Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sub lingualis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang
terbesar dan menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas
parotis pada anak jarang didapat. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma mukoepidermoid,
biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring dengan
bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia lebih dari
40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga
dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas. 1,2,3,4
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik, tumbuhnya lambat, dan berbentuk
massa soliter. Rasa sakit didapatkan hanya 10-29% pasien dengan keganasan pada kelenjar
parotisnya. Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau obstruksi
daripada akibat dari keganasan itu sendiri. Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri dievaluasi dengan
aspirasi menggunakan jarum halus (Fine Needle Aspiration) atau biopsi. Pencitraan menggunakan CTScan dan MRI dapat membantu. Untuk tumor ganas, pengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50%, bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi.

2,3

BAB II
ISI
TUMOR KELENJAR LIUR
Kelenjar liur atau sering juga kita sebut sebagai kelenjar saliva merupakan
kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang memiliki saluran (duktus) untuk
mengalirkan produknya. Kelenjar liur menghasilkan air liur atau saliva yang
merupakan cairan yang membasahi mulut dan kerongkongan. Saliva
mengandung enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan dan juga
mengandung antibody yang berperan dalam pencegahan terhadap infeksi.
Terdapat 2 tipe kelenjar liur, yaitu kelenjar liur mayor dan kelenjar liur minor.
Kelenjar liur mayor terdiri atas:
1. Kelenjar parotis
Merupakan kelenjar liur yang terbesar, terletak dalam jaringan sub kutis di
daerah ramus mandibula dan antero inferior terhadap telinga tengah. Normalnya
kelenjar ini menghasilkan secret yang serous dan dialirkan ke rongga mulut
melalui duktus Stensen. Meskipun merupakan kelenjar yang terbesar, kira-kira
hanya 20% cairan saliva yang dihasilkan kelenjar ini.
2. Kelenjar submandibula
Terletak di dasar mulut, superior terhadap muskulus digastrik. Sekretnya berupa
campuran cairan yang serous dan mucous. Sekretnya dialirkan ke dalam rongga
mulut melalui duktus Warthon. Kira-kira 70% volume saliva dihasilkan oleh
kelenjar ini.
3. Kelenjar sublingual
Terletak di dasar mulut anterior dari kelenjar submandibula. Sekretnya berupa
cairan yang mucous. Tidak seperti kedua kelenjar mayor yang lainnya, kelenjar
ini memiliki 8-20 duktus ekskretorius dan kira-kira menghasilkan 5% dari total
volume saliva.

Terdapat 600 kelenjar liur minor yang tersebar di dalam traktus aerodigestifus
yang terletak di dalam lamina propria lapisan mukosa traktus ini. Diameternya
1-2 mm dan tidak seperti kelenjar yang lain kelenjar liur minor tidak dilapisi oleh
jaringan ikat melainkan dikelilingi oleh jaringan ikat. Sebuah kelenjar liur minor
kadang-kadang memiliki duktus ekskretori yang sama dengan kelenjar liur minor
yang lain. Kelenjar ini menghasilkan secret yang mucous (kecuali kelenjar Von
Ebner).
Catatan: kelenjar Von Ebner adalah kelenjar yang terletakpada papilla
sirkumvalata lidah. Kelenjar ini menghasilkan secret serous yang mengawali
hidrolisis lipid yang juga merupakan komponen penting dalam pengecapan.
Kebanyakan tumor kelenjar liur berasal dari kelenjar parotis (70%). Selanjutnya
berasal dari kelenjar submandibula (8%) dan kelenjar liur minor (22%). Meskipun
demikian 75% tumor kelenjar parotis adalah jinak, sedangkan 50% tumor

