Anda di halaman 1dari 74

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

B
AKSEPTOR IUD DI PUSKESMAS PLUS BARA BARAYA
MAKASSAR
TANGGAL 19 S/D 21 MEI 2008

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program DIII Kebidanan
Universitas Indonesia Timur

OLEH :
ANDI FITRI SARI
( 05.1301.001 )

PROGRAM DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2008

PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. B
AKSEPTOR IUD DENGAN NYERI HAID DI PUSKESMAS
PLUS BARA-BARAYA MAKASSAR
TANGGAL 19 S.D 21 MEI 2008
ANDI FITRI SARI
05.1301.001
Karya Tulis Ilmiah ini diterima, disetujui untuk diuji serta dipertanggung
jawabkan didepan Tim Penguji Program D III Kebidanan Universitas
Indonesia Timur.

Pembimbing I

Pembimbing II

( Mardiwati, S.ST )

( Suharti, S.ST )

Mengetahui
Direktur Program D III Kebidanan UIT

(Andi Maryam, SKM)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN


Dengan ini menyatakan :
Nama

: Andi Fitri Sari

NIM

: 05.1301.001

Jurusan

: DIII Kebidanan

Setuju untuk melakukan ujian akhir Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.B Akseptor IUD Dengan Nyeri Haid
Haid Di Puskesmas Plus Bara-baraya Makassar Tanggal 19 s.d 21 Mei 2008.
Hari/ Tanggal

: 31 juli 2008

Pukul

Wita

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Makassar, 31 juli 2008


Pembimbing I

Pembimbing II

Mardiwati, S.ST

Suharti, S.ST

Mengetahui
Direktur Program DIII Kebidanan

Andi Maryam, SKM

PENGESAHAN TIM PENGUJI


Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Panitia Ujian Akhir
dan Tim Penguji Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 31 juli 2008
Ketua

: Mardiwati, S.ST

(.......................................)

Sekretaris : Suharti, S.ST

(.......................................)

Anggota

(.......................................)

: 1. Prof. Dr. Abdul Muin Salim

2. Andi Maryam, SKM

(.......................................)

Panitia Ujian
Ketua

Sekretaris

Mardiwati, S.ST

Suharti, S.ST

Mengetahui
Direktur Program DIII Kebidanan

Andi Maryam, SKM

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb


Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta
shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammmad Saw atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini dengan baik. Adapun
penyusunan Karya Tulis ini

merupakan salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Kebidanan Universitas


Indonesia Timur (UIT) Makassar.
Penulis saudara sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan
kelemahan yang ada sehingga penulis menyadarai bahwa Karya Tulis ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan
hasil penulisan ini.
Melalui Karya Tulis ini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
ibu Mardiwati, S.ST selaku pembimbing I dan ibu Suharti, S.ST selaku
pembimbing II yang tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannnya
dalam memberikan bimbingan kepada penulis sampai selesainya Karya Tulis
ini.

Demikan pula penulis banyak ucapkan terima kasih dan penghargaan


yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Haruna, MA, MBA selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia
Timur Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Muin Salim selaku Rektor Universitas Indonesia
Timur Makassar.
3. Ibu A. Maryam, SKM, selaku Direktur Program D III Kebidanan Universitas
Indonesia Timur Makassar.
4. Ibu Yurniati, SKM, selaku wakil direktur D III Kebidanan Universitas
Indonesia Timur Makassar.
5. Ibu Mardiwati, S.ST, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis demi penyempurnaan karya tulis
ini.
6. Ibu Suharti, S.ST, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
kepada penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga
penulis dapat menyempurnakan karya tulis ini.
7. Ibu drg. Hj. Hasnah Palinrungi, selaku Direktur Puskesmas Plus Barabaraya Makassar yang memberikan izin dalam melakukan studi kasus.
8. Bapak/Ibu Dosen beserta Staf D III Kebidanan Universitas Indonesia
Timur Makassar yang telah memberikan bimbingan selama proses
pendidikan.

9. Sahabat-sahabat dekat penulis (Kelas A5) dan seluruh rekan-rekan


angkatan 2005 yang penulis tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Akhirnya ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan pada
Ayahanda dan Ibunda tercinta serta saudara-saudaraku yang telah
membesarkan, pengasuh, mendidik dan berkorban dengan penuh kasih
sayang. Hanya terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya yang
dapat penulis lakukan atas semuanya. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan lindungan-Nya baik di dunia maupun di akhirat
kelak.

Makassar, juli 2008

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ............................
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN........................................
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiii
BAB

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang .................................................................................


1

B.

Ruang Lingkup Penulisan.................................................................


4

C.

Tujuan Penulisan .............................................................................


4

D.

Manfaat Penulisan ...........................................................................


6

E.

Metode Penulisan ............................................................................


6

F.

Sistematika Penulisan ......................................................................


8

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi....................................
12
1. Pengertian Kontrasepsi .......................................................
12
2. Ciri-ciri Kontrasepsi yang Ideal ...........................................
12
3. Tujuan Kontrasepsi..............................................................
13
4. Macam-macam Metode Kontrasepsi ..................................
13
B. Tinjauan Umum Tentan Kontrasepsi...................................
16

1. Pengertian Kontrasepsi AKDR/IUD ..........................


16
2. Macam-macam Alat Kntrasepsi AKDR/IUD..............
17
3. Mekanisme Kerja Alat Kontrasepsi AKDR/IUD ........
18
4. Keuntungan

dan

Kerugian

Alat

Kontrasepsi

AKDR/IUD ................................................................
19
5. Waktu yang Tepat Untuk Dilakukan Pemasangan
AKDR/IUD .....................................................................
21
6. Kontra Indikasi AKDR/IUD...................................................
21
7. Tehnik Pemasangan AKDR/IUD .........................................
22
8. Efek Samping dan Penanggulangannya ............................
24
9. Follow Up Post Insersi IUD..................................................
24
10. Hal-hal yang Harus Dikeahui Oleh Akseptor IUD ...............
25

11. Angka Kegagalan IUD..........................................................


26
C. Tinjauaan

Umum

Tentang

Manajemen

asuhan

Kebidanan ......................................................................
27
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan.............
27
2. Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan ................
27
D. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan .........
29
BAB III.

STUDI KASUS
Langkah

I. Pengkajian dan Analisa Data Dasar .................

33
Langkah

II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual ...............

37
Langkah III. Antisipasi Diagnsoa/Masalah Potensial ............
39
Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi asuhan
Kebidanan..........................................................
39

Langkah V. Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan ......


39
Langkah VI. Melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan.....
40
Langkah VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan ....................
41
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) ......................
42
BAB IV.

PEMBAHASAN .........................................................................

48
BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...........................................
52
B. Saran ....................................................
53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 55


LAMPIRAN .................................................................................................. 56

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan ........................ 32

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. IUD Lippes Loop ................................................................................ 17


2. IUD CuT 380 A ................................................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Efek Samping AKDR IUD ..............................................

Halaman

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pada akhir abad ini jumlah penduduk dunia diperkirakan akan
menjadi 6,25 milyar hingga tahun 2025 akan bertambah sebesar 2 milyar
atau menjadi 8,5 milyar. Jika hal tersebut tidak mendapat perhatian
khusus diperkirakan seabad dari sekarang penduduk dunia baru akan
berhenti tumbuh pada angka 10 milyar. (Wiknjosastro, 2006 : 892).
Berdasarkan data sensus penduduk di Indonesia sebagai negara
berkembang menempati urutan ke-4 di Dunia dengan jumlah penduduk
pada tahun 2007 berkisar 236.355.303 jiwa. Untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan ekonomi melalui internasional conference on pupulation and
development (ICPD). Indonesia diharapakan dapat mengendalikan
pertumbuhan

penduduk

melalui

program

keluarga

berencana

(http://www.bkkbn.go.id.online, diakses tanggal 29 april 2008).


