Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Peneliti oleh:
Khan MA et al.
Department of Periodontology, Institute of Dental Sciences and Hospital, India
Management of Distomolar Pocket with Diode Laser: A Case Report
Makalah oleh:
Amalia Virgita
04074821618012
Dosen Pembimbing:
drg. A. Taufik
BAB I
PENDAHULUAN
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Perikoronitis
Selama makan, debris makanan dapat berkumpul pada poket antara operkulum
dan gigi impaksi. Operkulum tidak dapat dibersihkan dari sisa makanan dengan
sempurna sehingga sering mengalami infeksi oleh berbagai macam flora normal
rongga mulut, terutama mikroflora subgingiva yang membentuk koloni di celah
tersebut. Kebersihan rongga mulut yang kurang mengakibatkan terjadinya
akumulasi plak sehingga dapat mendukung berkembangnya koloni bakteri. Infeksi
tersebut dapat bersifat lokal atau dapat meluas ke jaringan yang lebih dalam dan
melibatkan spasia jaringan lunak. Perikoronitis juga diperparah dengan adanya
trauma akibat gigi antagonis. Selain itu faktor emosi, merokok, dan infeksi saluran
respirasi juga memperparah perikoronitis.
inflamasi.
5. Fungsiolasea : terdapat masalah dengan proses mastikasi, trismus,
disfagia, dan gangguan pernafasan.
Pada beberapa kasus dapat ditemukan ulkus pada jaringan operkulum yang
terinfeksi akibat kontak yang terus-menerus dengan gigi antagonis. Apabila
perikoronitis tidak diterapi dengan adekuat sehingga infeksi menyebar ke jaringan
lunak, dapat timbul gejala klinis yang lebih serius berupa limfadenitis pada
kelenjar limfe submandibularis, trismus, demam, lemah, dan bengkak pada sisi
yang terinfeksi.
pemeriksaan klinis pada daerah yang terinfeksi, dapat terlihat gingiva yang
kemerahan dan bengkak, disertai eksudat, dan terasa sakit bila ditekan. Gejala
meliputi limfadenitis pada kelenjar limfe submandibularis, dan kelenjar limfe
yang dalam, pembengkakan wajah, dan eritema, edema dan terasa keras selama
palpasi pada operkulum gigi molar, malaise, bau mulut, eksudat yang purulen
selama palpasi. Demam akan terjadi apabila tidak diobati. Umumnya serangan
akut dapat menyebabkan demam dibawah 38,5C, selulitis, dan ketidaknyamanan.
Pada inspeksi biasanya ditemukan akumulasi plak dan debris akibat pembersihan
yang sulit dilakukan pada pseudopoket sekitar gigi yang erupsi sebagian. Trismus
dapat terjadi pada perikoronitis akut.
10
2.2
Operkulektomi
2.2.1 Definisi
Operkulum adalah flap yang padat berserat yang mencakup sekitar 50% dari
permukaan oklusal yang menutupi sebagian dari molar ketiga mandibula.
Pengambilan flap ini dikenal sebagai operkulektomi atau pericoronal flap.
Operkulektomi biasanya dilakukan dengan menggunakan pisau bedah (skalpel).
2.2.2 Tujuan
Operkulektomi dilakukan untuk mempertahankan gigi molar yang masih
memiliki tempat untuk erupsi tetapi tertutup oleh sebagian operkulum.
Tujuan utama dari operkulektomi ini adalah untuk menghilangkan operkulum
yang menutupi gigi molar ketiga yang akan erupsi tersebut. Flap periodontal
diinsisi menggunakan pisau periodontal atau electrosurgical scalpel. Insisi
dilakukan mulai dari anterior sampai ke perbatasan anterior ramus dan dibawa
kebawah dan kedepan ke permukaan distal mahkota sedekat mungkin ke tingkat
CEJ, yang akan mendeteksi jaringan lebar yang tajam. Hal ini diperlukan untuk
menghilangkan jaringan distal gigi serta flap pada permukaan oklusal.
Penggoresan yang hanya dilakukan pada bagian oklusal flap meninggalkan poket
distal yang dalam, yang mengundang kekambuhan perikoronitis akut.
2.2.3 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi:
1. Erupsi sempurna (bagian dari gigi terletak pada ketinggian yang sama
pada garis oklusal).
2. Adanya ruang yang cukup untuk ditempati mahkota gigi M3 (adanya
ruangan yang cukup antara ramus dan sisi distal M2).
11
12
13
Prosedur Operkulektomi
1. Komunikasi dengan pasien terkait tindakan apa yang akan dilakukan.
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
3. Cek poket periodontal yang ada untuk mengetahui apakah tipe poket
(false pocket atau true pocket). Lakukan probing pada semua sisi.
14
15
bahan
dressing
periodontal
bebas
eugenol.
Dalam
16
17
Sinar laser itu merupakan sinar yang bersifat monokromatik, koheren dan
parallel. Jadi mekanisme kerjanya dipastikan memerlukan sebuah media
pengumpulan energi foton, atom disertai pemicunya lalu media pelepasnya.
Pada dasarnya, setiap laser mempunyai komponen sebagai berikut:
1. Media aktif. Merupakan substansi sumber gas, padat dan cair yang
memancarkan energi dalam foton, sehingga substansi ini yang biasanya
dijadikan pemberian nama laser. Misal sinar laser CO 2, jadi merupakan
sinar laser dari media aktif gas argon.