kelenjar submandibula dan 80% tumor kelenjar minor merupakan tumor ganas.
Etiologi:
Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti, dicurigai adanya
keterlibatan factor lingkungan dan factor genetic. Paparan radiasi dikaitkan
dengan tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid.
Epstein-Barr virus mungkin merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya tumor
limfoepitelial kelenar liur. kelainan genetik, misalnya monosomi dan polisomi
sedang diteliti sebagai faktor timbulnya tumor kelenjar liur.
Patofisiologi:
1. Teori multiseluler: teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur. Seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar, onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated, mixed
tumor berasal darisel-sel duktus interkalated dan mioepitelial, squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori.
2. Teori biseluler: teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula
ekskretorius dan duktus interkalated bertindak sebagai stem sel. Stem sel dari
duktus interkalated dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous,
karsinoma adenoid kistik, mixed tumor, onkotik tumor dan Warthin's tumor.
sedangkan stem sel dari duktus ekskretorius menimbulkan terbentuknya
skuamous dan mukoepidermoid karsinoma.
Gejala Klinik
Gejala klinik yang ditimbulkan adalah timbulnya massa pada daerah wajah
(parotis), pada angulus mandibula (parotis dan submandibula), leher
(submandibula) atau pembengkakan pada dasar mulut (sublingual). pembesaran
ukuran massa yang cepat mengarah pada kelainan seperti infeksi, degenerasi
kistik, henoragik atau malignansi. Tumor jinak kelenjar liur biasanya bersifat
mobile dan untuk massa atau tumor jinak yang berasal dari parotis tidak ada
gangguan fungsi nervus fasialis. Lesi malignansi biasanya menimbulkan gejala
seperti gangguan nervus fasialis, pertumbuhan yang cepat, parastesia, lesi yang
terfiksir dan pembesaran elenjar getah bening cervikal.
Tumor-Tumor Kelenjar Liur
1. Tumor jinak
a. Pleomorfik adenoma (mixed tumor jinak)
Pleomorphic adenoma atau mixed tumor merupakan tumor jinak yang berasal
dari kelenjar ludah yang dapat tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor.
Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digerakan, dan
konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat membesar
mendesak jaringan sekitarnya (Syafriadi, 2008)
Adenoma Pleomorfik adalah tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai
pada kelenjar parotis. Tumor ini merupakan tumor campuran (benign mixed

tumor), yang terdiri dari komponen epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun
dalam beberapa variasi komponennya (Ansori, 2009).
Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan ikat.
Pertumbuhan tumor ini lambat, berbentuk bulat, dan konsistensinya lunak.
Secara histologi dikarakteristik dengan struktur yang beraneka ragam. biasanya
terlihat seperti gambaran lembaran, untaian atau seperti pulau-pulau dari
spindel atau stellata (Elsoin, 2009).
Penyebab Adenoma pleimorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara pasti,
diduga karena keterlibatan lingkungan dan faktor genetik. Adenoma pleimorfik
mempunyai gambaran klinis berupa massa tumor tunggal, pertumbuhan lambat,
tanpa rasa sakit, nodul tunggal (Ansori, 2009).
Pada daerah parotis, meskipun diklasifikasikan sebagai tumor jinak, dalam
ukurannya tumor dapat bertambah besar dan menjadi destruktif setempat.
Reseksi bedah total merupakan satu-satunya terapi. Perawatan sebaiknya
dilakukan untuk mencegah cedera pada saraf fasialis dan saraf dilindungi
walaupun jika letaknya sudah berdekatan dengan tumor (Adam et al., 1997;
Elsoin, 2009)
merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi pada
kelenjar parotis. Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan
jaringan ikat. Pertumbuhan tumor ini lambat, berbentuk bulat, dan
konsistensinya lunak. Secara histologi dikarakteristik dengan struktur yang
beraneka ragam. biasanya terlihat seperti gambaran lembaran, untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindel atau stellata. Penatalaksanaanya yaitu eksisi
bedah dari kelenjar yang terkena.