Untuk mencegah terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia,
maka pemerintah mengadakan program Keluarga Berencana Nasional
yang bertujuan ganda dalam meningkatkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera,

dengan

menempatkan

pada

sistem

kafetaria

yakni

menyediakan segala metode sehingga setiap akseptor dapat memilih


sesuai dengan selera dan kecocokan. (Manuaba, 2005).
Salah satu strategi pelayanan kontrasepsi yaitu menggunakan pola
pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat berdasarkan kurun reproduksi
sehat dan paritas. Pada wanita dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilan dengan menggunakan pil KB, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR), suntikan, susuk, kondom atau intravage. Pada wanita usia 20-30
tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan, cara kontrasepsi yang
dianjurkan utama adalah AKDR, kemudian susuk, kontrasepsi suntikan,
pil KB, kondom, atau intravage (Wiknjosastro, 2006, hal 203).
Menurut Sugiri jumlah pasangan usia subur di Indonesia 49 juta
pasangan, dimana yang menjadi akseptor program keluarga berencana
hanya 29.200.000 pasangan usia subur, guna meningkatkan cakupan
program KB selama ini pemerintah menyediakan alat kontrasepsi gratis
bagi pasangan usia subur kurang mampu yang banyaknya sekitar 30%.
(http:// www.antara.co.id/arc online, diakses 28 april 2008).
Berdasarkan Survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada bulan januari sampai desember 2007 mengenai
perkembangan

pencapaian

peserta

KB

baru

di

Indonesia

sebanyak 5.704.311 peserta. Dimana jumlah peserta tertinggi terdapat di


Jawa Barat 1.193.800 (20,93%) peserta dan terendah di Irian Jaya

Barat 11.700 (0,20%) peserta. (http://www.bkkbn.go.id.online, diakses


tanggal 30 maret 2008).
Berdasarkan data yang diperoleh di Propinsi Sulawesi Selatan pada
tahun 2007 jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 1.079.315 jiwa.
Pengguna KB suntik 102.703 (45,75%) peserta, Pil 89.228 (39,73%)
peserta, kondom 14.049 (6,25%) peserta, Implant 13.920 (6,19%)
peserta, IUD 3.412 (1,51%) peserta, disusul Mow 1.143 (0,50%) peserta,
Mop 92 (0,04%) peserta, KB aktif sebanyak 789.090 (64,99%) peserta,
pemakai KB tertinggi adalah suntikan sebanyak 340.669 (43,17%)
peserta, Pil 308.402 (39,08%) peserta, Implant 66.808 (8,46%) peserta,
IUD 45.040

(5,70%)

peserta,

Mow

14.283

(1,81%)

peserta,

kondom 13.469 (1,71%) peserta, Mop 419 (0,05%) peserta.


Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan di Puskesmas
Plus Bara-baraya Makassar pada tahun 2007 yaitu akseptor KB suntik
sebanyak

274 (54,74%)

peserta,

sedangkan yang menggunakan

pil 155 (30,82%) peserta, implant 59 (11,72%) peserta, IUD 14 (2,78%)


peserta, dan kondom 1 (0,20%) peserta. Pencapaian keseluruhan peserta
KB baru sebanyak 503 peserta.
Informasi yang diperoleh ini menunjukan bahwa di propinsi Sulawesi
Selatan persentase pemakaian alat kontrasepsi jenis IUD berada pada
posisi ke lima (5) yang berarti pemakaian jenis IUD tidak banyak atau
kurang dipilih oleh akseptor, karena adanya kekhawatiran mengenai efek

samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut yaitu nyeri panggul,


perdarahan, nyeri haid. Pada pemakaian alat kontrasepsi jenis IUD ini
masih ada akseptor yang merasa kurang paham tentang efek samping
yang ditimbulkan dan kurangnya konseling dari petugas kepada akseptor.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih
jauh tentang IUD dan memaparkannya lewat Karya Tulis Ilmiah dengan
judul Manajemen Asuhan Kebidanan pada akseptor IUD.
B.

Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang

lingkup

penulisan

Karya

Tulis

Ilmiah

ini

adalah

penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny B Akseptor

IUD

dengan nyeri haid di Puskesmas Plus Bara -baraya Makassar tanggal


19 s.d 21 Mei 2008, dengan menggunakan pendekatan manajemen
asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
C.

Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanankan Asuhan Kabidanan pada Ny B Akseptor
IUD Dengan Nyeri Haid di Puskesmas Plus Bara-baraya Makassar
tanggal 19 s.d 21 mei 2008, dengan menggunakan pendekatan
Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan
B

pengumpulan

data

dasar

pada

Ny

Akseptor Dengan Nyeri Haid di

Puskesmas Plus

Bara-Baraya

Makassar tanggal 19 s.d 21 mei 2008.


b. Mengidentifikasikan
Akseptor

IUD

diagnosa

Dengan

dan masalah aktual pada Ny B

Nyeri

Haid

di

Puskesmas

Plus

Bara-baraya Makassar tanggal 19 s.d 21 mei 2008.


c. Mengidentifikasikan
Ny B

Akseptor

diagnosa dan
IUD Dengan

masalah
Nyeri Haid

potensial

pada

di Puskesmas

Plus Bara-baraya Makassar tanggal 19 s.d 21 mei 2008.


d. Melakukan
IUD

tindakan segera/kolaborasi

Dengan Nyeri

pada Ny B Akseptor

Haid di Puskesmas Plus

Bara-baraya

Makassar tanggal 19 s.d 21 mei 2008.


e. Merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada NyB Akseptor
IUD

Dengan

Nyeri Haid di Puskesmas

Plus

Bara-baraya

Makassar tanggal 19 s.d 21 mei 2008.


f. Melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada NyB Akseptor
IUD Dengan

Nyeri

Haid di

Puskesmas

Plus Bara-baraya

Makassar tanggal 19 s.d 21 mei 2008.


g. Mengevaluasi Asuhan

Kebidanan pada Ny B Akseptor IUD

Dengan Nyeri Haid di Puskesmas Plus Bara-baraya Makassar


tanggal 19 s.d 21 mei 2008.
h. Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam Asuhan
yang telah dilaksanakan pada Ny B Akseptor IUD Dengan

Nyeri

Haid

di Puskesmas Plus Bara-baraya Makassar tanggal

19 s.d 21 mei 2008.


D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir
dijenjang pendidikan D III Kebidanan Universitas Indonesia Timur.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu dan
pengetahuan serta bahan acuan penulisan Karya Tulis selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan bagi rekan-rekan Mahasiswa program D III
Kebidanan Universitas Indonesia Timur dalam melaksanakan Asuhan
Kebidanan, khususnya mengenai akseptor IUD.
4. Manfaat bagi penulis
Merupakan

kontribusi

pengetahuan

pemikiran

dalam

proses penerapan ilmu

dan meningkatkan keterampilan khususnya dalam

menerapkan Asuhan Kebidanan pada akseptor IUD.


E. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, Metode yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan kasus


yang dibahas (IUD dengan nyeri haid) dari beberapa buku dan
informasi internet.
2. Studi Kasus
Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan metode pendekatan
pemecahan

masalah melalui Asuhan Kebidanan yang meliputi:

Pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual maupun masalah


potensial, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi, menyusun
rencana tindakan, melaksanakan tindakan dan mengevaluasi asuhan
kebidanan serta mendokumentasikan dengan akseptor IUD untuk
memperoleh data yang akurat penulis menggunakan teknik :
a.

Anamnese
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarga yang
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

b.

Pemerikasan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu palpasi, dan
pemerikasaan diagnostik lainnya.

c. Pengkajian psikososial
Pengkajian
terhadap

psikososial
kondisi

yang

meliputi
dialami

status

emosional, respon

serta pola

interaksi

klien

terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya serta

pengetahuan tentang kesehatan.


d. Pengkajian Psikososial
Pengkajian

piskososial

terhadap Kondisi
terhadap

yang

meliputi status

emosional, respon

dialami. Serta pola interaksi klien

keluarga, petugas kesehatan, dan lingkungannya serta

pengetahuan tentang kesehatan.


3. Studi Dokumentasi
Mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan
dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium dan hasil pemerikasan
penunjang lainnya.
4. Diskusi
Penulis melakukan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu dokter
atau bidan yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi
dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah.
B.

Sistematika penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ilmiah ini
maka penulis menyusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I :

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Pembahasan

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
BAB II :

TINJAUAN PUSTAKA
A.

Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi


1.

Pengertian Kontrasepsi

2.

Ciri-ciri Kontrasepsi Yang Ideal

3.

Tujuan Kontrasepsi

4.

Macam-macam Metode Kontrasepsi

B.

Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi AKDR/IUD


1.

Pengertian Kontrasepsi AKDR/IUD

2.

Macam-macam Alat Kontrasepsi AKDR/IUD

3.

Mekanisme Kerja Alat Kontrasepsi AKDR/IUD

4.

Keuntungan

dan

Kerugian

Alat

Kontrasepsi

AKDR/IUD
5.

Waktu Yang Tepat Untuk Dilakukan Pemasangan


AKDR/IUD

6.

Kontra Indikasi AKDR/IUD

7.

Teknik Pemasangan AKDR/IUD

C.

8.

Efek Samping dan penanggulangannya

9.

Follow up post insersi IUD

10.

Hal-hal yang harus diketahui oleh akseptor IUD

11.

Angka kegagalan IUD


Tinjauan

Umum

Tentang

Manajemen

Asuhan

Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
2. Tahap Manajemen Asuhan Kebidanan
D.
BAB III.

Pendokumentasikan Manajemen Asuhan Kebidanan

STUDI KASUS
A.

Langkah

I Identifikasi Data Dasar

B.

Langkah

II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

C.

Langkah III Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

D.

Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi Asuhan


Kebidanan

E.

Langkah V Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

F.

Langkah VI Melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan

G.

Langkah VII Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)


BAB IV.

PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang kesenjangan antara teori dan
praktek Asuhan Kebidanan pada Ny B Akseptor IUD Dengan

Nyeri Haid Di Puskesmas Plus Bara-baraya Makassar tanggal


19 s.d 21 Mei 2008.
BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
JADWAL PENELITIAN
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
a. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat permanen atau
menetap yang dapat dilakukan secara mekanis menggunakan alat,
tanpa menggunakan alat atau dengan operasi (Wiknjosastro H,
2001, hal.255).
b. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau
melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur
yang

matang dan

sel

sperma

yang mengakibatkan

kehamilan.
(http://id.answers.yahoo.co.id/question/index?qid.online, diakses 27
mei 2008).
2. Ciri-ciri Kontrasepsi yang Ideal (Hanafi, 2004, hal. 36)
a.

Aman/tidak berbahaya

b.

Dapat diandalkan

c.

Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang


dokter

d.

Murah

e.

Dapat diterima oleh orang banyak

f.

Pemakaian jangka lama (continuation).


3. Tujuan Kontrasepsi (Hanafi, 2004, hal 30)
a. Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB
yaitu dihayatinya NKKBS
b. Mewujudkan Keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS)
c. Penurunan angka kematian yang bermakna
4. Macam-macam Metode Kontrasepsi (Manuaba IBG, 2005)
a. Metode sederhana
1) Kondom pria
Adalah metode kontrasepsi yang dapat menghalangi sperma ke
dalam genetalia interna wanita. Cara kerjanya menyarungi penis
sewaktu coitus sehingga mencegah masuknya sel mani ke dalam
liang senggama karena seluruh semen tertampung di dalam
kondom.
2) Spermaside intravaginal
Adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan
spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks. Cara
kerjanya yaitu melumpuhkan dan mematikan sperma atau
sel
mani menutup mulut serviks serta merubah keadaan lendir atau
cairan vagina. Spermaside terdiri atas 3 jenis yaitu :

a)

Surfactants

b)

Batterisidal

c)

Derajat keasaman yang tinggi.


3) Coitus interuptus
Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri
sebelum terjadi ejakulasi intravaginal. Cara kerjanya
adalah
penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan
demikian air mani sengaja ditumpahkan diluar untuk mencegah
sel mani sengaja ditumpahkan diluar untuk mencegah sel mani
masuk karena fertilisasi.
4) Pantang berkala
Adalah hubungan seksual dengan memperhitungkan masa subur
wanita. Prinsip kerjanya berpedoman pada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi hanya satu kali
sebulan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah
hari ke-14 dari haid yang akan datang. Kontrasepsi pantang
berkala adalah berpantang beberapa hari sebelumnya, ditambah
beberapa hari sesudah ovulasi. Ada dua cara yaitu sistem
kalender dan sistem suhu badan basal.
5) Cervical cup
Adalah Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.

6) Kondom wanita
Adalah kombinasi antara Diafragma dan Kondom. Alat ini terdiri
dari dua cincin polyurethane yang lentur berbentuk difragma yang
terdapat pada masing-masing ujung dari suatu selubung lunak
polyurethane yang longar. Cincin luar menutupi labia dan dasar
penis keatas selama senggama dan cincin luar menutupi labia
dan dasar penis. Sebelum dipasang biasanya ditambahkan
spermisid pada alatnya.
b. Metode Hormonal
1) Pil KB
a) Pil progesteron

(exploton) adalah

pil

yang

hanya

mengandung progesteron.
b) Pil KB kombinasi adalah pil yang mengandung komponen
progesteron/esterogen.
c) Pil KB sekuensial adalah pil yang terdiridari esterogen dan
progesteron

saja untuk 14-16 hari dan disusul tablet

kombinasi untuk 5-7 hari.


d) After morning pill adalah pil yang mengandung esterogen
kadar tinggi.
2) Suntikan KB
a) Depo-provera yang mengandung medroxy progesteron
asetat 150 mg.

b) Cyclofem yang mengandung medroxy progesteron asetat


50 mg dan komponen esterogen.

