Elusidasi Struktur Dari Senyawa β
Elusidasi Struktur Dari Senyawa β
1. Uji Pendahuluan
Senyawa-senyawa golongan steroid diidentifikasi melalui uji kualitatif menggunakan
reagen Libermann-Burchard. Ekstrak sampel dari Kielmeyera variabilis diuji dengan
menggunakan reagen Libermann-Burchard yang menunjukkan warna biru-hijau yang beraarti
positif mengandung senyawa steroid. Hal ini berdasarkan reaksi Liebermann-Buchard yang
menyatakan bila suatu steroid direaksikan dengan asam asetat anhidrat dan setetes asam sulfat
pekat akan menghasilkan warna hijau atau biru (Robinson, 1995).
2. Spektrofotometer UV-VIS
Sampel kristal yang telah murni diencerkan dengan pelarut etil asetat sebanyak 5 mL
untuk kemudian diukur menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Berikut adalah hasil pengukuran
sampel dengan spektrofotometer UV-Vis.
Panjang gelombang maksimum pada spektrofotometer UV-Vis yang terukur sebesar 215
nm dengan absorbansi 0,006. Dengan demikian, senyawa tersebut tidak
Dari spektrum tersebut menjelaskan bahwa senyawa isolasi terssebut memiliki ikatan
rangkap atau kemungkinan hanya memiliki satu ikatan rangkap dalam strukturnya karena
menyerap sinar di bawah 250 nm
3. Analisis Infrahmerah (IR)
Spektrum infrahmerah pada kristal yang didapatkan penelitian ini menunjukkan adanya
puncak pada daerah 3421 cm-1 karakteristik untuk gugus hidroksil (-OH), bilangan gelombang
2958 cm-1 dan 2866 cm-1 menunjukkan adanya (CH alifatik), puncak 1666 cm -1 adalah (C=C),
1463 cm-1 adalah (CH2), 1375 cm-1 menunjukkan (C-O), dan 1055 cm -1 (sikloalkana). Hal ini
dibaca berdasarkan tabel daerah serapan IR di bawah ini
Digunakan 1H NMR untuk mengukur banyaknya jumlah atom H dalam suatu senyawa.
Nilai pergeseran kimia, spin-spin spilting dan konstanta copling merupakan nilai-nilai yang harus
dibandingkan. Nilai-nilai tersebut memberi juga petunjuk mengenai perbedaan lingkungan suatu
atom hidrogen di dalam molekul. Penentuan struktur halus yang berupa puncak-puncak berganda,
memberikan petunjuk mengenai berbagai tipe H yang saling berdekatan satu sama lainnya.
Perbedaan dalam frekuensi resonansi adalah sangat kecil sehingga sangat sukar untuk mengukur
secara tepat frekuensi resonansi setiap proton. Oleh karena itu, digunakan senyawa standar
frekuansi yang ditambahkan dalam larutan senyawa yang akan diukur, dan frekuensi resonansi
setiap proton dalam cuplikan diukur relatif terhadap frekuensi resonansi dari proton-proton
senyawa standar. Salah satu senyawa standar yang digunakan adalah tetrametilsilan (CH 3)4Si yang
disebut TMS. Senyawa ini dipilih karena proton-proton dari gugus metil jauh lebih terlindungi
bila dibandingkan dengan kebanyakan senyawa cuplikan.
Inti atom yang mempunyai nilai geseran kimia () daerah rendah (dekat TMS)
disebut high shielded field (daerah medan magnet tinggi), sedangkan daerah makin jauh dari
TMS disebut low shielded field (daerah medan rendah).
Analisis 1H NMR pada sampel memiliki puncak dengan pergeseran kimia yaitu 3,52
(C3, tdd); 5,15 (C6, t); 0,94 (C19, d); 0,91 (C24, t); 0,86 (C26, d); 0,84 (C27, d); 0,67 (C28, s);
dan 1,002 (C29, s). Senyawa ini berbentuk hamblur putih dengan titik leleh sebesar 135-136 oC.
Hal ini serupa dengan spektrum -sitosterol yang telah ditemukan sebelumnya oleh
Prakash dan Chaturvedula (2012) sehingga dapat disimpulkan senyawa ini adalah sitosterol.
13
Data 13C NMR menunjukkan adanya 29 puncak atom karbon yang menandakan ada 2
puncak yang sama yaitu pada puncak dengan pergeseran kimia 42,4 (C4,13) dan 32,0 (C7,8).
Puncak lainnya yang ditemukan berada pada daerah 140,87 (C5) dan 121,86 (C6), karbon ini
memiliki pergeseran kimia yang cukup besar karena membentuk ikatan rangkap. Pada daerah
71,95 (C3) yang terikat langsung pada atom O sehingga pergeseran kimianya cukup besar.
Kemudian terdapat juga pada daerah 56,9 (C14); 56,28 (C17); 50,26 (C9); 12,00 (C29); 19,5
(C28); 28,1 (C19). Dari data-data spectrum di atas menunjukkan isolat-1 adalah -Sitosterol.
Oleh karena itu, menyatukan semua data yang didapat dari hasil identifikasi dengan
UV-Vis, FTIR, 1H NMR, dan 13C NMR maka dapat disimpulkan bahwa struktur senyawa yang
telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari Kielmeyera variabilis dapat digambarkan sebagai
berikut
Atau
- Sitosterol
13
karbon termasuk 6 metil (CH3), 11 metilen (CH2), 10 metin (CH), dan 3 karbon kuartener. Hal
tersebut menandakan bahwa struktur dari senyawa isolasi Kielmeyera variabilis sebagai sitosterol yang juga telah dilaporkan oleh Habib dkk., 2007 yang didukung oleh korelasi dari
COSY dan HMBC yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
7. Spektroskopi MS
Spektrum massa menunjukkan bahwa massa molekul relatif senyawa adalah
141, puncak-puncak pragmentasi pada m/z = 43, 91, 105, 121, 145, 185, 213, 255,
303, 329, 368, 381, 396, signifikan dengan puncak-puncak serapan yang ditunjukkan
oleh -Sitosterol yang telah dilaporkan oleh Pouchart (1978). 414, 396, 381, 329,
273, 255, 213, 43. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan spektrum MS dari -Sitosterol.
Kesimpulan
Dibandingkan pola spektrum 1H NMR dengan pola spektrum 1H NMR
ChemDraw memilki kemiripan nilai yang sama, begitu pula dengan pola spektrum
13C NMR. Oleh sebab itu, data dari UV, IR, H NMR, C NMR, COSY, HMBC dan
MS mengarahkan kita bahwa senyawa hasil isolasi memilki struktur (3S)-17-(5-ethyl6-methylheptan-2-yl)-10,13-dimethyl-2,3,4,5,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17tetradecahydro-1H-cyclopenta[a]phenanthren-3-ol atau dengan nama -Sitosterol yang
merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder hasil dari Kielmeyera variabilis
golongan steroid.