166 SOP Evaluasi Terhadap Tugas Dan Pemberi Kewenangan Pada Petugas Pemberian Pelayanan Klinis
166 SOP Evaluasi Terhadap Tugas Dan Pemberi Kewenangan Pada Petugas Pemberian Pelayanan Klinis
napas dalam rasio 2 napas dengan 15 kompresi. Rasio ini adalah panduan
yang ditetapkan pada bagian pertama penelitian. Salah satu harapan dari
hasil - dan perbedaan secara spesifik bisa diamati jika rasio sudah 2 : 30.
Kesimpulan semacam itu pasti mengingat kurangnya pemahaman dari
mekanisme yang mendasari manfaat dari CPR dn tetap mempertimbangkan
logistic untuk bantuan pernapasan. Kami juga mampu untuk menilai
kemajuan melalui aturan penelitian, meskipun kami tidak bisa secara objektif
dan secara kuantitatif mengukur inti dari maneuver resusitasi (misalnya,
kedalaman kompresi dada)
Penelitian ini melibatkan dispatcher-instructed CPR. Hasil penelitian tidak
berlaku untuk para professional kesehatan. yang memiliki tugas merespon
dan banyak praktisi dan yang lebih pandai di CPR, seringkali melakukan pada
tahap fisiologis arrest. Selain itu, hasil penelitian ini tidak selalu berlaku
untuk pengamat yang telah dilatih sebelumnya, orang yang mampu
mengidentifikasi serangan jantung, dan dapat memeberikan CPR tanpa
bantuan operator. Meskipun demikian, CPR dilakukan oleh orang awam
terlatih dalam kompresi dengan bantuan napas sehingga dapat melakukan
CPR ketika mengalami serangan jantung yang sebenarnya.
Hasil yang optimal yaitu mencakup kedua jantung dan penyadaran otak.
Penelitian kami menentukan status neurologi untuk korban pada dua atau
tiga lokasi uji coba. Kita tidak dapat mengetahui status neurologi dari ketiga
lokasi yang berbeda, meskipun korban yang selamat dri tempat ketiga hanya
mewakili 10 % dari semua korban.
Meskipun hampir 2.000 pasien yang terdaftar telah memenuhi syarat,
penelitian ini masih bisa dikritik untuk untuk mendeteksi perbedaan klinis
yang penting. Misalnya, penelitian ini membutuhkan kurang lebih 4.200
subyek untuk memiliki 80% untuk mendemonstrasikan perbedaan yang
signifikan dalam kelangsungan hidup dengan hasil neurologis antara
kelompok perlakuan dengan kompresi dada sendiri dan dengan kelompok
yang diberikan perlakuan kompresi dada dengan napas bantuan (masing masing 14,4% dan 11,5%).
Kami menggunakan 95% jarak kepercayaan untuk menunjukan hasil
signifikasn statistic, meskipun beberapa perbandingan dilakukan. Jadi perlu
diperhatikan ketika menafsirkan hasil karena yang diharapkan sekitar 5%
dari perbandingan untuk statistic yang signifikasn hanya secara kebetulan.
Penting untuk dicatat bahwa ini bagian kelompok analisis prespektif. Selain
itu, dengan pola hasil bagian kelompok konsisten dengan ilmiah memahami
CPR dengan tipe spesifik, jadi secara kolektif dapat memperkuat hasil
penafsiran.
Keterbasan penelitian ini harus seimbang dengan kekuatan. Serangan
jantung adalah tantangan utama kesehatan masyarakat dengan bukti yang
tinggi dengan perawatan yang kurang. Percobaan ini dilakukan di tiga
system medis darurat yang berbeda, intervensi secara acak dan divalidasi
melalui tinjauan audio, hasil yang bermakna secara klinis, dan desain yang
memungkinkan untuk diambil dari penelitian populasi komperensif sehingga
hasil pemaparan kepada masyarakat cukup dapat diukur.
Sebagai kesimpulan, uji coba secara acak menunjukan bahwa intruksi
operator CPR yang terdiri dari kompresi dada saja tidak meningkatkan
kelangsungan hiduo bila di bandingkan dengan kompresi dada dan
pemebrian napas bantuan secera keseluruhan. Namun ada kecendrungan
konsisten terhadap perbedaan hasil yang bermakna mendukung kompresi
dada sendirian merupakan kucni klinis dibagian kelompok kecil (misalnya,
pasien dengan penyebab gagal jantung dan pasien dengan irama
shockable). Hasilnya, dilihat dalam konteks pemeriksaan lain, memperkuat
strategi CPR untuk orang awam yang mementingkan kompresi dada dan
memimimalkan peran sebagai pemberi napas bantuan.