3) Susuk KB
a) Norplant terdiri dari 6 batang berisi hormon levonorgestrel,
daya kerja 5 tahun.
b) Implanon terdiri dari 1 batang berisi 60 mg ketodesogestrel,
yang dikelilingi suatu membrane EVA, berdaya kerja 2-3
tahun.
c. Mekanis
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi
yang

dimasukkan ke dalam rahim untuk

menghambat

masuknya spermatozoa.
d. Metode mantap
1) Tubektomi

adalah

menghentikan

prosedur

fertilisasi

bedah

seorang

sukarela

perempuan

untuk
secara

permanent.
2) Vasectomy

adalah

prosedur klinik

untuk menghentikan

kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi


vasa

deferensia

sehingga

alur

transportasi

terhambat.
B. Tinjauan Khusus Tentang Kontrasepsi AKDR/IUD

sperma

1. Pengertian Kontrasepsi AKDR/IUD


a. Kontrasepsi

adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat

efektif, aman dan reversibel bagi wanita tertentu, terutama yang


tidak terjangkit PMS dan sudah pernah melahirkan. ( Brahm U.
Pendit, 2007).
b. AKDR sama dengan alat kontrasepsi yang lain seperti implant,
pil, suntikan yaitu untuk
berencana yang
dengan

kehamilan

berarti

meningkatkan

penerimaan

makin berkurang

beresiko

tinggi

dengan

keluarga

kelompok

ibu

akibat semakin

menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal


(Manuaba, 2005).
Berdasarkan

pengertian di atas, penulis

menyimpulkan bahwa

kontrasepsi IUD merupakan alat kontrasepsi yang mempunyai


daya guna dan tingkat efektifitas yang tingi di dalam upaya
pencegahan kehamilan.
2. Macam-macam alat kontrasepsi IUD (Hanafi, 2004)
a. Un. Medicate IUD
Lipps loop

Gambar 01: IUD Lipps loop


Diperkenalakan

pada

awal 1960 - an

IUD standar, terbuat dari polyeht

dan dianggap sebagai

(suatu plastik inert

secara

biologic) ditambah barium sulfat.


b. Medicatet Device atau Bio-Active Device yang terdiri dari dua bahan
antara lain (Hanafi, 2004) :
1) Mengandung logam :
a) Cu T 380 A :

Gambar 02. IUD CuT 380 A


Panjang 36

mm, lebar 32 mm, 314 mm2 kawat Cu pada

batang vertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing


mm2 pada

33

masing-masing lengan horizontal. Daya kerjanya 8

tahun (FDA : 10 tahun).


b) Cu T 380 Ag : Seperti Cu T 380 A hanya dengan tambahan
inti Ag di

dalam kawat Cu nya. Daya kerja 5

tahun
c) Nova T

: Panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm 2 luas


permukaan

Cu

nya dengan inti Ag di dalam

kawat Cu nya. Daya kerja 5 tahun.

2) Mengandung hormon : Progesteron atau Levonorgestrel yang


meliputi :
a) Progestart = Alza-T, dengan daya kerja 1 tahun
b)

LNG mengandung Levonorgestrel.

3. Mekanisme kerja kontrasepsi AKDR/IUD ( Saifuddin , 2003,


hal. MK-72)
Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Tetapi ada
beberapa mekanisme kerja IUD yang telah diajukan yaitu :
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
b. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR

bekerja

walaupun

terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

AKDR

membuat

sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma


untuk

fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi IUD ( Saifuddin, 2003, hal.
MK-73)
Keuntungan
1) Efektifitas nya tinggi 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam
satu tahun pertama.
2) AKDR dapat efektif setelah pemasangan
3) Metode jangka panjang ( 10 tahun)
4) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6) Meningkatkan kenyamanan karena tidak perlu takut hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus
10) Dapat digunakan sebelum menopause (1 tahun atau lebih
setelah haid terakhir)
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
12) Membantu mencegah kehamilan ektopik.
b. Kerugian
1) Efek samping yang umum terjadi

a) Perubahan siklus haid


b) Haid lebih lama dan banyak
c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d) Saat haid lebih sedikit
2) Komplikasi lain :
a) Merasakan

sakit dan kejang selama 3 5 hari setelah

pemasangan
b) Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya
yang memungkinkan penyebab anemi
c) Perforasi dinding uterus.
3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan
5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai AKDR
6) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan
dalam pemasangan AKDR
7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasanagn AKDR
8) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
9) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui
10) Tidak mencegah terjadinya kehamilna ektopik

11) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari


waktu ke waktu
5. Waktu yang tepat untuk melakukan pemasangan AKDR
(Manuaba, 2005)
a.

Bersamaan dengan menstruasi

b.

Hari kedua, ketiga pasca persalinan

c.

Bersamaan dengan abortus dan kuretase

d.

Sewaktu seksio sesarea.

6. Kontra indikasi (Hanifa, 2004, hal. 208)


a.

Kontra indikasi absolut :

1)

Diduga hamil

2)

Infeksi pelvis yang akut

3)

Adanya tumor ganas pada traktus genetalis

4)

Adanya metroragia yang belum disembuhkan

5)

Pasangan yang tidak lestari.

b.

Kontar indikasi relatif :


1) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
2) Insifisiensi serviks uteri
3) Uterus

dengan parut

pada dindingnya, seperti erosio

posssioner uteri.
7. Tehnik pemasangan AKDR/IUD (Manuaba)

Memperhatikan

penyulit

AKDR, maka

pemasangan

perlu

mendapat perhatian.
a. Persiapan pemasangan AKDR/IUD
1)

Penderita tidur terlentang di meja ginekologi

2)

Vulva dibersihkan dengan kapas betadine, lisol

3)

Dilakukan pemeriksaan dalam untuk besar dan arah rahim

4)

Doek steril dipasang di bawah bokong ibu

5)

Spekulum cocor bebek dipasang sehingga serviks tampak

6)

Serviks portio dibersihkan dengan kapas betadine

7)

Dilakukan sonde untuk menentukan dalam dan panjangnya


rahim serta posisi rahim.
b. Periksa ulang (kontol) IUD (Rustam Mochtar, 1998)
Kontrol IUD ini penting dalam rangka pengayoman medis,

1)

Periksa ulang dapat dilakukan :


a) Oleh akseptor sendiri dengan melihat atau merasakan
apakah benang kelihatan

atau terasa sewaktu datang

haid, atau dengan memeriksa sendiri yaitu dengan jari


(jari telnjuk yang telah dicuci bersih) yang telah dicuci
bersih. Akseptor dapat meraba benang di dalam vagina.
b) Di klinik KB dengan memakai spekulum, dapat dilihat
benang dan keadaan serviks atau dengan pemeriksaan
dalam benang IUD dapat diraba.

2) Bila ada pemeriksaan ulang benang IUD tidak kelihatan, maka


ada beberapa kemungkinan :
a) Benang IUD masuk ke dalam kanalis servikalis atau ke
dalam rongga rahim.
b) Benang IUD dipotong terlalu pendek, bahkan ada beberapa
pemasang yang membuang sama sekali benang dengan
alasan

bahwa

benang

dan menyebabkan

iritasi

dapat

membawa infeksi

pada portio, menyebabkan

erusio persionis.
c) Terjadi ekspulsi tanpa disadari akseptor
d) Terjadi

kehamilan atau adanya mioma uteri,

sehingga benang masuk ke dalam rongga rahim


yang bertambah besar.
e) Telah terjadi translokasi IUD, sebagian atau seluruhnya.
3) Pemeriksaan yang dilakukan adalah untuk memastikan
mengapa benang IUD tidak kelihatan.
a) Dengan pemeriksaan ginekologi dan uji kehamilan,
pastikan bahwa wanita ini tidak hamil.
b) Lakukan sonde kanalis servikalis dan rongga rahim,
sebab kadangkala dijumpai bahwa IUD masih dalam
rongga rahim.
c) Buat foto roentgen dengan memakai sonde rahim

d) Periksa dengan ulrasonografi


Dua pemeriksaan pertama dapat dilakukan oleh paramedis
dan

dokter

umum, sedangkan

pemeriksaan

selanjutnya memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi.


