. Bale di bagian depan menggunakan konstruksi tikel balung . Konstruksi
tikel balung biasanya juga digunakan untuk jrumah dengan pertukaran kombinasi
dengan konstruksi cerocogan atau baresan. Untuk pawon digunakan konstruksi
cerocogan atau baresan , yang lebih sederhana dari pada tikel balung.
B. Desa Wisata Kertalangu
Lokasi

: JL. Bay Pass Ngurah Rai

Luas lahan : 80 Ha
Potensi

: Kebun, Sawah, Kolam Pancing, Kerajinan Batu Pahat.

a. Lokasi
Desa Budaya Kertalangu terletak di kawasan Sanur, Denpasar di JL. Bay Pass
Ngurah Rai yang merupakan akses menuju Desa Sukawati dan Ubud. Hanya
kurang lebih 35 menit dapat ditempuh dari International Airport Ngurah Rai, 20
menit dari kawasan Kuta dan 45 menit dari kawasan Nusa Dua. Kawasan ini

26

berada di tengah areal persawahan seluas 80 Ha yang masih sangat lestari dan
hijau di tengah Kota Denpasar. Terlihat pada gambar 2.15 dibawah ini

Gambar 2.20 Peta Lokasi Desa Wisata Kertalangu


(Sumber: Google Earth)

Desa Budaya Kertalangu dimanfaatkan sebagai lahan konservasi,


pendidikan, penelitian, rekreasi dan pemberdayaan masyarakat. Desa Budaya
Kertalangu juga menerapkan konsep budaya Bali tempo dulu yaitu dengan
menawarkan makanan tradisional, jajanan tradisonal dan ramuan tradisional khas
Bali sehingga tidak punah begitu saja.

Gambar 2.21 Akses Jalan Menuju Desa Wisata Ketalangu


(Sumber: Google Maps)

Kondisi Jalan : Kondisi jalan pada lokasi tergolong bagus, material pada jalan
menuju lokasi bermaterial aspal dengan lebar jalan 20 m 2 jalur arus kendaraan.
Akses Lokasi : Dapat diakses melalui Jalan Bay Pass Ngurah Rai.
b. Pola Tatanan Massa

27

Tatanan massa desa wisata kertalangu ini bersifat grid, yaitu mempunyai
hubungan ruang saling berhubungan serta memiliki suatu pusat. Berikut gambar
2.15 merupakan pola tatanan massa desa wisata kertalangu

Gambar 2.22 Pola Tatanan Massa Desa Wisata Kertalangu


(Sumber: Google Earth)

Danau angsa dan Bale Agung menjadi pusat pola tatanan tersebut.
c. Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki oleh desa wisata Kertalangu cukup beragam dan
modern, diantaranya terdapat:
a) Kolam Pancing
b) Arena Out Bond
c) Salon & Spa
d) Jogging Track
e) Bale Pertunjukan
f) Taman dan Danau
g) Souvenir Shop
h) Ganesha ArtScience
i) Restoran
j) Industri pembuatan patung dari Batu.
d. Gubahan Massa dan Tampilan Bangunan
Seperti tempat wisata yang berada di Pulau Bali pada umumnya, Desa
Wisata Kertalangu mempunyai bentuk bangunan khas Bali dengan ukiran serta
patung dewa-dewi. Gambar 2.16 menunjukkan bentuk bangunan yang terdapat di
Desa Wisata Kertalangu

28

Gambar 2.23 Bentuk Massa Bangunan Desa Wisata Kertlangu


(Sumber: Analisa Penulis, 2016)

2.1.4. Analisa Hasil Studi


Dari studi kasus Desa Wisata Brajan, dapat diambil kesimpulan, bahwa
dalam penyelesaian eksteriornya gedung ini sebagian besar menggunakan elemen
bambu sebagai pendukung tampilan serta struktur didalamnya. Penyelesaian
utilitas tidak menggunakan listrik secara langsung. dari segi pendingin udara, akan
digunakan kincir angin melalui terowongan bawah tanah. Dan pemasukan
listriknya dari hasil Bio-gas yang terbuat dari kotoran hewan ternak masyarakat
sekitar. Kesimpulan yang didapat dari studi literatur serta studi kasus yang telah
dipaparkan diatas dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut
Tabel 2.1 Kesimpulan hasil Studi
No
.

