Puji syukur pada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan tugas tentang Pembangunan Ekonomi ini dengan tepat waktu .
Saya sebagai penulis dan manusia yang tidak sempura menyadari makalah ini masih banyak
kekurangn yang harus dipenuhi, oleh karena itu saya memohon kesadaran para pembaca dan
selalu memberikan kritikan dan saran demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Mangkutana , April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Permasalahan
Maksud dan Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi
Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Arah Kebijaksanaan Pembangunan ekonomi Indonesia
Pembangunan Ekonomi Daerah
Strategi Pembangunan Ekonomi daerah
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang perubahan atas UU
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi daerah, maka terjadi pula pergeseran dalam
pembangunan ekonomi yang tadinya bersifat sentralisasi (terpusat), sekarang mengarah
kepada desentralisasi yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah untuk
membangun wilayahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonominya. Pengertian dan
penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan kebijakan ekonomi atau
keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara spasial dari kebijakan
pembangunan nasional secara keseluruhan.
Dengan demikian, kesepakatan-kesepakatan nasional menyangkut sistem politik dan
pemerintahan, atau aturan mendasar lainnya, sangat menentukan pengertian dari
pembangunan daerah. Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap pembangunan daerah dari
setiap negara akan sangat beragam. Singapura, Brunei, atau negara yang berukuran kecil
sangat mungkin tidak mengenal istilah pembangunan daerah. Sebaliknya bagi negara besar,
seperti Indonesia atau Amerika Serikat perlu menetapkan definisi-definisi pembangunan
daerah yang rinci untuk mengimplementasikan pembangunannya. Dasar hukum
penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber dari Undang-Undang Dasar (UUD) Negara
RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga saat ini, implementasi formal pasal tersebut terdiri tiga kali
momentum penting, yaitu UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah dan UU No 22 Tahun 1999 serta UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
Sebelum tahun 1974, bukan saja pembangunan daerah, pembangunan nasional juga diakui
belum didefinisikan dan direncanakan secara baik. Implementasi pembangunan daerah
berdasar UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, terbukti sangat
mendukung keberhasilan pembangunan nasional hingga Pelita VI tetapi juga mampu secara
langsung melegitimasi kepemimpinan Presiden Suharto. Sementara UU No 22 Tahun 1999
yang diperbaiki dengan UU No 32 Tahun 2004 lebih merupakan koreksi-koreksi sistematis
disebabkan oleh permasalahan struktural (sistemik) maupun dalam hal implementasi. Maka
dari itu kami mencoba membuat suatu pemaparan mengenai pembangunan daerah dalam
sebuah makalah yang berjudul Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah .
2. Identifikasi Permasalahan
Permasalahan yang diangkat di dalam makalah ini adalah:
1. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
2. Pengertian Pembangunan Ekonomi
3. Pembangunan Ekonomi Indonesia
4. Arah Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
1. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi
Sebelum memberikan pemaparan yang lebih dalam mengenai strategi pembangunan ekonomi
daerah alangkah baiknya kita rinci terlebih dahulu apa yang di maksud dengan istilah
pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah suatu
proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu Negara. Pembangunan
ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan
ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan Pendapatan Nasional Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara
keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu
adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan,
sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input
pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
2. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Menurut Meier dan Baldwin (dalam Safril, 2003:142) bahwa Pembangunan ekonomi adalah
suatu proses, dengan proses itu pendapatan nasional real suatu perekonomian bertambah
selama suatu periode waktu yang panjang. Hal senada dikemukakan pula oleh
Djojohadikusumo (1991) bahwa Pembangunan ekonomi adalah usaha memperbesar
pendapatan per kapita dan menaikkan produktivitas per kapita dengan jalan menambah
peralatan modal dan menambah skill. Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu kegiatan yang diarahkan kepada
kehidupan perekonomian yang lebih baik bagi masyarakat suatu bangsa.
3.
17. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik, termasuk
transportasi, telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih.
18. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu.
19. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja.
20. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama teknologi bangsa sendiri.
21. Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan
kemiskinan dan pengangguran.
22. Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna meningkatkan sektor riil
terutama bagi pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.
23. Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan mengurangi
defisit negara melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi, dan
pinjaman luar negeri secara bertahap.
24. Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta.
25. Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari likuidasi
perbankan dan perusahaan.
26. Melakukan negosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersamasama dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga keuangan lainnya,
dan negara donor.
27. Melakukan secara proaktif negosiasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan
multilateral dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor.
28. Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama yang
usahanya berkaitan dengan kepentingan umum.
Beberapa arah kebijaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia tersebut di atas menunjukkan
bahwa pembangunan ekonomi tersebut merupakan rangkaian upaya pembangunan sektor
ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia
untuk keluar dari keterpurukan ekonomi.