8. Efek samping (Hananfi, 2004, hal. 218)
Efeksampping/komplikasi IUD dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
a. Pada saat insersi (pemasangan) :
1)

Rasa sakit/nyeri

2)

Muntah, keringat dingin dan syncope

3)

Perforasi uterus
b. Dikemudian hari :

1)

Rasa sakit dan perdarahan

2)

Embedding dan displacement

3)

Infeksi.
9. Follow up post insersi IUD (Hanafi, 2004, hal. 227 )

a.

2 minggu setelah insersi

b.

1 bulan berikutnya

c.

3 bulan berikutnya

d.

6 bulan-1 tahun sekali.


10. Hal-hal yang harus diketahui oleh akseptor IUD (Hanafi, 2004)

a.

Cara memeriksa sendiri benang ekor IUD


Hal ini terutama berlaku dala bulan-bulan pertam post insersi,

kemudian periksa setiap selesai haid atau bila ada dismenore.


Akseptor tidak akan dilindungi oleh IUD bila :
1) Tidak teraba benang ekor
2) Teraba batang IUD
3) Benang ekor IUD bertambah panjang atau bertambah pendek.
b.

Efek samping yang sering timbul misalnya perdarahan haid yang


bertambah banyak/lama, rasa sakit/kram.

c.

Segera mencari pertolongan medis bila timbul gejala-gejala infeksi

d.

Kehamiln + IUD in utero mungkin saja suatu kehamilan ektopik

e.

Macam IUD yang dipakainya

f.

Saat untuk mengganti IUD nya

g.

Pertimbangkan pemakaian metode kontrasepsi tambahan seperti


kondom atau spermisid selama 3 bulan pertama pst insersi

h.

Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD :


1) Terlambat haid (kehamilan), perdarahan abnormal
2) Nyeri abdomen, dipareunia
3) Vaginal discharge abnormal
4) Merasa tidak sehat, demam, menggigil
5) Benang ekor IUD menghilang, bertambah pendek atau panjang.
i. Bila mengalami keterlambatan haid, segera periksakan diri ke
petugas medis

j. Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil kembali setelah IUD


dikeluarkan dan gunakan metode kontrasepsi lain selama waktu
tersebut.
11. Angka kegagalan IUD (Hanafi, 2004, hal. 207)
a. Belum ada IUD yang 100% efektif
b. Angka kegagalan untuk :
1) IUD pada umumnya : 1-3 kehamilan per 100 wanita pertahun
2) Lippes loop dan fisrt generation Cu IUD : 2 kehamilan per 100
wanita pertahun
3) Second generation Cu IUD :
< 1 kehamilan per 100 wanita perahun dan 4 kehamilan per
100 wanita setelah 6 tahun pemakaian
c. Angka kontinuitas pemakaian IUD
1) 70 90 per 100 wanita setelah satu tahun
2) Di Indonesia 65 - 75% akseptor IUD masih tetap memakai IUD
nya, dibandingkan 30 - 40% yang memakai pil oral.
C. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan

adalah

proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untukmengorganisasikan


pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan

keterampilan dan rangkaian tahapan logis untuk pengambilan


keputusan yang berfokus pada klien. (Simatupang E.J, 2006).
2. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan (Simatupang E.J, 2006)
Langkah I : Pengumpulan Data
Pada langkah pertama dilakukan pengkajian dan pengumpulan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara
lengkap yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai

dengan

kebutuhannya dan pemeriksaan laboratorium. Pada langkah pertama


ini disimpulkan semua informasi yang

akurat

dan

sumber

yang
berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal
yang lengkap.
Langkah II : Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual
Dilakukan

identifikasi

yang benar terhadap diagnosa atau

masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas


data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
sehingg ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik. Masalah
sering berkaitan dengan wanita yang diidentifkasi oleh bidan sesuai
pengarahan, masalah sering menyertai diagnosa.
Langkah III : Identifikasi Perlunya Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Mencerminkan


kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Langkah IV : Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Mengidentifkasi perlunta tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan
Direncanakan

Asuhan

yang

menyeluruh

ditentukan

oleh

langkah - langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan


manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi
atau antisipasi rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.
Dengan perkataan lain asuhan terhadap wanita tersebut sudah
mencakup setiap hal yang berkaitan dengansemua aspek asuhan,
setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
merupakan bagian dari pelaksanaan rencan tersebut, oleh karena itu
pada langkah ini tugas bidan adalh merumuskan rencana asuhan
sesuai

dengan

pembahasan

rencana

asuhan

sesuai

dengan

pembahasan

rencana

bersama

klien,

kemudian

membuat

kesepakatan bersama sebelum melaksanaka tindakan.


Langkah VI : Implementasi Asuhan Kebidanan
Pada

langkah

keenam

seperti yang telah diuraikan

ini

rencana

pada

asuhan

langkah

menyeluruh,

yang

kelima

dilaksanakan secara efisien dan aman. Implementasi dapat dikerjakan


secara keseluruhan oleh bidan ataupun bekerjasama dengan tim
kesehatan lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya Misalnya : agar
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Langkah VII : Evaluasi Asuhan Kebidanan
Dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakan benar - benar
telah

terpenuhi

sesuai

dengan

kabutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat


dianggap

efektif

pelaksanaannya,

ada kemungkinan bahwa

sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.


D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (Simatupang, E. J, 2006)
Asuhan yang diberikan harus dicatat secara benar, jelas, singkat
dan logis dalam satu metode pendokumentasian. Pendokumentasian
yang benar adalah yang dapat mengkombinasikan kepada orang lain
mengenai asuhan yang telah dilakukan dan akan dilakukan pada

seorang klien, yang di dalamnya tersirat proses berfikir sistematis


seorang bidan menghadapi klien sesuai dengan langkah-langkah
dalam proses manajemen kebidanan. Menurut Helen Varney, alur
berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 (tujuh) langkah agar
diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
malalui proses berpikir sistematis, maka dokumentasi dalam bentuk
SOAP yaitu :
1. Subyektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnese langkah 1 Varney.
2. Obyektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
3, Assesment (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi :
a.

Diagnosa/Masalah

b.

Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial

c.

Perlunya tindakan segera oleh bidan an


dokter, konsultasi/
kolaborasi dan rujukan sebgai langkah II, III, dan IV Varney.

4.

Planning (P)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
tindakan implementasi (I), dan evaluasi (E) berdasarkan assesment
sebagai langkah V, VI, VII.

Tabel 01 : Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan


Alur Pikir Bidan

Pencatatan dari
Asuhan Kebidanan

Proses
Manajemen
Kebidanan

Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan

7 Langkah dari
Halen Varney
1. Pengumpulan data
2. Merumuskan
Diagnosa
3. Antisipasi Diagnosa/
Masalah Potensial
4. Tindakan Segera
dan kolaborasi

5
Langkah
Kompetensi
Bidan
Data

Soap Notes

Assesment/
Diagnosa

Assesment/
Diagnosa

Subjektif
Objektif

Asuhan Kebidanan
5. Rencana Tindakan
Asuhan Kebidanan

Membuat
rencana

6. Implementasi

Implementasi

7. Evaluasi

Evaluasi

Planning:
a. Konsul
b. Tes Lab
c. Rujukan
d. Pendidikan/
konseling
e. Follow Up

Sumber : Simatupang E.J, Penerapan Unsur-unsur Manajemen Dalam


Praktik Kebidanan , 2006. hal 62.