Aspek

Lingkunga
n

Fasilitas

Desa Wisata Osing

Desa Wisata
Kertalangu

Berada di lingkungan
dekat dengan pusat
Kota Banyuwangi

Berada di lingkungan
dekat dengan pusat
Kota Denpasar

Lengkap
dengan
adanya fasilitas
-Kolam Renang
-Homestay
-Souvenir Shop

Dilengkapi
banyak
aktifitas seperti
-Salon & body spa
-Kolam pancing
-Area outbond

Kesimpulan Rancang
Peletakan fasilitas yang
akan
di
tempatkan
didekat wilayah desa
Brajan
mengingat
kemudahan
mobilitas
serta aksesibilitas.
Dari
segi
fasilitas
keduanya tentu memiliki
2 fasilitas yang berbeda
yang nantinya akan di
satukan dalam satu

29

-Pujasera/ food court


-Panggung
Pertunjukan
-kolam pancing

-Jogging track
-Panggung
pertunjukan
-Restoran
-Souvenir Shop
Sayangnya di desa
wisata ini tidak di
sediakan
homestay
bagi para pengunjung
yang mau menginap

Tampilan

Tampilan yang khas


dari arsitektur Pulau
Jawa.

Sistem
Struktur

Menggunakan
struktur kayu dan
bambu di sebagian
besar rancangannya

Menggunakan struktur
kayu bambu serta batu
yang menjadi ciri khas
arsitektur bali.

Interior

Memiliki
tatanan
interior yang masih
sangat alami dan
sangat kental dengan
budaya lokal

Ada beberapa tatanan


interior
yang
mengarah ke gaya
modern,
namun
arsitektur lokal tetap
mendominasi

Tampilan khas dari


arsitektur Pulau Bali

rancangan

Memiliki tampilan yang


sama- sama berangkat
dari keadaan dan budaya
lokal
masyarakat
setempat
Dalam segi struktur juga
akan
memadukan
adanya struktur kayu
khususnya bambu serta
bata dalam rancangan
Pada ruang Interiornya
sengaja
dimunculkan
kesan tradisional. Serta
menggunakan
penghawaan
dan
pencahayaan alami pada
pagi dan siang hari saja.

2.2. Tinjauan Khusus Perancangan


2.2.1. Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan dari obyek Agrowisata Kopi di Dampit Malang antara
lain :
Lingkup pelayanan dari Desa Wisata Bmabu Brajan ini diperuntukkan bagi
wisatawan domestik dan manca negara yang ingin menikmati perkebunan

kopi dan keindahan alam serta fasilitas resort


Skala pelayanan ini mencakup skala regional dan internasional, sehingga
dibutuhkan sebuah resort yang representative dan memenuhi kebutuhan

a
-

istirahat dan rekreasi bagi pengunjung.


Tipe hunian yang dibagi menjadi 7 tipe berdasarkan Studi Literature
Pemakai pada Desa Wisata ini yaitu :
Tamu/ Pengunjung/ Penginap
Tamu yang datang tanpa menginap, yaitu pengunjung yang melakukan
aktifitas di tempat Desa Wisata.