5. Pembangunan Ekonomi Daerah
Sebelum menjelaskan tentang pembangunan ekonomi daerah, disini akan menjelaskan
terlebih dahulu tentang pengertian daerah (regional) itu sendiri, karena pengertian daerah
dapat berbeda-beda artinya tergantung pada sudut pandang melihatnya. Misalnya dari sudut
hokum, keamanan, kepemerintahan dan lain sebagainya. Namun kami dalam hal ini akan
menjelaskan pengertian daerah hanya melihat dari sudut pandang ekonominya saja. Ditinjau
dari sudut pandang ekonominya daerah mempunyai arti :
a) Suatu daerah dianggap sebagai raung dimana terdapat kegiatan ekonomi dan di dalam
pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama, kesamaan sifat-sifat tersebut
antara lain dari segi pendapatan perkapita, sosia-budayanya, geografisnya dan lain
sebagainya. Daerah yang memiliki ciri-ciri seperti ini disebut daerah homogen. \
b) Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang apabila daerah tersebut dikuasai
oleh sutu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam pengetian ini disebut
sebagai daerah modal.
c) Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu administrasi
tertentu seperti satu provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan lain sebagainya.
Daerah ini didasarkan pada pembagian administrative suatu Negara. Daerah dalam pengertian
ini dinamakan daerah adminitrasi. Lincolin Arsyad (2000) memberikan pengertian
pembangunan ekonomi daerah adalah sebagai proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kementrian antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut. Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi
pokok permasalahannya adalah terletak pada kebijakan-kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous) dengan menggunakan
potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah).
Orientasi ini mengarah pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut
dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang
peningkatan kegiatan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang
mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,
perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih
baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan
usaha-usaha baru. Tujuan utama dari setiap pembangunan ekonomi daerah adalah untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah dengan partisipasi
masyarakatnya, dengan dukungan sumberdaya yang ada harus mampu menghitung potensi
sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun ekonomi
daerahnya. 6. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah Secara umum strategi pembangunan
ekonomi adalah mengembangkan kesempatan kerja bagi penduduk yan ada sekarang dan
upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta mengembangkan basis ekonomi dan
kesempatan kerja yang beragam. Pembagunan ekonomi akan berhasil bila mampu memenuhi
kebutuhan dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya fluktuasi
ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesempatan kerja.
Lincolin Arsyad (2000) secara garis besar menggambarkan strategi pembangunan ekonomi
daerah dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a) Strategi pengembangan fisik ( locality or physical development strategy) Melalui
pengembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang ditunjukkan
untuk kepentingan pembangunan isdustri dan perdagangan, pemerintah daerah akan
berpengaruh positif bagi pembangunan dunia usaha daerah. Secara khusus, tujuan
strategi pembagunan fisik ini adalah untuk menciptakan identitas masyarakat , dan
memperbaiki daya tarik pusat kota (civic center) dalam upaya memperbaiki dunia
usaha daerah. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diperlukan alatalatpendukung, yaitu : Pembangunan daerah dapat meningkatnya domesticpurchasing
power
Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha kecil
perannya sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumber dorongan
memajukan kewirausahaan.
Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan
kebijakan yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama
mencegah penurunan kualitas lingkungan.
Penyediaan infrastruktur seperti : sarana air bersih, taman, sarana parkir, tempat
olahraga dan lain sebagainya.
(Common and public resources) antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau
pengelolaan wilayah perkotaan.
Saran
Pembangunan daerah disertai dengan otonomi atau disebut juga otonomi daerah, sangat
relevan dengan pembangunan secara menyeluruh karena beberapa alasan.
Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi yang berisi data
tentang keahlian dan latar belakang orang yang menganggur di penciptaan iklim yang
mendukung bagi perkembangan lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan di daerah.
Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pelatihan yang dirancang
secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan sipemberi kerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://anaarisanti.blogspot.com/2010/06/strategi-pembangunan-ekonomi-daerah.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/perkembangan-strategi-dan-perencanaanpembangunan-eko nomi-indonesia/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/06/13/minapolitan-strategi-pemerataanpembangunan-banten/ http://marchtavaissta.wordpress.com/2012/04/20/perkembanganstrategi-dan-perencanaan-pembangunan-ekonomi-indonesia/ http://www.yohanli.com/upayapemerataan-pembangunan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
Nugroho, Iwan dan Rokhimin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah perspektif Ekonomi,
Sosial, dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES
Drs.Subandi,M.M.2005.Sistem Ekonomi Indonesia. Alfabeta Bandung
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta. MPR RI. 1999. Tap. MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis
Besar Haluan Negara 1999 2004 . MPR RI, Jakarta.
Safril, dkk. 2003. Ekonomi dan Pembangunan. Bumi Aksara, Jakarta.