BAB III
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY.B AKSEPTOR IUD DI PUSKESMAS
PLUS BARA BARAYA MAKASSAR
TANGGAL 19 S/D 21 MEI 2008
No. Register

: 02 94 05

Tanggal masuk Rumah Sakit

: 19 Mei 2008 jam 09.45 wita

Tgl. Pengkajian

: 19 Mei 2008 jam 10.00 wita

A. Langkah I : Identifikasi Data Dasar


1. Identitas Ibu/ Suami
Nama

: Ny B / Tn I

Umur

:35 tahun / 37 tahun

Nikah/Lamanya

: 1 kali/ tahun

Suku

: Makassar / Makassar

Agama

: Kristen/kristen

Pendidikan

:S1/S1

Pekerjaan

: p. Swasta/P. Swasta

Alamat

: jl. Gunung Merapi No.3

2. Data Biologis/Fisiologi
a. Keluhan utama
Ibu mengeluh nyeri haid
b. Riwayat keluhan utama
1) Ibu merasakan nyeri haid setelah menjadi akseptor IUD jenis CuT
380 A.
2) Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan sangat mengganggu aktifitas
kesehariannya.
c. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1) ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, ginjal dan penyakit lannya.
2) Tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan obat-obatan
3) Ibu mengalami nyeri bila haid
c. Riwayat Keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit menular dan penyakit
turunan lainnya.

d. Riwayat reproduksi
1) Riwayat haid
Menarche

: 15 tahun

Siklus haid

: 28 hari

Dismenorhoe

: ada

Lamanya

: 7 hari

2) Riwayat obstetri
Mempunyai 2 orang anak.

e . Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu


N
o

Tahun

Keha
milan

Persalianan
Jenis

1.

2004

2.

2007

Cukup
bulan
Cukup
bulan

Tempat

Normal

PKM

Normal

PKM

Bayi
Peno
long
Bida
n
Bida
n

Jenis
kelamin
Perem
puan
Perem
puan

BBL/
PBL
2800 g
49 cm
3000 g
50 cm

Nifas
Kea
daan
Hidup

Normal

Hidup

Normal

f. Riwayat KB
Ibu pernah menjadi akseptor KB suntik
g. Riwayat ginekologi
Ibu tidak pernah mengalami penyakit kelamin, tumor pada sistem
reproduksi.

3. Data Psikososial, Spiritual dan Ekonomi


a. Ibu belum ada rencana hamil lagi
b. Ibu sealu bersama-sama dalam mengambil keputusan
c. Alasan ibu memilih IUD karena ingin menjarangkan kelahiran anak
d. Ibu merasa cemas dengan alat kontrasepsi yang dipakainya
e. Ibu rajin beribadah
f. Ibu berkeyakinan tidak ada larangan dalam agama untuk ber KB.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum :
1) Kesadaran : composmentis
2) Tanda-tanda vital :
a) TD :110/70 mmHg
b) N :84 kali / menit
c) S :36,5C
d) P :20 kali/menit
b. Kepala
Rambut bersih, tidak mudah rontok dan tidak ada nyeri tekan pada kulit
kepala.
c. Wajah
Ekspresi wajah ibu tampak cemas dan tidak ada oedema.
d. Mata

Sklera tidak ikterus, kunjungtiva merah muda.


e. Gigi dan mulut
Tidak ada caries dan mulut tampak bersih.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan vena jagularis.
g. Payudara
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, tidak teraba massa dan
pengeluaran Asi positif.
h. Abdomen
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka bekas operasi
i. Genetalia
Tidak dilakukan
j. Ekstermitas atas bawah
Tidak ada oedema dan varises.
k. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dilakukan.
B. Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
1. Akseptor KB IUD dengan jenis CuT 380 A
DS

:
a. Ibu menjadi akseptor KB IUD sejak tanggal 20 april 2008
b. Ibu ingin memilih koontrasepsi yang bersifat permanen.

DO

:-

Analisa dan interpretasi data


a. IUD/AKDR

merupakan benda asing dalam rahim sehingga

menimbulkan reaksi benda asing dengan timbulnya leokosit, mikrofan


dan limfosit juga menghadsilkan perubahan pengeluaran cairan
protaglandin yang menghalangi kapasitas spermatozoa. Ion Cu yang
dikleuarkan IUD/AKDR dengan Copper menyebabkan gangguan gerak
sprematozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan
konsepsi (Manuaba, 2005).
b. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam, cavum
uteri sehingga implantasi sel telur yang teah dibuahi terganggu, juga
pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi
(Hartanto, 2004).
2. Masalah nyeri waktu haid
DS

:
Ibu merasa nyeri waktu haid

DO

Tanda-tanda vital :
TD

: 110/70 mmHg

: 80 x/menit

: 36,5 OC

: 24 x/menit

Ibu memakai jenis IUD CuT 380 sejak tanggal 20 april 2008

Analisa dan interpretasi data


Nyeri pada waktu haid bermula pada saat terjadi ovulasi. Pada
saat ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium) kadang -kadang terdapat
perdarahan sedikit yang akan merangsang peritoneum di pelvis
sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstruapain. Namun
pada akseptor IUD perasaan mules dan nyeri biasanya terjadi sehabis
inserse yang kemungkinan bertepatan pada saat menstruasi. Akan
tetapi perasaan nyeri dan mules seperti ini akan hilang dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu. (Hanafi, 2004).

C. Langkah III : Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial


Tidak ada data yang mendukungtuk terjadinya masalah potensial.
D. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukungtuk untuk melakukan tindakan segera
atau kolaborasi.
E. Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan
1. Tujuan :
a. Ibu menjadi akseptor kontrasepsi IUD
b. Keadaan umum ibu baik
c. Rasa cemas ibu dapat teratasi
2. Kriteria :

a. Ibu tetap menjadi kaseptor KB IUD jenis CuT 380 A


b. Ibu tidak mengeluh nyeri lagi
c. Ekspresi wajah ibu mulai tenang
d. Ibu datang pada kunjungan berikutnya dengan jadwal yang
ditentukan untuk melakukan pengontolan ulang.
3. Rencana Tindakan :
a. Beritahu ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan
diberikan kepadanya.
Rasional : Agar klien dapat operatif dalam setiap pelaksanaan
tindakan.
b. Jelaskan pada ibu tentang efek samping yang ditimbulkan IUD
Rasional : Mencegah kekhawatiran pada ibu bila terjadi efek
samping.
c. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan utamanya pada
daerah genetalia.
Rasional : Dengan menjaga kebersihan dapat mencegah terjadinya
infeksi.
d. Anjurkan ibu agar kembali pada jadwal yang telah ditentukan
Rasional : Mencegah terjadinya pnegeleluaran IUD
e. Anjurkan ibu untuk ke klinik jika terdapat masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan pemakaian IUD.
Rasional : Agar klien mendapat pertolongan secara dini dan tepat.

f. Memberikan analgetik 3 x 500 mg/hari pada ibu untuk mengurangi


nyeri, namun bila rasa nyeri semakin bertambah, berarti ibu harus
segera ke klinik/dokter.
Rasional : Dengan analgetik yang mengandung anti nyeri yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dengan dosis yang telah
ditentukan.
F. Langkah VI : Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Tanggal 19 mei 2008 jam 10.00 wita
1. Memberitahu ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan
diberikan kepadanya.
2. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping yang ditimbulkan IUD
3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan utamanya pada
daerah genetalia.
4. Menganjurkan ibu agar kembali pada jadwal yang telah ditentukan
5. Anjurkan ibu untuk ke klinik jika terdapat masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan pemakaian IUD.
6. Memberikan anlgetik 3 x 500 mg/hari pada ibu untuk mengurangi
nyeri, namun bila rasa nyeri semakin bertambah, berarti ibu harus
segera ke klinik/dokter.
G. Langkah VII :Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan
Tanggal 19 mei 2008 jam 10.30 wita
1. Ibu masih mengeluh nyeri

