PENDAHULUAN
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sub lingualis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang
terbesar dan menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas
parotis pada anak jarang didapat. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma mukoepidermoid,
biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring dengan
bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia lebih dari
40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga
dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas. 1,2,3,4
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik, tumbuhnya lambat, dan berbentuk
massa soliter. Rasa sakit didapatkan hanya 10-29% pasien dengan keganasan pada kelenjar
parotisnya. Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau obstruksi
daripada akibat dari keganasan itu sendiri. Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri dievaluasi dengan
aspirasi menggunakan jarum halus (Fine Needle Aspiration) atau biopsi. Pencitraan menggunakan CTScan dan MRI dapat membantu. Untuk tumor ganas, pengobatan dengan eksisi dan radiasi
menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50%, bahkan pada keganasan dengan derajat tertinggi.
2,3
BAB II
ISI
TUMOR KELENJAR LIUR
Kelenjar liur atau sering juga kita sebut sebagai kelenjar saliva merupakan
kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang memiliki saluran (duktus) untuk
mengalirkan produknya. Kelenjar liur menghasilkan air liur atau saliva yang
merupakan cairan yang membasahi mulut dan kerongkongan. Saliva
mengandung enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan dan juga
mengandung antibody yang berperan dalam pencegahan terhadap infeksi.
Terdapat 2 tipe kelenjar liur, yaitu kelenjar liur mayor dan kelenjar liur minor.
Kelenjar liur mayor terdiri atas:
1. Kelenjar parotis
Merupakan kelenjar liur yang terbesar, terletak dalam jaringan sub kutis di
daerah ramus mandibula dan antero inferior terhadap telinga tengah. Normalnya
kelenjar ini menghasilkan secret yang serous dan dialirkan ke rongga mulut
melalui duktus Stensen. Meskipun merupakan kelenjar yang terbesar, kira-kira
hanya 20% cairan saliva yang dihasilkan kelenjar ini.
2. Kelenjar submandibula
Terletak di dasar mulut, superior terhadap muskulus digastrik. Sekretnya berupa
campuran cairan yang serous dan mucous. Sekretnya dialirkan ke dalam rongga
mulut melalui duktus Warthon. Kira-kira 70% volume saliva dihasilkan oleh
kelenjar ini.
3. Kelenjar sublingual
Terletak di dasar mulut anterior dari kelenjar submandibula. Sekretnya berupa
cairan yang mucous. Tidak seperti kedua kelenjar mayor yang lainnya, kelenjar
ini memiliki 8-20 duktus ekskretorius dan kira-kira menghasilkan 5% dari total
volume saliva.
Terdapat 600 kelenjar liur minor yang tersebar di dalam traktus aerodigestifus
yang terletak di dalam lamina propria lapisan mukosa traktus ini. Diameternya
1-2 mm dan tidak seperti kelenjar yang lain kelenjar liur minor tidak dilapisi oleh
jaringan ikat melainkan dikelilingi oleh jaringan ikat. Sebuah kelenjar liur minor
kadang-kadang memiliki duktus ekskretori yang sama dengan kelenjar liur minor
yang lain. Kelenjar ini menghasilkan secret yang mucous (kecuali kelenjar Von
Ebner).
Catatan: kelenjar Von Ebner adalah kelenjar yang terletakpada papilla
sirkumvalata lidah. Kelenjar ini menghasilkan secret serous yang mengawali
hidrolisis lipid yang juga merupakan komponen penting dalam pengecapan.
Kebanyakan tumor kelenjar liur berasal dari kelenjar parotis (70%). Selanjutnya
berasal dari kelenjar submandibula (8%) dan kelenjar liur minor (22%). Meskipun
demikian 75% tumor kelenjar parotis adalah jinak, sedangkan 50% tumor
kelenjar submandibula dan 80% tumor kelenjar minor merupakan tumor ganas.