30

Tamu yang menginap, yaitu pengunjung Guest House yang melakukan


aktifitas dengan menggunakan fasilitas- fasilitas yang ada di dalam Guest
House dengan tinggal dalam kurun waktu yang dikehendaki oleh

pengunjung.
Pengelola
Pengelola dalam resort yang terdiri dari staf- staf yang aktifitasnya mengatur
terselenggaranya mekanisme kerja di dalam Desa Wisata itu sendiri.
Karyawan Service
Bagian service merupakan bagian yang karyawannya melakukan aktivitas

memenuhi kebutuhan dimana ruang lingkup tempat yang menjadi tanggung


jawabnya
2.2.2. Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang
Berdasarkan aktivitas yang terjadi, ruang ruang dikelompokkan dalam
beberapa kelompok, yaitu :
Tabel 2.2 Aktivitas Dan Kebutuhan Ruang
No

Pemakai

1
1.1

Tamu
Tamu
Sebagai
pengunjung

Kegiatan/ Aktivitas
-

1.2
2.

Tamu
Sebagai
Penginap
Pengelola

Fasilitas Yang
Dibutuhkan

Memarkir kendaraan
Tempat parkir
Registrasi, Informasi
- Front desk
Menunggu, duduk dan lobby
menikmati suasana
Menikmati makanan dan Cafetaria
minuman
Gallery

Kelompok
Fasilitas
Servis
Publik
Publik
Publik

Rekreasi

Publik

Berwisata

- Bamboo class

Publik

Istirahat

Mushollah
Rest Area (gazebo,
taman)

Publik

Toilet

Service

Buang Air

Istirahat / Tidur

- Guest House

Privat

Memarkir kendaraan

- Tempat Parkir

Servis

Melayani Registrasi dan


Informasi

- Front Desk

Publik

31

3.

Karyawan

4.

Penjaga

Memimpin dan mengatur - Ruang General


seluruh manajemen Desa
Manager
Wisata
Mengatur masalah
- Ruang Executive
permasalahan dan fasilitas
secretary
dalam Desa Wisata
Mengatur perkembangan
- Ruang marketing
Desa Wisata
Mengatur masalah
- Ruang
keuangan dalam Desa
Accounting
Wisata
Administration
Dep. Office
Mengatur seluruh kegiatan - Ruang personalia
sehari hari
dan Dep. Office
Merapatkan/mengevaluasi - Ruang Meeting
kegiatan sehari hari
Memarkirkan kendaraan
- Tempat parkir
Melayani tamu dengan
membersihkan dan
mengganti Fasilitas yang
berada disekitar kamar
tamu dan area public.
Melayani tamu untuk
makan, makan siang dan
malam yang telah
dipesannya
Memasak dan menyimpan
bahan pokok makanan.
Mengganti keperluan
Guest House dan tamu
Guest House dalam waktu
1 hari
Menyimpan peralatan
peralatan yang masih
digunakan maupun tidak
bisa digunakan.
Mengamankan seluruh area
Guest House baik dalam
maupun luar dan desa
wisata selama 24 jam

Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat

Semi Privat
Semi Privat
Servis

House keeping

Servis

Food &
Beverage

Servis

Kitchen /
dapur
Laundry &
Dry Cleaning

Servis
Servis

Store Room

Servis

Security

Servis

Dari Tabel aktifitas dan kebutuhan ruang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dalam perancangan Resort Agrowisata ini terdapat beberapa jenis fasilitas dan
ruang yang dibutuhkan, yaitu :
1 Fasilitas Utama
- Bamboo class
- Bamboo Art Gallery
32

- Bamboo Shop
- Guest House
- Area Pertunjukan
Fasilitas Penunjang
- Cafetaria
- Gedung Pengelola

2.2.3. Perhitungan Luasan Ruang


Berdasarkan kegiatan yang terjadi, kebutuhan luasan ruang pada Resort
Agrowisata Kopi ini dapat dilihat pada tebel 2.3. Perhitungan kebutuhan luas
ruang berdasarkan Neufert Arsitek Data (NAD) sebagai berikut :
Tabel 2.3 Kebutuhan Luas Ruang
Fasilitas Utama
No

Nama Ruang

Kapasitas

Standart / Besaran Ruang


-

Bamboo Art Gallery

100 pengunjung

1.

2.

Bamboo Shop

Bamboo Class
3.