2. Ibu masih memakai IUD CuT 380 A.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


PADA NY. BAKSEPTOR IUD DI PUSKESMAS
PLUS BARA-BARAYA MAKASSAR
TANGGAL 19 MEI 2008
No. Register

: 02 94 05

Tanggal masuk Rumah Sakit

: 19 Mei 2008 jam 15.00 wita

Tgl. Pengkajian

: 19 Mei 2008 jam 13.25 wita

A. Identitas Ibu/ Suami


Nama

: Ny B / Tn I

Umur

:35 tahun / 37 tahun

Nikah/Lamanya : 1 kali/ tahun


Suku

: Makassar / Makassar

Agama

: Kristen/kristen

Pendidikan

:S1/S1

Pekerjaan

: P. Swasta/P. Swasta

Alamat

: jl. Gunung Merapi No.3.

B. Subjektif (S)
1. Ibu menjadi akseptor KB sejak tanggal 10 april 2008
2. Ibu mengatakan haid terakhirnya mulai tanggal 20 april 2008
3. Ibu merasakan nyeri haid sejak menjadi akseptor IUD
4. Tidak ada gangguan pada saat melakukan hubuan sex
C. Objektif (O)
1.

Keadaan umum baik

2. Kesadarancomposmentis
3. Tanda-tanda vital ibu:
Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 84 x/menit

Suhu

: 36,5OC

Penapasan

: 20 x/menit.

4. Pada kartu akseptor bahwa klien memakai IUD jenis CuT 380 A.
D. Assesment (A)
Akseptor IUD dengan kasus nyeri haid.
E. Planning (P)
Tanggal 19 mei 2008 jam 10.00 wita
1. Memberitahu ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan

diberikan kepadanya.
2. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping yang ditimbulkan IUD
3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan utamanya pada
daerah genetalia.
4. Menganjurkan ibu agar kembali pada jadwal yang telah ditentukan
5. Anjurkan ibu untuk ke klinik jika terdapat masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan pemakaian IUD.
6. Memberikan anlgetik 3 x 500 mg/hari pada ibu untuk mengurangi
nyeri, namun bila rasa nyeri semakin bertambah, berarti ibu harus
segera ke klinik/dokter.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. B
AKSEPTOR IUD DI PUSKESMAS PLUS
BARA-BARAYA MAKASSAR
TANGGAL 20 MEI 2008
A. Data Subjektif (S)
Ibu masih merasa nyeri haid
B. Data Objektif (O)
1. Ekspresi wajah ibu meringis
2. Ibu mengatakan nyeri haidnya masih dirasakan
3. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah

: 120/70 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

Suhu

: 36,5OC

Penapasan

: 22 x/menit.

C. Assesment (A)
1. Aksepto IUD dengan kasus nyri waktu haid
2. Tidak ada data yang menunjang untuk tindakan segera.
D. Planning (P)
Tanggal 20 mei 2008 jam 09.30 wita
1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Menjelaskan efek samping yang ditimbulkan alat kontrasepsi IUD.
3. Menganjurkan pada ibu untuk minum obat analgetik apabila masih ada
nyeri haid.
4. Mengingtakan pada ibu untuk menjaga kebersihan utamanya pada
daerah genetalia.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA


NY. N AKSEPTOR IUD DI PUSKESMAS
PLUS BARA-BARAYA MAKASSAR
TANGGAL 21 MEI 2008
A. Data Subjektif (S)
Ibu sudah tidak merasa nyeri lagi
B. Data Objektif (O)
1. Ekspresi wajah ibu meringis
2. Ibu mengatakan nyeri haidnya masih dirasakan
3. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 884 x/menit

Suhu

: 36,5OC

Penapasan

: 24 x/menit.

C. Assesment (A)
1. Akseptor IUD dengan kasus nyeri waktu haid
2. Tidak ada data yang menunjang untuk tindakan segera.
D. Planning (P)
Tanggal 21 mei 2008 jam 09.00 wita
1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Menjelaskan efek samping yang ditimbulkan alat kontrasepsi IUD.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan utamanya pada daerah
genetalianya.
4. Menganjurkan pada ibu untuk datang ke klinik jika terdapat masalah
seperti nyeri haid yang hebat, perdarahan dan lain-lain sehubungan
dengan pemakaian IUDnya.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan
hasil studi pelaksanaan dan penerapan asuhan kebidanan pada klien Ny.B
akseptor IUD Dengan Nyeri Haid di Puskesmas Plus Bara-baraya Makassar
tanggal19 s.d 21 mei 2008.
Dalam penerapan asuhan kebidanan secara teoritis yang dimulai dari
pengkajian data, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan potensial,
tindakan segera/kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi
asuhan kebidanan yang terjadi pada kasus Ny.B.
A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Dalam teori ditemukan bahwa identifikasi data dasar merupakan


tahap awal dari proses manajemen kebidanan yang kegiatannya ditujukan
untuk mengumpulkan informasi mengenai akseptor. Tahap pengkajian
diawali dengan pengunmpulan data melalui anamnese yang meliputi
identitas istri/suami, data biologis/fisiologis, data psikososial, spiritual dan
ekonomi serta pemeriksaan fisik yang berpedoman pada format
pengkajian yang tersedia, namun tidak menutup kemungkinan untuk
menambahkan data-data yang ditemukan jika dibutuhkan.
Kontrasepsi IUD merupakan alat kontrasepsi yang mempunyai daya
gunadan tingkat efektifitas yang tinggi didalam upaya pencegahan
kehamilan. Untuk pemasangan IUD perlu mendapatkan perhatian
terhadap penyulit-penyulit yang akan terjadi. Oleh sebab itu, perlu
informasi yang harus saling berkaitan dan menggambarkan masalah
kesehatann yang dialmi oleh akseptor yang meliputi biopsikososial dan
spiritual.
Data yang diperoleh pada klien Ny.B yaitu akseptor IUD dengan nyeri
haid dengan melihat data yang dipeoleh maka tidak terdapat perbedaan
tinjauan kasus nyata pada klien Ny.B dengan pengguna IUD.
Pada tahap pengkajian ini penulis tidk menemukan hambatan yang
berarti. Ini dapat dilihat dari respon dan sikap akseptor yang terbuka untuk
mamberikan informasi yang diperlukan karena dengan melakukan

pendekatan yang baik dengan klien kita dapat memeroleh data secara
lengkap, menyeluruh dan berfokus.
B.

Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual


Dalam teori, kontrasepsi IUD dapat menimbulkan efek samping
seperti rasa sakit /nyeri/mules, perdarahan, keputihan, dismenorhoe, nyeri
sewaktu koitus dan perforasi namun dengan konseling dan pemberian
yang tepat, keluhan dapat teratasi.
Pada kasus ini ditemukan klien akseptor IUD dengan masalah nyeri
haid yang timbul karena ketidaktahuan atau kurang pahamnya ibu
mengenai mekanisme kerjanya dan efeksamping yang ditimbulkan.
Dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori dan kasus.