Etiologi:
Penyebab pasti tumor kelenjar liur belum diketahui secara pasti, dicurigai adanya
keterlibatan factor lingkungan dan factor genetic. Paparan radiasi dikaitkan
dengan tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid.
Epstein-Barr virus mungkin merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya tumor
limfoepitelial kelenar liur. kelainan genetik, misalnya monosomi dan polisomi
sedang diteliti sebagai faktor timbulnya tumor kelenjar liur.
Patofisiologi:
1. Teori multiseluler: teori ini menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur. Seperti tumor asinus berasal
dari sel-sel asinar, onkotik tumor berasal dari sel-sel duktus striated, mixed
tumor berasal darisel-sel duktus interkalated dan mioepitelial, squamous dan
mukoepidermoid karsinoma berasal dari sel-sel duktus ekskretori.
2. Teori biseluler: teori ini menerangkan bahwa sel basal dari glandula
ekskretorius dan duktus interkalated bertindak sebagai stem sel. Stem sel dari
duktus interkalated dapat menimbulkan terjadinya karsinoma acinous,
karsinoma adenoid kistik, mixed tumor, onkotik tumor dan Warthin's tumor.
sedangkan stem sel dari duktus ekskretorius menimbulkan terbentuknya
skuamous dan mukoepidermoid karsinoma.
Gejala Klinik
Gejala klinik yang ditimbulkan adalah timbulnya massa pada daerah wajah
(parotis), pada angulus mandibula (parotis dan submandibula), leher
(submandibula) atau pembengkakan pada dasar mulut (sublingual). pembesaran
ukuran massa yang cepat mengarah pada kelainan seperti infeksi, degenerasi
kistik, henoragik atau malignansi. Tumor jinak kelenjar liur biasanya bersifat
mobile dan untuk massa atau tumor jinak yang berasal dari parotis tidak ada
gangguan fungsi nervus fasialis. Lesi malignansi biasanya menimbulkan gejala
seperti gangguan nervus fasialis, pertumbuhan yang cepat, parastesia, lesi yang
terfiksir dan pembesaran elenjar getah bening cervikal.
Tumor-Tumor Kelenjar Liur
1. Tumor jinak
a. Pleomorfik adenoma (mixed tumor jinak)
Pleomorphic adenoma atau mixed tumor merupakan tumor jinak yang berasal
dari kelenjar ludah yang dapat tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor.
Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digerakan, dan
konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat membesar
mendesak jaringan sekitarnya (Syafriadi, 2008)
Adenoma Pleomorfik adalah tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai
pada kelenjar parotis. Tumor ini merupakan tumor campuran (benign mixed
tumor), yang terdiri dari komponen epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun
dalam beberapa variasi komponennya (Ansori, 2009).
Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan ikat.
Pertumbuhan tumor ini lambat, berbentuk bulat, dan konsistensinya lunak.
Secara histologi dikarakteristik dengan struktur yang beraneka ragam. biasanya
terlihat seperti gambaran lembaran, untaian atau seperti pulau-pulau dari
spindel atau stellata (Elsoin, 2009).
Penyebab Adenoma pleimorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara pasti,
diduga karena keterlibatan lingkungan dan faktor genetik. Adenoma pleimorfik
mempunyai gambaran klinis berupa massa tumor tunggal, pertumbuhan lambat,
tanpa rasa sakit, nodul tunggal (Ansori, 2009).
Pada daerah parotis, meskipun diklasifikasikan sebagai tumor jinak, dalam
ukurannya tumor dapat bertambah besar dan menjadi destruktif setempat.