Gambar 1 Gambaran klinis penderita Adenoma pleomorfik (kanan). Potongan


diseksi Adenoma pleomorfik (kiri).
Diagnosis banding untuk Adenoma pleomorfik adalah neoplasma maligna:
karsinoma kistik adenoid, adenokarsinoma polimorfik derajat rendah, neoplasma
adnexa dalam, dan neoplasma mesenkimal. Komplikasi yang jarang dari
adenoma pleomorfik adalah perubahan ke arah ganas yaitu karsinoma expelomorfik adenoma (carcinoma ex-pleomorphic adenoma)atau nama lainnya
tumor campur jinak yang bermetastasis (benign metastazing mixed tumors).

Prognosis adenoma pleomorfik adalah sempurna, dengan angka kesembuhan


mencapai 96 % (Asih, 2008).
Perawatan tumor pleomorfic adenoma adalah dengan pembedahan dengan
mengupayakan seluruh jaringan tumor terangkat. Jika pengambilan tumor tidak
hati-hati dan meninggalkan sel tumor di dalam jaringan mesenkim glandula,
maka dapat terjadi kekambuhan. Jika tumor ini tumbuh didalam jaringan parotis
kadangkala nervus fasialis diikutsertakan diambil bersama jaringan tumor.
Prognosis setelah perawatan baik, karena umumnya jika terjadi kekambuhan
lokal tidak menunjukan tanda-tanda keganasan (Syafriadi, 2008).
b. Warthin's tumor (cth kistadenoma limfomatosum papiler, adenoma
kistik papiler)
Tumor jinak kelenjar saliva lain yang relatif sering. Tumor ini paling sering terjadi
pada pria usia 50-60 tahun dan ada hubunganya dengan faktor resiko merokok.
Tumor ini juga merupakan tumor yang paling sering terjadi bilateral. Tumor ini
dikenali berdasarkan histologinya dengan adanya struktur papil yang tersusun
dari lapisan ganda sel granular eusinofil atau onkosit, perubahan kistik, dan
infiltrasi limfostik yang matang (Asih, 2008).

Gambar 2 Bentuk Whartins tumor (kanan). Gambaran histologi Whartins tumor


dari kelenjar parotis (kiri).
Sumber : Wikipedia, 2010.
Tumor ini tampak rata, lunak pada daerah parotis, memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multipel. Histologi Warthins
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epitelial asini. Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan. Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor
(Elsoin, 2009).
Tumor ini berasal dari epitel duktus ektopik. CT-Scan dapat menunjukkan suatu
massa dengan batas jelas pada bagian postero-inferior dari lobus superficial
parotis. Jika pemeriksaan radiosialografi dilakukan maka dapat dilihat
peningkatan aktivitas yang berhubungan dengan adanya onkosit dan
peningkatan isi dari mitokondrianya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

pemeriksaan histologi. Terapi terdiri dari reseksi bedah dengan melindungi saraf
fasialis (Asih, 2008).
Perawatan dari tumor Warthins adalah pembedahan dengan seluruh jaringan
tumor dengan mengupayakan kapsul terangkat utuh tanpa meninggalkan sel
tumor tersisa di dalam jaringan kelenjar ludah parotis. Pengangkatan sempurna
dapat mencegah kekambuhan. Prognosis setelah perawatan adalah baik.
(Syafriadi, 2008)
tumor ini tampak rata, lunak pada daerah parotis, memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multipel. Histologi Warthin's
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epitelial asini. Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan. Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor.
c. Papiloma intraduktal
berbentuk kecil, lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa.
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid. Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor.
d. Oxyphil adenoma (oncosistoma)
sangat jarang ditemukan, lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria
dengan ratio 2:1. Diameternya kecil (< 5 cm), pertumbuhannya lambat dan
berbentuk sferis. dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit.
Tampilan klinis identik dengan tumor jinak lain berupa tumor yang tumbuh
berlahan, padat, multilobulated dan mobil. Onkositoma dan tumor Whartins
uptake terhadap anion pertechnetate oleh karenanya dapat dibedakan dengan
neoplasma lain dengan pemeriksaan scintigraphy menggunakan technetium99m pertechnetate.
Makroskopis, berupa tumor homogen dengan permukaan halus yang terkadang
dibagi menjadi lobulus oleh jaringan fibrous. Mikroskopis, terdapat uniform
oncocytes dengan sel yang besar dengan batas jelas dan diisi oleh sitoplasma
yang granular dan acidophilic.
e. Adenoma monomorphic
yang termasuk dalam terminologi ini adalah adenoma basal cell, adenoma
canalikular, adenoma sebaceous, glycogen rich adenoma dan adenoma clear
cell. Dari kelompok tersebut adenoma basal cell adalah yang etrsering. Adenoma
monomorphic mencakup 1,8% dari tumor jinak kelenjar liur dan khususnya
menyerang pasien dengan usia dekade 6 kehidupan. Terdapat pertentangan di
dalam hal predileksi gender. Mayoritas adenoma basal cell lokasinya di kelenjar
parotis dengan tumor tumbuh berlahan dan konsistensinya padat. Makroskopis,
well-encapsulated dan smooth tumor. Mikroskopis dibagi menjadi 4 sub tipe
solid, trabecular, tubular dan membranous. Umumnya adenoma monomorphic
menunjukkan perilaku yang tidak agresif dan adekuat dengan eksisi bedah.