C.

Langkah III. Identifikasi Masalah Potensial


Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada
data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.

D.

Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi


Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada
data yang mendukung untuk melakukan tindakan segera dan kolaborasi.

E.

Langkah V. Rencana Tindakan


Berdasarkan teori, dengan pemberian konseling yang tepat pada
klien mengenai efek samping dan mekanisme kerja dan IUD, maka
masalah dapat teratasi, dalam hal ini terdapat kesamaan antara teori dan
studi kasus Ny.B akseptor IUD jenis CuT 380 A, yakni memberitahu ibu

setiap akan melaksanakan tindakan yang akan diberikan, menjelaskan


pada ibu keuntungan dan kerugian pemakaian IUD. Menganjurkan pada
ibu untuk menjaga kebersihan utamanya pada daerah genetalia,
menganjurkan pada ibu agar kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
menganjurkan pada ibu agar untuk ke klinik jika terdapat masalah atau
gangguan

kesehatan

sehubungan

dengan

pemakaian

IUD,

dan

menganjurkan pada ibu bila rasa nyeri mengganggu dapat mengobatinya


dengan analgetik 3 x 500 mg/hari, namun bila rasa nyeri semakin
bertambah, berarti ibu harus segera ke klinik / dokter.

F.

Langkah VI. Implementasi Tindakan Asuhan


Kebidanan
Dalam teori tindakan yang dilakukan harus berorientasi pada
intervensi yang telah dibuat. Pada studi kasus ini semua intervensi telah
diimplementasikan pada tanggal 19 mei 2008 jam 11.00 wita. Dalam hal
ini terdapat kesamaan antara teori dan studi kasus Ny.B.

G.

Langkah VII. Evaluasi


Dalam teori ini untuk mengadakan evaluasi setiap masalah dilakukan
observasi langsung data objektif dan subjektif yang didapatkan dari
akseptor. Dalam kasus ini evaluasi masalah yang dihadapi oleh klien pada

dasarnya dapat teratasi sesuai dengan informasi yang diperoleh dari ibu
bahwa nyeri haidnya sudah berkurang. Hal ini dapat dilihat pada ekspresi
wajah ibu yang kembali ceria dan ibu sudah tidak bertanya lagi tentang
keadaannya setelah mendapatkan penjelasan dari petugas. Dalam hal ini
terdapat kesesuaian antara teori dan kasus.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan pada
akseptor IUD dan pengalaman langsung di lahan praktek studi kasus Ny.B
akseptor IUD dengan nyeri haid maka dapat ditarik kesimpulan dan saran
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
AKDR/IUD merupakan metode kontrasepsi efektif yang telah banyak
minati oleh ibu-ibu, terbukti dengan jumlah pemakai ada peserta menurut

data dari DINKES untuk tahun 2007. Hal ini disebabkan karena cara
penggunaannya yang aman, sederhana dan tidak menimbulkan efek
samping yang berlebihan, adapun akseptor KB yang tidak memakai IUD
kebanyakan disebabkan karena cemas dan kurang paham mengenai efek
samping yang ditimbulkan alat kontrasepsi IUD. Pada kasus ini
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan Keluarga
Berencana dengan tahapan-tahapan identifikasi, interpretasi dan analisa
data dasar, perencanaan, implemengtasi dan evaluasi.
Penanganan kasus ini lebih mengutamakan Health Education atau
pendidikan kesehatan tentang mekanisme kerja obat/alat untuk mencegah
kehamilan dan efek samping yang mungkin timbul.

B. Saran
1. Untuk Klien
a. Menganjurkan pada ibu agar memperhatikan kapan ibu harus
kembali untuk mengontrol IUDnya.
b. Ibu harus mengerti dan mengetahui dengan jelas efek samping dari
alat kontrasepsi yang digunakan.
2. Untuk Bidan

a. Bidan dalam memberikan konseling kepada akseptor lebih


diarahkan kepada mekanisme kerja dan efek samping yang
ditimbulkan oleh alat kontrasepsi.
b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam penerapan
kasus keluarga berencana pada umumnya dan metode IUD pada
khususnya.
c. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kontrasepsi dan penanggulangan efek samping secara
dini yang dialami oleh akseptor.
3. Untuk Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya
penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih
ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat
bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber
daya manusia yang berpotensi dan profesional.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Kontrasepsi, (http://www.dunia-ibu.org.online, diakses tanggal 30
april 2008
Anonim, Pasangan Usia Subur, (http://www.antara.co.id/arc.online,
diakses tanggal 28 april 2008).
Anonim, Sensus Penduduk, (http://www.bkkbn.go.id.online,
diakses tanggal 29 april 2008).
Braham U, 2007,Ragam Metode Kontrasepsi, EGC, Jakarta
Hartanto H, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Penerbit Buku

Kedokteran EGC
Simatupang E.J, 2006, Penerapan Unsur-Unsur Manajemen Dalam Praktek
Kebidanan, Jakarta.
Syaifuddin A.B, 2003,Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Wiknjosastro H, 2001, Kebidanan, Edisi II, Cetakan III, YBP-SP, Jakarta.
Varney Halen, 1997, Varney Midwifery Textbook, Third Edition, jones and
Barlett London.

Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik : Efek samping AKDR IUD
2. Sasaran

: Klien Ny.B

3. Waktu

Tanggal 19 mei 2008, jam 10.00

Ruangan Klinik B

wita.
4. Tempat

5. Tujuan Umum

Pada akhir penyuluhan klien mengerti serta memahami efek samping


AKDR/IUD
6. Tujuan Khusus
Ibu mengetahui efek samping AKDR/IUD.
7. Metode

8. Pembimbing :

Ceramah dan diskusi


Bidan S

9. Daftar Pustaka: Hartanto H, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi


Pustaka Sinar Harapan.

EFEK SAMPING AKDR IUD


Efek samping IUD merupakan masalah yang mungkin mengganggu pikiran
aksepor. Efek samping yang paling sering terjadi yaitu :
Gangguan pola haid :
Pola haid yang normal dapat berubah menjadi :
1)

Amonorea

2)

Perdarahan bercak

3)

Perdarahan dalam frekuensi lama.


b. Efek samping pola haid tergantung pada lama pemakaian, perdarahan
bercakberkurang denga berjalannya waktu.
Penanggulangan perdarahan :
Pada saat ini sebagian besar para ahli tidak menganjurkan pemakaian
rutin obat-obatan. Jadi pada umumnya perdarahan bercak/amenore tidak
perlu diobati secara rutin, yang perlu mendapat perhatian dan pertolongan
medis adalah perdarahan hebat dan lama.
Efek samping yang paling sering terjadi pada pemakaian IUD adalah rasa
sakit/nyeri dan mules, keputihan, dismenorea (nyeri selama haid).
a. Rasa sakit/nyeri dan mules
Kejang, nyeri dan mules - mulse serta pegal di pinggang biasa terjadi
sehabis insersi IUD dan pada umumnta akan hilang pada beberapa
hari sampai beberapa minggu.
b. Keputihan
Keputihan yang berlebihan mungkin disebabkan oleh reaksi organ
genetalia terhadap benda asing yang biasanya terjadi pada beberapa
bulan pertama setelah pemasangan.
c. Dismenorea (nyeri selama haid)
Tidak semua wanita yang

memakai IUD akan menderita nyeri haid.

Biasanya hanya terjadi pada wanita-wanita yang sebelumnya memang

sering mengeluh nyeri sewaktu haid.

Anda mungkin juga menyukai