2. Sistem pompa. Sistem pompa ini berfungsi membangkitkan atom-atom
pada media aktif, sehingga memancarkan energi.
3. Resonator. Merupakan optic terdiri dari dua buah cermin konkav yang
diletakkan sejajar mengapit media aktif. Cermin 1 (fully reflective) yang
memantulkan sinar sepenuhnya dan cermin 2 (partially transmissive)
yang memantulkan sebagian cahaya dan meneruskan. Cermin ini berada
diujung rongga optik.
18
Laser CO2
Merupakan sinar laser produksi dari laser He-Ne berkekuatan rendah,
sinar ini sangat baik karena sifatnya dapat diserap oleh air dan jaringan
lunak. Laser ini merupakan laser pertama yang disetujui oleh FDA
(food and drug administration) untuk prosedur bedah jaringan.
Laser Nd:YAG
Merupakan sinar laser produksi dari He-Ne. Baik laser CO2 dan laser
Nd:YAG
tidak
dapat
terlihat
dengan
mata,
sehingga
untuk
19
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Minimal invasif
Perdarahan minimal (minimal bleeding) atau bahkan tanpa perdarahan
Beberapa perawatan tidak memerlukan anestesi
Kerusakan jaringan sekitar termasuk sangat minim
Penyembuhan luka lebih cepat
Lebih akurat dan presisi
Tanpa bunyi/penampakan yang menakutkan ketimbang alat konvensional
Pasien akan merasa lebih nyaman
Mengurangi tingkat infeksi bakteri karena sinar laser energi tinggi
mensterilkan daerah yang dikerjakan.
Sejak 1991, sinar laser sudah diperkenalkan dalam dunia kedokteran gigi,
biasa digunakan pada jaringan lunak seperti gingivektomi, gingivoplasti, insisi,
biopsy, drainase abses, frenektomi dan operkulektomi. Sinar laser pun juga sudah
digunakan untuk jaringan keras gigi.
Dalam prosedur operasi jaringan lunak, contohnya operkulektomi,
laser memiliki beberapa keunggulan. Sinar laser energi tinggi dapat membantu
proses pembekuan darah pada pembuluh darah yang terbuka ketika digunakan
untuk memotong jaringan lunak sehingga dapat meminimalkan terjadinya bleeding.
Dalam prosedur operasi pada jaringan lunak, faktor infeksi seringkali menjadi
pemikiran tersendiri, akan tetapi sinar laser dapat membantu mensterilkan daerah
kerja operasi. Perdarahan yang minimal dan kemampuan untuk mengurangi resiko
infeksi tersebut sangat menguntungkan karena luka bekas operasi lebih cepat
sembuh dan mengurangi terjadinya pembengkakan atau edema pasca operasi.
BAB III
LAPORAN KASUS
Management of Distomolar Pocket with Diode Laser: A Case Report
Khan Mohammad Arif, Sanjay Gupta, Tandon Pradeep, Saimbi C.S., Jaishwal
Rajeev Kumar, Agrawal Poonam
20
Prosedur Pembedahan
Eksisi jaringan perikoronal yang terinflamasi dilakukan menggunakan laser
dioda (980 nm) dimana sebelumnya pasien diberikan anestesi topikal terlebih
dahulu. Operkulektomi memberikan jalan erupsi bagi gigi molar ketiga dan
menghilangkan poket yang terdapat pada distal gigi molar ketiga mandibula.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
22
akibat panas yang dihasilkan oleh laser, sehingga dapat meminimalkan perdarahan
yang terjadi atau bahkan tanpa perdarahan dan mengurangi edema pasca operasi.
Operkulektomi
yang
dilakukan
dengan
metode
konvensional
seperti
23
mulut
sehingga
dapat
meminimalkan
terjadinya
perdarahan
(minimal bleeding). Dalam prosedur operasi pada jaringan lunak, faktor infeksi
seringkali menjadi pemikiran tersendiri, akan tetapi sinar laser dapat membantu
mensterilkan daerah kerja operasi karena pengaruh panas yang dihasilkan oleh
sinar laser tersebut. Perdarahan yang minimal dan kemampuan untuk mengurangi
resiko infeksi tentu saja sangat menguntungkan karena luka bekas operasi lebih
cepat sembuh dan mengurangi terjadinya pembengkakan atau edema pasca
operasi.
Laser dioda dapat menghasilkan sinar yang koheren dan panas yang tinggi
sehingga dapat menggantikan fungsi skalpel dalam pembedahan konvensional
24
BAB V
KESIMPULAN
25
menggunakan laser dioda. Laser dioda merupakan salah satu alternatif dari teknik
bedah konvensional untuk mengurangi masalah-masalah seperti perdarahan,
nyeri, penjahitan, jaringan parut, bakteremia dan waktu penyembuhan yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Khan MA et al. Management of distomolar pocket with diode laser: a case report.
Scholars Bulletin; Vol 1; p.217-9; 2015.
Villegas J, Mayoral JM. Prevalence of related pericoronitis with the position of
mandibular third molar in private consultation during year 2008. Revista Nacional
de Odontologia; p.27; 2009.
26
27