2. Tumor Jinak Nonepitelial


a. Hemangioma
Kebanyakan terajadi pada anak-anak biasnya pada kelenjar parotis. Biasanya
asimptomatik, unilateral dan massa yang kompresibel. berwarna merah gelap,
berlobus-lobus dan tidak berkapsul. Penanganan dengan pemberian steroid 2-4
mg/kgBB/hari. 40-60% hemengioma tidak berespon terhdap steroid.
b. limfangioma (higroma kistik)
Merupakan tumor bagian kepala dan leher yang paling sering pada anak-anak,
eksisi merupakan penanganan piliha bila tumor terletak pada struktur yang vital.
Limfangioma jarang menimbulkan gejala-gejala obstruksi jalan napas dan eksisi
biasanya untuk alasan kosmetik.
c. Lipoma
Jarang terjadi pada kelenjar liur mayor. tumor terdiri dari sel-sel adiposa dengan
inti yang uniform. Rasio laki-laki dan perempuan adalah 10:1. Pertumbuhan
tumor lambat dengan diameter rata-rata 3 cm. Penenganan adalah eksisi.
3. Tumor Ganas Kelenjar Liur
a. Karsinoma Mukoepidermoid
Karsinoma mukoepidermoid melibatkan kelenjar ludah mayor, yaitu kelenjar
ludah parotis. Sebagian kecil dapat timbul dari kelenjar ludah minor, dan yang
paling sering melibatkan kelenjar ludah minor di palatum. Tumor ini sering terjadi
pada orang dewasa dan berdasarkan jenis kelamin penderita wanita mempunyai
resiko lebih tinggi daripada laki-laki. Tumor tumbuhnya lambat dan berasal dari
sel epithelium duktus. Tumor ini berpotensi bermetastasis. 5-10% melibatkan
kelenjar ludah mayor dan paling sering adalah kelenjar ludah parotis (Syafriadi,
2008).
Tumor ini merupakan jenis terbanyak dari keganasan kelenjar saliva yang
diakibatkan oleh radiasi. Insidens kejadian paling tinggi didapat pada usia antara
dekade 30-40. Hampir 75% pasien mempunyai gejala pembengkakan yang
asimtomatis, 13 % dengan rasa sakit, dan sebagian kecil lainnya dengan
paralisis nervus fasialis. Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan
intralobar duktus saliva. Tumor ini tidak berkapsul, dan metastasis kelenjar limfe
ditemukan sebanyak 30-40 %. Penentuan derajat keganasan berdasarkan
patologi klinik terdiri atas derajat rendah,menengah, dan tinggi (Adam et al.,
1997; Lee, 2003).