Reseksi bedah total merupakan satu-satunya terapi. Perawatan sebaiknya
dilakukan untuk mencegah cedera pada saraf fasialis dan saraf dilindungi
walaupun jika letaknya sudah berdekatan dengan tumor (Adam et al., 1997;
Elsoin, 2009)
merupakan tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi pada
kelenjar parotis. Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan
jaringan ikat. Pertumbuhan tumor ini lambat, berbentuk bulat, dan
konsistensinya lunak. Secara histologi dikarakteristik dengan struktur yang
beraneka ragam. biasanya terlihat seperti gambaran lembaran, untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindel atau stellata. Penatalaksanaanya yaitu eksisi
bedah dari kelenjar yang terkena.
pemeriksaan histologi. Terapi terdiri dari reseksi bedah dengan melindungi saraf
fasialis (Asih, 2008).
Perawatan dari tumor Warthins adalah pembedahan dengan seluruh jaringan
tumor dengan mengupayakan kapsul terangkat utuh tanpa meninggalkan sel
tumor tersisa di dalam jaringan kelenjar ludah parotis. Pengangkatan sempurna
dapat mencegah kekambuhan. Prognosis setelah perawatan adalah baik.
(Syafriadi, 2008)
tumor ini tampak rata, lunak pada daerah parotis, memiliki kapsul apabila
terletak pada kelenjar parotis dan terdiri atas kista multipel. Histologi Warthin's
tumor yaitu memiliki stroma limfoid dan sel epitelial asini. Perubahan menjadi
ganas tidak pernah dilaporkan. Lebih sering ditemukan pada kelenjar mayor.
c. Papiloma intraduktal
berbentuk kecil, lunak dan biasanya ditemukan pada lapisan submukosa.
Gambaran mikroskopiknya tampak dilatasi kistik duktus parsial dengan epitel
kuboid. Sangat jarang terjadi pada kelenjar minor.
d. Oxyphil adenoma (oncosistoma)
sangat jarang ditemukan, lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria
dengan ratio 2:1. Diameternya kecil (< 5 cm), pertumbuhannya lambat dan
berbentuk sferis. dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor tidak komplit.
Tampilan klinis identik dengan tumor jinak lain berupa tumor yang tumbuh
berlahan, padat, multilobulated dan mobil. Onkositoma dan tumor Whartins
uptake terhadap anion pertechnetate oleh karenanya dapat dibedakan dengan
neoplasma lain dengan pemeriksaan scintigraphy menggunakan technetium99m pertechnetate.
Makroskopis, berupa tumor homogen dengan permukaan halus yang terkadang
dibagi menjadi lobulus oleh jaringan fibrous. Mikroskopis, terdapat uniform
oncocytes dengan sel yang besar dengan batas jelas dan diisi oleh sitoplasma
yang granular dan acidophilic.
e. Adenoma monomorphic
yang termasuk dalam terminologi ini adalah adenoma basal cell, adenoma
canalikular, adenoma sebaceous, glycogen rich adenoma dan adenoma clear
cell. Dari kelompok tersebut adenoma basal cell adalah yang etrsering. Adenoma
monomorphic mencakup 1,8% dari tumor jinak kelenjar liur dan khususnya
menyerang pasien dengan usia dekade 6 kehidupan. Terdapat pertentangan di
dalam hal predileksi gender. Mayoritas adenoma basal cell lokasinya di kelenjar
parotis dengan tumor tumbuh berlahan dan konsistensinya padat. Makroskopis,
well-encapsulated dan smooth tumor. Mikroskopis dibagi menjadi 4 sub tipe
solid, trabecular, tubular dan membranous. Umumnya adenoma monomorphic
menunjukkan perilaku yang tidak agresif dan adekuat dengan eksisi bedah.
cenderung lokal invasive, dan kambuh setelah operasi. Sepertiga angka kejadian
terjadi pada kelenjar ludah mayor. Tumor ini tidak hanya timbul pada kelenjar
ludah atau rongga mulut, tetapi dapat pula timbul pada kelenjar lakrimalis,
bagian bawah dari saluran pernafasan, nasopharinx, rongga hidung, dan sinus
paranasalis. Umumnya melibatkan penderita antara usia 40 dan 60 tahun
(Syafriadi, 2008).