100
pengunjung
dewasa

100 orang

R. Pamer 1,5 x 100 = 150


m2
- Gudang
3 x 4 = 12m2
Sirkulasi 40%

Luasan
Ruang (m)

Counter 1,50 m2 x 100


Sirkulasi 40%

Perabotan (@0,93 m2 + 0.325


m2 + 1.22 m2 = 2,475 m2)
Sirkulasi 40 %

226 m2

210 m2

174 m2

33

4.

5.

Guest House
(10 unit)

Area Pertunjukan

- R. Tamu 4org
- R.keluarga
4org
- 1set sofa meja
- Teras 4orang
- R.tidur 4orang
- R.makan4org
- 1set meja
makan
- Dapur 2org
- Pantri kecil
- Bed 2
- Lemari 2
- KM 1orang
- Bathtub 1

(1,2m/orang)
(1,2m/org)

500
pengunjung

800 m2
(sirkulasi 40%)

( 4m2)
(1,2m/orang)
(1,2m2/org)
(1,2m2/ org)
(4m2)

148,12
Dibulatkan
149 m2

(1,2 m2/org)
1(2,5 m2)
(2,22)
(2m2/ lemari)
(3,2 m2/org)
(2m)
Sirkulasi 40%

1120 m2

Fasilitas Layanan dan Penunjang


No

Nama Ruang
Lobi

Kapasitas
100 orang
(@0.93 m2)

Standart / Besaran Ruang


100 x 0,93 m2 = 93 m2

Luasan
Ruang (m)
120,9
Pembulatan
121 m2

Sirkulasi 30%

R. Resepsionist / R.
Informasi
2

4 orang
(@0,36 m2)
1 set meja
resepsionis
Sirkulasi 40%

4 x 0,36 m2 = 1,44 m2
2 x 0,6m x 0,8m = 0.96 m

6,16
Pembulatan 7

m2

1 x 0,8m x 2,5m = 2 m2

60 orang

Caftaria

Mushollah

15 set meja
kursi makan
(@4 kursi+1
meja
(pxl=85cm)
2 wastafel
counter
makanan
Sirkulasi 40%
50 orang

60 x 0,8m x 0,8m = 38.4 m2


15 x 4 x 0,8m x 0,8m = 38,4

m2
2

15 x 0.7225 m = 10,8375 m
2 x 0,8m x 0,6m = 0,96 m2

2m/orang (SB)

450 m2

100 m

34

( 1 unit )

Toilet
Wanita
4 unit toilet
2 wastafel
Pria
2 unit toilet
2 urinoir
2 wastafel

6 tempat
wudhu

1,5 m/orang (SB)

9 m
8 m
0,84 m

4 orang

4 orang

2 m/ toilet
0,42 m/ wastafel

4 m
0,6 m
0,84 m

0,30 m/ urinoir (NAD)


=14 m

35

N
o
1

2.

3.

4.

5.

Nama Ruang

Fasilitas Pengelola
Kapasitas
Standart / Besaran Ruang

Front Desk dan


Dep. Office

Kapasitas 4
orang

Pendekatan NAD :
NAD :
R.Head F.O = 9.3 m/orang
R.Staff = 4.46 m/orang

General Manager

Kapasitas 1
orang

Pendekatan NAD:
- NAD = 30.2 m/orang

Excecutive
Secretary

Kapasitas 1 org

Pendekatan NAD :
NAD = 6.7 m/orang

Accounting
administration Dep.
Office

Personalia dan
Dept. Office

Kapasitas 4 org
Pendekatan NAD :
R. Manager = 9.3 m2 /orang
R. Staff = 4.46 m2 / orang

Kapasitas 4 org

Pendekatan NAD:
R. Manager = 9.3 m2 / orang
R, Staff = 4.46 m/orang

Marketing dan
sales Manager

Kapasitas 1 org

6.

7.