Gambar 3 Gambaran klinis karsinoma mukoepidermoid


Sumber : IARC WHO, 2010.
Secara mikroskopis karsinoma epidermoid dibedakan menjadi low grade,
intermediate grade dan high grade. Gambaran mikroskopis menunjukan
campuran sel skuamous, sel kelenjar penghasil mucus, dan sel epitel tipe
intermediate. Ketiga sel-sel ini berasal dari sel duktus yang berpotensi
mengalami metaplasia. Tipe low grade merupakan masa yang kenyal dan yang
mengandung solid proliferasi sel tumor, pembentukan struktur seperti duktus,
dan adanya cystic space yang terdiri dari sel epidermoid (sel skuamous) dan sel
intermediate, sel-sel sekresi kelenjar mukus. Tipe intermediate ditandai dengan
masa tumor yang lebih solid sebagian besar epidermoid dan sel intermediate
dengan sedikit memproduksi kelenjar mucus. Tipe poorly differential ditandai
dengan populasi sel-sel pleomorfik dan tidak terlihat sel-sel berdiferensiasi
(Syafriadi, 2008).

Gambar 4 Gambaran histopatologi karsinoma epidermoid


Sumber : Anonim, 2008.
Perawatan karsinoma epidermoid adalah eksisi seluruh jaringan tumor. Prognosis
baik well differentiated/ low grade, tetapi dapat bermetastasis, dan 90% kasus
well differentiated dapat bertahan hidup sampai 5 tahun, tetapi jika poorly
differentiated/high grade, prognosis menjadi buruk, dan kemampuan bertahan
hidup 5 tahun menjadi rendah (sekitar 20-40%) (Syafriadi, 2008).
b. Karsinoma Adenoid Kistik
Adenoid kistik carcinoma dahulu dikenal dengan istilah cylindroma, merupakan
tumor ganas yang berasal dari kelenjar ludah yang tumbuhnya lambat,

cenderung lokal invasive, dan kambuh setelah operasi. Sepertiga angka kejadian
terjadi pada kelenjar ludah mayor. Tumor ini tidak hanya timbul pada kelenjar
ludah atau rongga mulut, tetapi dapat pula timbul pada kelenjar lakrimalis,
bagian bawah dari saluran pernafasan, nasopharinx, rongga hidung, dan sinus
paranasalis. Umumnya melibatkan penderita antara usia 40 dan 60 tahun
(Syafriadi, 2008).

Gambar 5 Gambaran klinis karsinoma adenokistik pada pria usia 30 tahun


Sumber : IARC WHO, 2010.
Adenoid kistik karsinoma merupakan tumor kelenjar saliva spesifik yang
termasuk tumor dengan potensial ganas derajat tinggi. Tumor ini di dapat pada 3
% dari seluruh tumor parotis, 15 % tumor submandibular, dan 30 % tumor
kelenjar saliva minor. Sebagian dari pasien merasa asimptomatik, walaupun
sebagian besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau di bawahnya. Tumor
ini berbeda dari tumor-tumor sebelumnya karena mempunyai perjalanan
penyakit yang panjang ditandai oleh kekambuhan lokal yang sering, dan
kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun. Penderita dengan karsinoma
adenokistik mempunyai angka harapan hidup tinggi hingga lima tahun, angka
harapan hidup yang secara keseluruhan sepuluh tahun ditemukan kurang dari 20
persen (Adam et al., 1997; Lee, 2003).
Secara histopatologi anatomis adenoid kistik carcinoma mempunyai gambaran/
pola yang bervariasi. Sel-sel tumor berukuran kecil, mempunyai sitoplasma yang
jelas, dan tumbuh dalam suatu masa yang padat atau berupa kelompok kecil,
kelompok sel yang beruntai atau membentuk suatu kolum-kolum. Didalam
kelompoknya sel-sel tumor saling berhubungan membentuk suatu rongga kistik
menghasilkan suatu kelompok tumor yang solid, tubulus, atau cribriform. Sel-sel
tumor menghasilkan membran basalis yang homogen sehingga menunjukan
suatu gambaran yang sangat spesifik menyerupai bentuk silindris (Syafriadi,
2008).
Perawatan tumor ini sulit diterapi secara sempurna, meskipun adenoid kistik
karsinoma tidak menunjukan metastasis dalam beberapa tahun setelah eksisi,
tetapi dalam jangka waktu yang panjang menunjukan prognosis yang buruk
(Syafriadi, 2008).
Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor primer,
jika perlu struktur vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila, dan bahkan
tulang temporalis. Pencangkokan saraf untuk mengembalikan kontinuitas saraf

dapat dipertimbangkan manfaatnya karena dapat mengembalikan fungsi saraf


fasialis tersebut. Jika telah menunjukkan paralisis saraf fasialis, maka
prognosisnya buruk (Adam et al., 1997).
c. Karsinoma Sel Asini
Karsinoma sel asini merupakan tumor ganas kelenjar ludah parotis yang jarang
terjadi, angka kejadiannya sekitar 10% dari total seluruh tumor-tumor kelenjar
ludah. Tumor ini berkapsul, merupakan suatu proliferasi sel-sel yang membentuk
masa bulat, dengan diameter kurang dari 3 cm (Syafriadi,2008).
Terjadi pada sekitar 3 % dari tumor parotis. Tumor ini menyerang lebih banyak
wanita dibanding pria. Puncak insidens antara usia dekade 5 dan 6. Terdapat
metastasis ke nodus servikal pada 15% kasus. Tanda patologik khas adalah
adanya amiloid. Asal mula sel ini dipikirkan dari komponen serosa asinar dan sel
duktus intercalated (Amirlak, 2009). Terapi karsinoma sel asini meliputi bedah
eksisi lengkap. Terapi radiasi pascaoperasi mungkin dapat membantu pada kasus
yang meragukan setelah operasi (Vidyadhara et al., 2007).

Gambar 6 Gambaran klinis pederita karsinoma sel asini (kanan). Pembedahan


pada kasus karsinoma sel asini kelenjar saliva (kiri).
Sumber : Anonim, 2008.
d. Adenokarsinoma
Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak-anak. Tumor ini
terdapat pada 4 % dari seluruh tumor parotis dan 20 % dari tumor saliva minor.
Sebagian besar pasien tanpa gejala (80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi
pada jaringan diatas atau dibawahnya, 30 % pasien berkembang metastasis ke
nodus servikal, 20 % menderita paralisis nervus fasialis, dan 15 % merasa sakit
pada wajahnya (Amirlak, 2009).
Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau strained sel duktus.
Jenis jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak berdiferensiasi yang
secara keseluruhan mempunyai angka harapan hidup yang buruk. Kanker sel
asini dan karsinoma adenokistik pada awalnya hampir mempunyai perjalanan
penyakit yang jinak, dengan harapan hidup yang lama, hanya menunjukkan
kekambuhan terakhir pada daerah yang pertama kali timbul atau distal dari
daerah tersebut atau metastasis paru. Terapi tetap reseksi adekuat, total, dan
atau regional (Amirlak, 2009).
e . Mixed tumor maligna

Terdiri atas 3 tipe yaitu, ex adenoma pleomorfik, karsinosarkoma dan mixed


tumor metastasis.kasrinoma ex pleomorfik adenoma merupakan tipe yang paling
banyak. Karsinoma ex pleomorfik adenoma merupakan kanker yang berkembang
dari mixed tumor jinak (pleomorfik adenoma). Kebanyakan terjdi pada kelenjar
liur mayor.
f. Kanker kelenjar liur lainnya yang jarang
-. squamous sel karsinoma: terutama pada laki-laki yang tua. Dapat berkembang
setelah terapi radiasi untuk kanker yang lain pada area yang sama.
-. epitelial-mioepitelial karsinoma
-. anaplastik small sel karsinoma
-. karsinoma yang tidak berdiferensiasi
-. limfoma non hodgin

Anda mungkin juga menyukai