Food dan
Bavereage
Manager dan Dept.
Office

Kapasitas 4 org

House Keeping
Manager

Kapasitas 1 org

Pendekatan NAD:
R. Manager = 9.3 m/orang
R.Staff = 4.46 m/orang
Pendekatan NAD :
R. Manager = 9.3 m/orang
R. Staff = 4.46 m/orang
Pendekatan NAD :
R. Manager = 9.3 m/orang

Luasan
Ruang (m)
22.68
Pembulatan
23 m
30.2
dibulatkan
31 m
7 m
18.22
Dibulatkan
19 m

22.68
Dibulatkan
23 m

22.68
Dibulatkan
23 m

18.22
Dibulatkan
19 m

16 m

R.Staff = 4.46 m/orang


9

Meeting Room

Kapasitas 21
org

Pendekatan NAD:
1,6 m/ orang

10

Toilet Staff

Pria 10 org

Pendekatan : NAD: Kebutuhan


minimal untuk :
Pria :
1 closet untuk 10- 15 org, @ 2
m2

Wanita 10 org

54 m
11 m

1-3 urinior 10 15 orang, @ 1


m2
1 wastafel 1 m

36

Wanita :
1 closet untuk 3 10 orang,
@2 m
1 wastafel 1 m

Fasilitas Servis
No

Nama Ruang

Kapasitas

1.

Laundry & Linen


dept Office

Kapasitas 21
orang

Standart / Besaran Ruang


Pendektan
- NAD = 1.6 m/ orang

Luasan
Ruang (m)
33.6
Dibulatkan
34 m2

Main Kitchen

Pendekatan
SB = 60 m2 dan 15%

9 m2

3.

Loading Dock

Diasumsikan = 10 m2

10 m2

4.

Gudang

Diasumsikan = 30 m2

30 m2

2.

No

Nama Ruang

Fasilitas Parkir
Kapasitas
Standart / Besaran Ruang

Pendekatan NAD :
Mobil = 30%
1 Mobil / 1 hunian
1 Mobil = 12 m2
1

2.

Parkir
pengunjung

Parkir Staff

Kapasitas 1000
pengunjung

Kapasitas 50
orang

Luasan
Ruang (m)

2000 m2

Pengunjung Spd mtor = 50%


1 Motor = 2 m2

1400 m2

Pengunjung Bus = 20%


1 Bus = 42 m2

1900 m2

Pendekatan NAD :
Mobil = 15%
1 Mobil = 12 m2

37.5 m2

Spd mtor = 85%


1 Motor = 2 m2

52.5 m2

37

2.2.4. Program Ruang


Pengelompokan kebutuhan ruang yang telah didapatkan sesuai klasifikasi
ruang dalam bentuk tabulasi.
Tabel 2.4. Program Ruang
No
1.

Kebutuhan Ruang
Fas. Utama

Fas.
Layanan
Penunjang

3.

Fasilitas Ruang
Bamboo Art Gallery
Bamboo Class
Bamboo Shop
Guest House
Area Pertunjukan
TOTAL

dan

Lobi & Resepsionist


Caftaria
Mushollah
Toilet
TOTAL

Fas. Pengelola

Front Desk & Dept Office


General Manager
Excecutive Secretary
Accounting Administration
Personalia & Dept. Office
Marketing & Sales Manager
Food & Baverage manager
House Keeping Manager
Meeting Room
Toilet Staff

4.

Fasilitas Servis

5.

Fasilitas Parkir

TOTAL
Laundry & Linen Office
Main Kitchen
Loading dock
Gudang
TOTAL
Parkir Pengunjung
Parkir Staff
TOTAL

Keterangan :
Luas total
Luas bangunan yang terbangun

: 9570 m2
: 2060 m2

Luas ruang luar banguan

: 7510 m2

Luas (M2)
226
174
210
1490
1120
3220
128
400
109
14
651
23
31
7
19
23
23
19
16
54
11
226
34
9
10
30
83
5300
90
5390

38

Anda mungkin juga menyukai